Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STUDI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA MADYA BIMA NUSA TENGGARA BARAT M Jihad Al Ansyari; Mareta Karlin Bonita
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3628

Abstract

Penelitian ini berjudul Studi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Untuk Memenuhi Kebutuhan Oksigen Di Kota Madya Bima, Nusa Tenggara Barat. Tujuan dilakukan penelitian tentang Ruang Terbuka Hijau ini adalah a. Untuk mengetahui luas RTH yang ada di Kotamadya Bima, Nusa Tenggara Barat. b. Untuk mengetahui luas RTH berdasarkan kebutuhan oksigen di Kotamadya Bima, Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis kebutuhan RTH dilakukan dengan berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, kebutuhan konsumesi Oksigen (O ). Hasil pembahasan menunjukkan bahwaLuas RTH di kota Madya Bima, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2025 diperkirakan adalah 36,24 ha. Kebutuhan RTH untuk memenuhi kebutuhan oksigen di kotamadya Bima pada tahun 2025 adalah 4,89%, padahal menurut Peraturan Menteri No 1 Tahun 2007 bahwa luas RTH minimal 30%
UPAYA KONSERVASI DAN PENGEMBANGAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI KELURAHAN RANA LOBA KECAMATAN BORONG KABUPATEN MANGGARAI TIMUR Robertus Habur; Mareta Karlin Bonita
Jurnal Silva Samalas Vol 2, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v2i1.3652

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengidentifikasi kegiatan upaya konservasi yang dilakukan di Kelurahan Rana Loba Manggarai Timur dan untuk mengetahui pengembangan ekowisata yang terdapat di hutan mangrove Kelurahan Rana Loba Manggarai Timur.Penelitian  ini dilaksanakan pada bulaan Januari  sampai Februari  2019Lokasi penelitian ini di Kelurahan Ranan LobaKecematan Borong Kabupaten Manggarai Timur.Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: alat tulis, kamera, laptop dan GPS. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.  Upaya konsevasi Hutan Mangrove yang di lakukan oleh masyarakat Kelurahan Rana Loba yaitu penanaman pohon mangrove di lakukan dari tahun 2014 sebanyak 500 (lima ratus) bibit,kemudian pada tahun 2015 sebanyak 400 (empat ratus) bibit kemudian pada tahun 2016 sebanyak 300 (tiga ratus) bibit, di tanam oleh pengelolah lapangan dan masyarkat setempat ikut berpartisipasi dalam penanaman mangrove dengan luas kawsan hutan mangrove sekitar 9 Ha.Upaya pengembangan Ekowisata Mangrove, kesedian masyarakat dalam pengembangan ekowisata mangrove Kelurahan Rana Loba yang sangat setuju (30%), setuju (26,66%), netral (21,66%), tidak setuju (11,66%), sangat tidak setuju (10%). Adanya kelompok sadar wisata di Kelurahan Rana Loba yang sangat setuju (53,33%), setuju (13,33%), netral (23,33%). Dukungan pemerintah terhadap ekowisata mangrove yang sangat setuju (30%), setuju (33,33%), netral (26,66%), tidak setuju (3,33%), sangat tidak setuju (6,67).  Ekowisata hutan mangrove membantu perekonomian yang sangat setuju (43,33%), setuju (20%), netral (10%), tidak setuju (20%), sangat tidak setuju (6,66%). Kerusakan yang disebapkan oleh pengunjung ekowisata mangrove yang sangat setuju (36,66%), setuju (40%), netral (10%),  tidak setuju (20%),sangat tidak setuju (6,67%).Keberlanjutan pengembangan ekowisata hutan     mangrove yang sangat setuju (26,66%), setuju  (26,66%), netral (22%), tidak setuju (6,66%), sangat tidak setuju (17,72%).
POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA SARAE NDUHA DI DESA SORI TATANGA KECAMATAN PEKAT KABUPATEN DOMPU M. Ardian Dwi Putra; Kemas Usman; Mareta Karlin Bonita
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i2.3643

Abstract

Keberadaan obyek wisata alam Sarae Nduha tidak bisa dipungkiri oleh tiap wisatawan yang berkunjung karena memiliki panorama yang indah dan eksotis. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti bahwa obyek wisata alam Sarae Nduha masih belum berkembang karena kurangnya fasilitas sarana dan prasarana penunjang wisata serta  kurangnya promosi yang dilakukan agar menarik minat pengunjung. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan pengembangan obyek wisata Sarae Nduha. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode studi literatur, observasi, wawancara dan Dokumentasi dalam pengumpulan data. Analisis SWOT digunakan untuk menetapkan strategi pengembangan objek wisata ini kedepannya. Berdasarkan hasil analisis SWOT dalam rangka mengetahui potensi dan  pengembangan obyek wisata Sarae Nduha, Pembangunan pada sarana dan prasarana penunjang wisata pada obyek wisata Sarae Nduha perlu diperioritaskan karena potensi obyek wisata Sarae Nduha sangat bagus untuk dikembangkan dengan syarat diperbaiki akses jalan yang rusak dan penambahan fasilitas seperti tempat duduk dan atraksi wisata. Pembangunan pada sarana dan prasarana penunjang wisata pada obyek wisata Sarae Nduha perlu diperioritaskan. Sebagai tambahan, beberapa hal perlu diperhatikan antara lain: 1) Pembangunan harus melibatkan masyarakat karena masyarakat adalah patner terdekat pemerintah dalam mengsukseskan pembangunan wisata. 2) Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, promosi harus terus dilakukan. 3) Merealisasikan apa yang telah didapat dari proses analisis SWOT pada penelitian ini
STUDI PENDAPATAN MASYARAKAT PENGELOLA HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) DI DESA SENGGIGI KABUPATEN LOMBOK BARAT Lalu Putra Wirawan Asgar; Mareta Karlin Bonita
Jurnal Silva Samalas Vol 2, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v2i2.3666

Abstract

Hutan kemasyarakatan (HKm) merupakan hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk mendapatkan manfaat sumberdaya hutan secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Studi Pendapatan Masyarakat Pengelola Hutan Kemasyarakatan (Hkm) Di Desa Senggigikecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, data yang digunakan  data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari sumber utama (responden) sebanyak 23 dari 227 penggarap dengan metode proporsional random sampling, sedangkan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari data desa. Hasil dari penelitian ini adalah adanya berbagai jenis tanaman yang berada di atas lahan petani terdiri dari Tanaman Berkayu diantaranya Mahoni (Sweitenia mahagoni) dan Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Tanaman MPTS seperti, Nangka (Arthocarpus heterophyllus) dan Melinjo (Gnetum gnemon)., Pisang (Musa acuminata) dan Kopi (Cofee sp), Tanaman Bawah Tegakan/Eempon-empon seperti Kunyit (Curcuma longa), Laos (Alpinia galangga) dan Jahe (Zingiber officinale). Untuk Pendapatan tertinggi adalah Rp.21.698.333 dan pendapatan terendah adalah Rp.5.182.500 dan pendapatan rata-rata dari responden adalah Rp.9.876.730.
ASOSIASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) PADA TANAMAN KEHUTANAN DI AREAL HUTAN TANAMAN RAKYAT KOPERASI MAJU BERSAMA DESA BATU JANGKIH KABUPATEN LOMBOK TENGAH Wahyu Yuniati Nizar; Mareta Karlin Bonita
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 4 No. 4 (2018): Desember 2018
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis tanaman kehutanan, ada atau tidaknya asosiasi FMA dengan tanaman kehutanan serta jenis spora yang menyusun asosiasi FMA tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survey dimana variable yang diamati : persentase akar tanaman kehutanan yang terinfeksi FMA, identifikasi berdasarkan acuan morfologi yang diperoleh dari website INVAM, penghitungan jumlah spora mikoriza, kualitas tanah, identifikasi tanaman kehutanan pada program hutan tanaman rakyat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tanaman kehutanan yang menyusun hutan tanaman rakyat didominasi oleh Gmelina arborea, Swietenia macrophylla dan Albasia falcataria dan Tectona grandis. Hasil pengamatan rizosfer dari masing-masing tanaman, hanya pada tanaman Gmelina arborea yang berasosiasi dengan FMA dan jenis spora yang menyusun FMA adalah jenis Glomus sp.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI KAWASAN HUTAN RAKYAT DI DUSUN MURPAYUNG DESA SIGAR PENJALIN KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA Mareta Karlin Bonita
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 4 No. 2 (2018): Juni 2018
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep pengelolaan hutan rakyat berdasarkan Permenhut No.P.23/Menhut-II/2007 Jo No.P.5/Menhut-II/2008, Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh diatas tanah milik dengan luas minimal 0,25 ha. Penutupan tajuk didominasi oleh tanaman perkayuan, dan atau tanaman tahun pertama minimal 500 batang (Dephut, 1999). Salah satu bentuk pengelolaan hutan rakyat oleh masyarakat adalah dengan teknik Agroforestry. Agroforestry adalah sistem usaha tani yang mengkombinasikan antara tanaman pertanian dan tanaman kehutanan untuk meningkatkan keuntungan serta memberikan nilai tambah. Dalam satu kawasan hutan terdapat pepohonan baik homogen maupun heterogen yang dikombinasikan dengan satu atau lebih jenis tanaman pertanian. oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk pertama, mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) vegetasi di kawasan Hutan Rakyat pada Kelompok Tani Hutan (KTH) Beriuk Patuh Dusun Murpayung Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Kedua mengetahui Indeks Keanekaragaman Jenis vegetasi di kawasan Hutan Rakyat pada KTH. Beriuk Patuh Dusun Murpayung Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, dengan pengambilan data menggunakan metode Garis berpetak yang merupakan modifikasi dari petak ganda atau cara jalur. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk tingkat pohon dengan jumlah vegetasi yang ditemukan sebanyak 58 jenis, INP tertinggi berturut-turut adalah Kelapa 49,18%, Mente 30,78%, Ulam 20,65%,Udu/Kalimuru 19,13%, dan Gmelina 16,14%. Pada tingkat tiang terdapat 45 jenis dengan INP tertinggi Gmelina 114,15%, Mente 38,00%, Ulam 17,40%,Pinang 12,63%, dan Mahoni 11,18%. Untuk tingkat pancang ditemukan 41 jenis dengan INP tertinggi adalah Gmelina 72,0%, Mahoni 24,3%, Ulam 17,3%, Mangga Hutan 13,8%, dan Mente 8,7%. Dan untuk tingkat semai ditemukan 40 jenis dengan INP tertinggi berturut- turut adalah Ulam 47,8%, Gmelina 21,2%, Mangga Hutan 18,0%, Putat 11,7%, dan Kumbi 10,6%. Sedangkan untuk nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) untuk tingkat pohon adalah 3,16 yang berarti tinggi yang menunjukkan bahwa ekosistem di kawasan Hutan Rakyat tersebut adalah baik. Untuk tingkat tiang H’ adalah 2,275, tingkat pancang H’ 2,094, dan tingkat semai H’ 2,692, yang berarti bahwa keanekaragaman jenis pada masing-masing tingkat tersebut adalah sedang.
ANALISIS PERBEDAAN FAKTOR HABITAT MANGROVE ALAMDENGAN MANGROVE REHABILITASI DI TELUK SEPI DESA BUWUN MAS KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT Mareta Karlin Bonita
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 2 No. 1 (2016): Maret 2016
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pengukuran dan pengujian laboratorium yang telah dilakukan di Teluk Sepi Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat bertujuan untuk Mengetahui perbedaan antara mangrove rehabilitasi dan mangrove alam dilihat dari faktor habitat (salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut, ketebalan lumpur, N total, P tersedia, K tersedia, dan C organik) di Teluk Sepi Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Prosedur analisis data dilakukan uji Independent t test, Uji T2 Hoteling dan diskriminasi. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa perbedaan faktor habitat mangrove rehabilitasi dan mangrove alam menunjukkan faktor salinitas di mangrove rehabilitasi 21,52 %o lebih rendah dibandingkan mangrove alam 25,73 %o. Faktor pH air pada mangrove rehabilitasi 7,06, lebih kecil dibandingkan dengan pH air pada mangrove alam 7,65. Faktor Suhu pada hutan mangrove rehabilitasi 28,72 0C lebih kecil dibandingkan dengan Suhu di mangrove alam 33,18 0C. Faktor DO (oksigen terlarut) di mangrove rehabilitasi 1,59 mg/l, nilai ini lebih rendah dari faktor DO di mangrove alam 5,25 mg/l. Untuk ketebalan lumpur di mangrove rehabilitasi 73,20 cm lebih tebal dibandingkan dengan mangrove alam 65,87 cm. N total di mangrove rehabilitasi 0,08 % lebih rendah dibandingkan dengan di mangrove alam 0,17 %. P tersedia mangrove rehabilitasi 1,47 Ppm lebih tinggi dibandingkan dengan di mangrove alam 1,36 Ppm. K tersedia di mangrove rehabilitasi 2,99 Meg/100gr lebih besar dibandingkan dengan di mangrove alam 2,10 Meg/100gr dan parameter C organik di mangrove rehabilitasi 1,32% lebih rendah dibandingkan dengan di mangrove alam 4,46 %. Dari semua faktor-faktor habitat tersebut ada satu faktor pembeda yang paling dominan dilihat dari besarnya koefesien fungsi diskriminansi yang merupakan pembeda pada mengarove Rehabilitas dan mangrove alam yakni pada parameter pH air 1,290C