Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Mikroenkapsulasi Asap Cair Tempurung Kelapa Menggunakan Variasi Total Padatan Terlarut Nurul Azizah Choiriyah; Nur Arifah Qurota A’yunin; Hesti Ayuningtyas Pangastuti; Yohanna Prasetio
Agrikultura Vol 32, No 3 (2021): Desember, 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v32i3.36172

Abstract

Asap cair merupakan suatu bahan hasil dari proses karbonisasi kayu pada suhu tinggi tanpa adanya kehadiran oksigen. Kandungan senyawa bioaktif asap cair terdiri dari senyawa fenol dan asam organik yang memiliki kemampuan sebagai antimikroba dan antioksidan. Senyawa bioaktif mudah mengalami oksidasi atau sangat tidak stabil terhadap panas dan logam. Teknologi mikroenkaspulasi mencegah terjadinya proses oksidasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan total padatan terlarut dari penambahan bahan penyalut maltodekstrin terhadap kadar fenol, kadar asam dan kadar karbonil mikrokapsul asap cair dari tempurung kelapa. Percobaan menggunakan satu faktor, yaitu perbedaan persentase Total Padatan Terlarut (TPT) 15%, 20%, dan 25% sebagai perlakuan. Proses mikroenkapsulasi asap cair dengan melakukan pencampuran  maltodekstrin pada larutan asap cair hingga mencapai persentase Total Padatan Terlarut  sesuai perlakuan. Perubahan larutan dispersi menjadi bubuk berukuran mikro dilakukan dengan spray drying menggunakan suhu inlet 130oC. Kadar fenol tertinggi adalah mikrokapsul asap cair dengan enkapsulan maltodekstrin sampai denganTPT 15%. Penambahan maltodekstrin sebagai enkapsulan tidak berpengaruh pada kadar total karbonil mikrokapsul asap cair. Penambahan  maltodekstrin dapat meningkatkan kadar total asam pada mikrokapsul asap cair. Proses enkapsulasi asap cair terbaik dapat dilakukan menggunakan bahan penyalut maltodekstrin dengan TPT 15% karena memiliki kadar total fenol tertinggi yang berkontribusi terhadap sifat antioksidan dan antimikroba.
PERANAN ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI DAN PORASI BONGGOL PISANG PADA PERTUMBUHAN KENCUR (Kaempferia galanga L.) Fitri Kurniati; Nur Arifah Qurota A’yunin; Elya Hartini; Miranda Miranda
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.24.2.129-137.2020

Abstract

Salah satu permasalahan dalam budidaya kencur (Kaempferia galanga L.) adalah periode dormansi yang lama sehingga pertumbuhan yang tidak seragam. Pematahan masa dormansi dapat dilakukan dengan perendaman dalam air atau pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu pada masa pertumbuhan diperlukan pula suplai unsur hara, salah satunya pupuk organik fermentasi (porasi) batang pisang. Tujuan penelitian untuk mengetahui peranan ZPT alami yang berinteraksi dengan porasi bonggol pisang terhadap pertumbuhan kencur. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial. Perlakuan yaitu : Faktor pertama ZPT, terdiri dari j0 = kontrol (tanpa ZPT), j1= bawang merah, j2 = rebung bambu, j3 = bonggol pisang. Faktor kedua porasi bonggol pisang , yaitu : p0 = tanpa porasi, p1 = 2,5 ton/ha porasi, p2 = 5 ton/ha porasi.  Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara ZPT alami dengan dosis porasi batang pisang terhadap panjang akar umur 60 hari setelah tanam. Akar terpanjang terdapat pada dosis porasi 10 ton per hektar  tanpa perlakuan ZPT, sedangkan pada dosis porasi 5 ton per hektar, ZPT bawang merah lebih baik daripada ZPT lainnya. Secara mandiri ZPT alami, yaitu bawang merah, rebung bambu dan bonggol pisang menunjukkan peranan lebih baik daripada kontrol pada parameter  kecepatan tumbuh. Sedangkan pada parameter luas daun umur 60 HST, bawang  merah menunjukkan peranan yang lebih baik  daripada rebung bambu, bonggol pisang dan control
KAJIAN KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BERBAGAI FORMULA MINUMAN JAMU KUNYIT ASAM Nur Arifah Qurota A’yunin; Umar Santoso; Eni Harmayani
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.251 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.23.1.37-48.2019

Abstract

Minuman jamu kunyit asam adalah minuman herbal khas Indonesia yang terbuat dari rimpang kunyit, buah asam jawa, gula kelapa, air dengan atau tanpa penambahan sari jeruk nipis dan ekstrak daun sirih. Proses produksi dilakukan secara tradisional dan banyak dilakukan oleh industri rumah tangga. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan dan kualitas mikrobiologis dari variasi waktu perebusan dan formula minuman jamu kunyit asam. Waktu perebusan terdiri atas 2,5 dan 7,5 menit serta variasi formula yaitu minuman jamu kunyit asam (KA), KA dengan penambahan sari jeruk nipis, dan KA dengan penambahan ekstrak daun sirih. Rancangan Penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Variabel yang diamati meliputi pH, total padatan terlarut, total fenolik, total flavonoid, total curcumin kasar, aktivitas antioksidan (metode DPPH‘Radical Scavenging Activity dan Ferric Reducing Antioxidant Power), dan total mikrobia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perebusan 7,5 menit menyebabkan kualitas mikrobiologis dan total flavonoid minuman lebih tinggi dan total curcumin lebih rendah dibandingkan perebusan 2,5 menit. Waktu perebusan tidak berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan, total fenolik dan pH. Adanya penambahan sari jeruk nipis pada formula minuman jamu kunyit asam menyebabkan kenaikan total flavonoid. Penambahan ekstrak daun sirih menyebakan total fenolik, aktivitas antioksidan, dan kualitas mikrobiologis minuman jamu kunyit asam sirih lebih tinggi dibandingkan formula minuman lainnya. Secara umum, perlakuan panas dan penambahan ekstrak daun sirih dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dan kualitas mikrobiologis minuman jamu kunyit asam.
Iptek Bagi Inovasi Daerah: Pengelolaan Gula Aren di Mandalagiri Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya Nur Arifah Qurota A'yunin; Dedi Natawijaya; Suhartono Suhartono
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 6 NOMOR 1 MARET 2022 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.372 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v6i1.6743

Abstract

Tanaman aren di Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan dan kehutanan. Kecamatan Leuwisari adalah memiliki lahan tanaman aren luas dengan Desa Mandalagiri merupakan desa yang memiliki areal terluas yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani/pekebun aren. Pengrajin gula aren di desa Mandalagiri sejauh ini baru mengolah nira aren menjadi gula aren cetak saja, dengan proses dan alat sederhana secara turun temurun, dijajakan secara sederhana dan belum membidik segmen pasar yang lebih luas. Permasalahan yang menjadi prioritas dalam usaha aren yaitu: keterbatasan modal; sebagian besar tanaman kurang produktif, mutu produk masih rendah, agroindustry aren belum berkembang; keterbatasan SDM dan kelembagaan petani. PkM Iptek bagi Inovasi Daerah (IbID) ini memiliki target untuk meningkatkan inovasi dan nilai tambah daerah yang bisa dikembangkan melalui kegiatan edukasi dan pelatihan berkaitan dengan pemanfaaatan sumber daya lokal atau potential indigenous berupa tanaman aren. Kegiatan ini berbasis aplication of research di home industry gula aren Desa Mandalagiri dilakukan dengan metode technical assistance (pendampingan tenaga ahli) dan learning by doing (belajar sambil bekerja) baik dalam penerapan, pengembangan iptek dan manajemen usaha. Kegiatan PkM Ipteks bagi Inovasi Daerah (IbID)ini memeperoleh hasil berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani-perajin aren di Desa Mandalagiri dalam hal melakukan  inovasi pada a) budidaya aren berupa mampu memproduksi bibit aren dan media tanam aren yang baik b) produk gula aren berupa gula semut aren ukuran 20 mesh; gula aren koin dan  gula aren organik.
Edukasi Budidaya Black Soldier Fly (BSF) dalam Rangka Menciptakan Lapangan Kerja Baru dan Solusi Permasalahan Sampah di Area Pasar Manis Ciamis Hendar Nuryaman; Suprianto; Suyudi; Nur Arifah Qurota A’yunin
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2020): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v4i4.4369

Abstract

Waste becomes a problems if not managed properly, moreover comes from market activities whose are always there every day. Youth of Al Hilal live near "Pasar Manis" in Ciamis District, West Java, which some of the members do not have jobs. One of the activities in an effort to bring income is to cultivate the BSF (Black Soldier Fly), as a new breakthrough in providing cheap protein sources for animal feed and fish. This community service activity aims to provide education and management services for BSF cultivation in order to be able to utilize the economic potential of organic waste management and cultivation results. The method of activity is in the form of community education and BSF cultivation iptek with 34 participants. Generally, the results provide a new alternative to get income and improve skills in BSF cultivation so that is better in its management. Then an increase in understanding of the prospects, economic, social and environmental benefits so that it becomes an alternative solution in obtaining income and reducing the problem of organic waste in the surrounding area. The response of activities obtained by 88.2% greatly increases knowledge; 8.8% enough to add knowledge; and 2.9% are mediocre.
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN USAHATANI AREN MELALUI PENGUATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DI SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA Candra Nuraini; Yaya Sunarya; Nur Arifah Qurota A'yunin
JURNAL AGRICA Vol 14, No 1 (2021): JURNAL AGRICA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agrica.v14i1.4504

Abstract

Usahatani gula aren di Kabupaten Salawu memiliki potensi ekspor yang tinggi. Namun perkembangan dan keberlanjutan usahatani menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks. Strategi pengembangan dan keberlanjutan sebuah usahatani dapat diidentifikasi dari orientasi dan karakter kewirausahaan petani. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sikap dan orientasi kewirausahaan terhadap pengembangan dan strategi keberlanjutan usahatani gula aren di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Penelitian dilakukan mulai Juli hingga Oktober 2020. Responden penelitian berjumlah 40 orang yang terdiri dari petani dan pengrajin gula aren yang tergabung dalam UKM Sirin dan Asosiasi Waringin Sari. Proses pengambilan data menggunakan kuesioner dan diskusi aktif pada kegiatan FGD (Focus Group Discussion). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter kewirausahaan petani dan pengrajin pada faktor internal yang menjadi kekuatan yaitu sikap kerja keras, ketekunan, dan sikap menghadapi resiko, sedangkan karakter kewirausahaan yang masih menjadi kelemahan pelaku usaha tani yaitu inovasi, inisiatif, manajemen perencanaan, dan pemasaran. Sikap kerja keras pelaku usahatani adalah kemauan dan kedisiplinan dalam menjalankan usahatani. Selain itu, petani dan pengrajin gula aren berani menghadapi risiko dari sistem budidaya organik yang diterapkan. Strategi yang dapat digunakan petani dan pengrajin gula aren setelah menggabungkan faktor internal dan eksternal untuk menjamin keberlanjutan usahatani di Kecamatan Kawalu adalah offensive strategy.
PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU MELALUI EDUKASI DAN PELATIHAN PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK (PMBA) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAHURIPAN Taufiq Firdaus Al-Ghifari Atmadja; Lutfi Yulmiftiyanto N.; Kosasih Adi Saputra; Nur Arifah Qurota A’yunin
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.16856

Abstract

ABSTRAKStunting adalah akibat dari kekurangan gizi jangka panjang dan mengganggu upaya untuk mencapai tingkat perkembangan mental dan fisik yang ideal. Stunting pada anak meningkatkan risiko kematian, gangguan perkembangan motorik, gangguan bahasa, dan ketidakseimbangan fungsional. Upaya pencegahan stunting perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para kader dan orang tua sebagai ujung tombak pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membantu penanggulangan masalah gizi melalui Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan keluarga melalui peningkatan pengetahun dan keterampilan kader posyandu dan ibu balita mengenai edukasi dan pelatihan PMBA dalam bentuk pembuatan MPASI. Pengabdian masyarakat dilakukan kepada 21 peserta yang terdiri dari kader posyandu dan ibu balita pada tanggal 08 Juli 2023 di Madrasah Al-Istiqomah, Kahuripan, Kota Tasikamalaya. Hasilnya menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan peserta antara sebelum (66,71) dan setelah edukasi (88,57). Edukasi gizi terbukti efektif meningkatkan pengetahuan kader posyandu dan ibu balita mengenai PMBA. Kata kunci: kader posyandu; stunting; balita. ABSTRACTStunting is the result of long-term malnutrition and interferes with achieving an ideal level of mental and physical development. Stunting in children increases the risk of death, impaired motor development, language disorders, and functional imbalances. Stunting prevention efforts need to be balanced with increased knowledge and skills of cadres and parents as the spearhead of services. One of the efforts to increase knowledge and skills in helping to overcome nutritional problems is through Infant and Child Feeding (IYCF). This community service activity aims to improve family health through increasing the knowledge and skills of posyandu cadres and mothers of toddlers regarding IYCF education and training in the form of making MPASI. Community service was carried out for 21 participants consisting of posyandu cadres and mothers of toddlers on July 8, 2023 at Madrasah Al-Istiqomah, Kahuripan, Tasikamalaya City. The results showed that there was an increase in participants' knowledge between before (66.71) and after education (88.57). Nutrition education has been proven to be effective in increasing the knowledge of posyandu cadres and mothers of toddlers about IYCF. Keywords: posyandu cadres; stunting; toddler.
PENERAPAN TEKNOLOGI DAPUR HIDUP SIAGA STUNTING MELALUI PELATIHAN BUDIKDAMBER DAN BUDIDAYA CHAYA KEPADA IBU BALITA: Implementation Of Ready-To-Use Therapeutic Food Technology Through Budikdamber Training And Chaya Cultivation For Mothers Of Toddlers Taufiq Firdaus Al-Ghifari Atmadja; Nur Arifah Qurota A’yunin; Neni Neni
MESTAKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 5 (2023): Oktober 2023
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/mestaka.v2i5.147

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem caused by prolonged insufficient intake of nutrients due to inappropriate feeding practices over an extended period. Based on interviews with community health workers and mothers of toddlers in the Karanganyar area, the high prevalence of stunting is suspected to be due to the lack of understanding among the community regarding the importance of nutrition for child growth and development. Therefore, a solution that can be pursued involves the creation of locally sourced complementary feeding (MPASI) that is economically friendly yet rich in nutritional content, through the introduction of the Stunting Alert Kitchen (Dapur Hidup Siaga Stunting) using the budikdamber method and chaya cultivation. The implementation of this solution includes Focus Group Discussions (FGD), Stunting Alert Kitchen training and practice sessions for budikdamber and chaya cultivation, as well as guidance, monitoring, and evaluation. The outcomes of these activities include enthusiastic participation from the attendees. The sessions began with an introduction to chaya cultivation. Cultivating chaya plants is relatively simple as they do not require special treatment. Growing chaya in household gardens can support the household's food security by providing nutritious vegetables, enhancing overall health, and ensuring optimal nutritional intake. The subsequent activity involved budikdamber training. The advantage of budikdamber is its ability to serve as a means of fish cultivation in buckets without the need for pond space. It also allows for hydroponic cultivation of vegetables, which piqued the interest of mothers of toddlers.