Herman Saputra
Bagian/SMF Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Necrotic lower extremities ulcers caused by calciphylaxis in chronic renal failure patient Suryawati, Nyoman; Saputra, Herman
Bali Dermatology and Venereology Journal Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : DiscoverSys Inc

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.207 KB) | DOI: 10.15562/bdv.v1i1.3

Abstract

Introduction: Lower extremity ulcers often create diagnostic challenges and influence patient morbidity and mortality. The most common causes are venous insufficiency, arterial insufficiency, and neuropathic. Ulcers associated with systemic condition often face diagnostic and therapeutic challenge. We report a necrotic lower extremity ulcer caused by calciphylaxis in a patient with chronic renal failure. Case: We reported a 48-year-old Javanese woman, complained of painful lower extremities ulcers since 1.5 months ago. The patient had a history of renal failure and hypertension, undergone routine hemodialysis since 13 years ago, and used Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) since one year ago. Dermatology status on dorsum pedis sinister as well as cruris dexter and sinister showed multiple ulcers on livid skin covered by black eschar, accompanied by tenderness. Laboratory results showed anemia (Hb 7.6), hypoalbuminemia (2.7), increased serum urea level (170.4 mg/dl), increased serum creatinine (11.23 mg/dl), increased calcium (10.4 mg/dl), high inorganic phosphorus (8.5 mg/dl) and high parathyroid hormone (2,164). BOF examination showed abdominal calcification, while radiographic examination on cruris dexter et sinister showed soft tissue calcification and osteoporosis. Histopathology result supported the presence of calciphylaxis. The patient was diagnosed with stage V chronic renal failure, hypertension, and calciphylaxis caused by secondary hyperparathyroidism. She was managed by low calcium and phosphate diet, lanthanum, paracetamol, folic acid, adalat oros, captopril and wound debridement. Conclusion: Calciphylaxis is a rare phenomenon of cutaneous necrosis associated with end-stage renal disease. Control of end-stage renal disease may be an important factor for treatment of calciphylaxis and patient with calciphylaxis usually had a poor prognosis.Keywords: necrotic lower extremity ulcer, chronic renal failure, calciphylaxis
MALIGNANT TRITON TUMOR NERVUS SURALIS YANG BERASAL DARI PLEXYFORM NEUROFIBROMA Maharini Rahayu, Ni Made; Juli Sumadi, I Wyn; Ekawati, Ni Putu; Saputra, Herman
Medicina Vol 44 No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.056 KB)

Abstract

Tumor ganas yang berasal dari saraf tepi atau tumor dengan diferensiasi elemen-elemen selubung saraf disebut sebagai malignant peripheral nerve sheath tumors (MPNST). Sebuah varian dari MPNST yang memperlihatkan pembentukan otot lurik disebut sebagai malignant Triton tumor. Diagnosis malignant Triton tumor harus memenuhi kriteria diagnosis MPNST dan dibuktikan adanya diferensiasi rhabdomyoblas. Kasus ini dibahas oleh karena insidennya jarang, yaitu kurang dari 5% dari keseluruhan tumor ganas jaringan lunak. Pasien adalah seorang wanita, 40 tahun, dengan nodul pada cruris dan siku kanan. Pemeriksaan mikroskopis dengan pulasan  hematoxylin eosin  pada cruris menunjukkan gambaran yang khas untuk MPNST, serta terlihat sebaran sel-sel rhabdomyoblas yang positif terhadap pengecatan Desmin dan S-100. Tumor pada siku dan nervus suralis menunjukkan gambaran plexyform neurofibroma. Berdasarkan histopatologi konvensional dan imunohistokimia, kasus disimpulkan sebagai malignant Triton tumor nervus suralis yang berasal dari plexyform neurofibroma.[MEDICINA 2013;44:135-140]
PRIMARY CUTANEOUS HISTOPLASMOSIS PADA PASIEN DENGAN INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) Upadana, Nyoman; Suryawati, Nyoman; Saputra, Herman
Medicina Vol 44 No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.768 KB)

Abstract

Histoplasmosis adalah penyakit granulomatosa disebabkan oleh jamur dimorphic Histoplasma capsulatum. Lesi kulit merupakan bentuk sekunder, tetapi dapat juga primer pada kasus self inoculation. Kasus adalah laki-laki 27 tahun dengan benjolan sejak 3 bulan yang lalu, diawali pada kedua kaki meluas ke tangan dan wajah. Pemeriksaan kulit didapatkan papul, nodul, dan ulkus dengan tepi landai, tertutup krusta tebal. Hasil pemeriksaan CD4 adalah 4/mm3. Pemeriksaan histopatologi pada stroma tampak sebaran sel histiosit mengandung mikroorganisme, bentuk bulat, berdinding tebal, berwarna eosinofilik, dan dikelilingi oleh clear halo. Positif dengan pewarnaan periodic acid schiff dan grocott methenamic silver, dan sesuai untuk Histoplasma capsulatum. Diagnosis pasien adalah primary cutaneous histoplasmosis dan diterapi flukonazol 200 mg IV dengan respon terapi yang baik. [MEDICINA 2013;44:113-117].
RETRO-ORBITA EXTRAPLEURAL SOLITARY FIBROUS TUMOR Mahastuti, Ni Made; Saputra, Herman; Gotra, I Made
Medicina Vol 46 No 3 (2015): September 2015
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.745 KB)

Abstract

Extrapleural solitary fibrous tumor (SFT) merupakan tumor jaringan mesenkimal tipe fibroblastikdengan gambaran haemangipericytoma-like branching vascular yang menonjol dan sangat jarangdijumpai. Penderita perempuan usia 38 tahun mengeluh mata kanan menonjol sejak 2 tahun yanglalu.  Klinis ditemukan massa menonjol di belakang mata kanan. Pada pencitraan CT scan tampakmassa solid heterogen di cavum orbita kanan, tidak menginfiltrasi bulbus okuli. Makroskopis, massasolid berbatas tegas di regio retro orbita, berukuran 6,5 x 6,5 x 6 cm. Mikroskopis, tumor berbatastegas, sebagian besar tampak hiperselular mengandung proliferasi sel spindel neoplastik diselingidengan haemangipericytoma-like branching vascular yang menonjol. Mitosis sulit ditemukan. Pulasanimunohistokimia CD34 positif kuat dan Ki67 kurang dari 5%.  Pasien didiagnosis retro-orbitaextrapleural SFT  berdasarkan temuan klinis, radiologis, makroskopis, mikroskopis yang khas sertapemeriksaan imunohistokimia.  [MEDICINA 2015;46:195-200].Extrapleural solitary fibrous tumor (SFT) is an ubiquitous mesenchymal tumour of fibroblastic type,which shows a prominent  haemangipericytoma-like branching vascular. A 38 years old woman camewith protruding right eye since 2 years ago. Clinical examination found a protruding mass in the rightretro orbita. Computed tomography scan demonstrated heterogen solid mass in right cavum orbitawithout infiltration into bulbus oculi. Macroscopically, the tumour appeared as well circumscribedsolid mass 6,5 x 6,5 x 6cm. Microscopic examination showed well circumscribed tumour, hypercellular,consist of neoplastic spindle cell proliferation intermingled with  prominent haemangiopericytomalikebranching vascular pattern . Mitoses are rarely found. CD34 stained strongly positive with lowexpressionof  Ki67 (< 5%). The diagnosis was made based on the clinical data, radiologic, histopathologicfindings,and also immunohistochemistry staining. [MEDICINA2015;46:195-200].
VALIDITAS DIAGNOSIS FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY (FNAB) PADA TUMOR KELENJAR LUDAH Anda Tusta Adiputra, Putu; Tjakra Wibawa Manuaba, I.B.; Saputra, Herman
Medicina Vol 38 No 2 (2007): Mei 2007
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) memiliki nilai akurasi diagnostik yang tinggi pada tumor kelenjar ludah jinak maupun ganas yang akan menjalani pembedahan (lebih dari 80% pada literatur barat). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi validitas dari Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) sebagai alat diagnostik pada tumor kelenjar ludah dengan pemeriksaan histopatologi sebagai baku emas (gold standard). Jenis penelitian ini merupakan suatu uji diagnostik, yang dikerjakan mulai bulan September 2002 ? Mei 2006 terhadap 40 penderita yang secara klinis didiagnosis sebagai tumor kelenjar ludah. Dua kasus dikeluarkan dari penelitian oleh karena hasil FNAB tidak representatif. Pemeriksaan FNAB dilakukan sebelum operasi, kemudian dibandingkan dengan hasil histopatologi setelah operasi. Baik hasil FNAB maupun hasil histopatologi dikelompokkan ke dalam jinak ataupun ganas. Validitas ditentukan dari sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif dan akurasi. Dari 38 penderita tumor kelenjar ludah yang diteliti, setelah dianalisis didapatkan hasil sensitivitas 28,56%, spesifisitas 77,42%, nilai prediksi positif 22,22%, nilai prediksi negatif 82,76% dan akurasi 68,42%. FNAB sebagai prosedur diagnostik pada tumor kelenjar ludah di institusi kami memiliki sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi yang rendah. Saat ini FNAB belum dapat digunakan sebagai alat diagnostik satu-satunya pada tumor kelenjar ludah.
Integrasi Sosial Masyarakat Multienik Di Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng Saputra, Herman
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol 2, No 2 (2014): Mei
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v2i2.1124

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang terjadinya masyarakat multietnik di desa gerokgak, (2) Konflik dan harmonsasi integrasi sosial masyarakat multietnik Desa Gerokgak, (3)implikasi sosial budaya masyarakat multitnik desa gerokgak, (4) Kendala dalam Pelaksanaan integrasi sosial mayarakat multietnik Desa Gerokgak, (5) Upaya dalam mengatasi hal tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari: (1)Kepala Desa Selau orang nomer satu yang mengetahui seluk beluk Desa, (2) warga Desa Gerokgak dari berbagai etnis, (3) Muda-mudi desa Grokgak sebagai generasi penerus 4) Pengurus (prajuru) desa, (5)  Tokoh masyarakat desa Gerokgak. Data dikumpulkan dengan menggunakan: (1) metode observasi;(2) metode wawancara;(3) metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) latar belakang terjadinya masyarakat multietnik di Desa Gerokgak disebabkan karena adanya integrasi dari pendatang yang berdagang, pernikahan dan lain sebagainnya sehingga timbul berbagai etnis. (2) konflik dan harmonisasi sosial masyarakat multietnik yang terjadi di desa gerokgak adalah adanya suatu rasa toleransi tanpa memandang suku, agama dan ras . Jika dilihat dari aspek konflik, konflik yang ada sebagian besar terjadi karena kesalahpahaman dikalangan anak muda yang sampai menimbulkan konflik (3) implikasi sosial budaya yang paling menonjol yakni dari aspek budaya dimana kebudayaan yang ada akan saling menyatu dan menciptakan kebudayaan baru yang akan menciptakan keselarasan antarmasyarakat. (4) kendala dalam pelaksanaan integrasi yakni disebabkan karena kurangnya komunikasi antara pemerintah desa dengan masyarakat desa. (5) Upaya dalam mengatasi hal tersebut yakni dengan banyak memberikan pengarahan dan  penyuluhan dari pemerintah desa kepada msayarakat mengenai pentingnya sebuah kebersamaan tanpa memandang suku agama dan ras demi terwujudnya integrasi sosial masyarakat.   Kata Kunci: Integrasi sosial, masyarakat multietnik
Lichen amyloidosis with combined topical therapy: a case report Indah, Made Sanitca; Puspawati, Ni Made Dwi; Saputra, Herman
Bali Dermatology and Venereology Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : DiscoverSys Inc

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/bdv.v2i2.29

Abstract

circumscribed, highly pruritic, hyperkeratotic, and hyperpigmented papules occurring typically over the shins, outer aspects of upper arms, and on the upper back with amyloid deposits in the papillary dermis. Several therapeutic strategies, including topical steroids, oral antihistamines, cyclosporine, retinoids, laser, phototherapy, cryosurgery, and surgical interventions, have been reported as treatment options for patients with LA, but no standardized treatment has been established.Case report: A 58-year-old man came to the Dermatovenereology Outpatient Department complaints of itchy blackish-brown papules on the shins. Dermatology examination found discrete multiple hyperpigmentation papules and plaque covered with white scale. A scar-like center surrounded by brownish circles or white edges was found from the dermoscopic examination. The histopathological examination found thickened keratin with compact orthokeratosis and hyaline materials in the papillary dermis with dendritic melanophages. The patient diagnosed with LA and treated by combining desoximetasone cream 0.25% with 3% salicylic acid. The papules on the legs had flattened in the patient, with a significant improvement in the severe itching after three weeks.Conclusion: Combination therapy of potent corticosteroids and keratolytic seems to be an appropriate modality and well-tolerated by LA patients. Skin lesion becomes thinner, and pruritus is reduced.
Generalized pustular psoriasis with nail psoriasis in children: a case report Gotama, Dewi; Sudarsa, Prima Sanjiwani Saraswati; Saputra, Herman
Bali Dermatology and Venereology Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : DiscoverSys Inc

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/bdv.v2i2.28

Abstract

Background: Pustular psoriasis in children is one of the clinical variants of psoriasis. It is classified into generalized pustular psoriasis (GPP) and localized pustular psoriasis. The aetiology of psoriasis in children has not been known but is believed to be multifactorial. Nail psoriasis rarely occurs in children who suffer from skin psoriasis, with an incidence lower than that reported in adults. The diagnosis is generally made from the clinical and histological examination. The choice of therapy depends on the severity of the disease. Until now, there have been no specific guidelines for the management of psoriasis in children.Case report: A-15-years-old Balinese girl presenting with erythema, confluent scaly plaques over the trunk and extremities with pustules localized on the lower extremity. She had a history of fever before the lesions appear. Right third digital nails examination showed subungual hyperkeratosis and onycholysis. Positive auspitz sign and karsvlek phenomena were found. Biopsy result suitable for psoriasis. The patient got improvement after treated with methotrexate tablet orally and desoximetasone cream topically within four weeks without any side effect.Conclusion: Combination therapy with methotrexate tablet and desoximetasone cream give an effective result. However, the safety and side effects of methotrexate in children still need further monitoring. 
Penerapan Teknik Simulation Games dalam Bimbingan Kelompok untuk Mengembangkan Konsentrasi Belajar Remaja di Nagari Sungai Dareh Kecamatan Pulau Punjung Saputra, Herman; Rahmi, Alfi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.836 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.2492

Abstract

Penelitian ini beranjak dari fenomena terdapatnya remaja yang kurang dalam konsentrasi belajar, dimana remaja merasa kurang bisa konsentrasi di dalam belajar kerena terganggu oleh hal-hal seperti meribut didalam belajar, susanan kelas yang tidak nyaman dan hal-hal yang mengganggu terhadap konsentrasi di dalam belajar sehingga siswa tidak focus dalam belajar. Dari hasil pengamatan di nagari sungai dareh kecamatan pulau punjung terdapat indikasi adanya masalah terkait konsentrasi belajar remaja. Kemampuan konsentrasi belajar remaja dalam hal ini dapat di tingkatkan dengan menggunakan tekik simulatio games dalam bimbingan kelompok dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbebedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsentrasi belajar remaja di nagari sungai dareh kecamatan pulau punjung.Penelitian ini adalah penelitian Pre Ekperimen model One Group Pretest Posttest Design, populasi adalah remaja nagari Sungai Dareh, sedangkan sampel penelitian adalah 10 orang remaja yang terindikasi masalah konsentrasi belajar berdasarkan teknik pusposive sampling dan hasil dari pretest. Instrument pengumpulan data adalah skala likert. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon, sedangkan persyaratan analisis data menggunakan uji hipotesis menggunakan SPSS versi 25.Hasil penelitian yang telah diketahui dari hasil nilai uji Z (wilcoxon) menunjukkan perbedaan antara nilai pretest dan posttest. Dari hasil perhitungan uji wilcoxon diperoleh nilai signifikan p-value sebesar 0,005. Berdasarkan ketentuan yang berlaku. Diketahui hasil uji wilcoxon Sig p-value sebesar 0,005 < ? (? =0,05) yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil perhitungan uji wilcoxon dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar meningkat setelah diberikan perlakuan yaitu dengan Penerapan Teknik Simulation Games Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Konsentrasi Belajar Remaja Di Nagari Sungai Dareh Kecamatan Pulau Punjung.