Claim Missing Document
Check
Articles

BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN PETEK (Leiognathus sp.) YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG DAN ARAD DI TPI TAWANG, KABUPATEN KENDAL Widjayana, Ayu Okta; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.094 KB)

Abstract

Jaring cantrang dan arad adalah alat tangkap yang masih beroperasi di perairan Kabupaten Kendal.Ikan petek merupakan ikan demersal yang sering tertangkap dengan alat tangkap arad, dan cantrang. Ikan Petek masuk kedalam kategori ikan ekonomis penting komersil nomor tiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi dan komposisi ikan yang tertangkap dengan alat tangkap cantrang dan arad di TPI Tawang, Kabupaten Kendal, dan untuk mengkaji sebagian dari aspek biologi dari ikan petek hasil tangkapan dari kedua alat tangkap yaitu hubungan panjang dan berat, faktor kondisi , ukuran Pertama Kali Tertangkap (L50%), tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, ukuran pertama ikan matang gonad (Lm50%), dan fekunditas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan bulan Desember 2014 sampai Januari 2015. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana. Dalam penelitian ini diperlukan data primer dan sekunder. Data primer diambil 10% dari total hasil tangkapan yang digunakan untuk mengetahui beberapa aspek biologi ikan Petek, sedangkan data sekunder meliputi data produksi ikan Petek pada tahun 2011 sampai dengan 2014. Hasil tangkapan cantrang dan arad ada 5 jenis yang sering tertangkap yaitu Kuniran, Petek, Kapasan, Cumi, Belong pada cantrang  dan teri, cumi, petek, kuniran dan belong pada arad. Struktur ukuran Ikan Petek yang tertangkap pada Cantrang dan Arad  berada pada ukuran 46 mm - 220 mm, ukuran pertama kali tertangkap (L50%) pada keduanya 125mm. Sifat pertumbuhan pada hasil tangkapan Cantrang yaitu isometrik sedangkan  hasil tangkapan Arad bersifat allometrik negatif dengan nilai Kn sebesar 1,13 dan 1,21. Ikan Petek yang tertangkap dengan alat tangkap Cantrang dan Arad sebagian besar ber- TKG III dan TKG IV. Ikan Petek Jantan pertama kali matang gonad (Lm50%) lebih cepat dari ikan petek betina, dan fekunditas berkisar antara 47.800-204.800 butir. Nilai CPUE  harian terbesar pada hasil tangkapan Cantrang dan Arad adalah43 Kg/Trip dan 37 Kg/Trip. Cantrang and Arad nets fishing gear is still operating in the waters of Kendal district. Petek fish is a demersal fish are often caught in Arad and cantrang fishing gear. Petek fish is the third of economic important fish category. The purpose of this study was to determine the production and composition of the fish caught by cantrang and Arad fishing gear in TPI Tawang, Kendal, and to examine some of the aspects of the biology of the lenght and weight relatioship, condition factor , first time caught size (L50%), the level of maturity of gonads, gonad maturation index, the first measure of cooked fish gonads (Lm50%), and fecundity of petek fish which catched by arad and payang fishing gear. This research was conducted in the month of December 2014 to January 2015. The method in this research is survey method. This sampling method using simple random sampling method. In this study required primary and secondary data. The primary data was taken 10% of the total catch is used to determine several aspects of fish biology Petek, while secondary data includes data Petek fish production in 2011 through . There are 5 types are often caught in payang and arad fishing gear is Kuniran, Petek, Kapasan, calamari, Belong on cantrang, and anchovies, squid, petek, kuniran and belong in Arad. The size structure of the petek fish caught in cantrang and Arad are the size of 46 mm - 220 mm, the size of the first caught (L50%) in both 125 mm. The nature of growth in catches cantrang namely isometric while catches of Arad is negative allometric with Kn value of 1.13 and 1.21. The most of Petek fish which caught by  Arad and cantrang fishing gear is on TKG TKG III and IV. Males Petek fish  mature gonads (Lm50%) is faster than females  petek fish, and fecundity ranged from 47.800-204.800 grains. The most of daily CPUE value  in catches cantrang and Arad is 43 Kg / Trip and 37 Kg / Trip.
VALUASI EKONOMI MANFAAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG KAWASAN WADUK CENGKLIK, KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH Sandro, Yosua; Saputra, Suradi Wijaya; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 3 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.742 KB)

Abstract

ABSTRAK Sumberdaya Waduk Cengklik merupakan sebuah waduk wisata yang terdapat di Desa Ngargorejo, Boyolali. Penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober 2016 yang bertujuan untuk mengetahui nilai manfaat langsung dan tidak langsung kawasan Waduk Cengklik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai manfaat langsung dan tidak langsung Waduk Cengklik.Waduk Cengklik memiliki banyak peran penting dari sektor ekologi dan ekonominya. Manfaat Nilai Ekonomi dari Waduk Cengklik dapat ditinjau dari manfaat langsung dan tidak langung. Untuk menganalisis pemanfaatan waduk mengenai hasil valuasi ekonomi digunakan beberapa metode yaitu metode penilaian harga pasar untuk sektor perikanan tangkap, metode biaya perjalanan untuk sektor pariwisata, metode Market Price Method untuk sektor air bersih. Metode penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling untuk perikanan tangkap, convenience sampling untuk pariwisata, cluster sampling untuk air bersih, sensus untuk penyedia transportasi, convinience sampling untuk pengguna transportasi dan convenience sampling untuk transportasi serta sampling untuk irigasi. Hasil yang didapatkan dari perhitungan menunjukkan nilai manfaat langsung pada sektor perikanan tangkap yaitu sebesar Rp. 3.384.038.000/tahun, sektor pariwisata sebesar Rp.2.340.591.000/ tahun, sektor air bersih sebesar Rp 73.944.000/tahun, sedangkan sektor transportasi sebesar Rp 55.700.000/tahun. Total nilai ekonomi manfaat langsung yaitu Rp. 5.854.273.000/tahun. Sedangkan nilai ekonomi manfaat tidak langsung yaitu dari sektor irigasi mempunyai nilai ekonomi sebesar Rp.1.245.000.000/tahun.Kata Kunci  : Valuasi Ekonomi, Manfaat Langsung, Manfaat Tidak Langsung, Waduk Cengklik. ABSTRACT                                                                              Cengklik Reservoir Resource is a tourism reservoir located in Ngargorejo Village, Boyolali. The research which was conducted in October 2016 aims to determine the value of direct and indirect benefits of Cengklik Reservoir area. This study intends to determine the value of direct and indirect benefits of Cengklik Reservoir. Cengklik Reservoir possesses many significant roles in both ecological and economic sectors. The Benefit of Economic Value from Cengklik Reservoir can be observed from direct and indirect benefits. In order to analyze the utilization of reservoirs on the economic valuation result, several methods are used: market price valuation method for capture fishery sector, Travel Cost Method for tourism sector, and Market Price Method for clean water sector. This research used purposive sampling technique for capture fishery, convenience sampling for tourism, cluster sampling for clean water, census for transportation provider, convenience sampling for transportation user and convenience sampling for transportation and sampling for irrigation. The results which were obtained from the calculation show the value of direct benefits in fishing sector which is IDR 3 384 038 000 per years, tourism sector of IDR 2 340 591 000 per years, clean water sector of IDR  73 944 000 per years, while transportation sector of IDR 55 700 000 per years. Total economic value of direct benefit is IDR  5 854 273 000 per years. While the economic value of indirect benefits from irrigation sector has an economic value of  IDR 1 245 000 000 per years.Keywords: Economic Valuation, Direct Benefit, Indirect Benefit, Cengklik Reservoir.
ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus tenuipes DI PERAIRAN PEMALANG, JAWA TENGAH Biological Aspect Assessment of Metapenaeus tenuipes Shrimp on Pemalang, Central Java Yulianti, Aida Tri; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.244 KB)

Abstract

Kabupaten Pemalang merupakan wilayah yang memiliki potensi perikanan, salah satunya udang Metapenaeus tenuipes. Meningkatnya penangkapan dengan jaring Arad akan mengancam kelestariannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui aspek biologi udang M. tenuipes dan status sumberdayanya seperti struktur ukuran, sifat pertumbuhan, dan aspek reproduksi. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah systematic random sampling. Pengambilan sampel dilakukan empat kali dari bulan Mei-Agustus 2016. Tempat pengambilan sampel di TPI Tanjungsari dan TPI Asemdoyong. Hasil penelitian menunjukkan nilai L50% M. tenuipes jantan 71 mm dan betina 81 mm, ½ L∞ jantan yaitu 60 mm dan betina 75 mm. L50% > 1/2 L∞ berarti ukuran udang yang tertangkap sudah cukup besar sehingga layak tangkap. Sifat pertumbuhan udang jantan dan betina yaitu alometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan berat). Nilai faktor kondisi M.tenuipes menunjukan udang betina lebih montok. Tingkat Kematangan Gonad udang M. tenuipes jantan dan betina tebanyak terdapat pada tingkatan I. Perbandingan nisbah kelamin M. tenuipes di Pemalang 1 : 1,33 dengan nisbah tersebut proses reproduksi akan berjalan baik Pemalang is area that has potential one of fishery Metapenaeus tenuipes. Increased netting Arad would threaten its sustainability. The purpose of the research to know biological aspects of M. tenuipes and resourch status, size of structure, growth, and reproduction aspects. The method used is a survey method. The sampling method used was systematic random sampling. Sampling was carried out four times from May-August 2016. The sampling sites were at TPs Tanjungsari and TPI Asemdoyong. The results showed that the L50% value of M. tenuipes was 71 mm in males and 81 mm in females, ½ L in males in 60 mm and 75 mm in females. L50%> 1/2 L∞ means that the size of the shrimp caught is large enough to be suitable for capture. The growth characteristic of male and female shrimp is negative allometrics (long growth is faster than weight). The factor value of M.tenuipes shows that female shrimp are more plump. Maturity Levels of male and female M. tenuipes shrimp found in level I. Comparison of M. tenuipes genital ratio in Pemalang 1: 1,33 with that ratio will reproduce well. 
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis) DI PERAIRAN PANTAI CILACAP JAWA TENGAH Rutiyaningsih, Ayu; Saputra, Suradi Wijaya; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.149 KB)

Abstract

Eksploitasi udang P. merguiensis dengan alat tangkap jaring arad diduga terus meningkat ditandai dengan meningkatnya produksi  dalam tiga tahun terakhir. Penangkapan yang berlebihan dapat mengancam kelestariannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji aspek-aspek biologi seperti komposisi hasil tangkapan, distribusi hasil tangkapan, struktur ukuran, ukuran pertama tertangkap (L50%), panjang infinity (L∞), nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), sifat pertumbuhan, dan faktor kondisi. Selain itu, membuat konsep pengelolaan sumberdaya perikanan udang P. merguiensis. Metode yang digunakan dalam pengambilan  sampel yaitu metode survei dengan sistematik random sampling. Sampel udang diambil secara proposional yaitu sekitar 10% dari total hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pertama tertangkap (L50%) panjang karapas 43 mm. Panjang infinity (L∞) udang P. merguiensis betina  panjang karapas 63,58 mm dan udang P. merguiensis jantan 60,42 mm. Perbandingan nisbah kelamin jantan dan betina 1 : 1,61. Udang P. merguiensis  didominasi oleh TKG I. Pertumbuhan udang P. merguiensis jantan bersifat allometrik negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan beratnya, dikarenakan nilai b sebesar 2,626. Udang P. merguiensis betina memiliki sifat pertumbuhan isometrik yaitu pertambahan panjang selaras dengan pertambahan berat, dikarenakan nilai b sebesar 3,105. Faktor kondisi udang P. merguiensis jantan sebesar 1,152 dan betina  2,051, sehingga udang Jerbung betina lebih montok dibandingkan udang P. merguiensis jantan. Udang P. merguiensis layak ditangkap pada ukuran yang melebihi L50% yaitu panjang karapas > 43 mm.
KOMPOSISI TANGKAPAN CANTRANG DAN ASPEK BIOLOGI IKAN BELOSO (Saurida tumbill) DI PPP BAJOMULYO, JUWANA Dewi, Afina Nursa; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.983 KB)

Abstract

Perairan Kabupaten Pati memiliki potensi perikanan. Salah satu jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap cantrang di perairan ini dan bernilai ekonomis tinggi adalah ikan Beloso (Saurida tumbill). Dalam mengelola sumberdaya ikan Beloso yaitu mengetahui kondisi atau status sumberdaya ikan Beloso dibutuhkan data aspek biologi, karena itu diperlukan suatu kajian yang meliputi komposisi hasil tangkapan, struktur ukuran, hubungan panjang berat, panjang pertama kali tertangkap, tingkat kematangan gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad, indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas dan CPUE Ikan Beloso yang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bajomulyo selama penelitian. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2015 dan Januari 2016. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey, metode pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan metode pengumpulan data yaitu  dengan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pola pertumbuhan Ikan Beloso bersifat allometrik negatif dengan persamaan W=0,0022L2,006. Ukuran rata-rata pertama kali tertangkap Ikan Beloso (L50%) adalah 330 mm. Nilai L∞ sebesar 693 mm dan 1/2 L∞ sebesar 346 mm. Persentase terbesar tingkat kematangan gonad Ikan Beloso jantan terdapat pada TKG II yaitu 35,59 % sedangkan Ikan Beloso betina persentase terbesar terdapat pada TKG IV yaitu 61,90 %. IKG  untuk jantan berkisar antara 0,071% sampai 2,558% dan betina berkisar 0,42% sampai 6,31%. Nilai r = 0,971 untuk hubungan panjang dengan fekunditas, nilai r = 0,982 untuk hubungan berat dengan fekunditas. Nilai Catch per Unit Effort (CPUE) tertinggi pada tanggal 21 Desember 2015 yaitu 967 kg/kapal dan terendah pada tanggal 22 Desember 2015 yaitu 187 kg/kapal dan cenderung mengalami fluktuasi. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan agar ketersediaan ikan Beloso tetap terjaga yaitu mengawasi penggunaan jaring cantrang dengan ukuran (mesh size) yang sesuai dengan Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 02 Tahun 2011 bahwa ukuran mata jaring cantrang yang diperbolehkan yaitu yang berukuran lebih dari 2 inchi. Pati waters have the potential fishery. One of the high-value fish species found in these waters are Beloso fish (Surida tumbill). Belosos were caught in cantrang fishing gear and had a high economic value. Data of biological aspect is needed in order to determine the condition or status of Beloso fish resources, Therefore we need a study was to determine the long-weight relationship, condition factor, the size of the first captured, the size of the first ripe gonads, gonad maturity level (GML), gonad maturation index, fecundity and daily catch per unit effort of Beloso. The study was conducted in December 2015 and January 2016. The research collected with survey method, sample random sampling, primary and secondary data. The results obtained that Beloso fish growth pattern in negative allometric equation W = 0,0022L2,006. The average of first caught size of Beloso fish (L50%) was 330 mm. L∞ obtained by 693 mm and ½ L∞ value of 346 mm. The largest percentage of male Beloso fish level gonad maturity contained in the GML II that is 35.59 % while the percentage of female Beloso fish are most at GML IV is 61.90 %. IKG small for males ranged from 0,071% to 2,558% and females ranging from 0.42% to 1.86%. The value r = 0.947 for a long relationship with fecundity, r = 0.982 to severe ties with fecundity. The highest value of Catch per Unit Effort (CPUE) was on December 21, 2015 i.e 967 kg/vessel and the lowest was on December 22, 2015 i.e 187 kg/vessel and prone to fluctuation. Management efforts to can doing the availability of fish Beloso maintained that oversees the use of nets cantrang with size (mesh size) in accordance with Ministry of Marine and Fisheries No. 02 of 2011 that the mesh sizes permitted cantrang is larger than 2 inches.
Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Menggunakan Alat Tangkap Bubu Lipat yang Didaratkan di TPI Tanjung Sari Kabupaten Rembang Arios, Anthonius Hot; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.671 KB)

Abstract

Bubu merupakan jenis alat tangkap ikan yang dioperasikan secara pasif di dasar perairan. Secara umum bubu dapat digolongkan sebagai alat penangkap yang berbentuk seperti kurungan atau berupa ruangan tertutup dimana ikan-ikan tidak dapat keluar lagi. Materi yang digunakan dalam penelitan adalah alat tangkap bubu lipat dan rajungan  hasil tangkapan diukur berat untuk analisis struktur ukuran berat,produksi harian untuk menganalisis CPUE harian. Materi tersebut di dapat dari hasil melaut selama 1 bulan di Perairan Jawa Kabupaten Rembang. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sistematik random sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah, jenis, dan kelimpahan rajungan  yang tertangkap dengan alat tangkap bubu lipat di TPI Tanjung Sari,Rembang, mengetahui Catch Per Unit Effort  (CPUE)  rajungan  dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat di TPI Tanjung Sari, mengetahui strukur ukuran berat rajungan  dengan menggunakan bubu lipat, mengetahui status atau tingkat pemanfaatan optimal produksi rajungan  harian per satuan upaya penangkapan (CPUE). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa spesies rajungan yang didapat selama penelitian adalah Portunus sp. produksi alat tangkap bubu rajungan  sebesar  591,76 kg, struktur ukuran berat dan frekuensi rajungan  yang tertangkap dengan bubu didominasi oleh kelas kelas 161.1-187.9 gr yaitu frekuensi sebanyak 736 ekor dan terendah oleh kelas  300-326.8 gr dengan jumlah frekuensi sebanyak 27 ekor rajungan ,dan CPUE yang tertinggi pada hari ke-26 yaitu sebanyak 5,75 kg/trip dengan total dan CPUE terendah terjadi pada hari ke-7 yaitu sebesar 4,22 kg/trip dengan CPUE rata-rata 4,55 kg/tri dengan rata-rata total produksi 19,73kg/hari dan rata-rata CPUE 3,95kg/trip/hari. Dalam penyusunan konsep pengelolaan perlu diadakan pendataan produksi dan trip hasil tangkapan bubu sehingga perkembangan eksploitasinya dapat terus di pantau pada setiap tahunnya.
NILAI MANFAAT EKONOMI EKOSISTEM MANGROVE DI DESA KARTIKA JAYA KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH Fadhila, Hilda; Saputra, Suradi Wijaya; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.512 KB)

Abstract

Keberadaan hutan mangrove mempunyai peranan yang sangat penting bagi ekosistem disekitarnya. Besarnya manfaat yang ada pada ekosistem hutan mangrove memberikan konsekuensi bagi ekosistem hutan mangrove itu sendiri, yaitu dengan semakin tingginya tingkat eksploitasi terhadap lingkungan akan berakhir pada degradasi lingkungan. Melihat dari pemanfaatan tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan dari nilai yang terdapat dalam ekosistem mangrove melalui valuasi ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manfaat langsung dan tidak langsung ekosistem mangrove di Desa Kartika Jaya dan untuk menganalisis Nilai Ekonomi Total ekosistem mangrove di Desa Kartika Jaya. Waktu penelitian bulan Desember 2014 – Februari 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengumpulan data melalui wawancara terhadap 55 responden dan observasi. Teknik pemilihan responden menggunakan purposive sampling untuk responden petani tambak dan metode sensus untuk responden nelayan dan pengolah buah mangrove. Data dianalisis dengan pendekatan Nilai Ekonomi Total diperoleh dari Nilai Manfaat Langsung, Nilai Manfaat Tidak Langsung, dan Nilai Manfaat Pilihan. Hasil valuasi ekonomi manfaat ekosistem mangrove diperoleh manfaat langsung dengan presentase 42.94% sebesar Rp. 622.389.000,00 per tahun diperoleh dari perikanan tangkap Rp. 337.269.000,00 per tahun, perikanan budidaya Rp. 227.520.000,00 per tahun, dan pemanfaatan buah mangrove Rp. 57.600.000,00 per tahun. Manfaat tidak langsung dengan presentase 56.45% sebesar Rp. 818.195.000,00 per tahun diperoleh dari manfaat mangrove sebagai penahan abrasi (sabuk pantai) Rp. 507.500.000,00 per tahun dan penyedia unsur hara Rp. 310.695.000,00 per tahun. Manfaat pilihan dengan presentase 0.61% sebesar Rp. 8.885.338,00 per tahun diperoleh dari fungsi biodiversity. Nilai ekonomi total ekosistem mangrove Desa Kartika Jaya adalah sebesar Rp. 1.449.469.338,00 per tahun dihitung dari nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung, dan nilai manfaat pilihan. Mangrove forests have a very important role for the surrounding ecosystem. The benefits of mangrove forest is to provide consequences for the mangrove itself, the increasing levels will affect on enviromental degradation. Based on the utilization, it is necessary to do research on the utilization of mangrove ecosystem value through economic valuation. This research had been carried out from December 2014 to February 2015 in Kartika Jaya Village, in order to determine the direct and indirect values use of mangrove ecosystem in Kartika Jaya Village and to analyze the total economic value of these ecosystem in Kartika Jaya Village. The research method used a descriptive method. Data were collected through interviews of 55 respondents and observation. Respondent was selected using purposive sampling technique from fish pond farmers, and census method for fishermen and utilizing of mangrove fruit. Data were analyzed using Total Economic Value approach, derived from Direct Use Values, Indirect Use Values, and Optional Values. The results of economic valuation of mangrove ecosystem shows the direct uses with a precentage 42.94% amounting to 622.389.000,00 IDR per year derived from fishing 337.269.000,00 IDR per year, aquaculture 227.520.000,00 IDR per year, and utilizing mangrove fruit  57.600.000,00 IDR per year. The indirect uses with a precentage 56.45% amounting to 818.195.000,00 IDR per year derived from mangrove ecosystem as retaining abrasion (breakwater) 507.500.000,00 IDR per year and providers nutrient 310.695.000,00 IDR per year. Meanwhile the optional value with a precentage 0.61% amounting to 8.885.338,00 IDR per year derived from biodiversity. The total economic value of mangrove ecosystem in Kartika Jaya Village is 1.449.469.338,00 IDR per year that calculated from the direct, indirect, and optional values.
ASPEK BIOLOGI IKAN LAYUR (Trichiurus lepturus) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP MORODEMAK Vianita, Ririn; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.706 KB)

Abstract

Ikan Layur (Trichiurus lepturus) merupakan ikan demersal dan salah satu komoditas ekspor yang banyak ditemukan di pantai-pantai Jawa dan muara-muara sungai di Sumatera. Produksi perikanan saat ini masih didominasi oleh hasil penangkapan dari laut. Dengan adanya penangkapan yang tidak akan pernah berhenti, maka perlu adanya suatu pengelolaan terhadap sumberdaya tersebut. Aspek biologi merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan Layur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologis ikan Layur yang mencakup hubungan panjang-berat, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad, fekunditas, ukuran pertama kali tertangkap, serta ukuran pertama kali matang gonad berdasarkan hasil tangkapan di PPP Morodemak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan teknik pengambilan sampel secara sistematik random sampling. Jenis data yang digunakan yaitu data primer yang didapatkan dari hasil tangkapan dengan cara mengambil 10% dari total hasil tangkapan ikan yang didaratkan. Pengambilan sampel dilakukan  sebanyak 4 kali pada bulan Maret – April 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertumbuhan ikan Layur bersifat alometrik negatif, dengan nilai b yaitu sebesar 2,68. Nilai faktor kondisi ikan Layur adalah 1,106 yang berarti ikan Layur memiliki tubuh kurang pipih. Nilai fekunditas terbesar yang diperoleh yaitu 230.692 butir dan fekunditas terkecil sebanyak 147.844 butir. Tingkat kematangan gonad didominasi TKG I, karena ikan Layur belum memasuki musim pemijahan, dan nilai indeks kematangan gonad bervariasi yaitu antara 0,021% - 5,015%. Ukuran pertama kali matang gonad (L50%) ikan Layur adalah 743 mm. Ukuran pertama kali tertangkapnya ikan Layur adalah 563 mm, hal ini menunjukan bahwa ikan sudah layak tangkap berdasarkan nilai L50% > ½ L∞. Ribbon Fish (Trichiurus lepturus) is one of the demersal are found on the coasts of Java and estuaries in Sumatra. Fishery production is still dominated by fishing from the sea. By fishing that will never stop, therefore it needs a good management of these resources. Aspects of biologyis one of the information that can be used as a basis in the management and utilization resources of Ribbon Fish. The purpose of this research was to determine the biological aspects of Ribbon Fish which includes length-weight relationship, condition factor, Gonad Maturity Level, fecundity, size of the first captured fish, as well as the size of the first ripe gonads based on catching in PPP Morodemak. The method that used was a survey method, the technique of sampling was systematic random sampling. The type of data used was primary data obtained from the catching by taking10% of the total catching fish landed. Sampling was carried out 4 times in March-April 2014. The results show that Ribbon fish growth was allometric negative, the value of b was 2.68. Ribbon fish condition factor value was 1.106 which means less Ribbon fish had flattened bodies. The biggest fecundities value was 230.692 and the smallest grains value was 147.844. The gonads maturity level was dominated by TKG I, as yet entered Ribbon fish spawning season, and gonad maturity index which varied between 0.021% - 5.015%. The size of the first ripe gonads (L50%) was 743 mm. The first Ribbon Fish captured size was 563 mm, it indicated that the fish was worth catching based on its value L50%>½ L ∞.
HASIL TANGKAPAN IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) DI SAMUDERA HINDIA BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA, BALI Anggarini, Krisliyana Mia; Saputra, Suradi Wijaya; Ghofar, Abdul; Setyadji, Bram
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.751 KB)

Abstract

ABSTRAK Produksi ikan Madidihang yang cenderung menurun yang disebabkan oleh penangkapan yang berlebih dikhawatirkan dapat mengganggu kelestarian sumberdaya ikan Madidihang. Oleh sebab itu perlu adanya penelitian tentang hasil tangkapan ikan Madidihang. Hasil yang didapatkan dari penelitian diharapkan dapat memberi gambaran tentang kondisi ikan Madidihang di Samudera Hindia. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 di Pelabuhan Benoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ikan madidihang melalui telaah panjang-bobot, faktor kondisi, ukuran pertama kali tertangkap, panjang asimtotik (L∞) ikan Madidihang di Samudera Hindia berdasarkan hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak microsoft excel. Hasil penelitian menunjukkan ukuran ikan Madidihang bulan April-Mei 2016 berkisar 70 – 178 dengan modus 112 cmFL. Persamaan hubungan panjang-bobot didapatkan W = 0,00002*FL2,966 dengan pola pertumbuhan isometrik. Faktor kondisi yang didapatkan antara 1,64 – 2,44, dan ukuran ikan pertama kali tertangkap 133 cmFL. Panjang asimtotik (L∞) = 190,05 cmFL. Berdasarkan ukuran ikan yang tertangkap dimana Lc > ½ L∞ dapat dinyatakan bahwa ukuran yang tertangkap telah layak tangkap. Kata Kunci : Ikan madidihang; hubungan panjang-bobot, faktor kondisi, ukuran pertama kali tertangkap ABSTRACT Yellowfin tuna production tends to decrease due to excess catching that is feared could interfere with the preservation of resources yellowfin tuna. Hence, it is necessary to do this research Catch Product of Yellowfin Tuna. Results obtained from the study are expected to give an idea of yellowfin condition in the Indian Ocean. This research was conducted in April-May 2016 at the Benoa Port. The aimed of this research was to determine condition of yellowfin tuna through the study of the length-weight relationship,condition factor, length at first capture, and asymptotic length (L∞) of yellowfin tuna in the Indian Ocean based on catches landed at the port of Benoa, Bali. This research used survey method. Data processing used the software of Microsoft Excel and FISAT II. The results have shown the size of the yellowfin tuna from April-May 2016 ranging from 70 – 178 with 112 cmFL. The equation of length weights correlation was obtained W = 0.00002*FL2,966 with isometric growth pattern. The condition factor obtained was between 1.64 to 2.44, and the size of the first caught fish is 133 cmFL. Asymptotic length (L∞) = 190.05 cmFL. Based on the size of fish caught where Lc > ½ L∞ can be stated that the size of which was caught had a decent catch.  Keywords: Yellowfin Tuna; length-weight relationship; condition factor, length at first capture
ASPEK BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis de Man, 1888) DI PERAIRAN KENDAL, JAWA TENGAH Sari, Katrina Dwika; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (998.475 KB)

Abstract

ABSTRAK Penangkapan udang P. merguiensis yang dilakukan secara terus menerus dan tidak sesuai kaidah yang baik dapat mengancam keberlangsungan hidup udang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji aspek-aspek biologi udang P. merguiensis seperti komposisi hasil tangkapan, struktur ukuran, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), sifat pertumbuhan, faktor kondisi, dan ukuran pertama kali udang tertangkap (Lc50%). Selain itu, membuat konsep pengelolaan sumberdaya perikanan udang P. merguiensis. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Pengambilan sampel udang P. merguiensis dilakukan di TPI Bandengan dan TPI Tawang Kabupaten Kendal, pada bulan Mei sampai Agustus 2016. Setiap bulan dilakukan satu kali pengambilan sampel. Sampel udang diambil dari total hasil tangkapan salah satu perahu pada setiap TPI. Hasil penelitian menunjukkan modus panjang karapas 20 mm pada bulan Juni dan Juli 2016, sedangkan pada bulan Mei dan Agustus 2016 modus panjang karapas 22 mm dan 24 mm. Perbandingan nisbah kelamin P. merguiensis jantan betina 1:0,95. Udang P. merguiensis jantan dan betina memiliki sifat pertumbuhan allometrik positif karena nilai b jantan dan betina sebesar 3,29 dan 3,23. Faktor kondisi udang P. merguiensis jantan dan betina sebesar 1,094 dan 1,096. Tingkat kematangan gonad udang P. merguiensis belum ada yang matang. Ukuran Lc50% udang P. merguiensis  jantan dan betina pada ukuran karapas 28 mm dan 27 mm. Konsep pengelolaan udang P. merguiensis di perairan Kendal yaitu mengganti alat tangkap arad menjadi trammel net, dan pengaturan daerah pengoperasian jauh dari pantai agar ukuran udang yang tertangkap adalah udang berukuran layak tangkap. Kata kunci : Penaeus merguiensis, Aspek Biologi, Perairan Kendal ABSTRACT Continuous fishing can threat the sustainability and not according to the rules of P. merguiensis shrimp resources. The objectives of this research were to know biological aspect such as composition of the catch, size of structure, sex ratio, gonad maturities (TKG), growth, condition factor, and first of length capture (Lc50%). In addition, was made management fisheries P. merguiensis shrimp resource. The method used in this research was survei method. Sampling was conducted in shrimp P. merguiensis Bandengan TPI and TPI Tawang Kendal, from Mei to Agustus 2016. Each month one-time sampling.  Shrimp samples were taken is about of the total fishing catch one of the boats at each TPI. The results showed that the mode carapace length of 20 mm in Juni and Juli 2016, while in Mei and Agustus 2016 the mode carapace length of 22 mm and 24 mm. Sex ratio of P. merguiensis shrimp male and female was 1:0,95. Growth of P. merguiensis male and female was positive allometric, because b value male and female was 3,29 and 3,23. Condition factor of P. merguiensis male and female was 1,094 and 1,096. Gonad maturities of P. merguiensis shrimp yet mature. Size Lc50% P. merguiensis shrimp male and female carapas length 28 mm and 27 mm.the concept of management of shrimp P.merguiensis in Kendal water replace the capture tool arad became a trammel net mesh size, and setting the operating areas away from the coast so that the size of the shrimp that are caught are decent-sized shrimp size. Keywords: Penaeus merguiensis, Biological Aspect, Kendal Water 
Co-Authors - Djuwito A'in, Churun Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Kohar Mudzakir Afina Nursa Dewi, Afina Nursa Agustiari, Arinta Maulidina Angga Yan Prayudha Anhar Solichin Anhar Solihin Anthonius Hot Arios Apriyanti, Anisa Dwi Arif Widiyanto Ayu Dwi Purnamawati, Ayu Dwi Ayu Okta Widjayana, Ayu Okta Ayu Rutiyaningsih Azizi, Nurul Amin Boedi Hendrarto Bram Setyadji, Bram Budi Nugraha, Budi Churun Ain Damar Nusawicaksono Kurniawan, Damar Nusawicaksono Dian Wijayanto Djuwito Djuwito Eki Septiana Erika Kurniawati, Erika Faik Kurohman Fajrur Rohman, Fajrur Febyansyah Nur Abdullah, Febyansyah Nur Frida Purwanti Gabriela Ari Sulistyawati Galuh Kirana Anindhita Hanggoro, Adnan Lintang Harmasnida Rachma, Harmasnida Herna Octivia Damayanti Hilda Fadhila, Hilda Iin Ika Wahyuni Imam Triarso Julianto Subekti Kartika Widya Iswara Krisliyana Mia Anggarini, Krisliyana Mia Mahardhika, Septya Mega Manullang, Panogu Marwulandari, Riyani Monica, Soraya Chandra Muhamad Sutri Wardani Novi Andriani, Novi Nugraha, Satria Wiratama Nurul Mukhlish Bakhtiar Panjaitan, Theresia Pramesti Budi Widyaningrum Pratik Primas Akbar Pratiwi Genesi Siagian, Pratiwi Genesi Prijadi Soedarsono Putri, Lintang Kinanti Rian Kisworo Ririn Vianita Rizky Oktarina Nur Dewanti Rosa Anggraeni, Rosa Sandro, Yosua Sari, Katrina Dwika Sari, Verina Siraj, Ahmad Zhafran Siti Rudiyanti Siti Yuliani Rochmatin Skar Puji Astuti, Skar Puji Sri Lestari Subijanto Subijanto Wahyu Kurniawan Wahyu Rizkiyana Wiedha Maharmingnastiti, Wiedha Winda Ari Widyaningtiwi Wiwiet Teguh Taufani Yulianti, Aida Tri