Adinda Arimbi Saraswati
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSEP PENGELOLAAN EKOSISTEM PESISIR ( STUDI KASUS KECAMATAN ULUJAMI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH ) Saraswati, Adinda Arimbi
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 5 No. 3 (2004): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.24 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v5i3.317

Abstract

As the coastal zone, Kabupaten Pemalang has an important strategic role for the fishery development at Java Island. Pemalang’s coastal zone is a bore of several rivers (estuary area) and this zone is a fertile maritime province so it’s potential to develop a dyke plantation. Meanwhile as Kabupaten Pemalang’s coastal zone have mangrove around, it’s require having conservation at this area and this situation may have a conflict of interest to developing a dyke plantation.Many of concept to deploy coastal zone to integrate on behalf of ecology and economic has been developed and implemented at Kabupaten Pemalang, so this coastal zone is become a useful zone and this area was developed with a good environmental.The difficulties of how to manage this area was how to deploy with varietymultifunction and this situation constantly have a conflict of interest especially how to developed a dyke plantation for economic against conservation. This chapter is to dwell on concepts which has been developed and implemented at Kabupaten Pemalang which cover the Mangrove Conservation, Silvofishery and Tumpangsari Programme.
KONSEP GREEN CITY DALAM MENDUKUNG PENATAAN DESA WARLOKA KECAMATAN KOMODO KABUPATEN MANGGARAI BARAT, NTT MENGGUNAKAN TOOLS GREEN MAP Saraswati, adinda Arimbi; Kusmayanti, Januarta Dwi; Darmawan, Dwi Aji; Adhi, Rizky Pratama; Rini, Saraswati Diah; Anindyajati, Reba
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 14 No. 2 (2021): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep Green City atau Kota Hijau adalah konsep pembangunan perkotaan yang mengedepankan aspek keberlanjutan. Penempatan pembangunan berkelanjutan sebagai prinsip dasar kota hijau, dengan delapan (8) atribut yang dapat diterapkan keseluruhan atau sebagian dalam pengembangannya yaitu Green Water, Green Waste, Green Energy, Green Transportation, Green Open Space, Green Community, Green Planning and Design and Green Building. Potensi dan masalah yang ada dikaitkan dengan konsep Green City melalui penggunaan tools berupa Green Map untuk melihat bagaimana konsep ini dapat berperan dalam mendukung penataan desa Warloka sebagai kawasan yang akan dikembangkan terutama sebagai daerah tujuan wisata. Besarnya peluang pengembangan desa Warloka sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Labuan Bajo memerlukan dukungan pembangunan dan penataan sehingga tidak menimbulkan permasalahan lingkungan. Dengan kondisi tersebut perlu dilakukan identifikasi potensi dan masalah yang terdapat di desa Warloka yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan rencana pembangunan wilayah.
KAJIAN LINGKUNGAN PENGEMBANGAN PRODUKSI GARAM INDUSTRI DI INDONESIA Dewanti, Dian Purwitasari; Arifudin; Adhi, Rizky Pratama; Saraswati, adinda Arimbi; Sumbogo, Sri Djangkung; Prayitno, Joko; Susanto, Arif Dwi
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 14 No. 2 (2021): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Garam industri sangat dibutuhkan sebagai bahan baku di indutri farmasi, kimia, tekstil, makanan, danla in-lain. Berdasarkan data tahun 2019, Indonesia masih mengimpor garam industri sebesar 2 juta ton per tahun. Sentra produksi garam di Indonesia yang sebagian besar merupakan garam rakyat dengan kadar NaCl di bawah standar kebutuhan industri. Oleh karenanya, diperlukan sebuah pengembangan produksi garam industri dari garam rakyat dengan kualitas akhir yang memenuhi standar kebutuhan industri. Terdapat berbagai teknologi untuk mendapatkan garam industri dari garam rakyat diantaranya adalah dengan pemurnian menggunakan air tua yaitu larutan garam murni jenuh yang akan mengikat pengotor dalam kristal garam sehingga akan didapatkan garam dengan kemurnian tinggi yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam pelaksanaannya, proses produksi garam industri tersebut akan berpotensi menyebabkan perubahan suatu lingkungan di sekitarnya sehingga perlu dilakukan sebuah studi untuk menganalisis dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan dari proses produksi tersebut. Paper ini akan menjelaskan hal-hal yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan dari sebuah proses pemurnian garam rakyat menjadi garam industri. Analisis mencakup potensi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah dan produk samping yang berupa padatan, cairan, dan gas.
KONSEP PENGELOLAAN EKOSISTEM PESISIR ( STUDI KASUS KECAMATAN ULUJAMI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH ) Adinda Arimbi Saraswati
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 5 No. 3 (2004): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.24 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v5i3.317

Abstract

As the coastal zone, Kabupaten Pemalang has an important strategic role for the fishery development at Java Island. Pemalang’s coastal zone is a bore of several rivers (estuary area) and this zone is a fertile maritime province so it’s potential to develop a dyke plantation. Meanwhile as Kabupaten Pemalang’s coastal zone have mangrove around, it’s require having conservation at this area and this situation may have a conflict of interest to developing a dyke plantation.Many of concept to deploy coastal zone to integrate on behalf of ecology and economic has been developed and implemented at Kabupaten Pemalang, so this coastal zone is become a useful zone and this area was developed with a good environmental.The difficulties of how to manage this area was how to deploy with varietymultifunction and this situation constantly have a conflict of interest especially how to developed a dyke plantation for economic against conservation. This chapter is to dwell on concepts which has been developed and implemented at Kabupaten Pemalang which cover the Mangrove Conservation, Silvofishery and Tumpangsari Programme.