Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Kadar C-Reactive Protein Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Diterapi Dengan Insulin dan Obat Hipoglikemik Oral di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Dwipayana, Pande; Saraswati, IMR; Suastika, K
Jurnal Penyakit Dalam Udayana Vol 1 No 2 (2017): Vol. 1 No. 2 (2017) June-December 2017
Publisher : PAPDI BALI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.187 KB)

Abstract

Latar belakang: Proses inflamasu pada pasien diabetes merupakan salah satu pathogenesis kejadian kardiovaskular. C-reactive protein (CRP) merupakan penanda inflamasi yang dapat digunakan untuk memprediksi penyakit-penyakit kardiovaskular. Data mengenai perbandingan efek insulin dan obat hipoglikemik oral (OHO) dalam menurunkan kaadr CRP masih kurang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah kadar CRP pada pasien diabetes tipe melitus 2 dengan terapi insulin lebih rendah dibandingkan dengan pasien dengan OHO. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong-lintang analitik yang melibatkan 75 pasien diabetes tipe 2 dengan insulin dan OHO dengan metode consecutive sampling. Kriteria eksklusi meliputi pasien dengan infeksi akut/sepsis, penyakit koroner, keganasan, penyakit ginjal kronik, penyakit hati, pasien yang menjalani terapi radiasi, perokok, dan pasien dengan terapi statin atau fibrat. Data dianalisis dengan t-test tidak berpasangan dan ANCOVA untuk meng-adjust variabel perancu. Hasil: Sebanyak 35 pasien (52%) dari total 75 pasien menggunakan insulin dan 36 (48%) menggunakan OHO. Rerata kadar CRP pada pasien diabetes tipe 2 yaitu 1,9 ± 2,08 mg/L. Rerata kadar CRP pada kelompok yang menggunakan insulin dan OHO sebesar 1.5 ± 1.78 mg/L dan 2,4 ± 2,30 mg/L (p = 0.04). Setelah penyesuaian terhadap variabel perancu, perbedaan kadar CRP antara kelompok yang menggunakan insulin dan OHO tetap signifikan (p = 0.02). Simpulan: Kadar CRP pada pasien diabetes tipe 2 dengan terapi insulin lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan OHO.
PREVALENSI SINDROMA METABOLIK PADA POPULASI PENDUDUK BALI, INDONESIA Dwipayana, M Pande; Suastika, K; Saraswati, IMR; Gotera, W; Budhiarta, AAG; -, Sutanegara; Gunadi, IGN; Badjra Nadha, K; Wita, W; Rina, K; Santoso, A; Kajiwara, N; Taniguchi, H
journal of internal medicine Vol. 12, No. 1 Januari 2011
Publisher : journal of internal medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.624 KB)

Abstract

An epidemiological study on metabolic syndrome (MS) in seven villages population of Bali (6 villages and 1 suburban),Indonesia have been conducted. One thousand eight hundred fourty (age, 13 " 100 year; M/F, 972/868) subjects were recruitedin the study. Criteria for obesity was based on WHO for Asia PaciÞ c population (2000) and for MS based on a joint statement ofIDF, NHLBI, AHA, WHF, and IAS (2009). The prevalence of central obesity based on waist circumference (WC) was 35% (M,27.5%; F, 43.4%) and MS was 18.2% (M, 16.6%; F, 20.0%).Waist circumference, as a central role in metabolic syndrome, hassigniÞ cant correlation with other components of metabolic syndrome, i.e. diastolic blood pressure (R = 0.129; p < 0.001), fastingblood glucose (R = 0.088; p < 0.001), HDL cholesterol (R = -0.066; p = 0.006), triglyceride (R = 0.349; p < 0.001), and totalcholesterol (R = 0.179; p < 0.001).Of the study could be concluded as follow: the prevalence of obesityand MS were relativelyhigh; Waist circumference was correlated with other components of metabolic syndrome and the best parameter for predictingmetabolic syndrome.