Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

UJI FORMULASI Beauveria bassiana ISOLAT LOKAL SEBAGAI PENGENDALI HAYATI HAMA UTAMA KAPAS Irma Wardati; Dyah Nuning Erawati
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 15 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v15i1.56

Abstract

Pengembangan pengendali hayati (agens hayati) cendawan entomopatogen B. bassiana isolat lokal yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman. Sementara bentuk formulasi tepat juga perlu dipertimbangkan, sehingga dapat membantu dalam hal ketersediaan, perbanyakan massal, penyimpanan dan pengaplikasiannya. Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat menghasilkan: (1) formulasi yang tepat untuk produksi massal cendawan entomopatogen B. bassiana isolat lokal dan (2) Publikasi di Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAL), selanjutnya data dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji DMRT 5%, dengan parameter pertumbuhan cendawan hasil formulasi dan adanya kontaminan (uji bahan dan produk), kerapatan spora cendawan hasil formulasi (uji viabilitas spora) dan persentase mortalitas serangga uji (uji efikasi di laboratorium). Hasil penelitian adalah formulasi isolat lokal Beauveria bassiana yang diproduksi adalah formulasi cair, pasta dan tepung. Hasil uji kualitas menunjukkan bahwa formulasi cair memberikan hasil terbaik dimana produk formulasi relatif lebih stabil, uji viabilitas tertinggi (kerapatan spora 109 spora/ml), uji efikasi relatif tinggi (56,67% dalam waktu 96 jam), serta waktu kematian (LT50) tercepat (89,72 jam).
PATOGENISITAS BAKTERI, JAMUR DAN NEMATODA ENTOMOPATOGEN TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KAPAS (Gossypium hirsutum L.) Irma Wardati; Dyah Nuning Erawati; Cherry Triwidiarto; Usken Fesdiana
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 13 No 1 (2013): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v13i1.57

Abstract

Salah satu alternatif pemecahan pengendalian hama utama tanaman kapas adalah dengan teknik pengendalian hama yang aman bagi lingkungan dan dapat menekan residu kimia pada produk pertanian (pengendalian hayati). Pengendali hayati (agens hayati) yang mempunyai potensi besar sebagai pengendali alami hama tanaman kapas antara lain adalah dari golongan bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen. Pengembangan agens hayati yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji patogenisitas bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen dalam mengendalikan hama penggerek buah kapas, serta untuk memperoleh isolat lokal bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen yang paling efektif sebagai pengendali hama utama tanaman kapas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas lima faktor perlakuan dengan lima ulangan, yaitu isolat lokal bakteri Bacillus thuringiensis, jamur Beauveria bassiana 1, jamur Beauveria bassiana 2, nematoda Steinernema sp. dan kontrol. Analisis data menggunakan uji F dan selanjutnya menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD). Parameter yang diamati terdiri atas: (1) Gejala kematian serangga uji; (2) persentase mortalitas serangga uji; (3) perilaku serangga uji terinfeksi; (4) laju kematian serangga uji; dan (5) bedah serangga uji terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens hayati bakteri Bacillus thuringiensis (Bt), jamur Beauveria bassiana (Bv) dan nematoda entomopatogen Steinernema sp. (NEP) berpotensi dalam menekan  hama penggerek buah kapas Helicoverpa armigera, sedangkan agens hayati yang paling efektif dalam mengendalikan Helicoverpa armigera adalah isolat lokal jamur Beauveria bassiana 1, dengan waktu kematian tercepat yaitu 128 jam.
Potensi Cendawan Terchoderma Harzianum dan Macam Media Tanam dalam Menekan Serangan Penyakit Layu (Fusarium axysporum) pada Bibit Tanaman Kopi Irma Wardati
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 12 No 1 (2012): JII - FEBRUARI
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v12i1.320

Abstract

Pemeliharaan dan pengendalian patogen yang selama ini diterapkan pada pembibitan tanaman kopi adalah secara kimiawi, yang banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, sedangkan di sisi lain biaya pengadaan pestisida juga semakin tinggi. Hal ini mendorong untuk mencari teknologi alternatif yang ramah terhadap lingkungan, antara lain dengan pengendalian hayati. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan agens hayati yang merupakan musuh alami dari hama dan penyakit. Dalam hal pengendalian patogen yang disebabkan oleh cendawan, maka agens hayati yang dapat dimanfaatkan adalah dari cendawan antagonis Trichoderma sp. .Selain kegiatan pengendalian penyakit di pembibitan, media tanam yang digunakan juga menentukan baik tidaknya pertumbuhan bibit kopi.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas cendawan Trichoderma sp. dan macam media tanam dalam menekan serangan patogen tular tanah pada bibit tanaman kopi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design), terdiri dari satu faktor dengan 5 kali ulangan, dengan macam perlakuan: 1) Media tanah-pupuk kulit kopi + Trichoderma sp. (A1); 2) Media tanah-pupuk kulit kakao + Trichoderma sp. (A2); 3) Media tanah-pupuk kandang + Trichoderma sp. (A3); 4) Media tanah-pupuk kulit kopi (A4); 5) Media tanah-pupuk kulit kakao (A5); dan 6) Media tanah-pupuk kandang (A6) Analisis data menggunakan uji F dan selanjutnya menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi cendawan Trichoderma harzianum dan berbagai media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap intensitas serangan penyakit layu Fusarium pada bibit tanaman kopi.
Pemanfaatan Kotoran Ternak dan Pengendali Hayati Hama Tanaman Kelapa Rakyat di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Dyah Nuning Erawati; Irma Wardati; Cherry Triwidiarto
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2016): Juni
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v1i1.127

Abstract

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember dengan mitra adalah petani penderes nira kelapa rakyat yang tergabung dalam dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Rekesan Kepel dan kelompok tani Sulakdoro. Produksi utama petani adalah gula merah dari nira kelapa sehingga budidaya kelapa merupakan sumber penghasilan yang utama untuk mayoritas penduduk. Kegiatan budidaya kelapa rakyat seringkali terkendala serangan hama kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) sehingga produktivitas tanaman tidak bisa dicapai dengan optimal.Pengendalian hama dengan insektisida kimiawi akan memberikan dampak positif dengan matinya hama tetapi menimbulkan dampak negatif mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian yang lebih aman dan berwawasan lingkungan, dengan menggunakan cendawan entomopatogen seperti Metarrhizium anisopliae. Sedangkan limbah kotoran ternak bisa dikembangkan menjadi pupuk organik yang akan meningkatkan kesuburan tanah sekaligus menekan dampak negatif penumpukan kotoran ternak yang belum termanfaatkan secara optimal. Produk pupuk organik plus pengendali hayati yang akan dikembangkan juga membuka peluang wirausaha baru di bidang produk pupuk organik dan pengendali hama kumbang kelapa yang berwawasan lingkungan.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan pupuk organik plus pengendali hayati sesuai diterapkan sekaligus membuka peluang wirausaha baru bagi mitra, (2) Pembekalan pengetahuan, pembekalan keterampilan serta demo plot mengenai pengembangan pupuk organik plus pengendali hayati mendapat tanggapan yang baik dan antusias yang tinggi dari mitra, dan (3) Tujuan dari kegiatan sudah tercapai dan sesuai dengan kerangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan meskipun masih terdapat kendala yang dapat diantisipasi melalui forum komunikasi dan latihan yang berkesinambungan dari khalayak sasaran dengan didukung oleh pembinaan dari pihak yang terkait.
IbM Kelompok Tani Kopi Rakyat Desa Sido Mulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember Dyah Nuning Erawati; Irma Wardati; Usken Fisdiana; Siti Humaida
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2017): Juni
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v2i1.453

Abstract

Produksi utama petani di Desa Sido Mulyo Kecamatan Silo Jember adalah budidaya kopi. Mitra kegiatan IbM ini adalah petani kopi rakyat jenis robusta yang tergabung dalam dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Sangkuriang dan kelompok tani Sido Mulyo dengan perwakilan anggota kelompok masing-masing sebanyak 3 orang. Penghasilan utama adalah hanya dari kegiatan budidaya kopi saja dan belum memanfaatkan kotoran ternak dan limbah pertanian seperti kulit buah kopi dan seresah dari pangkasan pohon penaung untuk pupuk kompos. Potensi sumberdaya lokal seperti pengendali hayati yang terdapat secara alami juga belum dikembangkan secara maksimal padahal keberadaannya di lokasi IbM cukup melimpah yang akan mengurangi biaya produksi tanaman sehingga pendapatan petani kopi dapat ditingkatkan sekaligus membuka peluang menjadi calon wirausaha baru. Kegiatan IbM dilaksanakan di Desa Sido Mulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember pada bulan Juni – Desember 2013. Metode yang diterapkan meliputi penyuluhan, pelatihan, demplot, aplikasi di lapang, pemetaan distribusi pemasaran, pendampingan dan evaluasi. Luaran yang dihasilkan adalah produk Kompos Plus Pengendali Hayati kemasan 5 kg. Hasil kegiatan penerapan IbM menunjukkan bahwa : (1) Pengembangan pupuk kompos plus pengendali hayati sesuai diterapkan sekaligus membuka peluang wirausaha baru bagi mitra IbM petani kopi rakyat pada kelompok tani Sangkuriang dan Sido Mulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, (2) Pembekalan pengetahuan, ketrampilan serta demo plot aplikasi di lapang pengembangan kompos plus pengendali hayati mendapat tanggapan yang baik dari mitra IbM dan (3) Tujuan dari kegiatan Penerapan IbM sudah tercapai dan sesuai dengan kerangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan meskipun masih terdapat kendala yang dapat diantisipasi melalui forum komunikasi dan latihan yang berkesinambungan dengan didukung oleh pembinaan dari pihak yang terkait.
POTENSI PENGENDALIAN DENGANBERBAGAI AGENS HAYATI PADA HAMA PENGGEREK PUCUK KAPAS (Gossypium hirsutum L.) Irma Wardati; Dyah Nuning Erawati; Cherry Triwidiarto; Usken Fisdiana
AGRITROP Vol 11, No 1 (2013): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v11i1.675

Abstract

Pengembangan pengendali hayati (agens hayati) yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman.Salah satu alternatif pemecahan pengendalian hama utama tanaman kapas adalah dengan teknik pengendalian hama yang aman bagi lingkungan dan dapat menekan residu kimia pada produk pertanian (pengendalian hayati). Pengendali hayati (agens hayati) yang mempunyai potensi besar sebagai pengendali alami hama tanaman kapas antara lain adalah dari golongan bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen. Pengembangan agens hayati yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji patogenisitas bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen dalam mengendalikan hama utama tanaman kapas, serta untuk memperoleh isolat lokal bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen yang paling efektif sebagai pengendali hama penggerek pucuk kapas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas lima faktor perlakuan dengan lima ulangan, yaitu isolat lokal bakteri Bacillus thuringiensis, jamur Beauveria bassiana 1, jamur Beauveria bassiana 2, nematoda Steinernema sp. dan kontrol. Analisis data menggunakan uji F dan selanjutnya menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD). Parameter yang diamati terdiri atas: (1) Gejala kematian serangga uji; (2) persentase mortalitas serangga uji; (3) perilaku serangga uji terinfeksi; (4) laju kematian serangga uji; dan (5) bedah serangga uji terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens hayati bakteri Bacillus thuringiensis (Bt), jamur Beauveria bassiana (Bv) dan nematoda entomopatogen Steinernema sp. (NEP) berpotensi dalam menekan  hama penggerek pucuk kapas Earias sp., sedangkan agens hayati yang paling efektif dalam mengendalikan Earias sp. adalah isolat lokal jamur Beauveria bassiana 1, dengan waktu kematian tercepat yaitu 128 jam. Kata Kunci: Agens hayati, hama penggerek pucuk, kapas.
Confirmatory Factor Analysis and the Development of a Supply Chain Management for Creating Sustainable Competitive Advantage of Coffee Production in Jember Indonesia Bagus Putu Yudhia Kurniawan; Sri Sundari; Irma Wardati
International Journal of Supply Chain Management Vol 8, No 4 (2019): International Journal of Supply Chain Management (IJSCM)
Publisher : International Journal of Supply Chain Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.352 KB)

Abstract

Abstract- Purpose of this research is to investigatethe factors contributing to the Sustainable Competitive Advantage (SCA) for the largest coffee producers in Jember, East Java, Indonesia based on the supply chain management.The Methode of the research has the element of survey research type one, with the combination of exploratory and confirmatory or explanatory research. This study uses a census method or complete enumeration, which is carried out on all members or elements of the population totaling 84 people. The analysis technique used in this study is the Confirmatory Factor Analysis (CFA) and pathanalysis. The result shows that the most powerful indicator as innovation measurement is leadership orientation, while the weakest one is the source of external innovation. The strongest indicator of marketing performance variable is the level of customer growth, while the weakest one is the level of sales growth. The strongest indicator as a variable measuring SCA is durability, while the weakest one is the facility of matching strategic assets owned by the company. Innovation has a direct, positive, and significant effect on marketing performance. Innovation has no significant effect on SCA, however, through marketing performance, the indirect effect of innovation on SCA is significant. Marketing performance has a direct, positive, and significant effect on SCA.