Claim Missing Document
Check
Articles

TAMAN REKREASI AIR DANAU BSB SEMARANG Ayusthi Vembrika, Dunga; Sardjono, Agung Budi
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.062 KB)

Abstract

Danau BSB merupakan area rencana pengembangan untuk rekreasi memiliki luas permukaan air sebesar + 7.5 hektar. Danau buatan ini merupakan area cekungan air yang memberikan nuansa panorama alam yang jarang ditemui di Kota Semarang. Volume air yang terdapat dalam cekungan ini dapat diberdayakan sebagai sumber air untuk penunjang kebutuhan perancangan water park/taman rekreasi air. Pemberdayaan rekreasi water park/ taman rekreasi air sebagai sarana pemanfaatan muara air merupakan salah satu siasat jitu dalam penangkaran dan pemanfaatan sumber daya air. Pasalnya dalam waterpark menghadirkan kolam-kolam yang dapat dimanfaakan sebagai wadah kelebihan debit air dari muara air tersebut. Dalam taman rekreasi air danau BSB ini mengangkat pemanfaatan debit air berlebih dari danau BSB yang dialihkan ke lokasi rekreasi di dataran sekitar danau. Pemanfaatan air ini tak lepas dari upaya treatment air danau yang kemudian dialirkan ke fasilitas yang ada di taman rekreasi air seperti kolam renang, lazzy river, water slide, hingga sistem utilitas air bersih dan air kotor didalafm lingkungan rekreasi. Dengan adanya fasilitas itu debit air berlebih dapat ditampung guna mengantisipasi kekeringan dari air danau yang menguap disaat musim kemarau. Selebihnya, fasilitas dari taman rekreasi air ini sejalan dengan masterplan pengembangan Kawasan hunian BSB disekitar danau sebagai pemenuhan kebutuhan akan rekreasi yang dimanfaatkan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat BSB dan sekitarnya.Pemanfaatan sumber daya air danau ini diharapkan berkesinambungan agar terciptanya lingkungan binaan yang sustainable berprinsip pada eco-arsitektur. Untuk itu dilakukan pendekatan tahap program perencanaan dengan mempelajari tentang taman rekreasi air yang dimulai dari pengertian dan jenis rekreasi air, kemudian lingkup kegiatan dari rekreasi air, serta obyek wisata rekreasi air yang kiranya dapat dijadikan studi banding. Setelah itu tinjauan umum mengenai pemilihan tapak dilakukan dengan penilaian area Kawasan sekitar danau BSB berdasar karakteristik tapak di area sekitar danau yang dinilai berdasarkan potensi dan kelemahan tapak. Sebagai pendekatan perencanaan dan perancangan meliputi pendekatan aspek fungsional, kontekstual, teknis, kinerja, dan arsitektural yang pada akhirnya menuju kepada program ruang untuk menentukan besaran dari ruang yang ada dalam taman rekreasi air.
PENGEMBANGAN INSTALASI PERAWATAN PAVILIUN KHUSUS LANJUT USIA PROF.R.BOEDHI DARMOJO SEMARANG Wardhani, Ayu Kusuma; Sardjono, Agung Budi; Nugroho, Satrio
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1854.276 KB)

Abstract

Balita, remaja, dewasa dan tua merupakan sebuah siklus kehidupan manusia yang tidak dapatdihindari. Setiap manusia yang hidup pasti akan merasakan siklus kehidupan tersebut, namun tetapdisesuaikan dengan batasan umur yang dimiliki. Menjadi tua bukan merupakan sebuah pilihan atau masalah,karena hal tersebut sudah pasti akan dirasakan oleh setiap makhluk hidup yang bernyawa, terutama manusia.Pada usia tua, manusia akan mengalami kemunduran dalam berbagai segi kehidupan, misalnya kemundurankesehatan, kemunduran aktivitas dan kemunduran dalam hubungan sosial. Manusia yang dahulunya punyaberbagai macam aktivitas, namun karena terbentur dengan masalah kesehatan, daya ingat, kekuatan,sekarang hanya bisa tinggal dirumah dengan alasan umur dan tanpa bisa melakukakan apa-apa karenaketerbatasan tenaga yang di miliki. Masalah kesehatan yang dialami orang pada usia lanjut ini pada umumnya lebih sulit dan kompleks.Rata-rata hampir disetiap rumah sakit tercatat 15% dihuni oleh pasien usia lanjut dengan berbagai jenispenyakit yang diderita. Namun sayangnya, tidak semua rumah sakit umum maupun swasta yang terdapat diKota Semarang khususnya mempunyai pelayanan kesehatan yang benar-benar memperhatikan faktor psikispara usia lanjut tersebut. Seharusnya sistem pelayanan kesehatan yang dimiliki pada setiap rumah sakit yangada memperhatikan kebutuhan psikis para usia lanjut agar, proses penyembuhan dan perawatan kesehatanpada usia lanjut ini dapat dilakukan dengan baik. Tidak hanya sekedar dalam segi kenyamanan pasien, namunjuga semua hal yang berhubungan dengan para lansia itu sendiri. Di Kota Semarang itu sendiri baru terlihatsatu Rumah Sakit yang menyediakan Instalasi Perawatan khusus untuk Para Usia Lanjut, namun sayangnyabelum bisa mencapai standart yang seharusnya dimiliki, baik dari segi standart bangunan dan juga pemenuhanjumlah pasien yang dirawat. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan untuk jangka waktu 10 tahunmendatang, dimana diharapkan dapat menampung jumlah pasien lansia yang ingin berobat dan melakukanpenyembuhan. Untuk merencanakan pengembangan terhadap instalasi perawatan tersebut dilakukan kajian teoritentang pengertian, pelaku dan aktifitas, kebutuhan ruang. Selain itu juga dilakukan studi kasus langsung keInstalasi Perawatan Paviliun Khusus Lanjut Usia Prof.R.Boedhi Darmojo itu sendiri untuk mencari tahukebutuhan jumlah pasien yang dirawat, ruangan yang diperlukan serta pendekatan lokasi tapak untukdilakukan pengembangan. Desain yang ditekankan pada Perencanaan Pengembangan Instalasi Perawatan Paviliun Khusus LanjutUsia Prof.R.Boedhi Darmojo ini yaitu penekanan desain Arsitektur modern, dimana kita dapat menampilkanbentukan masa bangunan yang bebas dan terlihat tidak monoton namun tidak mengganggu fungsi ruang yangterdapat didalamnya dan juga bentukan yang ditampilkan tetap tidak menghilangkan status fungsi bangunansebagai sebuah Instalasi Perawatan.
RUMAH PRODUKSI VIDEO GAME INDIE DI BANDUNG Irwan Aryadi, Denny; Bharoto, Bharoto; Sardjono, Agung Budi
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1416.316 KB)

Abstract

Selama ini video game dianggap hanya sebuah media untuk bermain semata dan hanya ditujukan kepada kaum muda (anak-anak) saja. Video game dianggap sebagai sarana hiburan yang banyak menghabiskan waktu beraktivitas dan tidak berguna. Tidak semua pendapat tersebut adalah benar. Selain sebagai sarana hiburan, video game juga memiliki fungsi lain seperti sebagai media belajar yang menyenangkan tidak hanya untuk kaum muda (anak-anak) namun juga bagi kaum dewasa. Perpaduan antara pendidikan, seni, dan teknologi menjadi video game, membuat bisnis pengembangan video game banyak diminati karena memiliki potensi bisnis yang cukup besar. Hal ini ditandai dengan berbagai nama pengembang video game dengan rumah produksinya yang sudah dikenal oleh masyarakat dunia seperti Capcom, Konami, Rockstar Game, Naughty Dog, Team Bondi, dan masih banyak lagi. Tidak hanya pengembang besar saja, pasar video game juga banyak diminati oleh developer video game indie lokal yang sudah mulai banyak bermunculan. Beberapa di antaranya mulai bekerja secara profesional dengan adanya rumah produksi video game indie yang mereka bentuk sebagai wadah bekerja bagi para developer video game indie tersebut.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai rumah produksi video game, standar-standar mengenai tata ruang dalam rumah produksi video game, studi banding beberapa rumah produksi video game di Bandung dan rumah produksi video game di dunia, serta teknologi motion capture sebagai teknologi terkini yang digunakan dalam proses pembuatan video game. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Bandung, perkembangan dunia video game terutama indie di kota tersebut, serta beberapa event seputar dunia video game di Bandung.Sebagai produk, dilakukan perancangan desain Rumah Produksi Video Game Indie berupa gambar 2 dimensi dan 3 dimensi.
Menengok Arsitektur Permukiman Masyarakat Badui : Arsitektur Berkelanjutan dari Halaman Sendiri Sardjono, Agung Budi; Nugroho, Satrio -
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The energy crisis and the damage to the natural environment encouraged public awareness for the preservation of nature in addition to pay more attention to the welfare of mankind. Sustainable development with architecture in it developed into an important issue in recent decades. Wisdom in the culture of the archipelago can be a role model in tackling the crisis. Badui community is a bit of a tribe that still retains its cultural traditions closely until now. The tradition of the Badui community living utmost respect and preservation of nature where they live. Using natural resources in a selective; appropriate technology; restrictions and strict rules generate a culture living in harmony with nature. A science that needs to be studied, imitated and developed to address modern challenges. This paper aims to assess the alignment of the Badui community living tradition with the characteristics of Sustainable Architecture. Krisis energi dan kerusakan lingkungan alam mendorong kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan kelestarian alam disamping kesejahteraan umat manusia. Pembangunan berkelanjutan dengan arsitektur di dalamnya berkembang menjadi isu penting dalam beberapa dasawarsa terakhir. Kearifan dalam kebudayaan Nusantara dapat menjadi teladan dalam menanggulangi krisis tersebut. Masyarakat Badui merupakan sedikit dari suku yang masih mempertahankan tradisi kebudayaannya dengan ketat sampai saat ini. Tradisi bermukim masyarakat Badui sangat hormat dan menjaga kelestarian alam tempat mereka tinggal. Pemanfaatan sumber daya alam yang selektif; teknologi tepat guna; larangan dan aturan yang ketat menghasilkan budaya bermukim yang selaras dengan alam. Sebuah ilmu yang perlu dipelajari, diteladani dan dikembangkan  untuk menjawab tantangan modern. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji keselarasan tradisi bermukim masyarakat Badui dengan karakteristik Arsitektur Berkelanjutan.
The existence of street vendors (PKL) as supporting activities in Jalan Taman Siswa, Semarang Pratiwi, Isna; Sari, Suzanna Ratih; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 20, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v20i1.13414

Abstract

Sekaran area has rapidly developed nowadays, especially the development of street vendors’ existence asthe facility of fulfilling students’ needs from the very first establishment of Unnes. There is not only street vendors’phenomenon but also there exist change of land function, the development of building and traffic density. Severaladditional activities to the developed area would relatively increase such impacts towards street vendor developmentin Sekaran, especially in Jalan Taman Siswa. This phenomenon is interesting to be studied because a part of JalanTaman Siswa becomes one of the important corridors in Semarang State University area. This corridor,unfortunately, has been changed into the center of street vendors.The data collecting employed by the writer wasobservation, interview, and documentation. This study employs qualitative approach. Whereas the method used isdescriptive design. By implementing this method, the writer will elaborate the problems appeared briefly andcomprehensively. Theoretical data are collected by reviewing the related literature, which means that the writergathers the data by reading much relevant literature. This data is managed by conducting analysis and applying thedata to the study. The existence of Unnes as one of the big campuses in Semarang triggers the occurrence of severalstudents' activities such as to fulfill students' daily necessity. Along Kinanti boarding house to Ulul Albab Mosque,there exist several supporting facilities for Unnes students and people around the campus. This is interesting sincethe occurrence of supporting activity such as PKL in that area has the strong relationship with the use of publicspaces. Thus, it could be formulated that the presence of PKL as activity support in Taman Siswa corridor increasesalong with the development of Semarang State University Campus.
PASAR DI LINGKUNGAN PERMUKIMAN Sardjono, Agung Budi; Sudarwanto, Budi
MODUL Volume 11, Nomer 2, Tahun 2011
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.558 KB) | DOI: 10.14710/mdl.11.2.2011.%p

Abstract

Pasar tradisional mulai banyak digantikan dengan pasar modern yang lebih megah, nyaman dan bergensi. Pasar tradisional dianggap biang dari kekumuhan, kemacetan dan kesemrawutan. Benarkah pasar tradisional lebih banyak merugikan daripada menguntungkan?. Tulisan ini bertujuan untuk melihat peran dan nilai-nilai yang terkandung pada pasar tradisional pada skala yang paling kecil, pasar lingkungan. Bahasan dilakukan dengan mengkaji dua pasar lingkungan di Pedurungan. Dibalik tampilan wadah yang kurang menguntungkan, pasar tradisional menyimpan banyak nilai-nilai positif. Keterbukaan, kebersamaan, kesetaraan dan keperdulian menjadi ciri pasar tradisional yang penting dalam membangun lingkungan hidup yang nyaman dan manusiawi. Selain sebagai ajang transaksi penjual pembeli, pasar tradisional berperanan dalam menjalin interaksi dan komuniasi para pelakunya. Membangun toleransi dan fleksibel dalam pemakaian dan bentukan keruangannya.
KONSEP RUANG DAN BENTUK RUMAH GODANG KOTO SENTAJO DI KUANTAN SINGINGI Yandri, Sepli; Sari, Suzanna Ratih; Sardjono, Agung Budi
MODUL Vol 19, No 1 (2019): MODUL vol 19 no 1 tahun 2019 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.151 KB) | DOI: 10.14710/mdl.19.1.2019.1-9

Abstract

Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Rumah adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Kuantan singingi sebagai sebuah daerah yang berkebudayaan memiliki ciri dan bentuk bangunan rumah adat yang memiliki ciri khas tersendiri. Rumah adat di Kuantan Singingi disebut dengan rumah godang. Sebagai sebuah rumah adat, rumah godang memiliki konsep ruang dan bentuk yang berbeda dari ruang rumah pada umumnya. Rumah godang dikuantan singingi juga dikenal dengan istilah rumah koto karena rumah tersebut dibangun di daerah yang disebut dengan koto. Salah satu daerah yang masih memelihara dan menjaga warisan rumah godang di kuantan singingi adalah daerah Koto Sentajo. Tulisan penelitian ini bertujuan menemukan konsep Ruang dan Bentuk yang ada pada rumah godang di Koto Sentajo. Pembahasan dengan menggunakan Metode deskripsi analisis bertujuan untuk menyampaikan deskripsi secara mendalam tentang konsep ruang dan bentuk pada rumah godang di daerah Koto sentajo.
KERAGAMAN PERUBAHAN PADA RUMAH TRADISIONAL JAWA DI PEDESAAN Sardjono, Agung Budi; Nugroho, Satrio
MODUL Vol 15, No 2 (2015): Modul Volume 15 Nomer 2 Tahun 2015
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.174 KB) | DOI: 10.14710/mdl.15.2.2015.141-156

Abstract

Keragaman rumah tradisional Jawa di pedesaan saat ini menunjukkan bagaimana suatu nilai-nilai yang sebelumnya disepakati secara bersama mengalami perubahan-perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada rumah-rumah tradisional Jawa di pedesaan di Jawa Tengah dan menggali faktor-faktor yang menyebabkan perubahan tersebut terjadi. Obyek fisik penelitian adalah arsitektur rumah tradisional di pedesaan sementara obyek non fisiknya adalah penghuni rumah tersebut. Kasus penelitian diambil secara purposif pada 5 rumah tradisional di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata ruang bangunan lebih banyak berubah, diikuti material dan kemudian bentuk bangunan. Pola massa bangunan masih menunjukkan pembagian ruang tamu, ruang tidur, serta dapur. Perkembangan massa bangunan pada arah membujur, menyamping maupun kombinasi. Dalem sebagai bangunan utama justru yang paling banyak mengalami perubahan, terutama karena penambahan ruang tidur. Sementara elemen-elemen yang masih dipetahankan adalah bentuk atap, struktur serta gebyok ornamen pada Dalem. Faktor-faktor penyebab perubahan adalah karena perubahan penghuni, perubahan pola aktivitas, perubahan pengetahuan dan bahan bangunan serta perubahan anggapan terhadap rumah. Pada intinya perubahan-perubahan tersebut terjadi karena perubahan budaya penghuni rumah, sehingga mendorong perubahan pada perwadahannya.
Menengok Arsitektur Permukiman Masyarakat Badui, Arsitektur Berkelanjutan Dari Halaman Sendiri Sardjono, Agung Budi; Nugroho, Satrio
MODUL Vol 14, No 2 (2014): MODUL Volume 14 No.2 Tahun 2014
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.336 KB) | DOI: 10.14710/mdl.14.2.2014.87-94

Abstract

Krisis energi dan kerusakan lingkungan alam mendorong kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan kelestarian alam disamping kesejahteraan umat manusia. Pembangunan berkelanjutan dengan arsitektur di dalamnya berkembang menjadi isu penting dalam beberapa dasawarsa terakhir. Kearifan dalam kebudayaan Nusantara dapat menjadi teladan dalam menanggulangi krisis tersebut. Masyarakat Badui merupakan sedikit dari suku yang masih mempertahankan tradisi kebudayaannya dengan ketat sampai saat ini. Tradisi bermukim masyarakat Badui sangat hormat dan menjaga kelestarian alam tempat mereka tinggal. Pemanfaatan sumber daya alam yang selektif; teknologi tepat guna; larangan dan aturan yang ketat menghasilkan budaya bermukim yang selaras dengan alam. Sebuah ilmu yang perlu dipelajari, diteladani dan dikembangkan  untuk menjawab tantangan modern. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji keselarasan tradisi bermukim masyarakat Badui dengan karakteristik Arsitektur Berkelanjutan
RUANG DAGANG DI KOTA LAMA KUDUS Sardjono, Agung Budi; Nugroho, Satrio; Prianto, Eddy
MODUL Vol 15, No 1 (2015): Modul Volume 15 Nomer 1 Tahun 2015
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.3 KB) | DOI: 10.14710/mdl.15.1.2015.1-12

Abstract

Masyarakat Kudus dikenal sebagai masyarakat Pedagang Santri. Dua aspek kehidupan penting pada masyarakat ini adalah Perdagangan dan Keagamaan. Kehidupan sebagai masyarakat muslim sangat mewarnai keseharian masyarakat Kudus. Hal ini menimbulkan pertanya’an, bagaimana dengan aspek perdagangan yang seolah menjadi sisi lain dan penyeimbang religiositas terhadap bentukan arsitekturnya?. Penelitian ini bertujuan untuk menggali kehidupan perdagangan masyarakat Kudus dan cerminannya pada bentuk arsitektur rumah tinggalnya. Penelitian dilakukan dibawah paradigma penelitian kualitatif. Data digali dari beberapa responden yang mewakili ragam kegiatan perdagangan masyarakat serta arsitektur rumah tinggalnya. Analisa dilakukan langsung dilapangan yang mengarah pada konsep dibalik kegiatan terpola serta kaitannya dengan arsitektur sebagai wadah kegiatan tersebut. Temuan penelitian berupa konsep “ruang dagang” pada masyarakat Kudus. Terdapat dua macam kegiatan dagang yakni yang menyangkut tahapan produksi serta tahapan distribusi. Kegiatan dagang dilakukan dengan memanfaatkan ruang-ruang yang ada atau mengadakannya secara tersendiri manakala kegiatan yang ada mulai berkembang besar. Ruang dagang ini merupakan ruang publik di rumah yang mempunyai pencapaian langsung ke luar untuk kegiatan dagang atau tidak langsung untuk kegiatan produksi.