Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN PETANI DI KAWASAN RAWAN GENANGAN BANJIR MELALUI PENDEKATAN SUSTANABLE LIVELIHOODS Sulistiyanto, Tito Indra
Geo-Image Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Petani merupakan bentuk mata pencaharian yang digeluti oleh mayoritas masyarakat di Desa Bulung Cangkring Kabupaten Kudus. Bencana alam berupa banjir membuat petani di desa tersebut mengalami kondisi krisis, dimana mereka tidak dapat bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah yang muncul yaitu untuk mengetahui tingkat kerentanan petani dan upaya pemenuhan kebutuhan oleh petani di kawasan rawan genangan banjir. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah semua komponen yang berada di Desa Bulung Cangkring Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Informan dalam penelitian ini adalah petani di Desa Bulung Cangkring. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara analisis domain dan analisis taksonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertanian di daerah penelitian masih dalam bentuk pertanian budaya. Kerentanan sumber daya alam yang disebabkan langsung oleh datangnya banjir yang menggenangi lahan pertanian. Pada sumber daya manusia, tingkat pendidikan petani rata-rata masih rendah, yang berdampak pada sifat petani yang sulit diarahkan. Sumber daya keuangan mempunyai kerentanan berupa kurangnya modal yang dimiliki petani untuk menggarap lahan pertanian. Sumber daya fisik tidak terlalu memberikan sumbangan kerentanan kepada petani karena baik aset pribadi maupun umum dinilai baik. Farmers is a form of livelihood cultivated by the majority of the people in the village Bulung Cangkring Kudus District. Natural disasters such as floods make the peasants in the village is experiencing a crisis, where they can not grow crops to make ends meet. The purpose of this study was to answer the research question will be to test the vulnerability of farmers and addressing the needs of farmers in areas prone to flood inundation. The scope of this research is all the components are in the Village District Bulung Cangkring Jekulo Kudus District. Informants in this study is a farmer in the village of Bulung Cangkring. Data were collected through interviews, observation, and documentation. Data were analyzed by analysis of the domain and taxonomic analysis. The results of this study indicate that agriculture in the study area is in the form of agricultural culture. Vulnerability of natural resources caused directly by the flood that inundated farmland. In human resources, the level of education of farmers on average is low, the impact on farmers properties that are difficult directed. Financial resources in the form of lack of capital has vulnerabilities growers to cultivate agricultural land. Physical resources contributed less susceptibility to farmers because both private and public assets rated as good.
PETA INTERAKTIF UNTUK PERAGA PEMBELAJARAN GEOGRAFI SMA Saraswati, Ratna; Susilowati, M.H. Dewi; Indra, Tito Latif
GEOMATIKA Vol 19, No 2 (2013)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/JIG.2013.19-2.211

Abstract

Pembelajaran Geografi di SMA selama ini dilakukan dengan cara konvensional yaitu ceramah dengan materi dari buku teks yang ada, tanpa alat peraga. Peraga yang digunakan seringkali hanya berupa ilustrasi di papan tulis. Padahal alat peraga merupakan sarana untuk menjelaskan fenomena geografi yang menjelaskan lokasi suatu daerah, fenomena bentang alam dan lainnya, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan terpenuhi. Ketiadaan alat peraga ini menjadikan pelajaran Geografi menjadi tidak efektif dan cenderung membosankan. Alat peraga untuk pembelajaran Geografi yang efektif adalah berupa peta yang akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran, karena di dalam peta ditunjukkan berbagai informasi yang menunjang pembelajaran Geografi sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan KD). KI dan KD dalam Pelajaran Geografi SMA mulai dari Kelas X hingga Kelas XII, semuanya memerlukan peraga peta sebagai alat bantu pembelajarannya. Dari SK dan KD tersebut, alat peraga peta sangatlah diperlukan sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan pokok-pokok bahasan sehingga penyampaian menjadi menarik dan lebih efektif.Kata Kunci: peta interaktif, SIG, perangkat lunak Quantum, geografiABSTRACTLearning Geography in high school has been done conventionally by lectures with contents from textbooks without props or demonstration unit. Illustrations on white boards are most often used as the only props. Whereas props could be used as means to better explained geographical phenomenon such as region‟s locations, landscape phemonenon, and others, thereby learning purposes could be met and fulfilled. The absence of props makes geography learning process ineffective, hence it tends to be boring. A prop that could be effective for geography learning is in forms of map that could make students easy to understand during the learning process, because maps could show various informations that could support geography learning according to Core Competency (KI) and Basic Competency (KD). KI and KD in high school geography student from class X to class XII, that all needs map demonstration unit for its auxiliary learning tools. From its SK and KD, map props is crucial as a learning module to better convey the lessons contents so that the learning process could be more interesting and more effective.Keywords: interactive map, GIS, Quantum software, geography
MODEL SPASIAL POTENSI PENGEMBANGAN PENGGUNA BAHAN BAKAR GAS MELALUI JARINGAN PIPA GAS DI KABUPATEN BEKASI Wiguna, Dede Prabowo; Koestoer, Raldi Hendro; Indra, Tito Latief
GEOMATIKA Vol 21, No 2 (2015)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.835 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2015.21-2.479

Abstract

Pengembangan Bahan Bakar Gas melalui jaringan pipa diharapkan akan sangat mendukung diversifikasi energi. Kondisi saat ini, sebaran jaringan pipa gas yang berada di Kabupaten Bekasi belum merata. Pengembangan infrastruktur jaringan pipa gas dengan model spasial bertujuan untuk mengetahui pola pelayanan gas dan menemukan lokasi optimal potensi pengguna bahan bakar gas di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini adalah penelitian kombinasi menggunakan metode kuantitatif seperti nearest neighbor analysis, matrik jarak, model Huff serta aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) sebagai alat analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi pengembangan pelayanan pengguna bahan bakar gas memiliki kecenderungan pola yang serupa dengan pelayanan jaringan pipa gas yang telah ada, karena posisi pengguna gas terletak di lingkungan Kawasan Industri sehingga polanya mengikuti tarikan pasar ke wilayah-wilayah pertumbuhan industri. Peluang pengembangan jaringan pipa gas terkonsentrasi di kecamatan-kecamatan yang memiliki karakteristik (a) topografi wilayah datar, (b) jaringan jalan rapat, (c) jumlah potensi sektor pengguna tinggi, (d) memiliki demand volume gas yang tinggi, dan (e) hambatan relatif yang kecil. Secara spasial, pengembangan jaringan pipa gas diprediksi akan meluas ke wilayah pinggirannya, terutama ke arah selatan. Wilayah-wilayah tersebut antara lain kecamatan Cikarang Selatan, Setu, Serang Baru dan Cibarusah. Hal ini disebabkan oleh, kondisi arah selatan Kabupaten Bekasi memiliki akses yang lebih potensial daripada wilayah lainnya dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan permukiman yang secara geografis dekat dengan Kabupaten Bogor.Kata kunci:jaringan pipa gas, pengguna bahan bakar gas, model spasialABSTRACTThe development of gas fuel through pipelinenetworkis expected to support the energy diversity. Now, the distribution of pipeline network in Bekasi Regency not spread evenly yet. The pipeline infrastructure development with spatial models aims to determine the distribution of pipeline pattern and find optimal location of potential users of the gas fuel in Bekasi Regency. This study applied combination of quantitative methods such as nearest neighbor analysis, distance matrix, Huff models as well as the application of Geographical Information Systems (GIS) as an analytical tool. The results showed that the potential development of gas fuel service users have a tendency that the pattern is in line with services network of existing gas pipeline, because the position of the gas users located in the Industrial Area so that the pattern follows the pull of the market (market driven) into the areas of industrial growth. Development opportunities are concentrated in districts that have characteristics (a) the topography is flat, (b) road network meetings, (c) the number of potential high user sector, (d) have a high volume of gas demand and (e) barriers are relatively small. Spatially, the development of gas pipeline is expected to extend into the rim area, particularly to the south. These regions include districts of South Cikarang, Setu, New Serang and Cibarusah. It is caused by conditions that the southward of Bekasi Regencyhas more potential access than otherregions and the central region of the settlements growth that geographically close to the Bogor Regency.Keywords: pipelines gas, gas fuel users, spatial models
PERMODELAN PERSEBARAN KONSENTRASI NITRAT DALAM AIR SUNGAI DENGAN SOIL AND WATER ASSESSMENT TOOL Atiqi, Randhi; Kusratmoko, Eko; Indra, Tito Latif
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 16, No 2 (2014)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.753 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2014.16-2.62

Abstract

ABSTRAKPendekatan modeling merupakan metode yang banyak digunakan untuk manajemen daerah aliran sungai (DAS) dengan lebih baik karena dimungkinkan untuk dilakukan forecasting terhadap dampak-dampak yang mungkin akan terjadi sehubungan dengan aktivitas manusia di DAS tersebut. Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) secara ekstensif telah umum digunakan untuk mempelajari debit sungai, hasil sedimen, dan muatan nutrien. Penelitian ini dilakukan pada Kali Gede, Ci Putat, Kali Caringin, dan Kali Angsana yang tersebar di Kecamatan Bojongsari dan Sawangan, Depok. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil simulasi model SWAT terhadap persebaran konsentrasi nitrat dalam air sungai sehubungan dengan penggunaan lahan dan membuat simulasi persebaran konsentrasi nitrat dengan skenario wilayah permukiman mengalami perluasan sebesar 1,2% per tahun. Validasi hasil simulasi model menggunakan data konsentrasi nitrat hasil pengukuran langsung yang dilaksanakan pada bulan April 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model SWAT dapat menghasilkan simulasi yang baik pada wilayah dengan topografi dan jenis tanah yang homogen, serta jenis penggunaan lahan yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Normalized Objective Function (NOF) untuk Kali Gede adalah 0,21, Ci Putat 0,11, Kali Caringin 0,09, dan Kali Angsana 0,05. Sementara NOF yang dapat diterima adalah dari 0-1, dimana nilai 0 adalah nilai yang paling sempurna. Selain itu, meluasnya wilayah permukiman akan meningkatkan konsentrasi nitrat dalam air sungai di Kecamatan Bojongsari dan Sawangan.Kata Kunci: model, SWAT, DAS, konsentrasi nitrat, penggunaan lahanABSTRACTModelling approaches is widely used to get best watershed management because it’s possibility to forecast the impact of human activities on watershed. Soil and Water Assessment Tool (SWAT) model has been used extensively to study run off, sediment yield, and nutrient load. This research was take place at Kali Gede, Ci Putat, Kali Caringin, and Kali Angsana located in Bojongsari and Sawangan Sub-district, Depok City. The purposes of this research were to know accuracy of SWAT modeling making simulation nitrate concentration in river related with homegeneous slope and soil, and heterogeneous landuse and to forecast tthe impact of the residential area expansion to the nitrate consentration. Model simulation is validated using observe nitrate concentration data which was taken from river in April 2013. The conclusion of this research are SWAT model can be used to make acurate simulation of nitrate concentration whichare shown by Normalized Objective Function (NOF) values which 0.21 at Kali Gede, 0.11 at Ci Putat, 0.09 at Kali Caringin, and 0.05 at Kali Angsana. NOF value indicated how accurate models simulation which is allowed from 0-1 and 0 indicated perfect simulation. The expansion of residential area in Bojongsari and Sawangan Sub-district will cause nitrate concentration in these rivers increase.Keywords: model, SWAT, watershed, nitrate concentration, landuse
Groundwater Fluctuation Simulation in Pagelaran Landslide, Cianjur, Indonesia Twin Hosea Widodo Kristyanto; Asriza Asriza; R. Syahputra; Join Wan C. Sigalingging; Tito L. Indra
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.977 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v11i1.218

Abstract

Pagelaran is one of area in Southern Part of Cianjur. This area has high susceptibility of landslide. One of landslide in Pagelaran, which happened on December 2014, has destroyed 13 houses and damaged vital road along 200 m. A year later, it started to conduct observation regarding the slope. The research aimed to know the role of groundwater level fluctuation in Pagelaran Landslide. The geometry of slope and its slip surface were determined using Electrical Resistivity Tomography. The actual groundwater level was determined by measuring it from surrounding artesian wells. Parameters angle of friction, cohesion, and unit weight were obtained from laboratory tests toward undisturbed soil samples. These data were used for analyzing the actual slope stability condition. Then it was conducted the simulation of slope stability in accordance with fluctuations of groundwater level. The simulation was done by raising the groundwater level with range of 0.5 m. The results showed that the actual slope stability was in critical condition with the value of safety factor 1.044. It also showed that slope stability waned as rising of groundwater level. The value of safety factor was reduced by an average of 0.034 in each 0.5 m up of groundwater level until it became failure (FS<1) when the groundwater level was 0.95 m above the actual position. Therefore, it can be concluded that the position of groundwater level played a role toward the stability of slope in Pagelaran. The rising 0.5 m of groundwater level position will reduce the slope safety factor by 0.034. The slope will become failure if the position of groundwater level rises by 0.95 meter from the actual position. To prevent the rising of groundwater level in rainy season, which can trigger landslide, it can be attached pipes along the slope body to flow the groundwater through them.
Dampak Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Tingkat Kekritisan Air Sub-DAS Citarum Hulu Tito Latif Indra
Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1836.301 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13440

Abstract

ABSTRAK Sehubungan dengan pertumbuhan penduduk yang membutuhkan ruang untuk hidup telah mengubah pola penggunaan tanah khususnya di DAS Citarum Hulu yang juga merupakan salah satu DAS kritis di Indonesia. Perubahan penggunaan tanah tersebut akan berakibat pada berkurangnya sumberdaya air sehingga menjadikan tingkat kekritisan air semakin tinggi. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peta jaringan sungai, peta penggunaan lahan yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), data curah hujandan suhu Tahun 1975-2005, peta tanah, peta kemiringan lereng, tutupan vegetasi dan data kebutuhan air primer. Melalui metode GIS yang dipadukan pendekatan hidrologis telah menghasilkan wilayah-wilayah sub DAS yang mengalami kekurangan air dalam hal ini kekritisan air.ABSTRACT The population growth and the need for living space have changeq the patterns of land use especially in Upper Sub Citarum Watershed as one of the critical watersheds in Indonesia. The changes in land use will result in the reduction of water resources and make the higher level of water criticality. Data used in this research including river network map, landuse map obtained from Indonesian National Land Agency (BPN), precipitation and temperature data of 1975-2005, soil map, slope map, vegetation cover and primary water demand data. The critical level of watershed is deterimined based on the comparison of primary water demand and water availability in Upper Citarum Sub Watershed. Through GIS method combined with hydrological approach, the areas of sub watershed experiencing water shortage, in this case is water critical level can be determined. The combination of GIS method and a hydrological approach has resulted in sub-catchment areas experiencing water shortages in this case the critical water level.
Preferred Site Selection Using GIS and AHP: Case Study in Bangka Island NPP Site Ari Nugroho; Eko Kusratmoko; Tito L. Indra
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 23, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2021.23.1.6404

Abstract

PREFERRED SITE SELECTION USING GIS AND AHP: CASE STUDY IN BANGKA ISLAND NPP SITE. Industrial growth affects the increasing demand for electricity in various places, this also occurs on the island of Bangka. So far, electricity supply has only been obtained from fossil fuel power plants with inadequate capacity, unstable flow and depending on fuel supplies from outside the island. For this reason, it is necessary to build a Nuclear Power Plant (PLTN) which is believed to be reliable and able to overcome these problems. In order to prepare a safe and economical nuclear power plant site, influential parameters such as population density, cooling system, land clearing, cut and fill, and granite for the foundation have been analyzed. The novelty of this analysis lies in 2 methods which gradually used before come up with a final decision, namely spatial analysis and pairwise comparison using Geographic Information Systems (GIS) and Analytical Hierarchy Process (AHP), respectively. The scope of study area is based on the site vicinity (1:5.000) scale, located in the districts of West and South Bangka. The siting process refers to the rules set by the International Atomic Energy Agency (IAEA). Based on the final results of the analysis using the expert choice program, the numerical weights for West Bangka and South Bangka were 0.709 and 0.291, respectively, with a consistency value of 0.03.
Kajian Pengurangan Risiko Bencana Banjir di DAS Ciliwung Priyanka Prajna Paramitha; Rudy P. Tambunan; Tito Latif Indra
IJEEM - Indonesian Journal of Environmental Education and Management Vol 5 No 2 (2020): IJEEM: Indonesian Journal of Environmental Education and Management, Volume 5 Nom
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.631 KB) | DOI: 10.21009/IJEEM.052.01

Abstract

Laju pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan kompleksitas permasalahan lingkungan, salah satunya adalah permasalahan banjir. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi mendesak ruang-ruang terbuka hijau dan sempadan sungai berubah menjadi wilayah-wilayah yang padat dengan permukiman seperti yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Ancaman bencana banjir, kondisi sosial dan ekonomi serta pembangunan infrastruktur dari hulu sampai dengan hilir DAS Ciliwung semakin meningkatkan risiko bencana banjir di DAS Ciliwung. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis ancaman bencana banjir, kerentanan (sosial dan ekonomi), kapasitas daerah dan masyarakat di DAS Ciliwung, menganalisis risiko bencana banjir di DAS Ciliwung, menganalisis alternatif pengurangan risiko bencana banjir di DAS Ciliwung. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data sekunder, data primer melalui pengisian kuesioner oleh pemangku kepentingan/Instansi dan penduduk yang terdampak banjir di DAS Ciliwung. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif-kuantitatif dan analisis AHP untuk menentukan pemilihan alternatif pengurangan risiko bencana banjir. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat ancaman bencana banjir di DAS Ciliwung baik di segmen tengah maupun di segmen hilir berada dikategori tinggi. Selain ancaman bencana banjir, tingkat kerentanan sosial ekonomi di DAS Ciliwung juga termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari sisi kapasitas masyarakat dan daerah, kapasitas masyarakat dan daerah pada segmen hilir lebih siap dibandingkan dengan masyarakat yang berada di segmen tengah. Tetapi walaupun kapasitas pada segmen hilir lebih siap, tidak dapat mengurangi risiko bencana banjir yang tinggi. Permasalahan tingginya risiko bencana banjir diatasi melalui alternatif pengurangan risiko bencana. Berdasarkan hasil AHP, maka diperoleh prioritas alternatif dengan bobot tertinggi yaitu peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana.