Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Senam Kebugaran Lansia Memengaruhi Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Septia tri wulandari; Yunita marliana
Jurnal Kesehatan Prima Vol 13, No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.32807/jkp.v13i1.216

Abstract

AbstrakSemakin bertambah umurnya maka pertumbuhan dan perkembangan akan berada pada tahap yang mengakibatkan berbagai perubahan fungsi tubuh. Perubahan pada wanita karena proses menua terjadinya  menopause. Proses penuaan adalah suatu proses alamiah yang pasti dialami oleh setiap orang. Secara alamiah, sel-sel tubuh mengalami penurunan dalam fungsinya akibat proses penuaan. Penduduk lanjut usia cenderung mengalami masalah kesehatan oleh karena penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan. Salah satu dampak dari penurunan fungsi organ tubuh lansia secara alamiah yaitu terjadi labilitas tekanan darah, sekitar 60% lansia setelah berusia 75 tahun mengalami peningkatan tekanan darah. Aktivitas fisik seperti senam pada lansia yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara tidak langsung meningkatkan fungsi jantung dan menurukan tekanan darah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam kebugaran lansia terhadap tekanan darah pada masa menopause. Desain penelitian menggunakan pre-experimental design, one group pretest-posttest. Sampel adalah ibu menopause sebanyak 30 orang dengan teknik Purposive Sampling . Analisa menggunakan uji wilcoxon. Berdasarkan hasil penelitian Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum senam kebugaran lansia yaitu 131,66 mmHg dan setelah senam 124,66 mmHg, rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 88,66 mmHg dan setelah senam 81.66 mmHg. Hasil uji wilcoxon þ= 0,000 dapat disimpulkan senam kebugaran lansia berpengaruh terhadap tekanan darah pada masa menopause.    Kata Kunci : Tekanan darah, Senam kebugaran lansia, Menopause
PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG STUNTING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI Baiq Meisha Indah Melia Kinanti; Yunita Marliana; Suwanti Suwanti
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v4i1.133

Abstract

 Organisasi Kesehatan dunia  (WHO) mengestimasikan prevalensi balita kerdil (stunting) diseluruh dunia sebesar 22% atau sebanyak 149,2 juta pada tahun 2020 dan pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu prioritas dalam program pembangunan nasional karena stunting memiliki dampak yang  berpengaruh terhadap masa depan anak apabila tidak dilakukan pencegahan sejak dini. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh penyuluhan menggunkan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri mengenai stunting. Metode Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Penelitian dilaksanakan bulan Mei-Juni 2021. Populasi siswi kelas X di MA Ad Diinul Qayyim. Sampel jumlah 30 siswi Analisis data menggunakan Uji Mc Nemar dan Marginal Homogenity. Hasil Penelitian menunjukkan sebelum diberikan penyuluhan sebagian besar pengetahuan remaja putri cukup sebanyak 47%,  kurang sebanyak 23% dan sikap negative sebanyak 67%, setelah diberikan penyuluhan mayoritas pengetahuan menjadi baik sebanyak 40%, cukup sebanyak 60%  dan sikap menjadi positif sebanyak 77% dan negative sebanyak 23%. Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan nilai pengetahuan (p=0,012) dan sikap (p=0,000). Adapun Kesimpulan  pada penelitian ini ada pengaruh penyuluhan menggunakan media leaflet terhadap perubahan pengetahuan dan sikap remaja putri.
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT WARM WATER ZAK (WWZ) TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENOREA Melina Handayani; Imtihanatun Najahah; Yunita Marliana; Ni Putu Sumartini
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v4i2.145

Abstract

Pendahuluan : Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% mengalami dismenore primer dan 9,36%  mengalami dismenore sekunder. Terapi non farmakologis dalam menurunkan nyeri dismenorea antara lain kompres hangat, pijatan pada pinggang, olahraga serta nutrisi yang baik. Terapi kompres hangat merupakan salah satu alternative pengobatan yang sangat efektif dalam menurunkan nyeri dismenorea. Pada penelitian ini bentuk kompres hangat yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dismenorea adalah dengan Warm Water Zak (WWZ).  Pemberian kompres hangat dengan WWZ  akan membuat otot-otot tubuh rileks, menurunkan nyeri dan mempelancar aliran darah. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi kompres hangat Warm Water Zak (WWZ) terhadap penurunan nyeri dismenorea. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan racangan Nonequivalent Control Group Design. Sampel  penelitian ini sebanyak 30 responden. Tehnik pengambilan sampel dengan Purposive Sampling. Instrumen  penelitian ini antara lain SOP, Kuesioner karakteristik responden, Lembar instrumen nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS),  daftar tilik, Warm Water Zak, botol air hangat, dan thermometer air. Analisa data menggunakan Uji Mann Withney U Test. .Hasil Penelitian : Rata-rata nilai nyeri dismenorea sebelum kompres hangat WWZ adalah nyeri sedang (4-6) dan setelah kompres hangat WWZ adalah nyeri ringan (1-3). Hasil analisa data dengan Uji Mann Withney U Test  menunjukkan p value 0,421 > 0,05. Kesimpulan : Tidak terdapat  pengaruh pemberian terapi kompres hangat Warm Water Zak (WWZ) terhadap penurunan nyeri dismenorea di Posyandu Remaja Pelowok Barat. THE EFFECT OF APPLYING WARM WATER ZAK (WWZ) COMPRESSTHERAPY ON RECUDING DYSMENORRHEA PAIN  AbstractIntoduction : The prevalence of dysmenorrhea in Indonesia reached 64.25%,with 54.89% experiencing primary dysmenorrhea and 9.36% experiencing secondary dysmenorrhea. Non-Pharmacological therapies to reduce dysmenorrhe pain is warm compress, waist massage, exercise and good nutrition.   Warm compress therapy is one of the most effective alternatives in reducing dysmenorrhea. This research made use of Warm Water Zak (WWZ) compress to treat dysmenorrhea. Warm compress with Warm Water Zak, it will relax the body muscles, reduce pain, and facilitate blood flow. Research objective : To determine the effect of applying Warm Water Zak (WWZ) compress therapy on reducing dysmenorrhea pain..Research methods : This research implemented quasi-experimental with Non-equivalent Control Group Design.  the samples were 30 respondents.  Sampling Technique with Purposive Sampling. The research instruments is SOP, respondent characteristic questionnaire, pain assessment with VAS, checklist, WWZ, Warm Bottle, Water thermometer. Data analysis was performed using the Mann Whitney U Test.. Research results : The average score of dysmenorrhea pain before warm compress with WWZ is moderate pain and after warm compress with WWZ is mild pain. The results of data analysis with Mann Withney U Test  is p value 0,421 > 0,05 Conclusion : There is no effect on applying Warm Water Zak (WWZ) warm compress therapy to reduce dysmenorrhea pain at Pelowok Barat Integrated Health Center.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DESA KRAMAJAYA NARMADA Desi Rofita; Yunita Marliana; Ni Putu Dian Ayu Anggraeni; Bq. Yuni Fitri Hamidiyanti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.15335

Abstract

ABSTRAKStunting masih menjadi isu besar bagi bangsa Indonesia. Stunting merupakan kondisi kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, penyakit infeksi yang berulang dan pola asuh yang tidak optimal. Pola asuh orang tua tentang tumbuh kembang, sangat membantu anak mencapai dan melewati pertumbuhan dan perkembangan sesuai tingkatan usianya dengan normal sehingga dapat mecegah terjadinya stunting. Apabila pengasuhan anak baik makan status gizi anak juga akan baik. Selain itu pencegahan stunting dapat dilakukan sejak remaja yaitu memberikan tablet tambah darah untuk mencegah anemia. Berdasarkan rekomendasi WHO tahun 2011, upaya penanggulangan anemia pada remaja dan wanita dewasa dipusatkan pada upaya promotif dan preventif, antara lain suplementasi zat besi, asupan makanan kaya zat besi, dan asam folat. Tujuan Pengabdian masyarakat ini dalah memberikan edukasi tentang stunting pada ibu ibu yang memiliki BADUTA, kader, dan remaja. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan dengan cara memberikan edukasi kepada ibu, kader, dan remaja terkait dengan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting. Instrumen penilaian edukasi menggunakan kuesioner pretest dan posttest. Sasaran dalam kegiatan ini sebanyak 32 orang, terdiri dari 15 ibu yang memiliki BADUTA, kader sebanyak 7 orang, dan remaja sebanyak 10 orang. Hasil dari pemberian edukasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan Ibu, Kader, dan Remaja terkait dengan pencegahan stunting. Kata kunci: ibu; kader; remaja; stunting ABSTRACTStunting is still a big issue for the Indonesian people. Stunting is a condition of failure in growth and development due to malnutrition in the first 1000 days of life (1000 HPK) caused by a lack of nutritional intake, recurrent infectious diseases and suboptimal parenting styles. Parents' parenting style regarding growth and development is very helpful for children to achieve and go through normal growth and development according to their age level so that they can prevent stunting. If the parenting is good, the nutritional status of the child will also be good. In addition, prevention of stunting can be done from a young age, namely giving iron tablets to prevent anemia. Based on WHO recommendations in 2011, efforts to overcome anemia in adolescents and adult women are focused on promotive and preventive efforts, including iron supplementation, intake of iron-rich foods and folic acid. The purpose of this community service is to provide education about stunting for mothers who have toddlers under two years old, cadres, and teenagers. The implementation of community empowerment is carried out by providing education to mothers, cadres, and youth regarding efforts that can be made to prevent stunting. The educational assessment instrument uses a pretest and posttest questionnaire. The targets for this activity were 15 mothers with toddlers under two years old, 7 cadres, and 10 teenagers. The results of providing education show that there is an increase in the knowledge of mothers, cadres and adolescents related to stunting prevention. Keywords: mothers; cadres; teenagers; stunting
Pengaruh Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kuripan Rita Sopiatun; Eva Niamatul Husna; Yunita Marliana; Lina Sundayani
Empiricism Journal Vol. 4 No. 1: June 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v4i1.1285

Abstract

Resiko tinggi dapat mengalami berbagai permasalahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kelas ibu hamil resiko tinggi merupakan salah satu program untuk meningkatkan pengetahuan dan menurunkan kecemasan pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan kelas ibu hamil resiko tinggi terhadap tingkat pengetahuan dan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. Penelitian ini menggunakan jenis rancangan penelitian pre-eksperiment dengan one group pretest-posttest. Penelitian ini melibatkan 33 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik yang digunakan untuk pengetahuan dan kecemasan adalah uji Wilcoxon. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari masing–msing variabel sementara analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan dengan kategori kurang sebanyak 15 orang (45,5%) dan setelah penyuluhan dengan kategori baik sebanyak 18 orang (54,5%). Sedangkan tingkat kecemasan sebelum penyuluhan dengan kategori tinggi sebanyak 18 orang (54,5%) dan setelah penyuluhan dengan kategori rendah sebanyak 22 orang (66,7%). Setelah dilakukan uji statistik menggunakan wilcoxon nilai signifikan p sebesar 0,000<0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kelas ibu hamil resiko tinggi terhadap tingkat pengetahuan dan kecemasan ibu menghadapi persalinan. The Effect of Class Implementation on Level of Knowledge and Anxiety of Pregnant Women Towards Labor in The Working Area of The Kuripan Health Center Abstract High-risk pregnant women can experience various problems that are influenced by various factors. The class for high-risk pregnant women is a program to increase knowledge and reduce anxiety in pregnant women. This study aims to determine the effect of implementing classes for high-risk pregnant women on the level of knowledge and anxiety of mothers in facing childbirth. This study used a pre-experimental research design with one group pretest-posttest. This study involved 33 pregnant women who met the inclusion criteria. The statistical test used for knowledge and anxiety is the Wilcoxon test. Univariate analysis is used to describe the characteristics of each variable while bivariate analysis is used to identify the relationship between the two variables. Results: The results showed that the level of knowledge before counseling was in the less category as many as 15 people (45.5%) and after counseling with good categories as many as 18 people (54.5%). While the level of anxiety before counseling in the high category was 18 people (54.5%) and after counseling in the low category were 22 people (66.7%). After statistical tests were carried out using Wilcoxon, the significant value of p was 0.000 <0.05. It can be concluded that there is an influence of the class of high-risk pregnant women on the level of knowledge and anxiety of mothers facing childbirth.