Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KOMBINASI TRAY AERATOR DAN FILTRASI UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (FE) DAN MANGAN (MN) PADA AIR SUMUR Muhammad Al Kholif; Sugito Sugito; Pungut Pungut; Joko Sutrisno
ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science) Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Master Program of Environmental Science, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.997 KB) | DOI: 10.24843/EJES.2020.v14.i01.p03

Abstract

The problem that is often found in water well is the high content of iron (Fe) and manganese (Mn). This study aims to decrase the content of Fe and Mn in water well with aeration and filtration systems. Aeration used is a multilevel tray aerator by using a tray within 50 cm, while the filtration media used are activated carbon and zeolite sand with a height of 70 cm each. The results showed that the aeration process with tray aerator was able to reduce Fe levels up to 98.34% and Mn reached 97.40%. In the filtration process with activated carbon can reduce Fe levels by 98.48% and Mn by 98.25%. In the filtration process with zeolite sand media can reduce Fe levels by 98.43% and Mn by 97.44%.
Pengaruh Waktu Tinggal dan Media Tanam pada Constructed Wetland untuk Mengolah Air Limbah Industri Tahu Muhammad Al Kholif; Pungut; Sugito; Joko Sutrisno; Winda Sulistyo Dewi
Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 5 No. 2 (2020): Maret
Publisher : Department of Environmental engineering, Faculty of Science and Technology, Islamic State University Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1043.492 KB) | DOI: 10.29080/alard.v5i2.901

Abstract

Tofu industry waste pollution is still a serious problem. The high burden of tofu industrial waste pollutants is still a major problem. besides, the unavailability of the budget for processing and the limitations of a cheap and efficient treatment system are factors supporting the pollution of tofu waste in the environment. This study examines the efficiency of reducing BOD5 and COD treated with constructed wetlands using water jasmine plants (Enchinodorus palaefolius). The system used is the wetland subsurface with continuous flow. The media used include sand and biochar with a residence time of 12 hours 18 hours. Whereas pH, temperature, and flow rate are conditioned as control variables. The greatest efficiency of BOD5 and COD occurs in reactors using biochar media and a residence time of 18 hours with an efficiency of BOD5 of 50.52% and COD of 55.02%.
Penerapan Teknologi Fitoremediasi untuk Menghilangkan Kadar COD dan TSS pada Air Buangan Industri Tahu Muhammad Al Kholif; Ida Istaharoh; Pungut; Joko Sutrisno; Sri Widyastuti
Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 2 (2021): Maret
Publisher : Department of Environmental engineering, Faculty of Science and Technology, Islamic State University Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/alard.v6i2.1177

Abstract

Tofu industrial wastewater is a contributor to environmental pollution. Wastewater contains high levels of COD and TSS. The purpose of this study was to determine the effectiveness of reducing pollutant loads in tofu liquid waste by using the phytoremediation method using water jasmine (Echinodorus Palaefolius). The initial stage of the research was a preliminary test to determine the initial content of the waste. The acclimatization process is carried out by observing the process of plant growth during the research process. To maximize plant growth, dilution is carried out with various concentrations of 25% wastewater with 75% diluting water and 50% wastewater with 50% diluting water. Sampling was carried out every 12 hours for 5 days. The results showed that the highest effectiveness of COD reduction occurred in RFT 25% with a residence time of 12 hours at 39.83%, while for TSS parameters the highest effectiveness was at RFT 25% with a residence time of 12 hours by 69%.
pemanfaatan limbah ampas tebu sebagai penyerap logam berat cu Indah Nurhayati; Joko Sutrisno
WAHANA Vol 63 No 2 (2014)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.412 KB) | DOI: 10.36456/wahana.v63i2.1129

Abstract

Logam berat dapat bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Penggunaan biomaterial sebagai penyerap logam berat lebih menguntungkan karena mempunyai banyak gugus fungsi, harganya sangat murah dan dapat sekaligus mengatasi limbah padat yang dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian tentang pemanfaatan ampas tebu untuk adsorbsi logam berat Cu dalam air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pH dan konsentrasi Cu dalam limbah terhadap penyerapan logam berat Cu dengan adsorben ampas tebu. Penelitian dilakukan dengan system bach menggunakan sampel air limbah buatan CuSO4. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan PH larutan ion logam Cu(II) berpengaruh terhadap penyerapan ampas tebu. Mulai dari pH 2,9 sampai 6,51 semakin tinggi pH semakin tinggi efisiensi penyerapan logam Cu(II) dengan menggunakan adsorben ampas tebu. Efisiensi tetinggi 94,3% terjadi pada pH 6,5 1. Konsentrasi larutan Cu(II) berpengaruh terhadap penyerapan ampas tebu. Mulai dari konsentrasi Cu(II) 88 ppm sampai 500 ppm, penyerapan optimum ampas tebu terjadi pada konsentrasi 360 yaitu sebesar 60%
PENURUNAN KADAR Fe DAN Mn PADA AIR SUMUR GALI DENGAN AERASI GELEMBUNG UDARA DI DESA SIDING KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN Indarti Trisetyani; Joko Sutrisno
WAKTU Vol 12 No 1 (2014): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v12i1.822

Abstract

Wells water in the village of Siding, Bancar, Tuban contains Fe and Mn more thanmaximum limit allowed by the health minister number 416/Menkes/PER/IX/1990, for level of Fe inthe clean water should not be more than 1,0 mg/l and Mn 0,5 mg/l. This research aims to reducethe content of Fe and Mn in wells water with bubbles aeration so that will meet quality standards ofclean water, to find the length of time and effective aeration and decreased Fe and Mn fromtreatment with bubbles aeration. The research is done using a plastic tub of aeration, air supply isdone by pumping water size 17 w and nozle size 1,5 mm by the time variation 20, 40 and 60minutes. Sampling was performed 3 times for each treatment, than analyzed in the laboratory toknow the decrease levels of Fe and Mn. The results of research showed that the levels of Fe andMn were high in well water very good to treatment by bubbles aeration. The beginning of level Fe3,1 mg/l and Mn 0,87 mg/l, after aerated Fe level in water is 0,0037 mg/l and Mn 0,0491 mg/l (appropriate water quality standards). Average decreased of Fe content after the bubbles aeratedfrom 20 minutes at 90 %, 40 minutes at 96 %, 60 minutes at 95 % and Mn content after aerated for20 minutes decreased 51 %, 40 minutes 54 %, 60 minutes 75 %.
KINERJA COUNSTRUCTED WETLAND DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN PHOSPAT (PO4 ) DAN AMMONIA (NH 3 ) PADA LIMBAH RUMAH SAKIT Ainur Romadhony; Joko Sutrisno
WAKTU Vol 11 No 2 (2013): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v11i2.850

Abstract

Pengolahan limbah Rumah Sakit Jiwa Menur menggunakan Metode Lumpur Aktifmenghasilkan sludge dalam jumlah yang besar dan biaya operasional yang mahal. Salah satualternatif yang dapat diterapkan yaitu dengan sistem Counstructed Wetland melibatkan vegetasitanaman dan biologi yang dipandang sebagai pengolahan yang murah dan efesien.Penelitian inimenggunakan metode eksperimen yaitu mengetahui pengaruh waktu tinggal yang optimum untukmenurunkan konsentrasi Ammonia (NH3) dan Phospat (PO4) dengan tanaman enceng gondok(Eichornia Crassipes Solms). Variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah waktu tinggal 24jam dan 10 jam dengan sistem aliran kontinyu dengan sistem hidroponik. Dari hasil penelitian iniwaktu tinggal 24 jam dapat menurunkan kandungan Ammonia sebesar 95,5 – 97,3%, dankandungan Phospat sebesar 88,8 – 90 %. Pada reaktor waktu tinggal 10jam dapat menurunkankandungan Ammonia sebesar 34 – 60 %, dan kandungan Phospat 71 – 88,5 %. Untuk itudisarankan countructed wetland yang paling optimum adalah dengan waktu tinggal 24 jam.
PEMBUATAN BIOGAS DARI BAHAN SAMPAH SAYURAN (KUBIS, KANGKUNG dan BAYAM) Joko Sutrisno
WAKTU Vol 8 No 1 (2010): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v8i1.885

Abstract

Sampah sayur di pasar-pasar tradisional sangat berlimpah jumlahnya, terdiri dari beberapa bahanbuangan sisa proses penyortiran untuk dijual seperti sayur kangkung,. Kubis, bayam, sawi, daunubi jalar,daun ubi kayu, kacang panjang dan brokoli. Sesungguhnya semua sisa sayur yangakhirnya menjadi sampah ini dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan guna diproses agarmenghasilkan gas bio yang merupakan energi panas alternative dengan bahan baku dapatdiperbarui. Melalui alat digester biogas yang disiapkan pada ukuran kecil untuk skala rumahtangga, kebutuhan energi panas untuk keperluan memasak dapat dipenuhi dari proses ini.Penelitian ini merupakan percobaan pembuatan gas bio dengan bahan sampah sayur basah daripasar tradisional berupa 3 variasi bahan yaitu kangkung, bayam dan kubis, yang dihaluskanterlebih dahulu dengan mesin perajang sampah. Untuk mempercepat proses digunakan starterberupa bakteri Effektive Microorganisme (EM4) yang banyak beredar di pasaran. Hasil percobaanmenunjukan bahwa ketiga bahan sayuran tersebut dapat dijadikan bahan pembuatan gas bio,dengan tekanan produk maksimal yang tidak signifikan perbedaannya.
REMOVAL KADAR BESI (Fe) DALAM AIR BERSIH SECARA SPRAY AERATOR DISERTAI PEMBUBUHAN KAPORIT Joko Sutrisno
WAKTU Vol 8 No 2 (2010): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v8i2.891

Abstract

Berbagai sumber air bersih yang dipergunakan masyarakat sebagai sumber air bersihdiantaranya adalah air tanah dangkal. Untuk di daerah perdesaan umumnya untuk memperolehair dibuatlah sumur gali karena cara pembuatannya mudah dan dengan biaya yang relatif murah.Salah satu syarat air bersih yang berkualitas adalah kandungan kadar besi (Fe) yang ada dalamair bersih adalah 1 mg/liter. Untuk air bersih dengan kadar besi (Fe) 4,045 mg/liter dapatdiremoval dengan aerasi secara spray aerator dengan pembubuhan kaporit.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapa penurunan kadar besi (Fe) yangterkandung dalam air sampel dengan penambahan kaporit sebelum dan sesudah dilakukan aerasisecara sprayer aerator dan Apakah ada perbedaan penurunan kadar besi (Fe) dalam air bersihantara tahap pertama (nozel berdiamer 1,2 mm dan 1,5 mm dengan dosis kaporit masing - masing5 mg/ liter) dan tahap kedua (nozel diamter 1,2 mm dan 1,5 mm, dengan kaporit 10 mg/liter).Tujuannya adalah Untuk mengetahui kadar besi (Fe) yang terkandung dalam air bersih sampeldengan penambahan kaporit sebelum dan sesudah aerasi secara spray aerator. Menganalisisaplikasi penambahan kaporit yang digunakan untuk meremoval kadar besi (Fe) secara sparayaerator. Apakah ada perbedaan penurunan kadar besi (Fe) antara nozel berdiamer 1,2 mmdengan dosis kaporit masing-masing 5 mg/ liter, dan 10 mg/liter dengan nozel berdiameter 1,5mm dengan dosis kaporit masing -masing 5 mg/ liter dan 10 mg/liter. Manfaatnya adalahMemberikan informasi bagi kalangan akademis, dan penelitian lanjutan dikemudian hari mengenaiefektifitas spray aerator setelah diberi perlakuan berupa pembubuhan kaporit. Sebagaisumbangan pemikiran tentang pentingnya pengolahan air bersih dengan kadar besi (Fe) yangcukup tinggi. Mendapatkan alternatif teknologi pengolahan air bersih yang diharapkan dapatditerapkan untuk mengatasi kadar besi (Fe) yang ada dalam air tanah.Hasil yang di peroleh dalapm penelitian ini adalah kadar besi (Fe) air bersih sebelumdilakukan removal secara spray aerator mula – mula 4,045 mg/liter, dan untuk sampel tahappertama dengan pembubuhan kaporit 5 mg/liter, menunjukan angka 3,190 mg/liter Sedangkansetelah dilakukan aerasi secara spray aerator melalui nozel Ø 1,2 mm mampu meremoval kadarbesi (Fe) dalam air rata-rata 1,3970 mg/liter, dan melalui nozel Ø 1,5 mm rata-rata 1,1426 mg/liter.Untuk removal kadar besi (Fe) tahap ke dua dengan nozel 1,2 mm kaporit 10 mg/liter rata-rata1,210 mg/liter, dengan nozel 1,5 mm rata – rata 1,1982 mg/liter dan adanya perbedaan penurunankadar besi (Fe) air bersih yang signifikan setelah dilakukan aerasi secara spary aerator tahappertama dan kedua Yaitu : a). Kadar besi (Fe) air bersih sebelum dilakukan perlakuan sebesar4,045 mg/liter. b). Kadar besi (Fe) air bersih tahap pertama dengan pembubuhan kaporit 5 mg/litersebelum diaerasi sebesar 3,0190 mg/liter, setelah dilakukan aerasi menggunakan nozel diameter1,2 mm rata – rata 1,3970 mg/liter dan diameter nozel 1,5 mm rata-rata 1,1426 mg/liter. c). Kadarbesi (Fe) air bersih tahap kedua setelah pembubuhan kaporit 10 mg/liter sebelum diaerasi sebesar3,494 mg/liter, setelah dilakukan aerasi menggunakan nozel diameter 1,2 mm rata-rata 1,2102mg/liter, dan nozel diameter 1,5 mm rata – rata 1,1982 mg/liter.
PENURUNAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR GALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AERASI DAN FILTRASI DI SUKODONO SIDOARJO Joko Sutrisno; Ismy Nur Fuadatul Azkiyah
WAKTU Vol 12 No 2 (2014): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v12i2.892

Abstract

Kadar Fe dan kadar Mn pada air sumur gali di daerah Sukodono Sidoarjo yaitu 19,80 mg/l dan 7,65 mg/l . Kadar Fe dan Mn tersebut belum memenuhi standar baku PERMENKES No 490 tentang air bersih. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa gangguan pada kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah aerasi dan filtrasi. Aerasi digunakan untuk menurunkan kadar Fe dan Mn dengan menggunakan cascade aerator dan filtrasi yang digunakan menggunakan media pasir silika dan kerikil. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kadar Fe dan kadar Mn. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah cascade aerator yaitu cascade aerator I dengan luas area 1,4 m² kemiringan 45˚ dan cascade aerator II dengan luas area 1,8 m² kemiringan 30˚. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kadar Fe dan kadar Mn sebelum dan sesudah perlakuan serta mengkaji pengaruh luas cascade aerator terhadap efisiensi penurunan kadar Fe dan Mn. Penelitian ini diperoleh hasil cascade aerator I dengan luas area 1,4 m² kemiringan 45˚ dengan rata rata penurunan sebesar 58,36 % untuk kadar Fe dan 28,05 % untuk kadar Mn dan cascade aerator II dengan luas area cascade 1,8 m² kemiringan 30˚ dengan rata rata penurunan sebesar 72,52 % untuk kadar Fe dan 52,20 % untuk kadar Mn . Kesimpulan dari penelitian ini cascade aerator II dengan luas area cascade 1,8 m² kemiringan 30˚ dapat menurunkan Fe dan Mn lebih baik dibanding cascade aerator I dengan luas area 1,4 m² kemiringan 45˚.
PENURUNAN TOTAL COLIFORM PADA AIR TANAH MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK Suci Fitria Sari; Joko Sutrisno
WAKTU Vol 16 No 1 (2018): -
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v16i1.1444

Abstract

Peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk memberikan tekanan besar terhadap jumlah ketersediaan sumber air. Masyarakat di beberapa daerah yang belum terfasilitasi air bersih dari PDAM menggunakan air tanah sebagai salah satu sumber air bersih. Masalah yang sering dijumpai adalah kualitas air tanah yang belum memenuhi syarat sebagai air bersih berdasarkan Permenkes RI No. 416 Tahun 1990, termasuk air tanah di Dukuh Menanggal Surabaya yang memiliki kandungan total coliform di atas baku mutu. Penelitian dilakukan untuk menurunkan total coliform menggunakan membran keramik. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui a.) pengaruh perbandingan komposisi membran keramik terhadap kemampuan filtrasi total coliform, b.) kemampuan membran keramik dalam menurunkan total coliform. Membran keramik berbentuk piringan dengan diameter 10 cm dan ketebalan 1,5 cm. Variasi komposisi membran keramik yang akan diuji adalah komposisi I yaitu tanah liat 60%, sekam padi 20%, zeolit 20% dan komposisi II yaitu tanah liat 50%, sekam padi 20%, zeolit 30%. Hasil penelitian menunjukan bahwa membran keramik dengan komposisi tanah liat 50%, sekam padi 20%, dan zeolit 30% mampu menurunkan nilai total coliform lebih baik dibandingkan membran keramik dengan komposisi tanah liat 60%, sekam padi 20%, dan zeolit 20%. Membran keramik dengan komposisi tanah liat 50%, sekam padi 20%, dan zeolit 30% mampu menurunkan nilai total coliform sebesar 230 MPN/100ml, sedangkan membran keramik dengan komposisi tanah liat 60%, sekam padi 20%, dan zeolit 20% mampu menurunkan nilai total coliform sebesar 226 MPN/100ml.