Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : JMI

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Ahmad Zain Sarnoto
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 6 No. 2 (2017): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang Pendidikan Islam pada awal perkembangannya yang telah memiliki keunggulan karena coraknya yang tersediri yaitu bersifat komprehensif dengan maksud agar anak didik didorong sehingga mampu untuk menuangkan segala kemampuan yang dimilikinya. Tujuan dalam pendidikan Islam terdiri dari tujuan keagamaan dan tujuan keduniaan. Kebijakan baru untuk tujuan keduniaan telah dinampakkan dari upaya menonjolkan keterampilan bekerja dalam rangka pendidikan seumur hidup. Kedua tujuan tersebut hanya dapat dicapai bila sistem pendidikan yang berjalan efektif dan sebanding. Investasi sumber daya manusia melalui pendidikan, salah satunya adalah mutu pendidik. Perubahan dalam era gloalisasi dewasa ini nampaknya memerlukan respon proaktif dan antisipatif dari dunia pendidikan terutama dalam pendidikan islam. Pendidik sebagai kunci terlaksananya perubahan perlu mempertimbangkan kondisi tersebut untuk dijadikan dorongan dalam meningkatkan kualitas kinerja melalui perbaikan secara terus-menerus. Dalam manajemen pendidikan salah satu bidang penting adalah berkaitan dengan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik seperti guru maupun tenaga kependidikan seperti tenaga administratif. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/organisasi sekolah dengan organisasi lainnya. 
Edukasi Maternal Perspektif Al-Qur’an Zain Sarnoto, Ahmad; Jannah Siregar, Riadi
Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 8 No. 2 (2019): Jurnal: Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maternal education in the Qur'an can be understood in the sense of: Education about being a mother relating to the role of the mother during pregnancy and pos tnatal child care, including maternal education which includes the role of the mother in the public and domestic environments.The process of education stages of maternal education which consists of three stages, namely: 1. Pre-marital period, is education for women (also for men) to understand about how to find a partner in accordance with his teachings. about the Qur'an and hadith, mental readiness in facing marriage and getting offspring; 2. Prenatal period, namely mental readiness education, awareness of maintaining physical health, including maternal efforts to build emotional closeness and spiritual education to prospective babies while still in the womb. It aims to develop and develop innate potential in the form of spiritual, emotional, intellectual and social intelligence; and 3. Post-delivery, namely education that includes breastfeeding education to understand the importance of exclusive breastfeeding for children's health, shape the character of children, help children in building social relations and independence, and oversee the process of children's education both formally, informally and informally.
PESANTREN DAN KURIKULUM PEMBELAJARAN DALAM DINAMIKA POLITIK PENDIDIKAN DI INDONESIA Ahmad Zain Sarnoto
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 3 No. 1 (2014): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Talking about pesantren in the growth, pesantren is devided by two criterias such as salafi (tradisional) and kholafi (modern) pesantren. Those condition is also influential for curriculum of each pesantren , manufacture system of pesantren, educational system and type of the leadership. It is becoming the treasury of all pesantren in Indonesia to maintain pesantren existence in educational world and social religion
PENGANTAR STUDI PENDIDIKAN BERBASIS AL QUR’AN : MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Ahmad Zain Sarnoto
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 5 No. 2 (2016): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manajemen merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang telah berkembang dan diterapkan dalam berbagai tatanan organisasi, baik pemerintah, perusahaan, sosial, maupun pendidikan. Dengan penerapan ilmu manajemen tersebut, maka organisasi maupun lembaga dapat mencapai tujuan-tujuannya secara efektif dan efisien, serta menghasilkan produktivitas yang tinggi. Kendatipun ilmu manajemen itu berasal dari barat, dan telah berkembang ke seluruh dunia, namun sesungguhnya melalui Al- Qur‟an, Islam telah meletakkan dasar-dasar manajemen, dari mulai kehidupan personal, social sampai pada memanaj kehidupan secara lebih luas. Akan tetapi, dikarenakan ada sebagian umat Islam yang tidak lagi mau menggali kandungan Al- Qur‟an sebagaimana pada zaman Islam klasik, maka pada saat ini ilmu pengetahuan, peradaban, termasuk ahli-ahli manajemen lebih banyak lahir dari dunia barat Manajemen Pendidikan merupakan suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Selain itu Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Manajemen baik tujuan jangka pendek , menengah dan jangka panjang. Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan
Sikap Sosial Dalam Kurikulum 2013 Ahmad Zain Sarnoto; Dini Andini
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 6 No. 1 (2017): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

tulisan ini untuk mengkaji tentang proses pendidikan di madrasah/sekolah, selain prestasi belajar dalam bentuk nilai rapor dan prestasi akademik lainnya, perlu juga diperhatikan nilai-nilai sikap spiritual dan sikap sosial yang baik. Maka sepatutnya madrasah mempertahankan nilai-nilai keagamaan yang berimplikasi pada akhlaq siswa siswi. Madrasah semenjak dahulu telah menerapkan pendidikan yang mengedepankan akhlaq, yang dalam bahasa kurikulum 2013 adalah sikap spiritual dan sikap sosial. Berawal dari madrasahlah mata pelajaran agama mendapatkan porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah umum lainnya, dan di madrasah pula lah setiap siswa-siswi serta warga madrasah lainnya sikap-sikap menjadi perhatian dan hal penting dalam sebuah proses pembelajaran Sepatutnyalah di era kurikulum 2013 ini madrasah lebih unggul dari sekolah umum lainnya dalam hal penerapan sikap baik sikap spiritual maupun sikap sosial. Kurikulum 2013 memberi kemudahan dari sisi penilaian aspek-aspek sikap, dengan dibuatkan panduan sebagai alat penilaian sikap. Madrasah hendaknya lebih mendalam memperhatikan hal-hal yang berkenaan kondisi siswa secara pribadi, karena tingginya prestasi akademik sebaiknya sejalan dengan tingginya nilai sikap mereka.
Model Mengajar Pendidik Anak Usia Dini Pada RA Bait Qur’any At-Tafkir Tangerang Selatan Akhmad Shunhaji; Ahmad Zain Sarnoto; Ely Budiyanti
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 8 No. 1 (2019): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The results found in this thesis are early childhood education in RA Bait Qur’any at-Tafkir using a home learning teaching model. The intended home learning teaching model has characteristics. First; Islamic values. Second, there are 4 teaching models in RA at-Tafkir namely: Scientific, Muhadatsah, contextual learning and problem solving learning. The teaching model is integrated with Islamic values as the main basis. Third, the application has been done with home learning. The application involves the role and function of parents to run the RA at-Tafkir program.The results of this research have similarities with the opinions of Nurul Hikmah & Nurul Habiburrahmanuddin (2018) regarding education in the Qur'an being taught to children from an early age and Amirullah Syarbini (2017) who emphasizes character education in the family to instill Islamic values early on. This is different from the opinion of Maria Montesorri (1952), Syamsidah (2012), Timothy D. Walker (2017), Vidya Dwina paramita (2018) which gives children freedom to do daily activities and agendas. This study uses a qualitative descriptive approach with primary data sources. The data collection is done through document studies. The data is carried out deepening and confirmation through interviews and observations.
TANTANGAN PENGELOLAAN PESANTREN DALAM ERA GLOBAL Ahmad Zain Sarnoto
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 4 No. 1 (2015): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tata kekola pondok pesantren dalam era global mendapat tantangan berat dan paling urgent yang harus dibenahi oleh pesantren sebagai langkah antisipatif tersebut adalah pembenahan pola manajemen, sebab pola manajemen pesantren cenderung dilakukan secara insidental dan kurang memperhatikan tujuan-tujuannya yang telah disistematisasikan secara hirarkis. Sistem manajemen pendidikan pesantren biasanya dilakukan secara alami dengan pola manajerial yang tetap (sama) dalam tiap tahunnya. Masih banyak pesantrenyan belum melakukan Perubahan-perubahan mendasar dalam pengelolaan pesantren.
IMPLIKASI TEOLOGIS PROFESI GURU DALAM PENDIDIKAN Ahmad Zain Sarnoto
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 2 No. 2 (2013): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Profesi guru bisa jadi akan menempati surga yang sangat tinggi disamping para Nabi, jika ia mampu memberikan pelayananan pendidikan yang baik dan benar. Karena dari hasil didikannya itu, murid akan mengamalkan dengan baik dan benar atas ilmu yang diterimanya. Nabi pernah bersabda, ” Barang siapa yang menunjukan kebaikan, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari orang yang melaksanakan kebaikan tersebut ”. Namun, profesi guru bisa jadi akan menempati keraknya neraka yang paling dasar, karena ia telah mendidik dan mengajarkan suatu ilmu yang salah, sehingga muridnya tersebut melaksanakan suatu ilmu dengan tidak baik dan tidak benar. Maka penting untuk mengupas ”makna-makna guru” yang ada dalam khazanah Islam, sebagai landasan dan ikatan etis teologis bagi guru-guru dalam menjalankan profesinya dibelantara dunia pendidikan. Makna lain sebutan guru yaitu ”mua’allim” yang diambil dari kata dasar ’ilm yang berarti menangkap hakikat sesuatu. Guru dalam khazanah Islam memiliki beberapa kompetensi dasar yaitu, sebagai ustad (profesor ) yang memegang teguh komitmen profesi, sebagai guru yang bermakna optimal dalam transfer ilmu teoritis dan hikmah ilmu, sebagai murrabi yang mampu menciptakan dan mengatur pendidikan ke arah lebih baik, sebagai mudarris yang berarti memberantas kebodohan mereka, dan sebagai muaddib yang berarti guru sebagai orang yang beradab untuk membangun peradaban masa depan.