p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Matriks Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EVALUASI STRUKTUR PERKERASAN JALAN LINTAS ANGKUTAN BARANG (PETI KEMAS) SURAKARTA - SUKOHARJO Handayani, Dewi; Sarwono, Djoko; Puspitasari, Selviana Tikna
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.346 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37036

Abstract

Surakarta merupakan kota perdagangan,yang didukung industri besar di kabupaten sekitarnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi eksisting kelas jalan angkutan barang (peti kemas) dan merekomendasikan perencanaan ruas-ruas jalan. Survei yang dilakukan untuk evaluasi struktur perkerasan meliputi data primer yaitu survei Inventarisasi Jalan, Survei LHR (lalu lintas harian rata-rata), Survei Inventarisasi Jalan untuk menentukan sisa UR (umur rencana), O- D (Origin Destination) Survei dan DCP (Dynamic Cone Penetrometer). Adapun data sekunder meliputi Peta Lokasi, data LHR (lalu lintas harian rata-rata), data perkerasan akhir jalan dan denah rute lintas angkutan barang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Bina Marga Analisa Komponen. Hasil penelitian berdasarkan hasil inventarisasi jalan yang dilakukan dapat disimpulkan terdapat jarak 6,7 km ruas jalan yang memenuhi syarat kelas tetapi lebar kurang dan 20,9 km yang belum memenuhi syarat kelas II, sehingga perlu direkomendasikan dilakukan overlay pada ruas - ruas tertentu dengan menggunakan nilai LHR rencana perbaikan dilakukan dengan merujuk syarat tebal minimum menurut SNI untuk tebal lapis campuran.
KARAKTERISTIK THIN SURFACING HOT MIX ASPHALT DITINJAU DARI NILAI MARSHALL, KUAT TARIK LANGSUNG, KUAT TEKAN BEBAS, DAN PERMEABILITAS Prasetyo, Anang; Setyawan, Ary; Sarwono, Djoko
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.418 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i4.37386

Abstract

Perkerasan jalan yang paling umum digunakan di Indonesia adalah perkerasan lentur, perkerasan lentur yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan atau kerusakan jalan. Metode yang umum digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan adalah overlay, namun perbaikan dengan metode overlay akan menimbulkan suatu masalah baik terhadap aspek lingkungan maupun aspek ekonomi. Penerapan Thin Surfacing Hot Mix Asphalt (TSHMA)merupakan salah satu metode perbaikan menggunakan lapis tipis yang dapat menghemat bahan dan biaya. Penelitian campuran TSHMAmenggunakan metode eksperimen di laboratorium. Gradasi campuran TSHMAditentukan berdasarkan nilai stabilitas tertinggi dengan cara melakukan pengujian Marshall kepada 5 jenis varian gradasi dari National Asphalt Pavement Association, North Carolina. Kadar aspal optimum didapat dengan melakukan pengujian Marshall terhadap 5 varian job mix dengan kadar aspal (Pb-1)%, (Pb-0,5)%, (Pb)%, (Pb+0,5)%, (Pb+1)%. Aspal yang digunakan adalah Aspal penetrasi 60/70. Pengujian kuat tarik tidak langsung / ITS (indirect tensile strength), kuat tekan bebas / UCS (unconfined compressive strength), dan permeabilitas (water permeability) dilakukan terhadap campuran TSHMA dengan kadar aspal optimum pada gradasi terbaik. Pengujian Marshallterhadap 5 varian gradasi menunjukkan bahwa gradasi medium memiliki stabilitas terbesar. Kadar aspal optimum yang didapat setelah pengujian Marshall kepada 5 varian kadar aspal adalah 5,66%. TSHMA dapat digunakan sebagai perkerasan di Indonesia karena telah memenuhi standart LASTON AC-WC Bina Marga 2010. Campuran TSHMA memiliki nilai stabilitas, ITS, regangan, modulus elastisitas, dan permeabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan campuran panas AC.Campuran TSHMA memiliki nilai UCS yang lebih kecil dibandingkan dengan campuran panas AC.
PENGARUH PENGISIAN RONGGA PADA PERKERASAN BETON BERPORI TERHADAP PERMEABILITAS, KECEPATAN RESAPAN DAN KUAT TEKAN Rochim, Rochim; Setyawan, Ary; Sarwono, Djoko
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.947 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37325

Abstract

Pembangunan jalan secara umum menggunakan perkerasan lentur dan perkerasan kaku yang kedap air menyebabkan berkurangnya lahan hijau yang berdampak pada berkurangnya daerah resapan air. Penggunaan beton berpori diharapkan dapat meresapkan air ke dalam tanah. Namun di lapangan aplikasi beton berpori seringkali terjadi penyumbatan oleh tanah maupun pasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengisian rongga dengan pasir dan tanah terhadap permeabilitas, kecepatan resapan dan kuat tekan, serta untuk mengetahui perbandingan HSP beton berpori dengan HSP beton normal K225. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen, yaitu dengan mengurangi proporsi agregat halus pada mix desain beton normal. Agregat batu pecah yang dipakai yaitu ukuran seragam 1-2 cm. Proporsi Agregat halus yang dipakai 30% dari proporsi agregat halus beton normal. Setelah itu dilakukan pengisian rongga dengan pasir merapi, pasir sungai dan tanah. Kemudian diuji permeabilitas dan kecepatan resapan dengan metode falling head water permeabilitytest dan uji kuat tekan. Hasil pengujian beton berpori dengan variasi pengisi rongga yaitu pasir merapi, pasir sungai dan tanah didapat nilai permeabilitas vertikal tertinggi terjadi pada pengisi rongga dengan pasir sungai yaitu sebesar 0,38 cm/dt. Permeabilitas horisontal dicapai pada pengisi rongga dengan tanah sebesar 0,364 cm/dt. Sementara untuk kecepatan resapan di lapangan didapat nilai tertinggi sebesar 0,337 pada pengisi rongga dengan pasir sungai. Nilai kuat tekan tertinggi yaitu pada pengisi rongga dengan pasir merapi sebesar 5,71 MPa. Penghematan harga satuan pekerjaan beton berpori sebesar 6% bila dibandingkan dengan HSP beton normal K225. Beton berpori dalam penelitian ini sangat disarankan untuk digunakan pada perkerasan jalan dengan lalu lintas rendah seperti bahu jalan, taman, lahan parkir dan jalur pedestrian.
Analisis Optimum Bitumen Content dan Suhu Pemadatan Pada Campuran Split Mastic Asphalt (SMA) dengan Limbah Plastik High Denstity Poly Ethylene (HDPE) Sebagai Pengganti Sebagian Agregat Arofa, M Fauzan; Sarwono, Djoko; Djumari, Djumari
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.621 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i1.36604

Abstract

Permasalahan dalam kontruksi perkerasan jalan salah satunya adalah bahan baku yang tidak dapat diperbaharui yaitu aggregat. Dilain pihak Indonesia mempunyai permasalahan lain yaitu melimpahnya limbah yang sulit terurai kembali seperti plastik. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa plastik yang digunakan sebagai pengganti sebagian aggregat dapat meningkatkan nilai stabilitas pada campuran aspal beton lapis aus (Gunadi,2013). Dalam penelitian kali ini, plastik tutup botol bekas HDPE digunakan sebagai pengganti sebagian aggregat pada campuran SMA. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah limbah plastik sebagai aggregat memberikan pengaruh terhadap karakteristik Marshall serta mendapatkan suhu terendah pemadatan yang dapat diterapkan pada campuran SMA. Metode pembuatan benda uji yang digunakan adalah Central Composite Design (CCD) dengan tahap pertama menggunakan variasi kadar aspal dan variasi kadar plastik yang tersebar dalam 9 kombinasi. Pada tahap kedua menggunakan variasi suhu pemadatan sebesar tersebar dalam 5 variasi suhu. Hasil pengujian dianalisis menggunakan software minitab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai stabilitas terbesar pada kombinasi aspal 6,5% dan plastik 40% yaitu sebesar 2597.76 kg. Nilai flow terbesar 10.9 mm pada kombinasi aspal 7% plastik 30%. Sedangkan nilai marshall quotient (MQ) terbesar 314.183 pada kombinasi aspal 6.5% plastik 40%. Hasil ini menunjukkan bahwa plastik HDPE terbukti dapat meningkatkan karakteristik marshall dengan hasil terendah pun telah memiliki nilai stabilitas, flow dan MQ yang jauh diatas rata-rata. Kadar aspal optimum pada penelitian ini sebesar 6.95% dan kadar plastik optimum sebesar 33.5721% yang didapatkan dengan menggunakan program minitab. Pada penelitian ini juga dengan adanya variasi suhu pemadatan memiliki stabilitas terkecil yaitu pada suhu 100?C sebesar 1117.3kg dan terbesar pada suhu 140?C sebesar 2077.71kg. Hal ini menunjukkan bahwa suhu dibawah standar suhu pemadatan dapat diterapkan untuk mempermudah pengendalian suhu di lapangan karena telah memiliki nilai stabilitas yang tinggi jauh melebihi syarat stabilitas campuran split mastic asphalt (SMA).
KINERJA PROPERTI SEMARBUT ASPAL TIPE I (PENAMBAHAN EKSTRAKSI ASBUTON EMULSI SEBAGAI MODIFIKASI BITUMEN) Eka Nugraha, Sadu Januar; Sarwono, Djoko; Setyawan, Ary
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.312 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i1.37461

Abstract

Asbuton merupakan aspal alam yang terdapat di pulau Buton dapat menjadi altenatif yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan aspal di Indonesia. Saat ini pemanfaatan asbuton belum optimal dikarenakan teknologi yang digunakan untuk mengolah asbuton kurang efisien dan relatif sulit pada pelaksanaannya. Berbagai penelitian dikembangkan untuk memanfaatkan asbuton murni, salah satunya adalah pembuatan Semarbut Aspal Tipe 1. Semarbut Aspal Tipe 1 adalah modifikasi bitumen dengan ekstraksi (pemisahan) asbuton emulsi. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik ekstraksi asbuton emulsi sebagai modifikasi bitumen, untuk bisa dimanfaatkan di bidang pengembangan dan perkerasan jalan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental berdasarkan syarat Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2456-1991) tentang uji properti bitumen. Asbuton emulsi yang akan diekstraksi dibuat dengan bahan yang digunakan adalah asbuton butir tipe 5/20, emulgator Texapon (CH3(CH2)10CH2 (OCH2CH2)nOSO3Na), Asam Klorida (HCl), Kerosin, dan air RO (reverse osmosis). Ekstraksi asbuton emulsi selanjutnya akan diuji karakteristik dari modifikasi bitumennya. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan sifat fisik bitumen hasil modifikasi dari ekstraksi asbuton emulsi. Pengujian diperoleh nilai penetrasi, dan berat jenis bitumen semakin meningkat seiring ditambahannya ekstraksi asbuton emulsi. Untuk daktilitas, titik nyala dan titik bakar dan titik lembek bitumen semakin menurun seiring ditambahkannya ekstraksi asbuton emulsi. Pengujian kelekatan bitumen terhadap agregat memenuhi syarat dimana aspal dapat melapisi keseluruhan agregat. Berdasarkan pengujian, penambahan maksimum Ekstraksi Asbuton Emulsi yang memenuhi spesifikasi aspal 60/70 menurut SNI 06-2456-1991 adalah penambahan 27,5%.
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH BUBUTAN BAJA PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL Tora K., W. Alpha; Setyawan, Ary; Sarwono, Djoko
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 4 (2013): Desember 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.907 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i4.37510

Abstract

Jalan merupakan fasilitas yang sangat penting bagi manusia. salah satu jenis perkerasan jalan yang sering dijumpai adalah perkerasan lentur (aspal). Penggunaan jalan yang terus-menerus mengakibatkan munculnya kerusakan jalan. Perawatan jalan yang biasa dilakukan adalah dengan overlay (pelapisan ulang) pada lapis perkerasan, namun hal ini berakibat tebal dari lapis tersebut menjadi tidak terkontrol, maka dari itu muncul gagasan untuk membuat lapis tipis campuran aspal panas. Lapis tipis berfungsi untuk mengontrol ketebalan lapis itu sendiri. Untuk meningkatkan kinerja dari lapis tipis tersebut muncul sebuah ide untuk memberikan bahan tambah pada lapis tipis ini, dan bahan tambah yang digunakan adalah limbah bubutan baja. Limbah bubutan baja merupakan bahan sisa yang jarang digunakan, sehingga penggunaannya akan membantu mengurangi limbah tersebut di lingkungan. Disamping variasi kadar aspal yang berkisar antara 4,5%-6,5%, penggunaan bahan tambah ini juga bervariasi antara 1-5% (dari total campuran benda uji) dan benda uji yang dibuat akan diuji menggunakan alat uji Marshall. Setelah dilakukan pengujian terhadap seluruh benda uji, didapatkan kadar penambahan limbah bubutan baja optimum sebesar 2,54% pada kadar aspal 5,25%. Dan dibandingkan dengan benda uji normal (tanpa penambahan limbah bubutan baja), benda uji tersebut mengalami peningkatan pada nilai stabilitas, pori dan Marshall Quotient, namun mengalami penurunan pada nilai flow dan bulk density.
MENGUNAKAN EMULGATOR TEXAPON DITINJAU DARI KONSENTRASI KEROSIN DAN WAKTU MIXING FASE PADAT Sarwono, Djoko; Legowo, Slamet Jauhari; Widhisasongko, Arif
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.405 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37284

Abstract

Pembangunan prasarana jalan yang berkelanjutan menuntut ketersediaan aspal yang memenuhi jumlahnya. Kebutuhan aspal di Indonesia 1,2 juta ton per tahun tetapi hanya 50% yang dapat dipenuhi dalam negeri, sisanya dicukupi dengan impor yang memerlukan biaya tinggi. Indonesia sebenarnya memiliki cadangan aspal yang melimpah di pulau Buton tetapi belum banyak dipakai untuk bahan baku perkerasan jalan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis berusaha mengolah asbuton agar dapat dimanfaatkan secara mudah dan biaya yang murah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi asbuton emulsi campuran dingin, hubungan waktu mixing fase padat terhadap kadar larutan bitumen, hubungan waktu mixing fase padat terhadap berat jenis, dan hubungan waktu mixing fase padat terhadap kadar air. Penelitian ini dilakukan dengan cara mencampur antara fase padat dan fase cair ke dalam mesin ekstraksi selama 15 menit. Fase padat terdiri dari asbuton 42% terhadap berat campuran dan kerosin sebagai bahan peremaja dengan variasi kadar kerosin 8,33%, 8,96%, 9,58%, 10,21%, 10,83% yang dicampur menggunakan mixer dengan variasi waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit. Fase cair terdiri dari Texapon sebagai bahan pengemulsi sebesar 1,25%, air RO 47,5% dan HCl 0,63% terhadap berat total campuran. Kemudian dilakukan pengujian kadar larutan bitumen, berat jenis dan kadar air RO. Hasil analisis, komposisi yang menghasilkan kadar larutan bitumen tertinggi adalah Asbuton Tipe 5/20 42 %, Kerosin 10,21 %, Air RO 47,5 %, Texapon 1,25 %, dan Asam Klorida (HCl) 0,63 %, terhadap berat total. Semakin lama waktu mixing fase padat maka persentase bitumen akan semakin meningkat, berat jenis rata-rata asbuton emulsi semakin menurun dan kadar air RO akan semakin mengalami peningkatan.
KARAKTERISTIK EKSTRAK ASBUTON EMULSI MENGGUNAKAN PEREMAJA SOLAR YANG DIMODIFIKASI DENGAN ASPAL PENETRASI 60/70 (SEMARBUT ASPAL TIPE 4) Sarwono, Djoko; Suryoto, Suryoto; Rahmawati, Dian Putri
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.8 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i1.36607

Abstract

Penelitian ekstraksi asbuton dengan metode emulsi menggunakan peremaja minyak yang sudah dilakukan masih ditemukan beberapa kendala, yaitu waktu pencampuran asbuton dan peremaja kerosin lama menyebabkan kandungan mineral banyak dan aspal yang dihasilkan dengan menggunakan peremaja premium getas. Untuk memperbaiki karakteristik ekstrak asbuton maka ditambahkan aspal penetrasi 60/70 dan mengganti peremaja. Penelitian ini peremaja yang digunakan adalah solar, karena memiliki nilai viskositas yang tinggi dan merupakan minyak berat, sehingga aspal yang dihasilkan tidak getas. Selanjutnya ekatrak asbuton dimodifikasi dengan aspal penetrasi 60/70 menjadi Semarbut Aspal Tipe 4. Tinjauan yang digunakan adalah waktu mixing asbuton dan solar untuk memperoleh kadar kelarutan ekstrak asbuton optimum dan variasi komposisi dari Semarbut Aspal Tipe 4 untuk memperoleh komposisi optimum semarbut. Hasil pengujian kadar kelarutan ekstrak asbuton diperoleh waktu mixing asbuton dan solar 2 menit 50 detik menghasilkan kadar kelarutan optimum sebesar 86,62%. Nilai daktilitas ekstrak asbuton yang dihasilkan terlalu kecil, sehingga untuk memperbaikinya ditambahkan aspal penetrasi 60/70 menjadi Semarbut Aspal Tipe 4. Hasil pengujian karakteristik Semarbut Aspal Tipe 4 diperoleh komposisi optimum yaitu kadar ekstrak asbuton sebesar 40% dan kadar aspal penetrasi 60/70 sebesar 60%, dengan hasil uji karakteristik yaitu nilai penetrasi 45,7 dmm; titik lembek 55,5 oC; titik nyala 242 oC; titik bakar 279 oC; daktilitas 54,75 cm; berat jenis 1,2304 gr/cc dan kelekatan 100%.