Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

REHABILITASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DARI PENCEMARAN SAMPAH DI DESA SIMAU MELALUI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 1 No 2 (2019): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v1i2.1557

Abstract

Kerusakan hutan mangrove di wilayah pesisir desa Simau sebagian besar disebabkan oleh terjadinya penebangan hutan mangrove untuk kayu bakar, bahan bangunan, dan, masyarakat juga memanfaatkan areal sekitar hutan mangrove untuk tempat pemukiman dalam pencarian telur burung mamoa. Selain itu juga keberadaan sampah dilokasi tidak bisa dihindari karena semakin menumpuk sehingga dapat menimbulkan pencemaran sumber penyakit. Berdasarkan uraian tersebut maka dipandang perlu membangun Desa Simau melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka merehabilitasi hutan mangrove dan menjaga kebersihan lingkungan dipesisir dari pencemaran sampah. Tujuan kegiatan ini adalah merehabilitasi hutan mangrove untuk menjaga kelangsungan hidup ekosistemnya dan memulihkan kembali hutan mangrove yang rusak agar dapat kembali memberikan fungsinya bagi kesejahteraan manusia dan mendukung pembangunan wilayah pesisir serta menjaga kelestarian lingkungan pesisir dari pencemaran sampah yang berasal dari aktivitas masyarakat. Program pengabdian dilaksanakan melalui dialog bersama dan kegiatan demonstrasi yaitu kegiatan pembibitan dan penanaman 1000 anakan mangrove dan 100 anakan ketapang pada lokasi yang telah rusak, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan lokasi pesisir dari pencemaran berbagai jenis sampah. Tercapainya tujuan ini karena dihadiri oleh 147 orang peserta yang menunjukkan antusiasme sangat besar terhadap program pengabdian ini. Kemudian keberhasilan kerjasama peserta dalam kegiatan pengabdian dapat dikatakan sangat baik karena didukung penggunaan metode dialog bersama dan demonstrasi untuk meningkatkan antusiasme para peserta. Keberhasilan ini diukur dari keempat komponen yaitu keberhasilan target peserta, ketercapaian tujuan, ketercapaian materi, dan kerjasama dalam pengabdian.
MELESTARIKAN LINGKUNGAN PERAIRAN TELAGA BIRU DARI PENCEMARAN YANG DISEBABKAN OLEH SAMPAH Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 2 No 1 (2019): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v2i1.1734

Abstract

Keberadaan sampah diobjek wisata Perairan Telaga Biru, Kabupaten Halmahera Utara mengalami penumpukan yang disebabkan oleh aktivitas pengunjung yang datang ke lokasi tersebut. Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan pencemaran sampah diperairan Telaga Biru melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dalam melestarikan lingkungan Perairan Telaga Biru dari pencemaran yang disebabkan oleh sampah. Pelaksanaan pengabdian ini dimulai dari peserta diberikan penyuluhan tentang pengetahuan tentang sampah dan pencemarannya serta cara melestarikan lingkungan perairan dari pencemaran sampah, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk membersihkan lokasinya dari pencemaran sampah. Tercapainya tujuan pengabdian ini karena dihadiri oleh 70 peserta yang menunjukkan antusiasme yang sangat besar terhadap program pengabdian ini. Keberhasilan kerjasama peserta dalam kegiatan pengabdian ini dapat dikatakan sangat baik karena didukung dengan metode penyuluhan dan demonstrasi untuk meningkatkan antusiasme para peserta dalam melestarikan kebersihan lingkungan perairan dari pencemaran yang disebabkan oleh sampah. Keberhasilan ini juga diukur dari keempat komponen: 1) Keberhasilan Target Peserta, 2) Ketercapaian Tujuan, 3) Ketercapaian Materi Penyuluhan, dan 4) Kerjasama Dalam Pengabdian. Keberhasilan kegiatan pengabdian ini juga dapat dilihat dari antusiasme peserta yang terlibat sehingga diperoleh manfaat bagi peserta yaitu memahami tentang kebersihan lingkungan perairan dari berbagai jenis sampah sehingga dapat turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya.
Pelestarian Wisata Perairan Pulau Kumo, Telaga Biru, dan Air Panas Mamuya Dari Pencemaran Sampah Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary; Alberth I. Pical; Loana Jeanete Totoda; Darius Arkwright; Jeriksen Madellu
BAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): BAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LLDikti Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/baktivol2iss1pp53-64

Abstract

Keberadaan sampah di wisata perairan Pulau Kumo, Telaga Biru dan Air Panas Mamuya, sampai saat ini semakin bertambah sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Keberadaan sampah tidak bisa dihindari karena menjadi sumber penyakit. Upaya sederhana yang dilakukan untuk meminimalkan sampah di wisata perairan yaitu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan, wawasan, kesadaran diri dan saling bertukar pikiran tentang pentingnya melestarikan lingkungan wisata perairan dari sampah sehingga mengurangi pencemaran lingkungan akibat menumpuknya sampah. Lewat upaya ini Tim Pengabdian Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan berkerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Pemerintah Desa dalam meminimalkan sampah di wisata perairan Pulau Kumo, Telaga Biru dan Air Panas Mamuya karena sampah perlu mendapatkan perhatian serius untuk dikurangi tingkat pencemarannya. Hasil keberhasilan pelaksanaan pengabdian dapat dikatakan sangat baik karena didukung dengan metode ceramah dan demonstrasi sehingga menunjukkan setiap peserta yang terlibat telah memiliki pengetahuan, wawasan dan kesadaran diri dan selanjutnya dilakukan aksi demontrasi dalam membersihkan sampah
Penerapan Model Malthusian, Studi Kasus: Ambang Batas Destinasi Wisata Talaga Biru Meidy Kaseside; Fiktor Imanuel Boleu; Radios Simanjuntak; Boyke Raymond Toisuta; Mario Nikolaus Dalengkade
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 1 (2021): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.523 KB) | DOI: 10.51135/justevol2issue1page52-58

Abstract

Talaga Biru merupakan destinasi wisata yang diusung oleh Dinas Pariwisata Halmahera Utara dengan konsep ekowisata sebagai pembangunan berkelanjutan. Tapi pada kenyataannya konsep tersebut tidak tercapai karena P-RENSTRA tahun 2016 hingga 2021 tidak memuat laporan mengenai daya dukung lingkungan, maka hal ini menjadi fokus penelitian. Dengan mengusung model Mathusian memperlihatkan tingkat kunjungan sepanjang tahun 2018 yakni 57.12 wisatawan. Sedangkan analisis daya dukung lingkungan yakni total daya tampung lokasi destinasi wisata 47.83 wisatawan. Hasil kajian penelitian ini menginformasikan tingkat kunjungan wisatawan di destinasi wisata Talaga Biru berbanding terbalik dengan daya tampung lokasi destinasi wisata. Selain itu pihak pengelola kawasan destinasi wisata perlu mengatur tingkat kunjungan wisatawan.
Pengembangan Warna Alat Tangkap Bottom Gillnet terhadap Hasil Tangkapan Ikan Lolosi Biru (Caesio Caerulaurea) di Perairan Pulau Tolonuo Kabupaten Halmahera Utara Boyke Raymond Toisuta; Bobby Christian Baeruma; Ontje F. W. Tutupary; Fizai Djafar; Yisreel Franky Leatomu; Christi Vandewo Hinyole; Jidon Ishak Unetbu; Yanti Enjelina Bara
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 2 (2022): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1255.293 KB) | DOI: 10.51135/justevol2issue2page133-145

Abstract

Ikan lolosi biru merupakan ikan ekonomis penting yang ditangkap menggunakan Bottom gillnet. Bottom gillnet adalah jaring insang dasar yang dipasang di dasar perairan dan salah satu klasifikasi dari gillnet. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan adalah warna jaring. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh warna alat tangkap Bottom gillnet terhadap hasil tangkapan ikan lolosi biru di perairan Pulau Tolonuo. Metode penelitian adalah experimental fishing, dengan lima perlakuan warna jaring penangkapan yaitu putih, ungu, biru, hijau dan orange, pada empat stasiun penangkapan. Analisis data penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji ANOVA menyatakan adanya perbedaan nyata pada perlakuan warna jaring penangkapan. Uji Beda Nyata Terkecil menyatakan warna jaring putih dan ungu tidak beda nyata sedangkan warna jaring biru, hijau dan orange berbeda nyata. Jumlah total hasil tangkapan ikan lolosi biru paling banyak berada pada jaring warna orange sebanyak 176 ekor ikan dan hasil frekuensi panjang dan berat tubuh ikan tertinggi diperoleh jaring warna orange dengan rata-rata 22,97 – 31,05 cm dan 180,45 – 298,78 gr. Hasil penelitian ini menunjukan penggunaan alat tangkap Bottom gillnet berwarna jaring orange mempunyai efisiensi sangat baik dibandingkan warna jaring putih dan ungu yang efisiensi cukup baik, serta biru dan hijau yang efisiensinya kurang baik.
REHABILITASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DARI PENCEMARAN SAMPAH DI DESA SIMAU MELALUI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 1 No 2 (2019): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v1i2.1557

Abstract

Kerusakan hutan mangrove di wilayah pesisir desa Simau sebagian besar disebabkan oleh terjadinya penebangan hutan mangrove untuk kayu bakar, bahan bangunan, dan, masyarakat juga memanfaatkan areal sekitar hutan mangrove untuk tempat pemukiman dalam pencarian telur burung mamoa. Selain itu juga keberadaan sampah dilokasi tidak bisa dihindari karena semakin menumpuk sehingga dapat menimbulkan pencemaran sumber penyakit. Berdasarkan uraian tersebut maka dipandang perlu membangun Desa Simau melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka merehabilitasi hutan mangrove dan menjaga kebersihan lingkungan dipesisir dari pencemaran sampah. Tujuan kegiatan ini adalah merehabilitasi hutan mangrove untuk menjaga kelangsungan hidup ekosistemnya dan memulihkan kembali hutan mangrove yang rusak agar dapat kembali memberikan fungsinya bagi kesejahteraan manusia dan mendukung pembangunan wilayah pesisir serta menjaga kelestarian lingkungan pesisir dari pencemaran sampah yang berasal dari aktivitas masyarakat. Program pengabdian dilaksanakan melalui dialog bersama dan kegiatan demonstrasi yaitu kegiatan pembibitan dan penanaman 1000 anakan mangrove dan 100 anakan ketapang pada lokasi yang telah rusak, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan lokasi pesisir dari pencemaran berbagai jenis sampah. Tercapainya tujuan ini karena dihadiri oleh 147 orang peserta yang menunjukkan antusiasme sangat besar terhadap program pengabdian ini. Kemudian keberhasilan kerjasama peserta dalam kegiatan pengabdian dapat dikatakan sangat baik karena didukung penggunaan metode dialog bersama dan demonstrasi untuk meningkatkan antusiasme para peserta. Keberhasilan ini diukur dari keempat komponen yaitu keberhasilan target peserta, ketercapaian tujuan, ketercapaian materi, dan kerjasama dalam pengabdian.
MELESTARIKAN LINGKUNGAN PERAIRAN TELAGA BIRU DARI PENCEMARAN YANG DISEBABKAN OLEH SAMPAH Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 2 No 1 (2019): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v2i1.1734

Abstract

Keberadaan sampah diobjek wisata Perairan Telaga Biru, Kabupaten Halmahera Utara mengalami penumpukan yang disebabkan oleh aktivitas pengunjung yang datang ke lokasi tersebut. Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan pencemaran sampah diperairan Telaga Biru melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dalam melestarikan lingkungan Perairan Telaga Biru dari pencemaran yang disebabkan oleh sampah. Pelaksanaan pengabdian ini dimulai dari peserta diberikan penyuluhan tentang pengetahuan tentang sampah dan pencemarannya serta cara melestarikan lingkungan perairan dari pencemaran sampah, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk membersihkan lokasinya dari pencemaran sampah. Tercapainya tujuan pengabdian ini karena dihadiri oleh 70 peserta yang menunjukkan antusiasme yang sangat besar terhadap program pengabdian ini. Keberhasilan kerjasama peserta dalam kegiatan pengabdian ini dapat dikatakan sangat baik karena didukung dengan metode penyuluhan dan demonstrasi untuk meningkatkan antusiasme para peserta dalam melestarikan kebersihan lingkungan perairan dari pencemaran yang disebabkan oleh sampah. Keberhasilan ini juga diukur dari keempat komponen: 1) Keberhasilan Target Peserta, 2) Ketercapaian Tujuan, 3) Ketercapaian Materi Penyuluhan, dan 4) Kerjasama Dalam Pengabdian. Keberhasilan kegiatan pengabdian ini juga dapat dilihat dari antusiasme peserta yang terlibat sehingga diperoleh manfaat bagi peserta yaitu memahami tentang kebersihan lingkungan perairan dari berbagai jenis sampah sehingga dapat turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya.
Pelestarian Wisata Perairan Pulau Kumo, Telaga Biru, dan Air Panas Mamuya Dari Pencemaran Sampah Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca Winesty Tutupary; Alberth I. Pical; Loana Jeanete Totoda; Darius Arkwright; Jeriksen Madellu
Bakti: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): BAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LLDikti Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/baktivol2iss1pp53-64

Abstract

Keberadaan sampah di wisata perairan Pulau Kumo, Telaga Biru dan Air Panas Mamuya, sampai saat ini semakin bertambah sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Keberadaan sampah tidak bisa dihindari karena menjadi sumber penyakit. Upaya sederhana yang dilakukan untuk meminimalkan sampah di wisata perairan yaitu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan, wawasan, kesadaran diri dan saling bertukar pikiran tentang pentingnya melestarikan lingkungan wisata perairan dari sampah sehingga mengurangi pencemaran lingkungan akibat menumpuknya sampah. Lewat upaya ini Tim Pengabdian Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan berkerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Pemerintah Desa dalam meminimalkan sampah di wisata perairan Pulau Kumo, Telaga Biru dan Air Panas Mamuya karena sampah perlu mendapatkan perhatian serius untuk dikurangi tingkat pencemarannya. Hasil keberhasilan pelaksanaan pengabdian dapat dikatakan sangat baik karena didukung dengan metode ceramah dan demonstrasi sehingga menunjukkan setiap peserta yang terlibat telah memiliki pengetahuan, wawasan dan kesadaran diri dan selanjutnya dilakukan aksi demontrasi dalam membersihkan sampah
Persepsi Masyarakat Pesisir Pulau Kumo Terhadap Ekosistem Hutan Mangrove Boyke Raymond Toisuta; Ontje Fransisca W. Tutupary; Lilian Gressthy Florencya Apituley; Adrian Amajato Boleu; John Paul Mabiang
Bakti: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): BAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LLDikti Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/baktivol3iss1pp44-54

Abstract

Ekosistem hutan mangrove di Pulau Kumo mengalami kerusakan yang sangat mengkhawatirkan sehingga perlu dilakukan langkah Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tujuan untuk mengukur persepsi masyarakat pesisir terhadap ekosistem hutan mangrove. Metode pengambilan sampel adalah metode survei dan pemilihan responden terpilih sebanyak 40 responden untuk mendapatkan persepsi terhadap ekosistem hutan mangrove di Pulau Kumo yang diantaranya adalah 1) Kondisi lingkungan; 2) Perubahan fisik lingkungan wilayah pesisir; 3) Kerusakannya; 4) Perilaku pemanfaatannya; 5) Arahan kebijakan dan strategi pengelolaannya. Kemudian dilanjutkan analisis deskriptif dengan teknik skoring. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan persepsi masyarakat pesisir di Pulau Kumo secara sadar dan alamiah memahami dan mengetahui kondisi lingkungan, tingkat kerusakannya, dan perilaku terhadap pemanfaatan ekosistim hutan mangrove yang dilakukannya, namun ketidak mengertian atau kurangnya memiliki pengetahuan tentang perubahan fisik lingkungan wilayah pesisir dan arah kebijakan serta strategi pengelolaan ekosisitem hutan mangrove karena disebabkan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah
Dampak Aplikasi Pupuk Organik Cair Limbah Cakalang Terhadap Pertumbuhan Bayam Merah Boyke Raymond Toisuta; Rido Welem
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 3 No. 2 (2023): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/justevol3issue2page179-189

Abstract

Kabupaten Halmahera Utara saat ini dihadapi dengan pemasalahan pertumbuhan gulma dan hama penyakit tanaman serta pencemaran lingkungan. Sampai saat ini masalah tumbuhnya gulma tanaman sangat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan hasil tanaman, sedangkan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari bau busuk pembuangan hasil limbah ikan dan merugikan kesehatan manusia. Salah satu tanaman yang sering tumbuhnya gulma adalah bayam merah dan pencemaran lingkungan dari limbah ikan cakalang. Untuk mengurangi permasalahan tersebut dikembangkan teknik penanganan dan pengolahan pupuk organik cair dari limbah ikan cakalang. Pemberian pupuk organik cair limbah ikan cakalang disesuaikan dengan konsentrasi yang tepat untuk mencegah pertumbuhan gulma dan meningkatkan pertumbuhan tanaman bayam merah yang optimal. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair limbah ikan cakalang yang optimal terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah. Metode penelitian adalah metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan 1:10 menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah lebih optimal dibandingkan dengan perbandingan 1:5 dan 1:15 dengan nilai tinggi tanaman (26,8 cm), jumlah daun (47,97 helai) dan jumlah cabang (8,06 helai).