Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

LIMITATION OF HOTEL BUILDINGS IN SUPPORTING SUSTAINABLE TOURISM (IMPLEMENTATION OF REGULATION OF BADUNG REGENCY NO. 36 YEAR 2014) Solihin Solihin; Ni Made Rai Sukmawati; Nyoman Mastiani Nadra; Budi Susanto
Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 7 No 3 (2017): November 2017
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.74 KB) | DOI: 10.31940/soshum.v7i3.718

Abstract

Dinamika kepariwisataan di Kabupaten Badung, antara lain tercermin dengan pesatnya pembangunan fasilitas akomodasi wisata. Dalam periode 2010 – 2015, jumlah kamar hotel atau penginapan di Kabupaten Badung meningkat sebanyak 47%. Untuk mengantisipasi dampak negatif dari pesatnya pendirian fasilitas akomodasi wisata, Pemerintah Kabupaten Badung menerapkan Peraturan Bupati Badung No 36 tahun 2014 Tentang Standar Minimal Luas Lahan untuk bangunan Hotel dan Kondotel. Makalah ini membahas Peraturan Bupati Badung No 36 tahun 2014 dan implementasinya dalam membatasi bangunan hotel untuk mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Makalah ini merupakan bentuk kajian pariwisata yang menggunakan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, studi kepustakaan, dan wawancara mendalam dengan 8 informan pelaku dan pemerhati pariwisata Bali. Analisis data dilakukan secara deskriptif–intepretatif dalam perspektif kajian ilmu pariwisata. Hasil kajian menunjukkan bahwa Peraturan Bupati Badung No 36 tahun 2014 merupakan kebijakan yang terkait dengan orientasi pembangunan sektor pariwisata dan pengaturan luas lahan minimal untuk pendirian bangunan hotel dan kondotel di Kabupaten Badung. Kebijakan ini berorientasikan kepada upaya pembangunan pariwisata berkelanjutan, yaitu pembangunan pariwisata yang mendukung upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat lokal. Stakeholders terkait, termasuk calon investor, pemilik dan manajemen hotel serta kondotel dapat terus mendukung dalam upaya mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
KONTRASTIVITAS PROSES PEMAJEMUKAN KATA BENDA PADA BAHASA JEPANG DAN BAHASA BUGIS Harisal Harisal; Kanah Kanah; Wahyuning Dyah; Solihin Solihin
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 1: Agustus 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i1.658

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pemajemukan kata benda dalam bahasa Jepang dan bahasa Bugis, serta menuliskan kaidah pemajemukannya dengan menggunakan analisis kontrastif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bahasa Jepang, nomina dapat berupa morfem bebas dan dapat pula berupa morfem terikat, jika terjadi perubahan bunyi alomorf dan jika terdiri dari dua morfem terikat. Dilain pihak, dalam bahasa Bugis, nomina merupakan morfem bebas yang dapat berubah menjadi morfem terikat jika mengalami afiksasi; Proses pemajemukan verba dalam bahasa Jepang jika berada pada posisi depan akan mengalami perubahan dan berindikasi menjadi nomina, sedangkan saat berada pada posisi akhir, dapat menjadi dua perubahan dengan ketentuan yang berlaku, yaitu jika mengalami perubahan dapat berindikasi menjadi kata benda, dan jika tidak mengalami perubahan, maka tetap menjadi kata kerja. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk nomina. Dilain pihak, dalam bahasa Bugis, verba dapat berubah menjadi nomina jika terjadi afiksasi, begitupun sebaliknya; Dalam proses pemajemukan kata sifat bahasa Jepang, morfem dapat mengalami bunyi alomorf jika berada pada posisi belakang, dan dapat meleburkan ekor jika berada pada posisi depan. Dilain pihak, dalam bahasa Bugis, kata sifat berupa morfem bebas dan dapat berubah menjadi morfem terikat jika mengalami afiksasi.
DAMPAK PENGEMBANGAN DESA MAS SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN UBUD, KABUPATEN GIANYAR Ni Made Rai Sukmawati; Solihin Solihin; Ni Putu Wiwiek Ary Susyarini
MEDIA BINA ILMIAH Vol 13, No 9: April 2019
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.369 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v13i9.232

Abstract

Desa Mas, Ubud sudah terkenal ke manca negara sebagai desa penghasil seni kerajinan patung. Seiring dengan berkembangnya kepariwisataan dan juga karena adanya tingkat kunjungan wisata yang datang ke Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan rata-rata dari tahun 2012 -2016 sebesar 8.15%. dan tahun 2017 terjadi  penurunan karena adana erupsi Gunung Agung. Melihat peluang ini muncul keinginan masyarakat Desa Mas untuk mengembangkan daerahnya selain sebagai pusat seni pahat tetapi juga menjadi daerah tujuan wisata dengan menggali potensi budaya yang ada di desa  tersebut.Tahun 2015 Bali dipusatkan oleh pemerintah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya wisatawan ke Indonesia selain Jakarta dan Batham. Melihat situasi ini maka diharapkan Bali mampu meningkatkan daya saingnya untuk menarik wisatawan datang ke Bali baik itu wisatawan lokal, nasional, maupun internasional,  sehingga Desa-desa yang sudah berbenah menjadi Desa Wisata seperti Desa Mas bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan pariwisata tersebut. Kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah diharapkan memihak pada masyarakat lokal dengan harapan  program-program yang dibuat oleh Pemerintah dapat  menyentuh masyarakat sehingga masyarakat merasa ikut terlibat dalam kegiatan itu. Dengan adanya program Desa Wisata diharapkan mampu menumbuhkan kreatifitas masyarakat lokal dan mempertahankan warisan budaya yang dimilikinya sehingga pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dapat dilestarikan. Desa Mas sebagai salah satu Desa Wisata yang ada di Bali memiliki potensi yang cukup memadai sepertai sarana dan prasarana dan juga  desa ini berada di jalur yang strategis antara Ubud dan jalur menuju destinasi  Tampak Siring dan Kintamani, sehingga Desa Mas harus dilewati. Ubud sebagai salah satu destinasi wisata yang sudah terkenal ke manca negara. Desa Mas sebagai Desa Wisata dampak  ditimbulkan berupa sosial budaya dan dampak ekonomi namun dampak tersebut khususnya dampak ekonomi  dirasakan oleh masyarakat belum merata karena masih minimnya jumlah wisatawan yang tinggal dan memakai fasilitas yang disiapkan oleh penduduk setempat.
Peningkatan Kapasitas Bahasa Jepang Dasar dan Etika Pelayanan Pelaku Pariwisata Di Banjar Panca Bhineka, Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung Lien Darlina; Solihin Solihin
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 2 No. 1 (2019): Nopember
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.478 KB)

Abstract

Kebutuhan kompetensi bahasa Jepang bagi warga Banjar Panca Bhineka, Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung bagi pelaku pariwisata mutlak diperlukan. Aspek ini penting untuk mendukung industri wisata bahari yang merupakan ikon pariwisata di daerah tersebut. Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali sebagai lembaga pendidikan vokasi mengamati perkembangan pariwisata bahari di Tanjung Benoa berkembang pesat terutama dengan kedatangan turis manca negara dalam berbagai aktivitasnya. Sementara para pelaku pariwisata belum siap menghadapi kondisi ini karena kemampuan komunikasi berbahasa asing belum memadai, salah satu sebabnya adalah, pekerjaan yang dahulu sebagai nelayan, sekarang bergeser menjadi pelaku pariwisata. Kondisi ini perlu disikapi dengan memberikan pelatihan bahasa asing khususnya bahasa Jepang yang menekankan pada komunikasi sehari-hari. Metode pembelajaran yang digunakan berbasis paradigma student centered dengan pendekatan communicative language teaching. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi komunikasi bahasa Jepang dengan cara mengenalkan suatu konteks yang relevan. Peserta setelah diberikan pelatihan sudah mampu mengucapkan bunyi ‘hatsuon’, greetings, asking thanking and saying apologies, serta bercakap-cakap: memperkenalkan diri, menyatakan kepunyaan, menyatakan skejul juga harga.
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN ASTON HOTEL KUPANG DALAM MENINGKATKAN MINAT PENGUNJUNG DI MASA PANDEMI COVID-1 I Putu Budiarta; Solihin Solihin; I Wayan Basi Arjana; I Ketut Suja
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 10 No 2: Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v10i2.1086

Abstract

Saat ini pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang sangat besar pada penurunan perekonomian masyarakat di Indonesia bahkan seluruh dunia. Covid- 19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat termasuk para pelaku bisnis salah satunya pada jasa perhotelan. Aston Hotel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan dan salah satu hotel yang terkena dampak oleh pandemi Covid-19. Dalam mencapai suatu kesuksesan Aston Hotel telah menyiapkan beberapa strategi komunikasi pemasaran sebelum memasarkan produknya agar dikenal oleh masyarakat bahkan meningkatkan minat masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Aston Hotel dalam meningkatkan minat pengunjung di masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini, dilakukan setelah data-data diperoleh melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Kemudian data-data tersebut dipilih dengan data yang penting dan tidak relevan dari data yang telah dikumpulkan, dianalisis secara saling berhubungan untuk mendapatkan dugaan sementara dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Aston Hotel di masa pandemi Covid-19 sudah mengacu kepada 4P yaitu Product, Price, Place, dan Promotion. Di masa pandemi Covid-19 Aston Hotel sudah menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah, gencar melakukan sales call dan telemarketing, mengadakan promosi disetiap bulannya dan juga melakukan jalinan kerjasama dengan pihak lain dalam upaya mempromosikan Aston Hotel kepada perusahaan, instansi pemerintahan, travel agent baik di offline travel agent maupun di online travel agent (OTA) untuk meningkatkan minat pengunjung.
PELATIHAN BAHASA JEPANG DASAR BAGI PELAKU WISATA DAN PELATIHAN PEMBUATAN ECO ENZIM UNTUK IBU-IBU PAKIS DESA ADAT MAS, KECAMATAN UBUD, KABUPATEN GIANYAR Lien Darlina; Ni Made Rai Sukmawati; Wahyuning Dyah; Solihin Solihin
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 10 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Oktober 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v2i10.939

Abstract

Pelatihan Bahasa Jepang Dasar Bagi Pemandu Wisata dan Pelatihan Pembuatan Eco Enzim Untuk Ibu-ibu Pakis Desa Adat Mas Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar sangat diperlukan. Hal tersebut sangat penting bagi warga Desa Adat untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mendukung perekonomian dan masalah sampah dapur rumah tangga di era corona yang selama ini masyarakat banyak bergerak di bidang kerajinan perkayuan terutama ukiran kayu yang merupakan ikon pariwisata di daerah ini. Juruan Pariwisata Politeknik Negeri Bali sebagai lembaga pendidikan vokasi mengamati perkembangan pariwisata alam, seni dan budaya serta keterampilan praktis warga di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar memerlukan peningkatan SDM pelaku wisata lebih lanjut di era corona ini, baik di bidang promosi wisata maupun keterampilan baru dalam mengatasi sampah dapur rumah tangga. Dari survei dan pengamatan yang dilakukan di Desa Adat Mas, masih adanya hambatan-hambatan dalam pengelolaan berbagai potensi wisata, terutama tentang promosi wisata alam, seni budaya dan kebahasan yang dihadapi oleh pelaku pariwisata dan pengetahuan cara mengatasi sampah dapur rumah tangga. Oleh karena itu kemampuan promosi dan komunikasi masyarakat yang masih minim harus diimbangi oleh kemampuan promosi dan kemampuan bahasa asing untuk melayani para wisatawan asing tersebut. Kondisi ini perlu disikapi dengan memberikan pelatihan bahasa asing khususnya bahasa Jepang dasar dan promosi wisata yang menekankan pada pelayanan pariwisata dan komunikasi sehari-hari, serta Pelatihan Pembuatan Eco Enzim Untuk Ibu-ibu Pakis Desa Adat Mas untuk mengatasi sampah dapur menjadi bermanfaat. Dengan meningkatnya pengetahuan bahasa Jepang, metode promosi pariwisata yang tepat dan pengetahuan tentang eco enzim diharapkan akan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Desa Mas tersebut dalam meningkatkan kualitas layanan kepada pengunjung (customer service) khususnya wisatawan asing dapat mencapai kepuasan pengunjung (customer satisfaction) yang pada gilirannya wisatawan asing akan lebih banyak datang dan pada gilirannya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.