Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS RELASI PARAMETER PEMOTONGAN BAJA St 43 PADA MESIN BUBUT GDW LZ 350 Selleng, Kristian
MEKTEK Vol 12, No 1 (2010)
Publisher : MEKTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.667 KB)

Abstract

The aim of this research is to find out the correlations among cutting parameters, namely depth of cutting t(mm), cutting speed v (mm/min) and feeding s (mm/rev) of a steel St 43 on. Type of the lathe is GDW LZ 350.This research used experiment method.Data analysis results the below equation: t = (2,483 − 0,3936 ln V + 5,44 V − 0,863 V ln V ) e S
EFEK RASIO TEKANAN KOMPRESOR TERHADAP UNJUK KERJA SISTEM REFRIGERASI R 141B Selleng, Kristian
MEKTEK Vol 9, No 1 (2007)
Publisher : MEKTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.509 KB)

Abstract

The purpose of this research is to find the effect of compressor pressure ratio with respect to performance of refrigeration system that is used refrigerant R 141B with water cooling on evaporator and condensor. The performance of refrigeration system is represented by heat transfer on evaporator and condensor.This research used experiment method. The result of this research indicates that is no effect of compressor pressure ratio to heat transfer on evaporator, on the contrary there is increasing compressor pressure ratio due to decreasing of heat transfer on condensor
EFEKTIFITAS KOLEKTOR ENERGI SURYA PADA KONFIGURASI PARALEL SERPENTINE W, Danny Syamsu; Selleng, Kristian; Mustofa, Mustofa
MEKTEK Vol 14, No 1 (2012)
Publisher : MEKTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.395 KB)

Abstract

This study aims to demonstrate the effectiveness of the collector on the fluid mass flow rate variations in sunlight collectors on the configuration of the combined 'parallel-serpentine'. Value of the mass flow rate is 0.09, 0.18 and 0.36 ltr/min. Fluid drained from the reservoir of cold water through the collector pipe and into the parallel configuration serpentine configuration and then stored in the hot water tank. The test results showed that the efficiency of a mass flow rate achieved at the optimum 0.36 liter / min. This result is probably leading to suitable for domestic purposes.
DESIGN IMPROVEMENT OF A PNEUMATIC PISTON USING DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) METHOD, A CASE STUDY -, Mustofa; Selleng, Kristian
FORISTEK : Forum Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : FORISTEK : Forum Teknik Elektro dan Teknologi Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.335 KB)

Abstract

Teknik desain assembly (DFA) sudah lama dan sering digunakan pada industry untuk meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, dan memperpendek waktu siklus proses manufaktur dari komponen dan produk. Paper ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari piston pneumatic dengan mendesain ulang masing-masing komponen produk dalam hubungannya dengan waktu handling, inserting dan assembling. Dengan kata lain, beberapa modifikasi termasuk sejumlah komponen, pergantian material, dan waktu assembly. Efisiensi dari komponen produk yang dibuat meningkat secara signifikan dari 25,9% ke 67,45%. Efisiensi komponen tersebut meningkat dengan kenaikan hampir 50 % yang menghasilkan sisi ekonomi produk di pasaran. Keywords:  design component, assembly time and product developed, piston pneumatic.
ANALISIS DEFLEKSI PADA MATERIAL BAJA KARBON RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI POSISI PEMBEBANAN Selleng, Kristian
Jurnal MEKANIKAL Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Mekanikal Juli 2017
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.259 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis defleksi pada material baja karbon rendah secara teoritis dan secara eksperimental dengan variasi posisi pembebanan. Metode integrasi ganda digunakan untuk analisis secara teoritis, sedangkan metode pengujian digunakan untuk analisis eksperimental. Tumpuan yang digunakan dalam penelitian adalah engsel rol dengan bahan berupa baja karbon rendah dengan dimensi panjang 600 mm, lebar 30 mm dan tebal 5 mm. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: defleksi maksimum yang terjadi pada posisi pembebanan 150 mm (yeksp =1,2913 mm; yteo = 1,1957 mm), posisi pembebanan 300 mm (yeksp =1,9183 mm; yteo = 1,7391 mm),  dan posisi pembebanan 450 mm (yeksp =1,2943 mm; yteo = 1,1957 mm. Defleksi yang terjadi secara eksperimental maupun secara teoritis pada posisi pembebanan 300 mm lebih besar jika dibandingkan dengan defleksi yang terjadi pada posisi pembebanan 150 mm dan 450 mm. Nilai defleksi yang diperoleh secara eksperimental lebih besar jika dibandingkan dengan secara teoritis dengan prosentase kesalahan maksimum 9,34 %.Kata Kunci:   Defleksi, baja karbon rendah, variasi posisi pembebanan.
ANALISIS DEFLEKSI PADA MATERIAL BAJA RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN PLAT PENGUAT Selleng, Kristian
Jurnal MEKANIKAL Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Mekanikal Januari 2018
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.369 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis defleksi pada material baja ringan secara teoritis dan secara eksperimental dengan variasi plat penguat. Metode integrasi ganda digunakan untuk analisis secara teoritis, sedangkan metode pengujian digunakan untuk analisis eksperimental. Tumpuan yang digunakan dalam penelitian adalah tumpuan jepitan, menggunakan material baja ringan dengan dimensi panjang 1500 mm, lebar 60 mm dan tebal 0,65 mm. Hasil penelitian yang diperoleh adalah : defleksi maksimum yang terjadi pada material tanpa plat penguat : (yeksp =2,09 mm; yteo = 1,06 mm),  satu plat penguat (yeksp =1,94 mm; yteo = 0,62 mm), dua plat penguat (yeksp =1,70 mm; yteo = 1,06 mm) dan tiga plat penguat (yeksp =1,23 mm; yteo = 0,62 mm). Defleksi yang terjadi secara eksperimental maupun secara teoritis pada penggunaan tiga plat penguat lebih besar jika dibandingkan dengan defleksi yang terjadi pada penggunaan dua plat penguat, satu plat penguat dan tanpa plat penguat. Defleksi yang diperoleh secara eksperimental lebih besar jika dibandingkan dengan secara teoritis dengan prosentase kesalahan maksimum 69,43 %.Kata Kunci: Defleksi, baja ringan, plat penguat.
DESIGN IMPROVEMENT OF A PNEUMATIC PISTON USING DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) METHOD, A CASE STUDY Mustofa Mustofa; Kristian Selleng
Foristek Vol. 3 No. 1 (2013): Foristek
Publisher : Foristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik desain assembly (DFA) sudah lama dan sering digunakan pada industry untuk meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, dan memperpendek waktu siklus proses manufaktur dari komponen dan produk. Paper ini bertujuan untukmeningkatkan efisiensi dari piston pneumatic dengan mendesain ulang masing-masing komponen produk dalamhubungannya dengan waktu handling, inserting dan assembling. Dengan kata lain, beberapa modifikasi termasuksejumlah komponen, pergantian material, dan waktu assembly. Efisiensi dari komponen produk yang dibuat meningkat secara signifikan dari 25,9% ke 67,45%. Efisiensi komponen tersebut meningkat dengan kenaikan hampir 50 % yang menghasilkan sisi ekonomi produk di pasaran.
ANALISIS SAMBUNGAN BATANG TARIK PADA STRUKTUR BAJA RINGAN DENGAN VARIASI KONFIGURASI SEKRUP Hasrianto Hasrianto; Awal Syahrani Sirajuddin; Mustafa Mustafa; Kristian Selleng
Jurnal MEKANIKAL Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Mekanikal Januari 2019
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.047 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku kegagalan sambungan batang tarik dengan variasi konfigurasi sekrup, pengaruh kekuatan geser sambungan batang tarik pada struktur baja ringan. Variasi konfigurasi yang digunakan antara lain : diagonal, vertikal, horizontal terhadap arah beban tarik. Sedangkan spesimen uji menggunakan bahan baja ringan. Metode pengujiannya dengan menggunakan pengujian tarik. Pengujian di laksanakan di ruangan uji bahan Teknik Mesin Universitas Tadulako.Hasil penelitian diperoleh tahap kegagalan sambungan pada ketiga konfigurasi memiliki kesamaan, dimana semuanya mengalami kegagalan jungkit, awalnya sekrup berotasi miring dan merusak permukaan pelat (tilting), kemudian lubang pada pelat akibat gaya yang terus menerus bekerja pada sekrup (hole bearing), dan sekrup terangkat tapi masih dapat menahan beban tarik (pull over). Kegagalan jungkik terjadi akibat sekrup tidak memiliki tahan geser yang kuat seperti halnya mur pada sistem sambungan baut sehingga kepala sekrup berotasi menekan ujung pelat hingga terjadi jungkit dan di barengi juga dengan kondisi bahan yang sangat tipis. Kegagalan sambungan yang diawali dengan jungkit sangat di tentukan oleh faktor tumpuannya. Perbandingan nilai Nt aktual  konfigurasi II dan III lebih besar dari pada Nt aktual  konfigurasi I. Antara ketiga konfigurasi itu, menghasilka nilai Nt aktual lebih besar daripada Nt teoritis. Konfigurasi III lebih besar 11% daripada konfigurasi II dan lebih besar 17% daripada nilai yang dihasilkan oleh konfigurasi I. Konfigurasi II lebih besar 7% terhadap konfigurasi I.Kata Kunci : Baja Ringan, Sambungan batang tarik, Variasi konfigurasi sekrup.