Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS KANDUNGAN MIKROPLASTIK PADA EKOSISTEM PESISIR DAN PRODUK GARAM DI PROVINSI SULAWESI BARAT DALAM MENDUKUNG BLUE ECONOMY KEAMANAN MARITIM Nabilah Rizqia Ramadhanty; Siswo Hadi Sumantri; Panji Suwarno; Supriyadi .
Jurnal Education and Development Vol 8 No 4 (2020): Vol.8.No.4.2020
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.427 KB) | DOI: 10.37081/ed.v8i4.2078

Abstract

Mikroplastik merupakan kategori sampah plastik berukuran <5mm. Keberadaannya di perairan dan mengendap pada sedimen akibat pergerakan arus, angin juga pasang surut. Karena hampir setengah dari total pembuangan limbah daratan berakhir di lautan setiap harinya. Negara Indonesia adalah negara kedua penyumbang sampah plastik di dunia. Praktik ini dilaksanakan di empat kabupaten provinsi Sulawesi Barat. Empat konsep keamanan, yakni kekuatan laut atau kekuatan angkatan laut (sea power), keselamatan laut atau marine safety, ekonomi laut dalam atau blue economy, dan keamanan manusia atau human security. keamanan maritim Indonesia hendaknya dapat melindungi kepentingan nasional Indonesia di bidang kemaritiman. Blue economy sebagai model ekonomi yang mendorong pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable), mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikanan yang menekankan pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan mendorong inovasi teknologi ramah lingkungan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase dari seluruh sampel air pada ekosistem ditemukan jenis Fragment 38%, Filament 38%, Fiber 5%, Film 17% dan Microbeads 2%. Pada sampel sedimen ditemukan jenis Fragment 54%, Fiber 27% dan Film 19%. Pada sampel produk garam ditemukan jenis Fragment 41%, Filament 32%, Fiber 22% dan Film 5%. Kabupaten Polewali Mandar memiliki kelimpahan mikroplastik tertinggi dengan persentase 35% (79.42 partikel/ml) sampel air, dan 35% (8.86 partikel/gr) sampel sedimen. Sampel produk garam sebanyak 26.78 partikel/ml di Kota Mamuju. Upaya pengelolaan sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai jual dan barang yang berguna, perlu diterapkan secara merata di setiap kabupaten. Selain itu dengan adanya penelitian ini mampu menerapkan konsep pengembangan blue economy karena memperhatikan aspek lingkungan dengan cara pemanfaatan kembali sampah plastik yang sulit teruari di kawasan pesisir.
ANALISIS TEORI STRATEGI TERHADAP PENANGANAN COVID-19 DI INDONESIA Dhimas Rudy Hartanto; Widodo .; Panji Suwarno; Siswo Hadi Sumantri; Supriyadi .
Jurnal Education and Development Vol 9 No 1 (2021): Vol.9.No.1.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.434 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i1.2258

Abstract

Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak penyebaran Covid-19 tertinggi di dunia. Jumlah penduduk yang padat serta wilayah Indonesia yang luas membuat penyebaran Covid-19 masih tetap tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan mulai dari terbentuknya organisasi penanganan Covid-19. Tingginya kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia mempengaruhi banyak sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh implementasi dari strategi yang dibentuk oleh pemerintah. Penelitian ini disusun dengan metode pendekatan kualitatif. Data penelitian diambil dari internet, jurnal, buku, artikel ilmiah, dan berita situs-situs resmiDalam lingkup pertahanan, strategi sebagai penjabaran doktrin secara umum merupakan sebuah proses penentuan rencana oleh para pemimpin tertiggi yang difokuskan pada tujuan jangka panjang suatu organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya agar tujuan tersebut dapat dicapai Strategi dikenal dalam dunia pertahanan sebagai suatu penjabaran dari sebuah doktrin umum yang biasanya dilakukan oleh pemimpin tertinggi dengan menentukan rencana dan tata pelaksana untuk mencapai tujuan jangka panjang. Perumusan sebuah strategi tentu melihat sejarah, pengalaman, dan berorientasi visioner dengan disesuaikan oleh perkembangan lingkungan strategis. Organisasi yang dibentuk pemerintah yaitu Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengeluarkan strategi yang merujuk pada pola perubahan perilaku masyarakat agar lebih patuh terhadap 3M (iMan, aMan, dan iMun). Selain itu, ada strategi lain yaitu intervensi yang meliputi nasehat, dorongan, insentif dan hukuman. Sasaran dari strategi empat intervensi ini meliputi individu, keluarga, komunitas, institusi, dan wilayah/masyarakat. Implementasi dari strategi yang dikeluarkan pemerintah saat ini menjadi pedoman bagi masyarakat, sehingga diharapkan dapat menjadi penyebab berkurangnya penyebaran Covid-19. Sinergi pemerintah ditunjukkan dengan adanya peraturan-peraturan daerah yang mendukung implementasi adanya hukuman berupa sanksi administratif bagi pelanggar protokol kesehatan, sehingga akan berimplikasi pada berubahnya perilaku masyarakat menjadi lebih sehat.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI KOLABORASI PERGURUAN TINGGI, ORGANISASI PROFESI, UNDUSTRI, DAN PEMERINTAH DALAM INDUSTRI PERTAHANAN SEBAGAI BAGIAN PENTING DALAM STRATEGI PERTAHANAN NEGARA Teguh Haryono; Yoedhi Swastanto; Siswo Hadi Sumantri; Suhirwan Suhirwan; Jupriyanto Jupriyanto
Jurnal Pertahanan & Bela Negara Vol 12, No 1 (2022): Jurnal Pertahanan dan Bela Negara
Publisher : Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jpbh.v12i1.1210

Abstract

Perkembangan Lingkungan Strategis yang sangat dinamis penuh dengan penuh ketidak-pastian, kompleks, dan penuh ketidak-jelasan, telah mendorong setiap negara untuk membuat strategi pertahanannya dalam usaha untuk menjaga eksistensinya. Penguasaan Teknologi dan Industri Pertahanan yang dikelola dan dikembangkan secara baik seperti yang diamanatkan dalam Kebijkan Umum Pertahanan Negara 2020-2024 adalah bagian penting dari Strategi Pertahanan terutama dalam usaha mempunyai kemandirian dalam industri pertahanan Tahun 2045. Pengelolaan dan pengembangan industri pertahanan membutuhkan Sumber Daya Manusia disamping alat peralatan, material, manajemen, modal, metodologi, dan mesin dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi kriteria. Belajar dari yang terjadi sejak Perang Dunia I dan perang-perang besar lainnya, pemenang perang adalah fihak yang menguasai teknologi dan industri pertahanan. Dalam usaha untuk mencapai kemandirian industri pertahanan Tahun 2045, Indonesia memerlukan sistem pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terintegrasi mulai dari perguruan tinggi terutama teknik, organisasi profesi semacam Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Industri Pertahanan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Pemerintah yang salah satunya adalah Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).