Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BERBASIS STUDENT CENTERED LEARNING DI SEKOLAH Fredik Melkias Boiliu; Solmeriana Sinaga
Jurnal Education and Development Vol 9 No 2 (2021): Vol.9.No.2.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.205 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i2.2490

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas pembelajaran pendidikan agama Kristen berbasis student centered learning di sekolah. Salah satu bentuk perubahan dalam pembelajaran PAK yang harus diterapkan di sekolah adalah perubahan dari Teacher Centered Learning (TCL) menjadi Student Centered Learning (SCL).”Pendekatan SCL dalam pembelajaran PAK di sekolah akan memberdayakan peserta didik sebagai center (pusat) selama proses pembelajaran.”Pembelajaran PAK dengan pendekatan SCL, peserta didik dilatih untuk membentuk konsep diri yang positif, terbuka, sabar dan kreatif serta berproses dalam pengalaman.”Dengan demikian, pendekatan SCL dalam pembelajaran PAK, peserta didik memiliki keinginan yang kuat dengan lingkungan sekitar dan juga sebagai pembina, penemu dan transformasi pengetahuan.” Aktor utama dalam pengajaran dan perencanaan SCL adalah peserta didik dan bukan guru.”Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yakni berisi teori-teori relevan terkait dengan masalah.”
PERAN GEREJA DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA USIA 16-18 TAHUN DI HKBP BUKITTINGGI Saut Mangasa Hutauruk; Solmeriana Sinaga
Jurnal Education and Development Vol 11 No 3 (2023): Vol. 11 No.3.2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v11i3.4831

Abstract

Mengingat pentingnya pengetahuan PAK dan perkembangan psikologi atau kejiwaan dalam menangani kenakalan remaja usia 16-18, maka pelayan remaja usia 16-18 tahun di HKBP Bukittinggi perlu banyak belajar dengan mengikuti pelatihan, seminar dan bimbingan konseling, agar diberikan kemampuan untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Selain itu pembina remaja usia 16-18 tahun perlu mengadakan pendekatan yang lebih kepada remaja usia 16-18 tahun agar lebih memahami setiap permasalahan remaja usia 16-18 tahun di HKBP Bukittinggi. Penelitian ini bertujuan untuk (1). Menganalisis kenakalan remaja usia 16-18 tahun di HKBP Bukittinggi. (2). Menganalisis cara menangani kenakalan remaja usia 16-18 tahun di HKBP Bukittinggi ditinjau dari perspektif PAK. (3). Menganalisis cara menangani kenakalan remaja usia 16-18 tahun di HKBP Bukittinggi ditinjau dari perspektif psikologi. Penelitian ini dilakukan di HKBP Bukittinggi pada bulan Oktober 2020 sampai bulan Juli 2021. Populasi dari penelitian ini adalah remaja usia 16-18 tahun. Terdapat 80 remaja usia 16-18 tahun diambil dari 5 perwakilan remaja dengan kriteria dan 1 orang Gembala/pimpinan, 1 orang Diakones, 1 orang ketua Dewan Koinonia, 1 Paniroi Remaja yang dianggap informan. Penentuan sampel ini berdasarkan tujuan penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara kepada pembina remaja dan 5 remaja usia 16-18 tahun. Hasil penelitian menujukkan bahwa menangani kenakalan remaja usia 16-18 tahun belum efektif karena banyak tugas dan fungsi pembina remaja belum dilaksanakan sebagaimana semestinya. Terlebih lagi sumberdaya yang berkompeten dalam memahami pendidikan Agama Kristen dan perkembangan psikologi atau kejiwaan pada remaja usia 16-18 tahun sangat minim pengetahuan tersebut dikalangan pembina remaja usia 16-18 tahun. Sehingga setiap pembina remaja tidak maksimal dalam menangani kenakalan remaja usia 16-18 tahun di HKBP Bukittinggi.