Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aktivasi Keterlibatan Publik dalam Program Berita ‘NET 10’ Anggraeni, Dinar Safa; Karlinah, Siti; Yudhapramesti, Pandan
ARISTO Vol 5, No 2 (2017): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ars.v5i2.489

Abstract

This research entitled Activation of The Public Engagement in `NET 10` News Program. An intrinsic case study by Robert E. Stake on Activating The Public Engagement in `NET 10` Citizen Journalism NET TV’s News Program. This research aimed to understand NET TV’s public management strategy in 'NET 10' news program. In addition, this research also aimed to determine how the editorial staff considere the standard of news value and news judgment on citizen journalist news, and the function of public sphere in the mass media of citizen journalism. The method used qualitative research with intrinsic case study approach by Robert E. Stake to NET TV’s editorial. The results showed the editorial’s strategy of public management by following action: (1) provided easily of joining  'NET CJ', (2) created  campaigns to increase the number of CJ, (3) nature CJ by keeping good and giving relationship evaluations, (4) provides rewards for the creator of CJ news aired in 'NET 10', and (5) educates CJ in making a citizen journalism news. NET TV used curation techniques in the process of citizen journalism news gatekeeper to keep the news value and news judment standard of citizen journalism news. Unfortunately, ‘NET 10’’s citizen journalism news rate of the proportion of news comprehensive continues to fall down because the editorial put loyalty forward. 'NET CJ' act as a opinions catalyst of the citizens to the government.
Framing Khalayak dan Media Pasca Pemblokiran Akses Internet Dinar Safa Anggraeni; Irwansyah .
Lingkar Studi Komunikasi (LISKI) Vol 6 No 1 (2020): FEBRUARI 2020
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/liski.v6i1.2519

Abstract

Pasca terjadi kerusuhan dalam aksi Gerakan Nasional Kedulatan Rakyat (GNKR) 22 Mei 2019 di Jakarta, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membatasi aktivitas internet khususnya di media sosial untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama peredaran info hoax. Namun hal ini dianggap telah mencederai freedom of Information Communication Technology (ICT) masyarakat yang memiliki hak mendapatkan informasi dari mana pun. Media sosial yang tidak bisa difungsikan antara lain WhatsApp, Instagram dan Facebook, kecuali Twitter. Alhasil masyarakat dipaksa mengkonsumsi berita dari media massa mainstream yang saat ini dianggap tidak independent karena para pemilik media telah terafiliasi dengan kepentingan pemerintah. Masyarakat yang aktif membagikan informasi di media sosial atau user generated content (UCG) mengalami kendala dalam mengakses dan mengekspresikan informasi di media sosial. Maka berdampak pada masyarakat internet atau netizen yang hanya bisa mendapatkan informasi dari media massa mainstream dan hanya sedikit yang bisa mengakses media sosial melalui virtual privat network (VPN) atau membuka media sosial Twitter yang tidak diblokir. Hal ini menjadikan framing yang diciptakan khalayak dan media massa mainstream menjadi tidak jauh berbeda terkait peristiwa tersebut