Sermada Kelen Donatus
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENDERITAAN ORANG YANG TAK BERSALAH - Perspektif Fenomenologi Agama Sermada Kelen Donatus
Studia Philosophica et Theologica Vol 1 No 2 (2001)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v1i2.15

Abstract

The article is the modification of my paper seminar in German held in Bonn University 1992. The material was taken from the article of Prof. Hans-Joachim Klimkeit, “Der leidende Gerechte in der religionsgeschichte – Ein Beitrag zur problemorientierten “Religionsphänomenologie (the suffering of the just person in history of religion - a contribution to phenomenology of religion). The author modifies it and rewrites the idea in three parts: phenomenology of religion that exposes problem orientation, history of religion that articulates the reality of the suffering of the just, and the application of the topics in modern context of our life.
PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN ILMU SOSIAL: Titik Kesamaan dan Perbedaan Sermada Kelen Donatus
Studia Philosophica et Theologica Vol 16 No 2 (2016)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v16i2.42

Abstract

The quantitative and qualitative approach is a scientific method used popularly in the social research operating in the area of social sciences. The author of this article wants to give an insight into the difference of quantitative and qualitative approach, although both of these approaches are utilized in the praxis unseparatedly. The quantitative method is refering to the collection of the empirical data inspired by the philosophy of positivism, whereas the qualitative approach is connected with the understanding and the interpretation expressed by the subject discerning the meaning of the empirical data under the light of the existencial-phenomenological philosophy. The last part of the article contains the possibility of making a unity of the two approaches in social research.
Relasionalitas Filsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomen Sermada Kelen Donatus
Studia Philosophica et Theologica Vol 19 No 1 (2019)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v19i1.179

Abstract

The author of the book “Relasionalitas Filsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomen”, Armada Riyanto, CM, has the great effort to philosophize his main thought about “Relasionalitas” (Relationality) which can be stated under the title called “The Philosophy of the Relationality”. The method and the scheme the author has managed to philosophize his ideas have come out from his deepest inner heart spontaneously, intuitively and genuinely, and by numerating the ideas the author would like to express, he has elaborated the meaning of those ideas focusing on the main issues like “aku, teks, liyan, fenomen” that become the foundation for a journey of interpreting the relationality. The reader of the book is allowed to become a disciple in the journey of seeking the meaning of the text in which the author offers the starting point of the journey with the dialog between “Aku dan Teks”. The word “fenomen” is understood as the reality of the daily life formed by the process of relationality that is taking place in dialog between “Aku” as the subject and “liyan” as the subject, but in the light of author’s idea, the word “liyan” refers to the social groups who are marginalized, impoverished, powerless and voiceless people.
Persahabatan Dalam Perspektif Neo-Thomisme Yoseph Pieper Sermada Kelen Donatus
Seri Filsafat Teologi Vol. 30 No. 29 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v30i29.15

Abstract

Neo-thomism is a school of philosophy that revives the philospical-theological thoughts of Thomas Aquinas. This article contains of the thoughts of Yoseph Pieper, a German Catholic philosopher who follows Neo-Thomism. Joseph Pieper’s works show their root to Thomas Aquinas’ philosophy. Pieper’s concepts on man and society, as discussed in this article, become the writer’s perspective to convey the concept of friendship which concluded from Pieper’s concept about an ideal Christian: a man of faith, hope, love, temperance, justice, courage, and prudence.
Revolusi Industri 4.0: Kapitalisme Neo-Liberal, Homo Deus Dan Wacanasolusi (Suatu Tinjauan Filsafat Sosial) Sermada Kelen Donatus
Seri Filsafat Teologi Vol. 29 No. 28 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filsafat sosial bergumul dengan fenomen revolusi industri 4.0, yang menghadirkan suatu realitas masyarakat yang disebut masyarakat digital dalam era revolusi industri 3.0 dan 4.0. Peneropongannya berawal dari usaha penulis untuk melukiskan basis filsafat yang melatar-belakangi kelahiran revolusi industri dan disusul dengan pencermatan terhadap masyarakat digital dalam sistem kapitalisme neo-liberal yang sedang meraja di dunia. Jawaban terhadap pertanyaan, siapa manusia dan di mana tempat agama atau Allah dalam masyarakat digital akan dikemukakan dalam bagian tiga dan pada bagian akhir dilontarkan sebuah wacana tentang pentingnya satu mata uang yang berlaku di seluruh dunia.
Tradisi Semana Santa: Suatu Bentuk Katekese Yang Hidup Sermada Kelen Donatus
Seri Filsafat Teologi Vol. 28 No. 27 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi Semana Santa yang penulis kemukakan di sini adalah tradisi perayaan pekan suci yang dihayati umat katolik di Larantuka, Konga dan Wure di Kabupaten Flores Timur hingga dewasa ini. Tradisi itu diwariskan oleh para misionaris Ordo Dominikan yang berkarya di wilayah itu pada pertengahan abad ke 16 hingga akhir abad ke 17. Penulis mencoba merefleksikan konteks sosio-historis yang melatarbelakangi lahirnya tradisi itu dan mengangkat sepenggal pengalaman penulis yang terlibat langsung di dalam kegiatan dan perayaan itu di desanya. Pada bagian akhir dari tulisan ini, penulis menghubungkan tulisan ini dengan tema hari studi STFT tentang katekese. Tradisi Semana Santa itu sendiri dilihat sebagai suatu bentuk katekese yang hidup-hidup, bagian dari pendidikan iman katolik.
Agama Dalam Ruang Publik Di Indonesia Dan Posisi Gereja Katolik - Satu Telaah Filsafat Sosial Sermada Kelen Donatus
Seri Filsafat Teologi Vol. 27 No. 26 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filsafat sosial, yang menyoroti agama dalam ruang publik, merupakan sebuah filsafat sistematis yang merefleksikan agama sebagai satu realitas sosial-religius. Ruang publik tempat agama dihayati secara kolektif mengacu pada sisi sosialitas yang melekat pada penghayatan keagamaan. Ulasan di bawah tidak bermaksud mereduksi hakekat agama ke dalam ruang publik, tetapi merupakan suatu refleksi filosofis yang menyoroti kehadiran agama di dalam ruang publik Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan realitas tersebut dikaitkan dengan posisi gereja Katolik di Indonesia.
Dosa Dan Pembebasan Dalam Sorotan Filsafat Agama Sermada Kelen Donatus
Seri Filsafat Teologi Vol. 26 No. 25 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tema hari studi tahun 2016 berhubungan dengan bulla Paus Fransiskus “Misericordiae Vultus” (Wajah Belaskasih) dan pencanangan Paus Fransiskus tahun 2016 sebagai tahun kerahiman ilahi. Seruan Paus ini ditujukan kepada umat Katolik sejagad untuk berorientasi pada Allah yang maha rahim sebagai sumber moral penghayatan hidup manusia kristiani. Karena Allah itu berbelaskasih dan maha rahim terhadap manusia lewat etika Yesus Kristus yang berbelaskasih, maka tindakan manusia kristiani dibangun di atas pemikiran teologis itu. Tetapi nomor 23 dari bula Paus Fransiskus itu berisikan perjumpaan sifat belaskasih kristiani secara khusus dengan sifat belaskasih yang ditemukan dalam tradisi agama monotheistis (Yudaisme dan Islam) dan ditemukan juga di dalam tradisi religius lain yang berharga. Filsafat agama mencoba merefleksikan dasar moral universal yang bisa digali dari tradisi agama-agama timur seperti Hinduisme, Buddhisme dan Konfusianisme. Ulasan di bawah ini bersifat filosofis, dan sifat belaskasih direfleksikan sebagai pembebasan, sementara kelemahan dan kekurangan manusia direfleksikan sebagai dosa dalam terang filsafat agama. Bagian terakhir artikel berbicara tentang nilai religius kerahiman ilahi dalam persaingannya dengan etika modern.
Membaca Wajah Gereja Katolik Yang Bersukacita Dan Berbelas Kasih Di Indonesia Dewasa Ini Dalam Terang Filsafat Sosial Sermada Kelen Donatus
Seri Filsafat Teologi Vol. 25 No. 24 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tema hari studi STFT tahun 2015 diangkat dari dua dokumen gereja yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus. Kedua dokumen itu adalah seruan apostolis “Evangelii Gaudium” dan bula “Misericordiae Vultus”. Meskipun kedua dokumen ini bukanlah traktat filsafat-teologi, tetapi butir- butir yang termuat di dalam kedua dokumen tersebut bisa diteropong oleh disiplin filsafat-teologi. Penulis meneropong kedua dokumen itu dalam kaca mata filsafat sosial yang membaca dan memahami butir-butir pemikirannya sebagai seruan-seruan etis yang dilandasi oleh nilai-nilai religius kristiani, dalam hal ini nilai-nilai injili. Seruan-seruan etis ini sudah direfleksikan juga oleh pemikir-pemikir besar katolik seperti Agustinus, Thomas Aquinas, para penganut Neo-Thomisme yang ide-ide mereka sejalan dengan filsafat Pancasila, ketika para pemikir itu berbicara tentang realitas sosial-historis masyarakat. Wajah Gereja Katolik Indonesia dewasa ini diteropong dengan pendekatan tersebut.
Derita Orang Benar Dan Kebahagiaan: Perspektif Fenomenologi Agama Sermada Kelen Donatus
Seri Filsafat Teologi Vol. 24 No. 23 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada sampul depan buku Hari Studi tahun 2014 terpampang judul“Di Mana Letak Kebahagiaan?”. Hal yang menarik perhatian penulis adalahtanda tanya pada kalimat tanya tersebut. Tanda tanya menunjukkan adanyapersoalan yang belum terjawab. Di mana letak kebahagiaan, atau dengankalimat lain, kita bertanya: “Di mana kita temukan kebahagiaan?” Penulisdengan sengaja mengangkat satu problem yang merupakan penjabaran daripersoalan kebahagiaan ke dalam pengalaman konkrit manusia dalam sejarahumat manusia. Pengalaman konkrit itu dikaitkan dengan problem penderitaandan kematian yang menimpa “orang benar atau orang-orang yang tidakbersalah”. Mengapa mereka harus menderita dan mati oleh karenakekejaman orang lain atau oleh karena kekejaman bencana alam? Apakahmereka mengalami kebahagiaan dalam situasi yang sedang mereka alami?Penulis meneropong persoalan itu dalam perspektif filsafat, yaitu perspektifFenomenologi Agama. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk memberisumbangan pencerahan.