Jembatan Sulin terletak di Kokok Sulin Desa Kuripan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, dibangun dalam dua tahun anggaran yaitu 2010 dan 2011. Selama beroperasi, telah terjadi dua kali luapan banjir pada lokasi jembatan tersebut, yaitu pada tahun 2013 dan tahun 2015. Kejadian banjir yang pertama mengakibatkan genangan air setinggi + 1.50 meter. Sedangkan kejadian banjir yang kedua, genangan air mencapai 1,00 meter. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur jembatan. Untuk itu perlu dilakukan penanganan yang paling tepat untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan pada struktur jembatan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan untuk memilih alternatif penanganan terbaik dengan metode AHP. Tiga kriteria dalam studi ini meliputi waktu pelaksanaan, keamanan kerja dan biaya. Adapun alternatif penanganan meliputi peninggian elevasi jembatan, penambahan bentang jembatan dan normalisasi alur sungai. Kuesioner sejumlah 9 exemplar berisi 12 pertanyaan yang mengandung unsur-unsur dalam kriteria tersebut, jawaban dari tiap pertanyaan berupa angka sesuai dengan skala Saaty. Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan seluruh kriteria, alternatif peninggian elevasi jembatan memiliki bobot 41.8 %, alternatif penambahan bentang jembatan dengan bobot 34.7 %, sedangkan alternatif normalisasi alur sungai memiliki bobot 23.5 %. Berdasarkan hasil pembobotan tersebut, alternatif peninggian elevasi jembatan dipilih sebagai solusi alternatif penanganan yang paling tepat untuk menjaga keamanan struktur Jembatan Sulin.