Agung Ari Wibowo
Department Of Chemical Engineering, Politeknik Negeri Malang

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN KOTORAN SAPI DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIK SUBSTRAT SOIL UNTUK AQUASCAPE Avana Zulfi Azizah; Agung Ari Wibowo
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.465

Abstract

Aquascape belakangan ini sangat digemari oleh kalangan masyarakat. Akan tetapi banyak masyarakat yang kesulitan dalam penanaman tanaman hidup pada aquascape dikarenakan media tumbuh yang susah. Substrat soil adalah media tanam yang dapat digunakan sebagai media tanam pada tanaman air. Substrat soil terbuat dari tanah yang dibentuk menjadi granul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kotoran sapi dan suhu operasi pada sifat fisik substrat soil untuk aquascape. Variabel dari penelitian ini adalah  konsentasi kotoran sapi dengan jumlah rasio  perbandingan bahan antara kotoran sapi dan tanah humus. Rasio perbandingan 5% (b/b) kotoran sapi : 95% (b/b) tanah humus dari jumlah massa total sampel, 10% : 90%, 15% : 85%, 20% : 80% dan 25% : 75%. dan suhu pengeringan yaitu low heat temperature (30°C), medium heat temperature (60°C), dan high heat temperature (120°C). Hasil terbaik dalam penelitian ini adalah pada perbandingan kotoran sapi dengan tanah humus 5% (b/b) : 95% (b/b) dari jumlah massa total sampel pada suhu pengeringan terbaik high heat temperature (120°C).
Reparameterization of Binary Interaction Parameters for The Gamma-Valerolactone Purification Process Agung Ari Wibowo; Mufid Mufid; Asalil Mustain; Rizqy Romadhona Ginting; Dhoni Hartanto
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.947 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v6i1.286

Abstract

Selain produksi biodiesel, bioetanol, biometana dan biohidrogen dari sumber terbarukan, gamma-valerolactone (GVL) muncul sebagai bahan bakar terbarukan potensial lainnya yang dapat diproduksi dari biomassa. GVL menunjukkan karakteristik yang sesuai sebagai sumber energi cair berkelanjutan yang menjanjikan. Dlaam kegiatan produksi GVL murni jumlah besar pastinya melibatkan proses pemisahan/ pemurnian, salah satunya adalah distilasi. Dalam perancangan proses distilasi diperlukan data kesetimbangan Uap – Cair (VLE), dan untuk akurasi perancangan biasanya digunakakan software simulasi proses seperti ChemCAD. Dalam penelitian ini, data VLE yang tersedia akan direparamterisasi sehingga bisa digunakan sebagai parameter model thermodinamika di Software ChemCAD. Pada penelitian ini dilakukan reparemeterisasi parameter interaksi biner (BIP) model NRTL untuk data VLE komponen yang terlibat dalam produksi GVL dari literature yang tersedia. Kemudian BIP hasil reparemterisasi digunakan untuk analisis sensitivitas pada shortcut kolom distilasi. Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa perubahan suhu umpan berpengaruh terhadap konvigurasi kolom, tetapi tidak pada kualitas GVL yang dihasilkan In addition to producing biodiesel, bioethanol, biomethane, and biohydrogen from renewable sources, gamma- valerolactone (GVL) is emerging as a potential renewable fuel from biomass. As a promising long-term liquid energy source, GVL possesses the necessary characteristics. The production of pure GVL in large quantities involves a separation/purification process, one of which is distillation. In designing the distillation process, Vapor- Liquid equilibrium(VLE) data is needed, and process simulation software such as ChemCAD is usually used for design accuracy. In this study, the available VLE data will be reparameterized to be used as a thermodynamic model parameter in ChemCAD Software. The binary interaction parameter (BIP) NRTL model reparameterization for the VLE data of the components involved in the creation of GVL was carried out in this work using data from the literature. The reparameterized BIP was then applied to the distillation column shortcut for sensitivity analysis. The findings of the sensitivity study reveal that changing the feed temperature changes the column arrangement but not the quality of the GVL produced
Sintesis Asam Oksalat dari Limbah Serbuk Kayu Jati (Tectona Grandis L.F.) dengan Proses Hidrolisis Alkali Mufid Mufid; Agung Ari Wibowo; Ade Sonya Suryandari; An Nisaa’ Fithriasari; Pravianti Anindita Nastiti
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2018): April 2018
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1111.331 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v2i1.57

Abstract

Selulosa adalah polisakarida rantai panjang penyusun serat pada tumbuhan. Hidrolisis selulosa dengan alkali kuat menghasilkan asam oksalat, asam asetat dan asam formiat. Limbah serbuk kayu jati berpotensi untuk dijadikan bahan baku pembuatan asam oksalat karena kandungan selulosa yang cukup tinggi. Hidrolisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan natrium hidroksida (NaOH) sebagai zat penghidrolisis. Purifikasi asam oksalat dilakukan dengan penambahan kalsium klorida dan asam sulfat. Penelitian ini mempelajari pengaruh konsentrasi natrium hidroksida dan waktu reaksi terhadap yield asam oksalat. Produk tertinggi dengan yield 20% dicapai pada penggunaan serbuk kayu jati kasar dengan waktu hidrolisis 60 menit dan konsentrasi NaOH 1 N. Cellulose is a long chain fiber polysaccharide contained in plants. Hydrolysis of cellulose with strong alkali produces oxalic acid, acetic acid and formic acid. Waste from teak wood in powder formhas the potential to be used as raw material for the manufacture of oxalic acid because the content of cellulose is high enough. Sodium hydroxide (NaOH) as a hydrolysis agent was used in this study. Purification of formed oxalic acid was carried out by addition of calcium chloride and sulfuric acid. Our research studied the effect of sodium hydroxide concentration and reaction time on oxalic acid yield. The highest product with a yield of 20% was achieved on the use of coarse powder of teak wood waste with a hydrolysis time of 60 minutes and the concentration of NaOH 1 N.
Biodegradable Foam dari Pati Sagu Terasitilasi dengan Penambahan Blowing Agent NaHCO3 Nanik Hendrawati; Agung Ari Wibowo; Rosita Dwi Chrisnandari
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2020): October 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1349.995 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v4i2.168

Abstract

Biodegradable foam berbahan dasar pati merupakan kemasan alternatif pengganti Styrofoam. Namun foam berbahan pati mempunyai sifat rapuh, sensitive terhadap air dan membutuhkan tambahan perlakuan untuk meningkatan kekuatan, fleksibilitas dan ketahanan terhadap air untuk bisa diaplikasikan secara komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan NaHCO3 dan asam sitrat pada pembuatan biodegradable foam dari pati sagu alami dan terasetilasi. Proses modifikasi dilakukan dengan cara asetilasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan termoplastis dan sifat hidrofobik. Proses pembuatan biodegradable foam menggunakan metode baking process. Variabel yang digunakan yaitu konsentrasi blowing agent dengan perbandingan NaHCO3 dan asam sitrat (1,3:1). Variabel yang digunakan mulai 0; 10; 12; 15; s/d 18 % w/w dari pati sagu. Hasil pengujian biodegradable foam dari pati sagu terasetilasi didapatkan nilai water absorbtion, kuat tarik, dan densitas lebih rendah dan sebaliknya pada uji biodegradability mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pati sagu alami. Analisa SEM dilakukan pada biodegradable foam dengan penambahan blowing agent sebesar 12%, didapatkan bentuk morfologi closed cell dengan rata-rata ukuran partikel sebesar 32,02 μm pada biodegradable foam dari pati sagu alami dan 39,34 μm pada biodegradable foam dari pati sagu terasetilasi. Analisa FT-IR pada pati terasetilasi menghasilkan gugus C=O karbonil dengan bilangan gelombang sebesar 1650 cm-1. Biodegradable foam based on starch is an alternative packaging for styrofoam. However foams made from starch are brittle, sensitive to water and require further treatments to improve their strength, flexibility, and water resistance for commercial applications. The objective of this research to determine the effect of NaHCO3 and citric acid addition to produce biodegradable foam from natural and acetylated sago starch. The modification process is carried out by acetylation, the aim of modification to improve thermoplastic capabilities and hydrophobic properties. Biodegradable foam production is carried out by using the baking process method. The variables used were the concentration of blowing agent with a ratio of NaHCO3 and citric acid (1.3: 1). The various concentration were used 0; 10; 12; 15; 18% w / w of sago starch. The results showed that biodegradable foam based acetylated sago starch have lower of water absorption , tensile strength, density , however have higher biodegradability value than natural sago starch. SEM analysis was carried out on biodegradable foam with the addition of blowing agent by 12%, obtained closed cell morphology with an average particle size of 32.02 μm on biodegradable foam from native sago starch and 39.34 μm in biodegradable foam from acetylated sago starch. The FT-IR analysis of the acetylated starch produced a group C = O carbonyl with a wave number of 1650 cm-1.