Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANALISIS EKONOMI PRA-RANCANGAN PABRIK HAND SANITIZER DAUN SIRIH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 480 TON/TAHUN Wulandari Novi Pradana; Profiyanti Hermien Suharti
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 7, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.275

Abstract

Hand sanitizer adalah cairan antiseptik untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan. Peran antiseptik dalam hand sanitizer biasanya bergantung pada komposisi alkohol. Alkohol membuat tangan menjadi kering serta menimbulkan dehidrasi pada kulit. Penggunaan alkohol sebagai antiseptik dapat diganti dengan bahan-bahan alami. Bahan alami yang digunakan harus memiliki sifat antibakteri seperti daun sirih serta jeruk nipis. Daun sirih (Piper betle Linn) sangat terkenal dalam kehidupan warga di Indonesia. Daun sirih bermanfaat untuk kesehatan gigi serta kerap digunakan selaku obat kumur, menghilangkan bau tubuh serta mulut, mengobati sariawan, mimisan, gatal- gatal, koreng serta keputihan pada perempuan. Daun sirih memiliki senyawa antibakteri yang terdiri dari senyawa fenol serta turunannya. Daun sirih memiliki berbagai kandungan kimia yaitu minyak atsiri. Proses pembuatan hand sanitizer ini diawali dengan pembuatan ekstrak daun sirih menggunakan metode soxhlet. Hasil ekstrak daun sirih ditambahkan bahan lainnya yaitu etanol, na-cmc, natrium metabisulfit, dan gliserin dalam rangka menghasilkan hand sanitizer berbentuk gel. Perhitungan analisis ekonomi pabrik ini didasarkan pada rencana pendirian pabrik di Rembang pada tahun 2024 untuk hasil dari perhitungan didapatkan nilai Return on Investment (ROI) saat sebelum pajak sebesar 90% serta Return on Investment (ROI) setelah pajak sebesar 54%. Nilai Pay Out Time (POT) sehabis pajak sebesar 1,8 tahun dan sebelum pajak sebesar 1,1 tahun. Break Even Poin (BEP) sebesar Rp. 99.064.027.413,39 serta Shut Down Point (SDP) sebesar Rp. 28.773.654.292,14. Berdasarkan  hasil analisis yang sudah dilakukan, pra-perancangan pabrik hand sanitizermenggunakan daun sirih dengan formulasi na-cmc dan gliserin dengan kapasitas 480 ton/ tahun layak untuk didirikan.
PENGARUH SUHU PEMANASAN DAUN KELOR (MORINGE OLEIFERA) TERHADAP YIELD DALAM PEMBUATAN HAND SANITIZER GEL Shintiya Gangsar Rahayu; Profiyanti Hermien Suharti
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 7, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.259

Abstract

Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Daun kelor mengandung senyawa fenolik seperti flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan lain-lain hingga mencapai 5,52%. Kandungan flavonoid dapat dimanfaatkan sebagai agen antibakterial dan antivirus yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu pemanasan dalam pengambilan ekstrak daun kelor hingga bisa memaksimalkan dalam pengambilan ekstrak. Selain itu, juga mempengaruhi terhadap yield yang diperoleh dari pemanasan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode infusa. Metode infusa dipilih karena memiliki berbagai keunggulan yaitu murah, mudah dalam penggunaan dan aplikatif digunakannya. Metode ekstraksi ini dilakukan pada suhu 700C dan 900C. Hasil yang didapat semakin tinggi suhu yang digunakan untuk pemanasan maka semakin sedikit yield yang diperoleh, karena faktor pemanasan tersebut bisa membuat penguapan terjadi pada campuran air dan daun kelor tersebut.
BRICKETTING POLY-STYRENE WASTE DENGAN METODE THERMAL DECOMPOSITION SEBAGAI BOILER FUEL RAMAH LINGKUNGAN Naila Adiba; Profiyanti Hermien Suharti; Agung Ari Wibowo
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 6, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.68

Abstract

Modernisasi saat ini berdampak besar bagi kemajuan teknologi, disisi lain terdapat banyak masalah yang ditimbulkan yaitu meningkatnya permasalahan limbah yang tidak terselesaikan dikarenakan pertumbuhannya semakin tidak terkendali, terutama limbah styrofoam (polystyrene). Produksi styrene pada tahun 1973 tercatat 25.000 ton, dan pada 2010 jumlahnya melonjak 1.000 kali menjadi 25 juta ton. Sampah plastik membutuhkan 100-500 tahun untuk terurai dan styrofoam sebagai limbah yang tidak dapat diurai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan rasio massa styrofoam : massa limbah makanan terhadap kapasitas panas dan lama nyala serta mengetahui nilai kalor tertinggi pada variabel terbaik. Styrofoam dapat diproses dengan Metode Dekomposisi Termal untuk memecah rantai polimernya yang panjang. Metode Dekomposisi Termal adalah proses pengolahan dimana styrofoam akan mengalami pemutusan ikatan dan pembentukan tar batubara. Penambahan limbah organik yaitu sisa makanan akan meningkatkan nilai kapasitas panas produk. Produk briket dianalisis dalam dua tahap di mana hasil konversi tertinggi dari analisis pertama akan diteliti lebih lanjut menurut analisis batubara. Hasil briket terbaik dengan perbandingan 2:1 (styrofoam : limbah makanan) dengan lama proses 5 menit dan suhu 450˚C dengan hasil nilai kalor 6352,072 kal/gram.
EVALUASI KINERJA ALAT GLYCOL FAN COOLER (E-230) PADA PROSES REGENERASI GLIKOL MINARAK BRANTAS GAS, INC Silvi Adelia Pravitasari; Felix Angestine; Profiyanti Hermien Suharti
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 6, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.104

Abstract

Glycol fan cooler (E-230) pada Minarak Brantas Gas, Inc merupakan salah satu alat penukar panas dengan jenis air cooled heat exchanger tipe forced draft. Alat ini berfungsi untuk mendinginkan suhu triethylene glycol (TEG) hingga 110–120oF dengan menggunakan udara sekitar. Sehingga TEG dapat digunakan kembali untuk menyerap kandungan air pada gas alam. Glycol fan cooler (E-230) ini telah berdiri sejak tahun 1976. Pada Minarak Brantas Gas, Inc terdapat 2 glycol fan cooler, akan tetapi yang satu telah tidak difungsikan karena produksi gas yang terus menurun. Hal ini menyebabkan E-230 beroperasi selama 24 jam. Dikarenakan E-230 telah beroperasi 24 jam selama beberapa tahun terakhir maka diperlukan adanya evaluasi kinerja glycol fan cooler (E-230). Penelitian ini dilakukan guna mengetahui kelayakan dari alat glycol fan cooler (E-230). Berdasarkan hasil evaluasi terhadap efisiensi alat rata-rata sebesar 97,09%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa glycol fan cooler (E-230) masih layak beroperasi.Namun, nilai fouling factor rata-ratanya adalah 0,003 hr.ft2.oF/Btu, nilai ini melebihi batas maksimal nilai fouling factor untuk TEG. Oleh karena itu, perlu dilakukan perawatan secara berkala untuk menjaga kinerja glycol fan cooler (E-230) agar tetap beroperasi dengan baik.
PERHITUNGAN DESAIN PRE-HEATER DALAM PERANCANGAN PABRIK HANDSANITIZER DAUN KELOR Novia Jennis Ainurrohmah; Profiyanti Hermien Suharti
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.304

Abstract

Daun kelor merupakan tumbuhan yang ada hampir di Indonesia. Salah satu kandungan daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik yang bisa membunuh bakteri. Kandungan tersebut berupa flavonoid. Flavonoid ini menjadi alasan pemanfaatan ekstrak daun kelor dalam pembuatan handsanitizer. Handsanitizer adalah cairan atau gel yang digunakan untuk mengurangi bakteri pada tangan atau bakteri patogen. Dalam pembuatan handsanitizer berbahan baku ekstrak daun kelor, terdapat tahap penyiapan bahan baku yang membutuhkan pre-heater. Preheater dibutuhkan dalam proses pemanasan freshwater untuk mengekstrak daun kelor dan menghasilkan ekstrak daun kelor yang akan melalui proses pemisahan. Tujuan dari dilakukannya perhitungan desain ini adalah untuk mendapatkan spesifikasi alat penukar panas yang memenuhi kebutuhan untuk memanaskan freshwater sebelum masuk ke tangki ekstraksi. Dari perhitungan yang sudah dilakukan di dapatkan hasil dimensi pipa yaitu luas permukaan kalor (A) 16 ft2, design overall coeffisient 261,741 Btu/lb.ft2 F, Foulling Factor  0,0032 J.ft2.OF/Btu.
SELEKSI PROSES EKSTRAKSI DAUN SIRIH PADA PRA RANCANGAN PABRIK HAND SANITIZER DAUN SIRIH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 480 TON/TAHUN Farah Yulinar; Profiyanti Hermien Suharti
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.305

Abstract

Penggunaan hand sanitizer oleh masyarakat di era pandemi Covid-19 semakin meningkat sebagai salah satu protokol Covid-19 pengganti cuci tangan. Zat antiseptik yang ada pada kandungan Hand sanitizer membantu mengatasi berbagai virus yang menempel pada permukaan tangan yang mempunyai kandungan alkohol dan berwujud gel. Penggunaan alkohol yang terlalu sering akan menyebabkan kulit menjadi kering. Daun sirih hijau memiliki sifat antiseptik karena memiliki minyak atsiri yang mengandung +30% fenol. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan proses terbaik yang akan digunakan dalam masing-masing tahapan pembuatan hand sanitizer gel tersebut. Tujuan dari seleksi itu sendiri adalah untuk mendapatkan proses yang terbaik dari dua pilihan alternatif proses yang mungkin dari segi teknis dan ekonomis. Seleksi proses ekstraksi daun sirih pada proses pembuatan hand sanitizer ini mencakup serangkaian jenis proses produksi dengan membandingkan penggunaan metode maserasi dan soxhletasi. Soxhletasi adalah teknik ekstraksi secara berkesinambungan dengan alat soxhletasi menggunakan pelarut organik pada suhu didih. Metode soxhletasi dilakukan dengan cara melarutkan sampel dalam pelarut soxhletasi yang telah dipanaskan, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel dapat terisolasi dengan sempurna. Proses ekstraksi yang dipilih yaitu metode soxhletasi dengan produk yang dihasilkan berupa minyak atsiri. Waktu proses ekstraksi adalah 4 sampai 6 jam untuk mencapai sirkulasi dengan suhu ekstraksi 60-80°C.
PENGARUH JUMLAH PELARUT TERHADAP YIELD DALAM PEMBUATAN HAND SANITIZER KELOR (MORINGE OLEIFERA) Anugraheni Nur Arifa; Profiyanti Hermien Suharti
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 7, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.252

Abstract

Hand Sanitizer merupakan antiseptik yang efisien karena kemasannya yang praktis. Selain itu, hand sanitizer juga efektif membunuh kuman karena mengandung senyawa alkohol dengan konsentrasi ± 60% - 80%. Namun, penggunaan alkohol pada hand sanitizer yang kita gunakan terus menerus dapat menyebabkan iritasi, kering, dan rasa terbakar pada kulit. Dalam hal ini penggunaan alkohol sebagai antiseptik dapat dikurangi dengan dikombinasikan bahan alami. Bahan alami yang digunakan harus memiliki sifat antibakteri salah satunya adalah tanaman kelor yang banyak kita temui. Daun kelor mengandung senyawa flavonoid. Flavonoid sebagai antibakteri bekerja dengan cara menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi dari bakteri. Tujuan penelitian  ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah pelarut yaitu air terhadap yield hand sanitizer kelor yang dihasilkan. Proses pembuatan hand sanitizer kelor diawali dengan pembuatan ekstrak kelor dengan metode infusa kemudian ekstrak kelor ditambahkan bahan lainnya seperti etanol 96%, carbopol 940, gliserin, metil paraben, dan TEA. Variabel untuk jumlah pelarut terdiri dari 100 ml, 150 ml, 200 ml, dan 250 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pelarut berpengaruh sangat nyata terhadap % yield yang didapat. Jumlah pelarut 250 ml pada suhu 70°C adalah yang terbaik karena menghasilkan nilai % yield tertinggi yaitu 75% dan yang terendah adalah jumlah pelarut 100 ml pada suhu 90°C yaitu 42%.
Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer untuk Kader Posyandu Kamboja Kelurahan Tasikmadu Kota Malang Agung Ari Wibowo; Profiyanti Hermien Suharti; Asalil Mustain; Shabrina Adani Putri
AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): MAY 2022
Publisher : Lembaga Mitra Solusi Teknologi Informasi (L-MSTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.841 KB) | DOI: 10.35870/ajad.v2i1.24

Abstract

Posyandu Kamboja was established in 1975 in Tasikmadu Village, Lowokwaru District with an active cadre of 15. The activities of the Posyandu Kamboja include Integrated Healthcare Center for Invant and toddler, Family and Toddler Development Program and Early Childhood Education Post. Healthy life counseling is one of the main activities and is generally a priority in the implementation of Posyandu activities. The development program offered by the community service team to overcome partner problems includes training and assistance in making hand sanitizers as a solution to the limited skills of the Posyandu cadres. The results obtained from the implementation of the training are that posyandu cadres can easily understand the material and skills being taught because the delivery method includes the hands-on practice of making hand sanitizers. In general, there were no obstacles in the activities implementation and the team received very satisfactory feedback from the posyandu cadres.
Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer untuk Kader Posyandu Kamboja Kelurahan Tasikmadu Kota Malang Agung Ari Wibowo; Profiyanti Hermien Suharti; Asalil Mustain; Shabrina Adani Putri
AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): MAY 2022
Publisher : Lembaga Mitra Solusi Teknologi Informasi (L-MSTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/ajad.v2i1.24

Abstract

Posyandu Kamboja was established in 1975 in Tasikmadu Village, Lowokwaru District with an active cadre of 15. The activities of the Posyandu Kamboja include Integrated Healthcare Center for Invant and toddler, Family and Toddler Development Program and Early Childhood Education Post. Healthy life counseling is one of the main activities and is generally a priority in the implementation of Posyandu activities. The development program offered by the community service team to overcome partner problems includes training and assistance in making hand sanitizers as a solution to the limited skills of the Posyandu cadres. The results obtained from the implementation of the training are that posyandu cadres can easily understand the material and skills being taught because the delivery method includes the hands-on practice of making hand sanitizers. In general, there were no obstacles in the activities implementation and the team received very satisfactory feedback from the posyandu cadres.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RT05 RW07 KELURAHAN BUNULREJO KOTA MALANG MELALUI PENGEMBANGAN PRODUK HAND SANITIZER RUMAHAN Profiyanti Hermien Suharti; Hardjono Hardjono; Mas'udah Mas'udah; Sigit Hadiantoro; Hadi Priya Sudarminto
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v4i1.2401

Abstract

Warga RT 05 RW 07 Kelurahan Bunulrejo Kota Malang sebagian besar memiliki mata pencaharian yang tidak tetap di sektor informal. Masa pandemi Covid-19 mempengaruhi pendapatan warga, terutama yang bekerja di sektor informal. Beban pengeluaran warga juga bertambah dengan adanya kebiasaan baru penggunaan hand sanitizer ketika beraktivtas di luar rumah. Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) dari Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang berupaya untuk memberdayakan kelompok masyarkat ini. Dengan kegiatan PPM ini, warga RT 05 RW 07 Kelurahan Bunulrejo Kota Malang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hand sanitizer keluarga secara mandiri, sehingga dapat menekan pengeluaran keluarga. Bentuk kegiatan PPM berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan hand sanitizer skala rumahan. Sasaran kegiatan PPM dibatasi untuk tim penggerak PKK (TP-PKK). Hasil kegiatan PPM menunjukkan bahwa mitra PPM mengalami peningkatan pengetahuan dan ketrampilan secara signifikan, serta merasa puas dengan kegiatan PPM