Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI

PENENTUAN SUHU MAKSIMAL PADA PROSES OKSIDASI PTHALIC ANHYDRIDE PT PETROWIDADA Sarah Nabila Damayanti; Yanty Maryanty
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 7, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.273

Abstract

PT Petrowidada Gresik ialah sebuah pabrik yang memproduksi Pthalic Anhydride (PA). Ptahlic Anhydride adalah bahan utama dalam pembuatan plastik yang dapat digunakan untuk memproduksi lapisan seperti polimer yang cukup kuat. Pembuatan PA secara garis besar terdiri atas 5 tahap. Tahap pertama adalah pengolahan bahan baku berupa o-xylene dan udara. Tahap kedua adalah tahap oksidasi yang berlangsung dalam reaktor fixed bed multitube dengan bantuan katalis. Tahap ketiga adalah tahap kondensasi gas keluaran reaktor di dalam switch condenser. Tahap keempat adalah pemurnian dan tahap terakhir adalah tahap pemadatan produk. Pada proses bagian reaktor fixed bed multitube, menyebabkan reaksi oksidasi secara parsial dengan bantuan katalis V2O5. Reaksi terjadi pada suhu 365-375⁰C (Reaksi eksoterm). Suhu maksimum dari reaksi tersebut digunakan untuk mengetahui kapasitas suhu pada reaktor. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa kapasitas suhu yang akan terjadi didalam reactor, untuk mengantisipasi hal-hal yang nantinya tidak diinginkan. Suhu tersebut akan bereaksi dalam reaktor dengan cara menghitung awal Tmax dengan mencari laju massa dan mol produk terlebih dahulu setelah menghitung kapasitas panas rata-rata dan melakukan trial suhu Tmax dengan dasar panas boiler menggunakan cara goal seek sehingga didapatkan suhu maksimum nya ialah 1322,650C.
HIDROLISIS RAW SUGAR SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN MONO NATRIUM GLUTAMAT DENGAN VARIASI pH, SUHU, DAN KONSENTRASI Nadua Bella Wardani; Mei Susanti; Yanty Maryanty; Erik Widiarto
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 7, No 1 (2021): February 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i1.178

Abstract

Analisis DS (Direct Sugar)/ TS (Total Sugar) merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui kadar glukosa bebas yang terdapat dalam kandungan gula total dalam suatu karbohidrat. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kandungan glukosa pada bahan baku pembuatan MNG (Mono Natrium Glutamat) seperti tetes tebu, tepung tapioka, tepung jagung, maupun raw sugar yang telah melalui proses hidrolisis yang divariasikan pada prosesnya. Hidrolisis merupakan proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis sukrosa (raw sugar) merupakan proses pemecahan molekul disakarida (sukrosa) menjadi monosakarida (fruktosa dan glukosa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum proses hidrolisis raw sugar dengan menggunakan analisis DS/ TS. Hasil dari penelitian ini didapatkan kondisi optimum proses hidrolisis raw sugar sebagai bahan baku cadangan pembuatan MNG (Mono Natrium Glutamat) terjadi pada pH 2,8, suhu 60oC, dan konsentrasi raw sugar 40%.
STUDI PERBANDINGAN METODE PENGUJIAN TAN (TOTAL ACID NUMBER) PLTGU DENGAN ASTM D-974 Citra Putri Wahyu Mahesti; Yanty Maryanty
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 6, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.157

Abstract

Pengujian TAN (Total Acid Number) merupakan pengukuran keasaman suatu minyak pelumas yang ditentukan oleh jumlah miligram kalium hidroksida (KOH) yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas dalam satu gram minyak. Pengujian TAN digunakan untuk menentukan sampel minyak pelumas baru dan setelah pemakaian, minyak setelah pemakaian dipantau untuk memastikan kualitas minyak memenuhi standar nilai TAN agar tidak menghambat proses produksi. Nilai TAN itu sendiri tidak dapat digunakan untuk memprediksi sifat korosif pada suatu minyak, hanya digunakan sebagai acuan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas dalam sampel minyak pelumas. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian nilai TAN secara berkala agar dapat mengetahui perubahan nilai TAN sesudah pemakaian. Semakin besar nilai TAN maka corrosion rate akan naik, sehingga mempercepat terjadinya korosi pada material logam. Fungsi minyak pelumas adalah melumasi komponen-komponen mesin yang bergerak agar tidak cepat aus. Selain itu, minyak pelumas digunakan untuk mencegah terjadinya korosi, pendingin pada mesin, dan pembawa kotoran pada mesin. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai TAN pada metode PLTGU sebesar 0,1013 mg KOH/g sampel, metode ASTM D-974 0,1423 mg KOH/g sampel. Cara standar untuk menentukan nilai TAN pada sampel minyak adalah dengan analisa titrasi. Perbandingan metode yang digunakan yaitu metode PLTGU dengan ASTM D-974.
PERHITUNGAN EFISIENSI HIGH PRESSURE HEATER PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP PT POMI UNIT 3 Adinda Dwi Ifvournamasari; Shafara Najla Marinda Sukmawanta; Yanty Maryanty; Erwan Yulianto
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 2 (2022): June 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i2.373

Abstract

PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (PT POMI) Probolinggo merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan bahan bakar batu bara. Perusahaan ini merupakan penyuplai listrik untuk wilayah Jawa dan Bali. Pada industri pembangkit listrik, High Pressure Heater (HPH) merupakan alat penukar kalor yang berfungsi sebagai pemanas air umpan sebelum masuk ke boiler. Kerusakan pada High Pressure Heater (HPH) dapat mengurangi umur, efektifitas dan performa dari High Pressure Heater (HPH) serta suhu air pengisi boiler pada inlet economizer akan turun, sehingga butuh pemanasan yang lebih besar. Hal ini mengakibatkan konsumsi bahan bakar pada boiler akan naik sehingga menyebabkan penurunan pada efisiensi siklus PLTU dan peningkatan biaya produksi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menghitung efisiensi High Pressure Heater (HPH) pada PT POMI Unit 3 sehingga dapat dilakukan perawatan (maintenance) yang baik secara berkala untuk menghemat biaya operasional harian pada alat tersebut. Perhitungan efisiensi high pressure heater pada PT POMI Unit 3 dilakukan dengan metode perhitungan neraca massa dan neraca panas. Variabel yang digunakan yaitu perbedaan suhu masuk pada Unit HP FWH 8A yaitu sebesar 256,9oC dan pada Unit HP FWH 8B yaitu sebesar 256,1oC. Dari hasil perhitungan didapatkan efisiensi pada Unit HP FWH 8A yaitu sebesar 94,76% sedangkan pada Unit HP FWH 8B yaitu sebesar 94,33%. Hasil efisiensi didapatkan dari perbandingan Qsteam dan Qwater di mana semakin besar suhu maka semakin besar perbandingan Qsteam dan Qwater sehingga semakin besar pula efisiensi pada alat heater begitu pula sebaliknya semakin kecil suhu maka semakin kecil perbandingan Qsteam dan Qwater sehingga semakin kecil efisiensi pada alat heater.