Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Inovasi Tandon Air Beton Pracetak: Karakteristik Teknis dan Kelayakan Ekonomi Winarno, Setya; Nugraheni, Fitri; Rudatin, Ari
Jurnal Teknik Sipil Vol 22, No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.919 KB) | DOI: 10.5614/jts.2015.22.1.2

Abstract

Abstrak. Saat ini, tandon air beton dengan metode “cor di tempat” masih menggunakan teknologi konvensional dan memakan waktu konstruksi yang lama. Pada penelitian ini dilakukan kebaruan melalui inovasi tandon air beton dengan metode “pracetak” sesuai karakteristik teknis SNI dan harga yang mampu untuk menembus pasar. Tahapan penelitian dimulai dengan investigasi ke pabrik pembuatan tandon air beton dan dilanjutkan dengan pengujian karakteristik material penyusun beton dan panel-panel pracetak dengan beberapa variasi diameter besi tulangan sebagai perkuatan. Kekuatan struktur diuji terhadap kuat desak dan kuat lentur. Penentuan diameter besi tulangan dilakukan dengan optimasi agar tandon air ini aman untuk diletakkan di bawah tanah yang berada di bawah garasi mobil keluarga. Kemudian, studi kelayakan ekonomi dilakukan melalui perhitungan harga pokok produksi, yang kemudian dibandingkan dengan harga pasaran melalui survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panel pracetak sesuai standar SNI memiliki kuat desak beton rata-rata 25,8 MPa dan kuat lentur terendah 157,23 kg.m pada perkuatan dengan besi anyaman 2,6 mm. Tandon ini aman untuk diletakkan di bawah garasi mobil keluarga dengan faktor aman sebesar 187%. Perhitungan harga tandon air beton pracetak volume 1000 liter di Yogyakarta adalah sebesar Rp 1.300.000,00 yang relatif dapat bersaing dengan tandon air beton konvensional seharga Rp 1.350.000,00 dan tandon air stainless steel sebesar Rp 2.125.000,00. Abstract. Currently, concrete water tank with ”cast in situ” method has still been using conventional technology and needed long construction schedule. This novel research innovates concrete water tank with ”precast” method which corresponds to Indonesian Standard (SNI) and is able to compete in open market price. The stage of the research begun with an investigation to an existing plant of concrete water tank and testing of characteristic analysis of concrete material and precast panels with variety diameter of wiremess steel as reinforcement. Structural strengths of concrete panels were measured by compression and bending moment tests. The diameter of wiremess steel was decided through optimisation in which concrete water tank is significantly safe if burried beneath a family private garage. Then, an economy feasibility study to measure basic production costs was accomplished and this was compared with the normal price of open market. The research found that concrete panels fulfilled SNI with 25,8 MPa in compression strength test, the lowest bending moment was 157,23 kg.m for panels with 2,6 mm diameter of wiremess steel. This concrete water tank was safe when burried beneath a family private garage with safety factor of 187%. The price of 1000 litre of concrete water tank in Yogyakarta was Rp 1.300.000,00 in which it can compete with conventional concrete water tanks by price of Rp 1.350.000,00 and stainless steel water tanks by price of Rp 2.125.000,00.
KERANGKA KESIAPSIAGAAN INDUSTRI MANUFAKTUR SKALA KECIL DI KABUPATEN BANTUL PASCA GEMPA BUMI 2006 Nugroho, Yohanes Anton; Fauzy, Akhmad; Winarno, Setya
SPEKTRUM INDUSTRI Vol 13, No 2: Oktober 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.701 KB) | DOI: 10.12928/si.v13i2.2690

Abstract

Gempa bumi di kabupaten Bantul pada tahun 2006, menyebabkan korban jiwa serta tingkat kerusakan bangunan dan infrastruktur terbesar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dampak lain yang ditimbulkan sebanyak sebanyak 2% dari jumlah pekerja di kabupaten Bantul kehilangan pekerjaan dan proyeksi GRDP (Gross Regional Domestic Bruto) mengalami penurunan sebesar Rp. 565.000.000.000 pada tahun 2007. Kondisi tersebut menyebabkan perlunya disusun suatu kerangka kesiapsiagaan, agar industri lebih mampu bertahan apabila menghadapi bencana. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kerangka kesiapsiagaan dengan mengembangkan kerangka kesiapsiagaan yang sudah ada, yaitu FEMA (1993), EPICC (2003) dan NFPA (2010). Kerangka kesiapsiagaan selanjutnya perlu dikembangkan dengan memprioritaskan variabel karakteristik dari industri yang sesuai dengan kondisi industri setempat. Kata kunci : Kesiapsiagaan, Industri skala kecil, Bantul
ESTIMASI INDEKS WASTE MATERIAL KONSTRUKSI UNTUK PROYEK BANGUNAN DI INDONESIA Agastya Fauzan Septianugraha; Setya Winarno
AGREGAT Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v6i2.10055

Abstract

Perkembangan industri konstruksi di Indonesia semakin pesat seiring dengan perkembangan metode pelaksanaan yang semakin inovatif. Namun dalam prakteknya sulit untuk menghindari munculnya waste material yang tidak bernilai tambah. Oleh karena itu, perlu dilakukan estimasi indeks waste material sebagai alat untuk mengendalikan dan meminimalkan terjadinya waste. Indeks waste material ini dapat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan kinerja industri konstruksi yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan gedung 4 lantai di Yogyakarta dengan bahan utama yang akan diteliti adalah batang baja, ready mix, bekisting triplek, bata ringan, mortar, dan keramik. Selanjutnya, data dari dokumen pengadaan digunakan untuk menghitung timbulan sampah per luas lantai (WGA) dan nilai material waste rate (MWR). Kemudian hasil ini dibandingkan dengan data waste dari Shenzhen Construction Norm dan data penelitian dari negara lain. Rata-rata nilai WGA dan MWR untuk material baja tulangan adalah 0,034 kg/m2 dan 0,296%, material ready mix adalah 0,38 kg/m2 dan 0,986%, material bekisting kayu lapis 0,008 kg/m2 dan 1,72%, material bata ringan 0,01 kg/m2 dan 1,12%, material mortar sebesar 0,028 kg/m2 dan 2,13%, material keramik sebesar 0,02 kg/m2 dan 1,34%. Dari hasil tersebut, dibandingkan dengan data waste di China dan ditemukan bahwa waste ready mix dan batangan baja berada di atas kisaran waste normal di China. Untuk perbandingan dengan negara lain WGA dan MWR dalam penelitian ini lebih rendah dari data penelitian waste dari negara lain.
KERANGKA KESIAPSIAGAAN INDUSTRI MANUFAKTUR SKALA KECIL DI KABUPATEN BANTUL PASCA GEMPA BUMI 2006 Yohanes Anton Nugroho; Akhmad Fauzy; Setya Winarno
Spektrum Industri Vol 13, No 2: Oktober 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.701 KB) | DOI: 10.12928/si.v13i2.2690

Abstract

Gempa bumi di kabupaten Bantul pada tahun 2006, menyebabkan korban jiwa serta tingkat kerusakan bangunan dan infrastruktur terbesar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dampak lain yang ditimbulkan sebanyak sebanyak 2% dari jumlah pekerja di kabupaten Bantul kehilangan pekerjaan dan proyeksi GRDP (Gross Regional Domestic Bruto) mengalami penurunan sebesar Rp. 565.000.000.000 pada tahun 2007. Kondisi tersebut menyebabkan perlunya disusun suatu kerangka kesiapsiagaan, agar industri lebih mampu bertahan apabila menghadapi bencana. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kerangka kesiapsiagaan dengan mengembangkan kerangka kesiapsiagaan yang sudah ada, yaitu FEMA (1993), EPICC (2003) dan NFPA (2010). Kerangka kesiapsiagaan selanjutnya perlu dikembangkan dengan memprioritaskan variabel karakteristik dari industri yang sesuai dengan kondisi industri setempat. Kata kunci : Kesiapsiagaan, Industri skala kecil, Bantul
RASIO MANFAAT-BIAYA PADA PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR TAHAN GEMPA UNTUK RUMAH TINGGAL Setya Winarno; Miftahul Fauziah
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Vol 1 No 03 (2012): September 2012
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ajie.vol1.iss3.art3

Abstract

Gempa tahun 2006 di Kabupaten Bantul telah membuktikan bahwa sektor rumah tinggal menderita kerugian terbesar yang mencapai 52,4% dari total kerugian. Hal ini terutama disebabkan karena banyak rumah-rumah tinggal yang tidak menerapkan elemen-elemen struktur tahan gempa. Meskipun penerapan elemen-elemen struktur tahan gempa akan menambah biaya pembangunan rumah, masyarakat perlu diberi pemahaman yang baik tentang besarnya manfaat yang dapat dipetik dari penambahan biaya tersebut. Tujuan paper ini adalah untuk menganalisis keefektifan penambahan biaya pada penerapan elemen-elemen struktur tahan gempa pada rumah tinggal melalui analisis rasio manfaat-biaya. Penelitian ini menggunakan sampel sebuah rumah di Kabupaten Sleman yang berada di zone ancaman gempa dengan PGA di batuan dasar 0,2 g – 0,25 g menurut peta gempa 2010. Rumah tersebut sudah menerapkan elemen-elemen struktur tahan gempa. Nilai manfaat dihitung dengan selisih antara nilai kerusakan antara rumah dengan elemen struktur tahan gempa (rumah eksisting) dan rumah yang sama (diasumsikan) apabila tidak menerapkan elemen struktur tahan gempa. Penilaian kerusakan rumah dilakukan dengan penilaian subyektif dari 4 ahli kegempaan yang terlibat aktif dalam penanganan gempa tahun 2006 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skenario gempa yang digunakan adalah skenario gempa dengan PGA 0,225 g sesuai dengan peta gempa 2010. Nilai biaya dihitung dengan biaya elemen struktur tahan gempa yang meliputi sloof, kolom, balok latei, dan balok ring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai keefektifan biaya (diukur dengan rasio manfaat dan biaya) pada skenario gempa apabila terjadi gempa pada tahun ke_0, ke_10, ke_20, ke_30, ke_40, atau ke_50 berturut-turut adalah 11,61; 13,93; 16,63; 21,24; 29,64, dan 41,98. Nilai rasio ini membentuk kurva dengan persamaan regressi Y = 10,77 x 1,026 x, yang mengindikasikan bahwa nilai keefektifan penerapan elemen tahan gempa pada rumah tinggal bergerak naik secara logaritmis. Kata kunci: gempa, rumah tinggal, elemen tahan gempa, rasio manfaat-biaya
ANALISIS PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN FONDASI DANGKAL DENGAN MATERIAL BLOK BETON DAN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN SESUAI SNI 2836:2008 Hari Nuryanto; Setya Winarno
TEKNISIA Vol. XXVI, No. 2, November 2021
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/teknisia.vol26.iss2.art2

Abstract

The use of concrete block material instead of rubble stone on shallow foundation work has many advantages. One aspect that needs to be studied is its workforce productivity. This paper aims to elaborate workforce productivity on shallow foundation work with concrete block material and compare its result to Standard of SNI 2836:2008. Data are collected from construction project which has site-wide construction in Krandon and site-narrow construction in Keringan. The method of data collection has been done by direct investigation from the beginning to the end of the foundation project and complemented by photo and video. These findings have shown that workforce productivity on shallow foundation work with concrete block material both in wide-site and narrow site construction is higher than that of SNI Standards, i.e. 48,87% and 7,14% higher, respectively. Moreover, the productivity rate tends to increase due to the learning effect and adaptation on this foundation work done repetitively. There is a learning curve: y=0,1271.ln(x)+0,4818, in which y=productivity rate and x=work session.
Inovasi Tandon Air Beton Pracetak: Karakteristik Teknis dan Kelayakan Ekonomi Setya Winarno; Fitri Nugraheni; Ari Rudatin
Jurnal Teknik Sipil Vol 22 No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2015.22.1.2

Abstract

Abstrak. Saat ini, tandon air beton dengan metode "cor di tempat" masih menggunakan teknologi konvensional dan memakan waktu konstruksi yang lama. Pada penelitian ini dilakukan kebaruan melalui inovasi tandon air beton dengan metode "pracetak" sesuai karakteristik teknis SNI dan harga yang mampu untuk menembus pasar. Tahapan penelitian dimulai dengan investigasi ke pabrik pembuatan tandon air beton dan dilanjutkan dengan pengujian karakteristik material penyusun beton dan panel-panel pracetak dengan beberapa variasi diameter besi tulangan sebagai perkuatan. Kekuatan struktur diuji terhadap kuat desak dan kuat lentur. Penentuan diameter besi tulangan dilakukan dengan optimasi agar tandon air ini aman untuk diletakkan di bawah tanah yang berada di bawah garasi mobil keluarga. Kemudian, studi kelayakan ekonomi dilakukan melalui perhitungan harga pokok produksi, yang kemudian dibandingkan dengan harga pasaran melalui survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panel pracetak sesuai standar SNI memiliki kuat desak beton rata-rata 25,8 MPa dan kuat lentur terendah 157,23 kg.m pada perkuatan dengan besi anyaman 2,6 mm. Tandon ini aman untuk diletakkan di bawah garasi mobil keluarga dengan faktor aman sebesar 187%. Perhitungan harga tandon air beton pracetak volume 1000 liter di Yogyakarta adalah sebesar Rp 1.300.000,00 yang relatif dapat bersaing dengan tandon air beton konvensional seharga Rp 1.350.000,00 dan tandon air stainless steel sebesar Rp 2.125.000,00. Abstract. Currently, concrete water tank with "cast in situ" method has still been using conventional technology and needed long construction schedule. This novel research innovates concrete water tank with "precast" method which corresponds to Indonesian Standard (SNI) and is able to compete in open market price. The stage of the research begun with an investigation to an existing plant of concrete water tank and testing of characteristic analysis of concrete material and precast panels with variety diameter of wiremess steel as reinforcement. Structural strengths of concrete panels were measured by compression and bending moment tests. The diameter of wiremess steel was decided through optimisation in which concrete water tank is significantly safe if burried beneath a family private garage. Then, an economy feasibility study to measure basic production costs was accomplished and this was compared with the normal price of open market. The research found that concrete panels fulfilled SNI with 25,8 MPa in compression strength test, the lowest bending moment was 157,23 kg.m for panels with 2,6 mm diameter of wiremess steel. This concrete water tank was safe when burried beneath a family private garage with safety factor of 187%. The price of 1000 litre of concrete water tank in Yogyakarta was Rp 1.300.000,00 in which it can compete with conventional concrete water tanks by price of Rp 1.350.000,00 and stainless steel water tanks by price of Rp 2.125.000,00.
Investigasi Faktor-Faktor Pengaruh Untuk Kemudahan Pembangunan Rumah Tahan Gempa Bagi Masyarakat Bantul Setya Winarno; Arrie Kurniawardhani; Catur Singgih
Jurnal Abdimas Madani dan Lestari (JAMALI) Volume 03, Issue 01, Maret 2021
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jamali.vol3.iss1.art1

Abstract

Gempa bumi di Kabupaten Bantul tahun 2006 dan beberapa gempa kuat di Indonesia telah banyak merenggut korban ribuan jiwa dan luka karena keengganan masyarakat dalam penerapan konsep-konsep tahan gempa pada rumah tinggalnya. Pada kenyataannya, penerapan standar kegempaan tidak hanya sekedar intervensi fisik dan teknis semata, tetapi juga aspek non-teknis. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan factor-faktor pengaruh (teknis dan non-teknis) untuk kemudahan pembangunan rumah tahan gempa bagi masyarakat di Kabupaten Bantul. Pemahaman yang baik atas factor-faktor pengaruh ini akan memberi kontribusi signifikan bagi para pemangku kepentingan dalam menentukan strategi yang efektif dan efisien bagi masyarakat Kabupaten Bantul yang akan membangun rumah tinggalnya. Pengumpulan data dilakukan melalui kajian pustaka, wawancara, dan  tiga kali focus group discussion (FGD). Temuan pertama yang mengemuka dalam penelitian ini adalah terdapat indicator-indikator utama terkait dengan konsep-konsep tahan gempa yang sudah semestinya perlu ditindaklanjuti dalam penerapannya. Sedangkan, temuan yang kedua adalah terdapat 13 faktor-faktor pengaruh untuk kemudahan pembangunan rumah tahan gempa bagi masyarakat Bantul, yaitu (1) alamat rumah, (2) lokasi rumah, (3) jenis tanah, (4) kedalaman muka air sumur, (5) luas rumah tinggal yang akan dibangun, (6) jumlah jiwa penghuni, (7) kemampuan finansial, (8) rencana fungsi rumah, (9) ketersediaan tukang, (10) ketersediaan material, (11) adanya warga atau kelompok masyarakat di sekitar yang mendukung dan peduli, (12) adanya ahli yang bisa diajak diskusi, dan (13) diskusi lanjutan dengan BPBD dan akademisi. Faktor-faktor ini perlu disusun dalam sebuah kerangka kerja yang sistematis, yang dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan bagi individu dalam membangun rumah aman gempa yang lebih baik.
Efisiensi Penggunaan Material Blok Beton terhadap Batu Belah pada Pekerjaan Fondasi Dangkal Setya Winarno; Hari Nuryanto; Mochamad Teguh
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 28, Nomor 1, JULI 2022
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.748 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v28i1.37541

Abstract

Pekerjaan fondasi dangkal yang menggunakan material batu belah memiliki kelemahan-kelemahan, misalnya, bentuk permukaan dan ukuran yang tidak beraturan, serta ketersediaannya yang langka di daerah-daerah tertentu. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat dihindari dengan penggunaan material blok beton. Artikel ini menguraikan efisiensi penggunaan material blok beton terhadap batu belah pada pekerjaan fondasi dangkal, dengan membandingkan nilai produktivitas pekerjaan dengan biaya total pekerjaannya pada kedua material tersebut. Data penelitian diambil pada pekerjaan pemasangan fondasi pagar yang menggunakan kedua material tersebut pada sebuah lahan di Grogolan, Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil yang diperoleh adalah bahwa produktivitas rerata pekerjaan fondasi dangkal dengan material blok beton adalah sebesar 0,799 m3/jam, dan pada material batu belah adalah sebesar 0,590 m3/jam, atau terdapat efisiensi waktu yang lebih cepat sebesar 35,44%. Biaya pekerjaan total dengan material blok beton pada volume pekerjaan yang kecil adalah lebih mahal dari pada material batu belah, namun akan mengalami titik impas pada volume pekerjaan 11 m3, sehingga efisiensi biaya terjadi jika volume pekerjaannya lebih dari 11 m3. Selain kontribusi positif berupa efisiensi biaya yang lebih murah dan waktu pengerjaan yang lebih cepat, penggunaan material blok beton juga akan memiliki 4 manfaat yang tidak berwujud (intangible benefits), yaitu penghematan lahan penumpukan, material sisa sedikit, kemudahan pekerjaan, dan hasil pekerjaan yang lebih presisi.
Analysis of Sika Cim Additive Material Proportion In Beam-Column Joint for Fabricated House Anggit Mas Arifudin; Setya Winarno
JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION Vol. 7 No. 2 (2023): JCEBT SEPTEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jcebt.v7i1.9054

Abstract

The design compressive strength (f’c) is 21,7 Mpa / K250 and the chemical liquid was used is Sika Cim.  Variation of Sika Cim adding that used is 0%; 0,3%; 0,5%; 0,8%; 1%; and 1,2% toward the weight of cement used. The each variation consists of 3 sample with 2 sample that will be at compressive strength tested at the age of 7 days, and 2 sample for compressive strength control that tested at the age of 28 days. From these all variations of Sika Cim adding, the optimum point for connection material can be founded and then it will used to fabricated house panel assembling which analise damage model of the connection. Then calculating the cost that used to make connection with the optimum Sika Cim adding, and then compare it with the cost of normal concrete with same quality. From this study can be founded that level of optimum Sika Cim is 2263,54 ml or 0,52% from the cement which used for 1 m3 volume of the concrete.. Level of Sika can increase 11,8 MPa of compressive strength or 58,38% from the normal concrete without Sika Cim. Sika Cim using at K200 concrete to produce K250 concrete is 1182,219 ml/m3, with 7,48% cost from total cost for each K200 readymix concrete. This Sika Cim adding can economize the cost for about Rp. 51.397,67 for each m3 concrete. The composition of the mixture with the optimum Sika Cim applied to the precast column beam connection material, produces a joint that has a good crack pattern.