Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Manusia Dalam Perspektif Alqur’an Aminatuz Zahroh
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 10 No 1 (2017): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbincangan tentang manusia merupakan perbincangan yang tidak pernah ada akhirnya. Perbincangan tersebut bak bola salju, semakin lama semakin membesar dan berkembang. Dalam bukunya Man The Unknown, A. Carrel menjelaskan tentang kesuitan yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia kendatipun banyak para ilmuan, filosof, sastrawan dan rohaniawan telah banyak membahasnya. Tapi kita hanya mampu mengetahui beberapa segi tertentu dari diri kita dan hanya menurut tata cara kita sendiri. Kita tidak mengetahui hakikat manusia secara utuh. Keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya karena masalah manusia adalah multikompleks. Ibarat benang kusut kita sulit mengurai ujungnya. Beberapa pertanyaan yang patut diajukan dalam pembahasan tentang manusia dengan segala keterbatasan yang ada adalah bagaimana terminology manusia dalam alqur’an, proses kejadiannya, rahasia keragamannya, peran dan tanggung jawabnya.
Pengaruh Pendidikan dalam Pengembangan Potensi Manusia Aminatuz Zahroh
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 9 No 2 (2016): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia terdiri dari dua substansi; pertama, substansi jasad/materi yang bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dari alam semesta ciptaan Allah dan dalam pertumbuhan dan perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan, ketentuan, hukum Allah yang berlaku di alam semesta), kedua, substansi immateri/nonjasadi, yaitu peniupan ruh ke dalam diri manusia sehingga manusia merupakan benda organik yang mempunyai hakekat kemanusiaan serta mempunyai berbagai alat potensial dan fitrah.. Potensi manusia dijelaskan oleh al-Qur`an antara lain melalui kisah Adam dan Hawa (QS. al-Baqarah, 30-39). Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sebelum kejadian Adam, Allah telah merencanakan agar manusia memikul tanggungjawab kekhalifahan di bumi. Untuk maksud tersebut di samping tanah (jasmani) dan Ruh Ilahi (akal dan ruhani), makhluk ini dinaugerahi pula potensi untuk mengetahui nama dan fungsi benda-benda alam, pengalaman hidup di surga, baik yang berkaitan dengan kecukupan dan kenikmatannya, maupun rayuan Iblis dan akibat buruknya, dan petunjuk-petunjuk keagamaan.
Spritual Entrepreneur Aminatuz Zahroh
IQTISHODUNA: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 3 No. 1 (2014): April
Publisher : Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.863 KB)

Abstract

Konsep bisnis berbasis spiritual harus segera diterapkan dalam bisnis. Gede prama, seorang pakar manajemen, pernah mengatakan, kalau perusahaan ingin sustainable (bertahan) dan berumur panjang, dia harus menganut nilai-nilai spiritual. Dengan begitu, integritasnya akan teruji dan dipercaya oleh mitra bisnisnya. Bisnis dengan tetap menjaga nilai-nilai etika, bukan sesuatu yang tidak mungkin. Sebab, berdasarkan fakta, banyak perusahaan-perusahaan yang hancur karena tidak menjaga etika dalam berbisnis. Salah satunya adalah perusahaan energi ENRON yang didirikan di AS tahun 1985. perusahaan tersebut bangkrut karena skandal keuangan. Akibatnya, nilai sahamnya jatuh dari $95 menjadi 45 sen. Bahkan, 20 ribu orang karyawannya kehilangan dana simpanan pensiun. Sebagian pengamat menyatakan bahwa hal ini bahkan dianggap telah membawa implikasi politik dan ekonomi yang lebih luas ketimbang tragedi WTC. Sebagai konsekuensi pentingnya kegiatan wirausaha, Islam menekankan pentingnya pembangunan dan penegakkan budaya kewirausahaan dalam kehidupan setiap muslim. Budaya kewirausahaan muslim itu bersifat manusiawi dan religius, berbeda dengan budaya profesi lainnya yang tidak menjadikan pertimbangan agama sebagai landasan kerjanya.
Pembuatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sebagai Upaya Penanggulangan Sampah di Dusun Darungan Barat Padang Lumajang Aminatuz Zahroh; Sri Wahyuningsih; Mohamad Darwis; Saniatun Tiningsih; Emha Ainul Fitriah
Khidmatuna : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian Penerbitan Dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/khidmatuna.v3i2.2212

Abstract

Sampah menjadi masalah yang serius bagi lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik dan tepat. Semakin banyak penduduk di suatu daerah maka semakin banyak pula jumlah sampah yang ada. Gaya hidup juga dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampah. Perekonomian yang semakin meningkat dalam kehidupan masyarakat juga akan menimbulkan variasi jumlah sampah yang dihasilkan. Di dusun Darungan Desa Barat Kecamatan Padang Kab. Lumajang, dapat dikatakan masyarakat masih kurang sadar terhadap dampak dari pembuangan sampah sembarangan. Sampah organik maupun non organik terutama sampah non organik yang berjenis plastik masih dibuang menjadi satu di selokan air yang pada dasarnya bukanlah tempat sampah. Sampah organik dan non organik merupakan jenis sampah yang berbeda karena organik merupakan jenis sampah yang dapat terurai sendirinya sedangkan non organik sulit untuk terurai. Dengan metode riset berbasis PAR (Participatory Action Research) yang berorientasi untuk memfasilitasi masyarakat agar mengembangkan diri dan menyelesaikan persoalan kontekstual yang berkembang, maka dibuatlah TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) untuk sampah non organik yang bisa dibakar sebagai upaya mengurangi pencemaran lingkungan.
Pengembangan Daya Saing Syar’iy: Sebuah Reformulasi Kepemimpinan Pesantren Aminatuz Zahroh
JIEMAN: Journal of Islamic Educational Management Vol. 1 No. 1 (2019): JIEMAN: Journal of Islamic Educational Management
Publisher : The Faculty of Education and Teaching Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/jieman.v1i1.7

Abstract

Abstrak Dalam decade terakhir ini, proses globalisasi dan berbagai inovasi baru telah terjadi di berbagai bidang kehidupan. Salah satu imbas dari globalisasi ini adalah pesantren sebagai tempat menggali ilmu dan menghasilkan pengetahuan agama perlu bersaing untuk kelangsungan hidup. Persaingan tersebut meliputi mutu, harga, layanan, prestasi santri dan outputnya. Pemenang dari persaingan itu adalah pesantren yang memiliki SDM yang berkualitas dalam iman, taqwa, kemampuan, ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut adalah dengan melakukan upaya reformulasi kepemimpinan pesantren. Kepemimpinan pesantren merupakan aspek kehidupan yang menjadi perhatian banyak orang sejak puluhan tahun yang lalu. Kepemimpinan pesantren merupakan sebuah posisi sekaligus karya luhur yang memang dibutuhkan sebagai kodrat sejarah dan fitrah peradaban pesantren. Kepimimpinan dibutuhkan untuk terkelolanya pesantren, dengan arahan yang jelas, serta keadilan yang merata. Kepemimpinan pesantren memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh kepemimpinan dalam organisasi dan lembaga pendidikan lainnya. Hal ini terindikasi dari eksistensi pesantren yang semakin menguat dari hari ke hari. Yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana kepemimpinan pesantren dalam menghadapi perubahan sosial? Adakah terobosan-terobosan penting untuk mengembangkan daya saing syar’iy? Kata Kunci: pengembangan daya saing syar’iy, kepemimpinan pesantren Abstract In the last decade, the process of globalization and various new innovations have occurred in various fields of life. One of the effects of globalization is that pesantren as a place to explore and produce religious knowledge need to compete for survival. The competition includes quality, price, service, santri achievements and output. The winners of the competition are pesantren that have quality human resources in faith, piety, ability, science, technology and skills. One way to win the competition is to make efforts to reformulate pesantren leadership. Pesantren leadership is an aspect of life that has been a concern for many people since decades ago. Pesantren leadership is a position as well as noble work that is indeed needed as a historical nature and nature of pesantren civilization. Leadership is needed for the management of pesantren, with clear direction, and equitable justice. Pesantren leadership has a characteristic that is not possessed by leadership in other organizations and educational institutions. This is indicated by the existence of pesantren which are getting stronger gradually. In its objective conditions many pesantren cannot formulate their leadership well so they cannot develop their competitiveness based syar'iat of Islam. The most in important question is how is the leadership of the pesantren in facing social change? Are there important breakthroughs to develop syar’iy competitiveness? Key Words: developing syar’iy competitiveness, pesantren leadership
Analisis Blue Ocean Strategy Terhadap Revitalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Budaya Ziarah Kubur Aulia’ pada Masyarakat Lumajang Aminatuz Zahroh; Eva Maghfiroh
Nusantara: Indonesian Journal of Islamic Studies Vol. 4 No. 1 (2024): (January) Contemporary Islamic Education
Publisher : CV. Murta Media Karya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/nusantara.v4i1.57

Abstract

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al- Qur’an dan al-Sunnah. Dalam pengertian ini, pendidikan Islam dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut. Pendidikan Islam juga merupakan upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Budaya ziarah kubur merupakan budaya yang makin marak belakangan ini, kendatipun mengandung pro dan kontra di kalangan ummat Islam. Masing-masing memiliki argumentasi yang bisa dipertanggung jawabkan. Kendatipun demikian, tidak dapat dipungkiri, bahwa budaya ziarah kubur ini mengandung banyak nilai-nilai pendidikan Islam. .Karena alasan tersebut, umat Islam perlu melakukan revitalisasi terhadap nilai-nilai pendidikan Islam didalamnya. Salah satu strategi yang efektif untuk menganalisis revitalisasi nilai-nilai pendidikan adalah strategi samudera biru (Blue ocean strategy). Hal ini disebabkan karena batu pijak strategi ini adalah inovasi nilai yang terkait erat dengan fungsi pendidikan untuk memindahkan nilai (transfer of value). Disamping itu empat kerangka strategy ini adalah factor-faktor yang harus dihapus, dikurangi, dicipatakan dan ditingkatkan yang tepat untuk menganalisis budaya ziarah kubur.