Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PERBEDAAN POLA KONSUMSI BERDASARKAN STATUS ANEMIA IBU HAMIL Setyaningsih, Wahyu
MIKIA: Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal and Neonatal Health Journal) Vol 2, No 2 (2018): MIKIA Volume 2. Nomor 2. November Tahun 2018
Publisher : Ocean Learning Center (OLC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi berdasarkan status anemia ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian  cross-sectional  yang dilaksanakan di delapan puskesmas di Kabupaten Jember dengan subjek 128 ibu hamil yang dipilih dengan metode  stratified random sampling  dari kohor ibu hamil di masing-masing puskesmas.  Informasi tentang sosiodemografis diperoleh dengan wawancara,  pola konsumsi dengan  Semiquantitative Food Frequency Questionnaire  dan kadar hemoglobin dengan Easy Touch GCHb (Bioptik Technology Inc, China). Kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Jember didapatkan sebesar 60,16% (95%CI: 51,76-68,56). Dari hasil analisis bivariat dengan t-test diperoleh bahwa perbedaan yang signifikan pada rerata frekuensi konsumsi susu hamil antara kelompok anemia dengan kelompok tidak anemia (p <0,001). Perbedaan yang signifikan juga didapatkan pada rerata jumlah konsumsi tahu (p 0,007) dan susu hamil (p <0,001) antara kelompok anemia dengan kelompok tidak anemia. Selain itu, pada penelitian ini didapatkan perbedaan rerata tingkat kecukupan energi (p <0,001), protein (p <0,001), karbohidrat (p <0,001), vitamin C (p <0,001), vitamin  B12 (p 0,001), tembaga (p <0,001) dan zat besi (p <0,001) yang bermakna antara kelompok anemia dengan  kelompok tidak anemia. Rerata tingkat kecukupan gizi pada kelompok tidak anemia lebih besar dibandingkan kelompok anemia. Pemenuhan zat gizi selama kehamilan penting untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN Setyaningsih, Wahyu; Mansur, Herawati
MIKIA: Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal and Neonatal Health Journal) Vol 2, No 2 (2018): MIKIA Volume 2. Nomor 2. November Tahun 2018
Publisher : Ocean Learning Center (OLC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.358 KB)

Abstract

Prevalensi gizi kurang pada balita masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilaksanakan di Dusun Gandongan, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang  dengan subjek 37 bayi berusia 6-12 bulan yang dipilih dengan metode proportional random sampling. Informasi tentang pemberian MP-ASI diperoleh wawancara terstruktur dan form food recall 24 hours, serta dilakukan pengukuran antropometri bayi. Kejadian gizi kurang pada penelitian ini didapatkan sebesar 8,1%. Dari hasil analisis bivariat dengan chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi. Permasalahan status gizi terjadi karena ketidakseimbangan konsumsi zat gizi. Permasalahan gizi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi
PERBEDAAN POLA KONSUMSI BERDASARKAN STATUS ANEMIA IBU HAMIL Setyaningsih, Wahyu
MIKIA: Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal and Neonatal Health Journal) Vol 1, No 1 (2017): MIKIA. Volume. 1, Nomor 1, Mei Tahun 2017
Publisher : Ocean Learning Center (OLC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.775 KB)

Abstract

Abstrak:   Anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi berdasarkan status anemia ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian  cross-sectional  yang dilaksanakan di delapan puskesmas di Kabupaten Jember dengan subjek 128 ibu hamil yang dipilih dengan metode  stratified random sampling  dari kohor ibu hamil di masing-masing puskesmas.  Informasi tentang sosiodemografis diperoleh dengan wawancara,  pola konsumsi dengan  Semiquantitative Food Frequency Questionnaire  dan kadar hemoglobin dengan Easy Touch GCHb (Bioptik Technology Inc, China). Kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Jember didapatkan sebesar 60,16% (95%CI: 51,76-68,56). Dari hasil analisis bivariat dengan t-test diperoleh bahwa perbedaan yang signifikan pada rerata frekuensi konsumsi susu hamil antara kelompok anemia dengan kelompok tidak anemia (p <0,001). Perbedaan yang signifikan juga didapatkan pada rerata jumlah konsumsi tahu (p 0,007) dan susu hamil (p <0,001) antara kelompok anemia dengan kelompok tidak anemia. Selain itu, pada penelitian ini didapatkan perbedaan rerata tingkat kecukupan energi (p <0,001), protein (p <0,001), karbohidrat (p <0,001), vitamin C (p <0,001), vitamin  B12 (p 0,001), tembaga (p <0,001) dan zat besi (p <0,001) yang bermakna antara kelompok anemia dengan  kelompok tidak anemia. Rerata tingkat kecukupan gizi pada kelompok tidak anemia lebih besar dibandingkan kelompok anemia. Pemenuhan zat gizi selama kehamilan penting untuk mencegah anemia pada ibu hamil.  Kata Kunci: anemia ibu hamil, pola konsumsi.
PRAKTIK UNHEALTY DIET PADA REMAJA PUTRI Setyaningsih, Wahyu
MIKIA: Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal and Neonatal Health Journal) Vol 2, No 1 (2018): MIKIA Volume 2. Nomor 1. Mei Tahun 2018
Publisher : Ocean Learning Center (OLC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.162 KB)

Abstract

Unhealthy diet masih menjadi permasalahan pada remaja yang berdampak pada status gizi dan status kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik unhealthy diet pada remaja putri di Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilaksanakan di lima SMA Kota Malang dengan subjek 188 siswi yang dipilih dengan metode simple random sampling. Informasi tentang status unhealthy diet didapatkan dari wawancara, frekuensi konsumsi makanan dengan Food Frequency Questionnaire dan status gizi dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pada penelitian ini didapatkan 22,34% (95%CI: 16.33-28.35)  siswi SMA di Kota Malang melakukan unhealthy diet dan 64,29% memiliki indeks massa tubuh normal. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan t-test  diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata frekuensi konsumsi makanan antara kelompok yang melakukan unhealthy diet dan tidak (p <0,001). Penelitian ini menunjukkan pentingnya healthy diet  bagi remaja putri. Pendekatan strategis dan program pengembangan yang berkaitan dengan nutrisi dan kesehatan reproduksi diperlukan untuk mencegah masalah gizi pada remaja.
SIKAP ORANGTUA DALAM ANTISIPASI KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Setyaningsih, Wahyu; Kusmiwiyati, Ari
MIKIA: Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal and Neonatal Health Journal) Vol 3, No 2 (2019): MIKIA Volume 3. Nomor 2. November 2019
Publisher : Ocean Learning Center (OLC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36696/mikia.v3i2.68

Abstract

Tingginya angka kekerasan seksual pada anak memerlukan suatu upaya antisipatif, salah satunya dari orangtua. Sikap orangtua dalam antisipasi kekerasan seksual pada anak usia 5-6 tahun diperlukan. Hal tersebut juga didukung oleh komunikasi orangtua pada anak tentang seksualitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi tentang seksualitas dengan sikap orangtua terhadap antisipasi kekerasan seksual pada anak usia 5-6 tahun. Desain penelitian menggunakan analisis korelatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian sebanyak 40 orangtua dari anak usia 5-6 tahun di KB/TK Muslimat NU 16 di Kecamatan Klojen Kota Malang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang telah memenuhi kriteria ekskulsi dan inklusi. Penelitian dianalisis menggunakan menggunakan uji spearman rank test. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner komunikasi orangtua tentang seksualitas dan kuesioner sikap orangtua dalam antisipasi kekerasan seksual pada anak, yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (spearman rank test) dengan nilai alpha 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap orangtua dalam antisipasi kekerasan seksual pada anak usia 5-6 tahun berkaitan dengan komunikasi orangtua tentang seksualitas (p value <0,001). Orangtua berperan penting dalam mencegah kekerasan seksual dengan memberikan pendidikan seksual kepada anak sejak dini dan bersikap positif terhadap antisipasi kekerasan seksual pada anak usia dini.Kata Kunci: komunikasi seksualitas, sikap orangtua, antisipasi kekerasan seksual
Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam Menghadapi Perubahan Garis Pantai di Pesisir Kecamatan Sayung Munawaroh, Lu’lu’il; Setyaningsih, Wahyu
Geo-Image Vol 10 No 2 (2021): Geo-Image
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Shoreline changes consistently on the coast of Sayung Sub-District will influence the community in making efforts in dealing with these changes. One of them is with the adaptation approach. The purpose of this study was to determine the pattern of shoreline changes from 1990 to 2019 and to analysis the adaptation of the coastal communities of Sayung Sub-District in dealing with shoreline changes in protection, accommodation and retreat. The method used is descriptive quantitative. Analysis for shoreline changes uses Normalized Different Water Index analysis method while the analysis for adaptation is carried out in the Bedono and Surodadi Villages. Data collection techniques using interviews, observation and documentation. The results of this study consistently occurred abrasion from 1990 to 2019 in Bedono Village while the consistency of accretion incidents in Surodadi Village. The adaptation of the people of Bedono Village in dealing with land reduction is carried out through protection using mangrove plants and beach walls. Community adaptation with accommodation is done physically, economically and socially. Community readaptation is carried out by people who are retreat adaptingwith changes in housing construction, changes in livelihoods, increased spending and increased ease of access to educational and health facilities. Meanwhile, community adaptation to the addition of land in Surodadi Village is opening recreation areas. Perubahan garis pantai secara konsisten di pesisir Kecamatan Sayung akan mempengaruhi masyarakat dalam melakukan upaya dalam menghadapi perubahan tersebut. Salah satunya dengan pendekatan adaptasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola perubahan garis pantai dari tahun 1990 sampai 2019 serta adaptasi masyarakat pesisir Kecamatan Sayung dalam menghadapi perubahan garis pantai secara proteksi, akomodasi dan retreat. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Analisis untuk perubahan garis pantai menggunakan metode analisis Normalized Different Water Index sedangkan analisis untuk adaptasi dilakukan di masyarakat Desa Bedono dan Desa Surodadi. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini kejadian abrasi secara konsisten dan tertinggi dari rentang tahun 1990 sampai 2019 berada di Desa Bedono sedangkan konsistensi kejadian akresi di Desa Surodadi. Adaptasi masyarakat Desa Bedono dalam menghadapi pengurangan daratan dilakukan dengan cara proteksi menggunakan tanaman mangrove dan dinding pantai. Adaptasi akomodasi masyarakat dilakukan secara fisik, ekonomi mapun sosial. Readaptasi masyarakat dilakukan oleh masyarakat yang melakukan adaptasi reatreat dengan perubahan bangunan rumah, perubahan matapencaharian, peningkatan pengeluaran dan peningkatan kemudahan menuju akses fasilitas pendidikan maupun kesehata. Sedangkan, adaptasi masyarakat dalam menghadapi penambahan daratan di Desa Surodadi dilakukan secara kolektif dengan membuka tempat rekreasi.
PENILAIAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DESA WANADRI KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA Khasyir, Muhamad; Aji, Ananto; Setyaningsih, Wahyu
Geo-Image Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/geoimage.v5i2.13556

Abstract

The research aims to find out threats, vulnerability,and capacity of landslide disaster, also analyse the risk level of landslide at Wanadri Village. The research method is disaster risk assesment method. Disaster risk assesment is an approach to show potential negative impact that appears because of potential disasters that struck. The level of landslide at Wanadri Village is based on medium threats were covering 76,81 hectares with population is 175 inhabitans threatened and high threats were covering 557,1 Hectares with population is 4.568 inhabitans threatened. The vulnerability level of landslide at Wanadri Village which is approximately from low is 3,7 Hectares and comprehensive level of medium vulnerability is 624,81 Hectares to medium. The capacity level of disaster at Wanadri Village belongs to low level because the indicator of Tangguh Village has low score or belongs to the classification of Disaster Resilient Village Primary. Comprehensive level of risk of landslide disaster at Wanadri are high risk level is 574,96 Hectares, medium risk level is 76,84 Hectares, and low risk level is 3,7Hectares.
ESTIMASI EROSI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BODRI MENGGUNAKAN METODE UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION (USLE) Islami, Qonitath Bella; Setyaningsih, Wahyu; Suroso, Suroso
Geo-Image Vol 6 No 2 (2017): Geo - Image
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/geoimage.v6i2.19025

Abstract

The amount of sedimentation in downstream watersheds can be affected by inappropriate land use in upstream watersheds. This inappropriate use of land can lead to erosion in the Bodri watershed. The purpose of this study was to calculate the amount of erosion in the Bodri watershed using the USLE method. The variables used in this research are rain erosivity factor (R), soil erodibility factor (K), long factor and slope (LS), plant management factor (C), conservation action factor (P). Data collection techniques used include documentation, image interpretation and observation. Rainfall data processing using erosivity formula, soil erodibility, slope length and slope, crop management and conservation action using comparative technique with reference table. The amount of erosion (E) is calculated using the USLE formula, E = RxKxLSxCxP using map overlay technique. The result of this research is the average annual erosion of Bodri Watershed of 169.47 ton / ha / yr with the average annual erosion value from highest to lowest respectively, that is Putih watershed, Logung watershed, Lutut watershed and Bodri Hilir watershed with respectively 282,118 ton/ha year, 262,394 ton/ha/year, 144,193 ton/ha/year and 99,397 ton/ha/year. These results indicate that the Putih watershed contributes greatly to the erosion occurring in the Bodri watershed.
KAJIAN EMISI CO2 DARI PEMANFAATAN ENERGI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CANDI KOTA SEMARANG Subkhan, Akhmad; Setyowati, Dewi Liesnoor; Setyaningsih, Wahyu
Geo-Image Vol 6 No 2 (2017): Geo - Image
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/geoimage.v6i2.19058

Abstract

The imbalance between the settlement area (53.27%) and the RTH (9.73%) in the Candi Village gave the GHG potential from high CO2. The extent of residential land affects the high emissions from energy consumption due to the large number of households, while at least green space causes the low absorption of CO2. The research objectives were: (1) analyzed carbon dioxide emissions by home energy consumption and (2) analyzed the absorption of carbon dioxide by trees from household energy consumption. The research population is household and tree. Sampling technique for household is purposive sampling and proportional random sampling. While the trees with a thorough enumeration technique. Variabel research consists of (1) emissions of carbon dioxide from energy utilization and (2) the absorption of emissions by trees. Methods of data collection are observation, interview, and documentation, and data analysis using formula calculation, comparative analysis, and descriptive percentage analysis. The results stated that total emissions from gasoline consumption amounted to 881.10 tons/year, LPG of 976,61 tons/year, and electricity 3.377,20 tons/year). The total emission is 5.243,48 ton/year, while total absorption is 1.072,45 ton/year, so there are 4.17102 ton/year of emission that can not be absorbed.
Analisis Potensi Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger pada Kawasan Rawan Kekeringan Desa Wanadri Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Rausyanfikr, Hamas; Setyaningsih, Wahyu; Setyowati, Dewi Liesnoor
Geo-Image Vol 8 No 2 (2019): Geo-Image
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/geoimage.v8i2.33597

Abstract

The research objective is to analyze the drought conditions in the Wanadri village, calculate and analyze the potential of groundwater in the Wanadri village using Configuration Geolistrik Schlumberger and analyze the balance of water needs with the availability of groundwater in the Wanadri village. This research used Balance Studies research methods. Namely to calculate and compare the domestic water requirement for the population and the availability of existing groundwater at Wanadri village. The results showed that the occurrence of drought in the village of Wanadri factors is the geological conditions and low rainfall. Wanadri villages are on formation member of Breksi, Grewake, and Ulo Lok Complex. The conditions resulted in Wanadri village does not have many aquifers. The availability of groundwater contained in Wanadri village is 4.356.301,59 m3/year or 4.356.301.590 liters. While, the domestic water needs in 2015, 2018, 2021, 2024, 2027 and 2030 amounted to 88.590.945,8 m3 90.871.334,4 m3, 93.216.262,3 m3, 95.604.216,4 m3, 98.056.709,8 m3 and 100.573.742,5 m3. The figure shows that the availability of groundwater is large enough to meet all the water needs of the Wanadri villagers until 2030.