Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PENGARUH DEBIT AIR YANG BERBEDA PADA PROSES PERGANTIAN AIR TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP LARVA lKAN BAWAL BINTANG Trachinotus blochii Sitti Hilyana; Anita Eka Apriani; Muhammad Marzuki
Jurnal Perikanan Vol 6 No 1 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.334 KB) | DOI: 10.29303/jp.v6i1.44

Abstract

Ikan bawal bintang Trachinotus blochii merupakan ikan yang tergolong baru dibudidayakan di Indonesia. Permintaan pasar untuk ikan ini cukup tinggi, mulai dari tingkat lokal, hingga intemasional dengan harga Rp 65.000-Rp 90.000 atau sekitar USD 8/kg. Dalam peningkatan produksi budidaya bawal bintang yang perlu diperhatikan adalah selain kualitas induk juga proses pemeliharaan larva sehingga dapat menurunkan tingkat mortalitas pada fase ini. Salah satu faktor penting dalam pemeliharaan larva ikan bawal adalah pengelolaan kualitas air serta besar kecilnya aliran (debit) air yang masuk kedalam bak pemeliharaan pada proses pergantian air sangat menentukan dalam keberhasilan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debit air yang berbeda pada proses pergantian air terhadap tingkat kelangsungan hidup larva ikan bawal bintang T. blochii. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Balai Budidaya Laut Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan debit air yang digunakan yaitu 0,001 Iiter/detik (PI), 0,003liter/detik (P2), 0,005Iiter/detik (P3), 0,007Iiter/detik (P4) dan 0,009Iiter/detik (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan debit air pada saat pergantian air tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan bawal bintang T. blochii dan kualitas air pada media pemeliharaan larva bawal bintang T. blochii masih dalam kisaran normal yakni dengan pH 8,1- 8,3, salinitas 33-35 ppt, suhu 26,6-29,7 OC, dan DO 5,1-6,9 mg/1.
Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Kepiting Bakau (Scylla serrata) Muhammad Najamuddin Sayuti; Sitti Hilyana; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Vol 1 No 1 (2012): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.215 KB) | DOI: 10.29303/jp.v1i1.13

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pemberian pakan terhadap pertumbuhan berat kepiting bakau (Scylla serrata). Penelitian menggunakan Rancangaan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan yaitu pemberian pakan 2 kali sehari (FI); pemberian pakan 1 kali sehari (FII); pemberian pakan 1 kali 2 hari (FIII); pemberian pakan 1 kali 3 hari (FIV). Data dianalisis dengan menggunakan Anova (P<0,05) dan uji-t. Bahan uji yang digunakan sebanyak 24 ekor kepiting yang dipelihara dengan sistem baterai didalam keranjang plastik berukuran 46 cm x 33 cm x 16,5 cm. Keranjang plastik dibagi menjadi dua bagian dengan cara memasang plastik sekat sebagai sekat dibagian tengahnya sehingga satu keranjang berisi 2 ekor kepiting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan 1 kali sehari menghasilkan pertumbuhan optimal, pertumbuhan nisbi, dan laju pertumbuhan spesifik yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pemberian pakan 2 kali sehari, 1 kali 2 hari, dan 1 kali 3 hari. Analisis ragam menunjukkan bahwa setiap perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan nisbi dan laju pertumbuhan spesifik kepiting bakau (p>0,05).
Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Bak Terkontrol Lakhsmi Dewi Paramaatman; Sitti Hilyana; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Vol 1 No 1 (2012): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.869 KB) | DOI: 10.29303/jp.v1i1.14

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu media terhadap pertumbuhan nisbi dan laju pertumbuhan spesifik) kepiting bakau (Scylla serrata) pada bak terkontrol. Perlakuan suhu yang digunakan yaitu suhu 30oC, suhu 33oC, suhu 36oC, dan suhu ruang sebagai kontrol. Semua hewan uji pada perlakuan kontrol diberi perlakuan pemotongan kedua capit sedangkan pada tiga perlakuan lainnya tidak dilakukan pemotongan capit. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali ulangan secara individu. Dalam penelitian ini, hewan uji pada perlakuan suhu 36oC hanya mampu bertahan hidup selama 10-14 hari. Hasil analisis statistik (uji t) diperoleh bahwa peningkatan suhu media (30oC dan 33oC) tidak diikuti oleh perbedaan pertumbuhan nisbi dan laju pertumbuhan spesifik secara signifikan (p>0,05), namun demikian suhu 30oC cenderung memberikan respon pertumbuhan optimal yang lebih cepat dibandingkan dengan suhu 33oC dan perlakuan kontrol. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh suhu di bawah 30oC atau suhu di atas 36oC untuk melihat respon pertumbuhan kepiting bakau. Walaupun penggunaan suhu tinggi tidak memberi pengaruh yang nyata secara statistik, namun untuk mempercepat pencapaian pertumbuhan optimal sebaiknya pemeliharaan kepiting bakau dilakukan pada suhu 30oC.
Pengaruh Padat Tebar terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Abalon Dihibrid (Haliotis sp.) yang Dipelihara di Rakit Apung Imam Firdaus; Sitti Hilyana; Salnida Yuniarti Lumbessy
Jurnal Perikanan Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.857 KB) | DOI: 10.29303/jp.v1i2.21

Abstract

Abalon (Haliotis sp) dihibrid merupakan salah satu jenis biota perairan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, tetapi hasil produksinya masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Salah satu upaya peningkatan produksi abalon adalah dengan pembenihan secara intensif melalui peningkatan padat tebar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat tebar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup (SR) abalon (Haliotis sp) dihibrid. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2012, yang berlokasi di Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok Sekotong Barat, Dusun Gili Genting, Kabupaten Lobar, Provinsi NTB. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang menggunakan 4 perlakuan padat tebar yaitu 25, 50, 75, dan 100 ekor/m2, dengan lima kali ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan padat tebar tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup (SR) abalon (Haliotis sp.) dihibrid, namun berpengaruh terhadap jumlah pakan yang dikonsumsi (FI). Hasil rata-rata menunjukkan bahwa padat tebar 50 ekor/m2 memberikan pertumbuhan bobot mutlak serta kelangsungan hidup (SR) yang cenderung lebih tinggi dibandingkan pada padat tebar 25, 75 dan 100 ekor/m2, meskipun secara uji statistik nilai rata-ratanya tidak berbeda nyata
TINGKAT PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvareizi MENGGUNAKAN SISTEM VERTIKULTUR DI DESA SEREWE KECAMATAN JEROWARU KABUPATEN LOMBOK TIMUR Muhammad Sahidi; Sitti Hilyana; Nurliah Buhari
Jurnal Perikanan Vol 6 No 1 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.344 KB) | DOI: 10.29303/jp.v6i1.51

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan rumput laut jenis K. alvarezzi yang ditanam dengan metode vertikultur di Desa Serewe Kabupaten Lombok Timur dan menguji kelayakan metode budidaya vertikultur baik seeara ekologi maupun ekonomi. Raneangan Aeak Lengkap (RAL) yang di­ gunakan pada penelitian ini terdiri dari lima perlakuan kedalaman yaitu 30 em (PI), 60 em (P2), 90 em (P3), 120 em (P4) dan 150 em (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya rumput laut K. alvarezzi menggunakan sistem vertikultur layak dilakukan dengan laju pertumbuhan spesifik rumput laut yang di­ ipelihara selarna 45 hari pada kedalaman 30 em, 60 em, 90 em, 120 em dan 150 em masing-masing ada­ lah 4.07%, 3.49%, 3.99%, 3.90% dan 4.72%.Hasil analisis usaha dengan menggunakan 5 tingkatan pada sistern vertikultur layak dilakukan secara ekonomi dengan hasil 5 kali lipat daripada sistem konvensional.
6. STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BAHARI SECARA BERKELANJUTAN DI LOMBOK BARAT Sitti Hilyana
JURNAL AGRIMANSION Vol 2 No 2 (2002): JURNAL AGRIMANSION MEI
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v2i2.80

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi sikap masyarakat terhadap program pengembangan pariwisata dan menyusun rekomendasi kebijakan pengelolaan wisata di Lombok Barat. Penelitian dirancang dengan model deskriptif eksploratif yang dilaksanakan pada tiga kawasan terpilih secara sengaja (purposive) yaitu, Gili Indah, Batu Layar dan Gili Gede. Responden ditentukan secara acak sederhana sebesar 15 orang untuk masing-masing lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (86,67%) responden setuju dengan pengembangan pariwisata. Dampak pengembangan pariwisata tidak significan terhadap perubahan nilai-nilai budaya masyarakat. Sedangkan dampak terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat tebukti sangat significan karena sektor ini telah memberikan kontribusi berupa diversifikasi lapangan kerja dan usaha, akses terhadap pendidikan, kesehatan, informasi dan sarana prasarana. Arahan dan rekomendasi yang diusulkan dalam kebijakan pengembangan pariwisata pada masa datang antara lain : penguatan kelembagaan, Pembuatan regulasi dan kebijakan yang mampu mengakomodir kepentingan semua pihak, Pengelolaan paket atau program wisata, atraksi maupun jasa pelayanan yang dapat disajikan, menggiatkan promosi wisata pada pasar dunia, peningkatan infrastruktur dan fasilitas wisata, secara teratur melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan sehingga dapat mengukur dampak yang terjadi dan selanjutnya dapat menentukan langkah-langkah aksi kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. ABSTRACT The aims of this research are to identity community attitudes of ecotourism development program and to recommended for ecotourism management policy at west Lombok. This research was designed by using explorative deskriptif model. Rural was conducted in three areas are Gili Indah, Batu layar and Gili Gede. purposive sampling method was applied. The responden were choosen through simple random sampling ( 15 respondents in each area) The results of this research show that most of local community (86,67%) were agree for ecotourism increased. Ecotourism development impact for community cultural transformation were not significant. The ecotourism for community socio-economic transformation were significant impact, because this sector can be give contribution about enriching and empowering communities, education access, healty access, information access and infrastructure. The most recommendation designed to be suggested are institutional capacity, made of regulation and expanding action programs and supporting community level , tourist program package, attraction, tourist promotion increased on the world market, infrastructure increased and tourist fasilities, monitoring and evaluation activities.
Kesesuaian Zonasi Pulau-Pulau Kecil : Studi Kasus Kawasan Konservasi Gili Sulat Gili Lawang Lombok Indonesia Sitti Hilyana; Sadikin Amir; Saptono Waspodo
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 6 No. 2 (2020): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v6i2.183

Abstract

Gili Sulat Gili Lawang are small islands that have high marine biodiversity and have been designated as a Marine Tourism Park (TWP) covering an area of 10,000 hectares.  This study aims to analyze the suitability of zoning and analysis of space use in each zone. The data was collected by using a structured interview technique using a questionnaire and Focus Group Discussion (FGD) approach. Zoning suitability analysis used a Geographic Information System (GIS). The assessment showed that the conditions of the mangrove ecosystem, coral reef ecosystem and seagrass ecosystem were in the bad to good categories. Based on the zoning suitability analysis of 193.83 hectares (44.02%) of the coral reef area suitable for the core zone, 143.33 hectares (32.55%) consists of 108 hectares of coral reef ecosystems and 35.43 hectares of seagrass ecosystems suitable for the zone. limited use, and 9,666.47 hectares are suitable for other zones consisting of a coral reef rehabilitation zone covering an area of 93.11 hectares, a protection zone of 93.11 hectares and other waters 8,585.76 hectares.
Aglomerasi Industri Kelautan melalui Penataan Zonasi Kawasan Strategis Nasional Bima dan Sumbawa Andalan Sitti Hilyana; Soraya Gigentika; Endiena Bulan Mutiara Sani; Ummu Kultsum
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN 2021: Special Issue, Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v0i0.279

Abstract

The Strategic Areas of Teluk Bima and Teluk Saleh on Sumbawa Island have potential natural resources for regional economic development. Through the determination of the Teluk Bima and Teluk Saleh areas as National Strategic Areas, it is expected that economic growth in this region will develop significantly, so that regulations are needed from the aspects of planning, utilization and control of space to support various infrastructure activities and other sector activities in the context of realizing a safe, comfortable space, productive and sustainable. This study aims to analyze the suitability of space as a national strategic area. Data was collected through library research and searching for data and information on institutions related to the FGD approach. Space suitability analysis using Geographic Information System (GIS) approach. The results show that the Teluk Bima Bay and Teluk Saleh area (called Bima and Sumbawa Andalan) is worthy of being a national strategic area, with the leading sectors of tourism, industry and fisheries, so that it is important to prepare the Spatial Planning of the Strategic area. 
PENGARUH SEKS RASIO TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMIJAHAN PADA KAWIN SILANG Haliotis asinina DENGAN Haliotis squamata Rio Ary Sudarmawan; Sitti Hilyana; Nunik Cokrowati
Jurnal Kelautan Vol 6, No 1: April (2013)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v6i1.833

Abstract

Haliotis asininna dan Haliotis squamata merupakan jenis abalon yang banyak dijumpai dan dikembangkan di Indonesia. Kendala yang sering dihadapi yaitu  menentukan jumlah induk yang berujung pada rendahnya produksi benih. Upaya peningkatan kualitas benih terus dilakukan salah satunya dengan kawin silang dengan perbandingan jumlah induk yang sesuai. Tujuan penelitian adalah mengetahui jumlah induk betina abalon yang dibutuhkan untuk menghasilkan larva yang optimal, serta mengetahui perbedaan tingkat keberhasilan persilangan dua jenis induk. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap  dua faktor. Faktor pertama, jumlah induk betina (1:2, 1:3 dan 1:4). Faktor kedua, persilangan dengan dua aras yaitu H. asinina jantan dengan H. squamata betina dan H. asinina betina dengan H. squamta jantan. Hasil penelitian menunjukkan rasio jumlah induk tidak berpengaruh nyata terhadap keberhasilan pemijahan. Namun faktor persilangan memberikan pengaruh  nyata (p0,05) terhadap jumlah telur, tingkat pembuahan dan tingkat penetasan. Persilangan dengan induk betina H. squamata menghasilkan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingakan dengan induk betina H. asinina. Kata kunci: H. asinina, H. squamata, jumlah induk, kawin silang
EFEKTIVITAS TEMEPHOS TERHADAP PREVALENSI DAN INTENSITAS RATA-RATA EKTOPARASIT PADA IKAN MASKOKl (Carrasius auratus) One Kris Perdana Putra; Sitti Hilyana; Dewi Nuraeni Setyowati
Jurnal Perikanan Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.689 KB) | DOI: 10.29303/jp.v3i2.31

Abstract

Pcnyakit parasitik menjadi salah saru kendala dalam budidaya ikan Maskoki Carassiu auratus. Penyakit parasiti dapat menyebabkan kematian massal populasi ikan Maskoki dan berkurangnya keindahan ikan Maskoki yang berakibat pada rendahnya nilai jual atau kapasitas produksi. Temephos merupakan senyawa organofosfat yang diduga mampu membunuh ektoparasit namun belum diketahui penggunaannya pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas temephos terhadap prevalensi dan intensitas rata-rata ektoparasit pada ikan maskoki serta untuk mengetahui konsentrasi dan lama waktu perendaman yang efektif dalam membunuh ektoparasit pada ikan maskoki. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2013 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram. Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pcndahuluan untuk mengetahui jcnis ektoparasit yang menginfeksi ikan Maskoki dan penelitian lanjutan yang dilakukan dengan metode eksperimental (RAL Faktorial) untuk menguji pengaruh temepbos terhadap prevalensi dan intensitas rata-rata ektoparasit pada ikan Maskoki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temephos dengan konsentrasi 80 ppm dan lama perendaman 30 menit efektif mernbunuh oktoparasit jenis Dactylogyrus sp, dan Gyrodactylus sp. pada insang, Argulus sp., Trichodina sp., dan Gyrodactylus sp pada permukaan tubuh (prevalensi 1,65 % dan intensitas rata-rata 0.71 individu/ekor) serta tidak mcmatikan ikan Maskoki yang diujikan (SR 100 %).