Articles
KOMPETENSI PEMIMPIN MENGHADAPI ABAD 21
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 21 No 2 (2018): JURNAL ESENSI
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (569.793 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v21i2.8
Menghadapi perkembangan perekonomian yang berdampak pada perkembangan dan persaingan dunia bisnis, perusahaan akan menghadapi lima tantangan yang akan dihadapi pada situasi perdagangan global : 1. Dampak ancaman terorisme internasional yang terus belangsung pada perskonimian, 2. Pergeseran kearah ekonomi informasi global, 3. Menuanya populasi dunia, 4. Kebutuhan untuk memperbaiki mutu dan layanan pelanggan dan 5. Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan bersaing dari tenaga-tenaga kerja di setiap negara. Seorang pemimpin dintuntut memiliki kompetensi yang tinggi yang dapat menyesuaikan pola berfikir mengikuti perubahan perkembangan bisnis dan perekonomian yang terjadi pada abad ke 21 ini. Kompetensi adalah sesuatu yang seseorang tunjukkan di tempat kerja setiap hari yang mencakup perilaku, bukan sifat-sifat kepribadian maupun ketrampilan dasar yang ada di dalam ataupu di luar tempat kerja. Di Indonesia, perusahaan negara yaitu BUMN juga menghadapi situasi yang sama dan harus mampu membawa BUMN kearah persaingan bisnis di abad 21. Untuk menghadapi perkembangan dan persaingan dunia bisnis tersebut, Kementrian BUMN telah menerbitkan Peraturan Menteri BUMN nomor PER-14/MBU/10/2014 tentang standar kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara di lingkungan BUMN. Diterbitkannya aturan tersebut tidak hanya untuk standar aparatur pegawai negeri tapi juga sebagai standar dalam seleksi calon direksi/pejabat BUMN. Dalam peraturan tersebut ditetapkan hal-hal yang dapat mengukur kompetensi individu dan hasil yang diperoleh dapat menjadi acuan untuk menugaskan direksi BUMN. Kompetensi yang dituntut seorang direktu BUMN adalah kompetensi yang dapat dibagi menjadi kompetensi yang merupakan aspek personal, kompetensi yang merupakan aspek interpersonal, kompetensi dalam memenej bisnis perusahaan serta kompetensi dalam menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin.
KONTRAK PSIKOLOGIS DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 20 No 3 (2017): JURNAL ESENSI
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (257.489 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v20i3.28
Para karyawan dalam suatu perusahaan harus menjalankan serangkaian tugas dengan berbagai halangan dan rintangan yang harus mampu diatasi guna mencapai tuntutan yang telah ditetapkan oleh perusahaan disaat awal memulai bekerja. Perusahaan telah menetapkan serangkaian job description yang harus dijalankan oleh seorang karyawan. Kesepakatan yang dibentuk antara karyawan dan perusahaan merupakan awal motivasi yang mulai dirasakan oleh seorang karyawan serta mulainya kepercayaan yang dberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang dikenal dengan istilah kontrak psikologis. Kontrak psikologis adalah serangkaian harapan yang tidak tertulis antara setiap anggota dengan manajer. Kontrak psikologis mengacu pada keyakinan individu terhadap persetujuan yang bersifat timbal balik berupa keyakinan terhadap janji yang dibuat yang mengikat pihak-pihak pada serangkaian kewajiban. Kepuasan kerja bagi karyawan juga dipengaruhi oleh kuat tidaknya kontrak psikologis yang terjadi antara karyawan dan perusahaan yang diwakili oleh bagaih HRD. Berkurangnya rasa kepercayaan yang terjadi diantara karyawan dan perusahaan akn mempengaruhi pada kinerja karyawan. Terutama mempengaruhi kpuasan kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan.
PENILAIAN KOMPETENSI LEVEL DIREKTUR PADA ASSESSMENT CENTER
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 20 No 2 (2017): JURNAL ESENSI
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (368.439 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v20i2.43
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran profil kompetensi relatif terhadap profil kompetensi yang dipersyaratkan bagi tingkat Satu Level Dibawah Direktur dalam rangka Asesmen Kompetensi. Profil kompetensi individu ini didapatkan dari hasil penilaian melalui metode assessment center. Metode ini memberikan kesempatan pada masing-masing individu untuk menangani permasalahan manajerial yang biasa dihadapi oleh seorang Satu Level Dibawah Direktur. Dengan demikian, respon individu terhadap persoalan-persoalan di dalam assessment center dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk menilai tingkat kesiapan individu untuk menjalankan peran sebagai Satu Level Dibawah Direktur. Melalui penilaian assessment center dapat dipahami kriteria penilaian, perangkat yang digunakan, acuan penilaian, serta kriteria penetapan rekomendasi. Pada bagian executive summary yang merupakan Kesimpulan Umum mengenai unjuk kerja program assessment center serta rekomendasi tim konsultan terkait dengan tujuan Asesmen Kompetensi ini. Melalui assessment center akan didapatkan informasi lebih spesifik mengenai unjuk kerja individu pada setiap kompetensi secara deskriptif. Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kekuatan maupun catatan pengembangan yang perlu dipertimbangkan untuk mengambil keputusan Asesmen Kompetensi.Hasil asesmen ini hanya merupakan salah satu sumber informasi mengenai potensi individu dan tidak merepresentasikan kinerja yang bersangkutan secara menyeluruh. Informasi dari assessment centerpun dapat digunakan secara proporsional untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan para calon pemimpin.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI ASPEK-ASPEK KOMPENSASI PT. XYZ
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 19 No 3 (2016): JURNAL ESENSI
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (428.493 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v19i3.58
Salah satu hal yang dituntut oleh perusahaan kepada karyawannya adalah produktivitas karyawan yang harus memenuhi tuntutan yang dipersyaratkan perusahaan agar perusahaan dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Banyak hal-hal yang akan mempengaruhi produktivitas yang berasalah dari aspek-aspek pemberian kompensasi. Aspek-aspek kompensasi di antaranya berasal dari gaji, bonus dan tunjangan yang diterima karyawan. Penelitian ini untuk melihat bagaimanakah pengaruh penetapan gaji, bonus dan tunjangan terhadap produktivitas karyawan PT. XYZ khususnya untuk karyawan Corporate Human Resources Division dengan menggunakan metode observasi dengan menyebar kuesioner kepada 30 orang karyawan CHRD untuk mengetahui pengaruh gaji, bonus dan tunjangan terhadap produktivitas kerja. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pengaruh gaji, bonus dan tunjangan terhadap produktivitas kerja sudah cukup baik dilihat dari hasil kuesioner yang cukup positif terhadap keseluruhan pertanyaan yang diberikan, sedangkan dari hasil analisis statistik diketahui bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara gaji, bonus dan tunjangan terhadap produktivitas kerja karyawan Corporate Human Resources Division pada PT. XYZ
PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT. XYZ
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 19 No 2 (2016): JURNAL ESENSI
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (362.677 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v19i2.65
Permasalahan yang sering dihadapi dalam manajemen adalah mencari solusi terbaik agar karyawan mampu mencapai produktivitas kerja secara maksimal. Produktivitas karyawan akan meningkat seiring dengan meningkatnya kepuasan kerja karyawan dan kepuasan kerja dapat ditingkatkan kalau karyawan memiliki motivasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pemberian insentif dan kepuasan kerja yang dicapai karyawan terhadap peningkatan produktivitas dengan menggunakan metode asosiatif yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu pemberian insentif dan kepuasan kerja karyawan dan satu veriabel terikat berupa produktivitas kerja.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian insentif dan kepuasan kerja terhadapat peningkatan produktivitas kerja karyawan yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,860.
PENINGKATAN MUTU KARYAWAN MELALUI ASSESSMENT CENTER
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 18 No 1 (2015): JURNAL ESENSI
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (522.605 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v18i1.80
Semakin tingginya pemahaman perusahaan akan pentingnya sumber daya manusia yang saat ini sudah dianggap sebagai asset perusahaan yang harus dikembangkan dan dipertahankan, terlihat dari semakin banyaknya perusahaan membentuk Assessment Center. Assessment Center merupakan proses yang terpusat pada satu lokasi untuk menangani sumber daya manusia terpusat, terkendali dan terawasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam perusahaan. Assessment Center bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan agar siap menghadapi tugas-tugas yang akan diberikan ke depan serta digunakan untuk proses seleksi dan penempatan karyawan sehingga AC dapat digunakan dalam strategi pengembangan Sumber Daya Manusia perusahaan. Assessment Center dicerminkan oleh karakteristik adanya simulasi yang menggunakan berbagai simulasi yang mencerminkan tingkah laku yang menjadi prasyarat jabatan yang akan diduduki. Observasi perilaku/ kompetensi asesi (peserta asesmen) didasarkan beberapasimulasi (minimal dua) yang didesain untuk mengukur dimensi/kompetensi yang sama dengan tujuan untuk mengeliminasi kesalahan pengukuran yang dijalankan dan diukur oleh seorang asesor yang terlatih.
DAMPAK PENERAPAN KOMPENSASI MERIT SYSTEM TERHADAP MOTIVASI KERJA
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 18 No 3 (2015): JURNAL ESENSI
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (308.675 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v18i3.98
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaiman pengaruh penerapan kompensasi menggunakan merit system compensation terhadap motivasi kerja dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, dimana data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan data kuesioner dihitung dengan statistik non parametris menggunakan rumus kolerasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kenaikan merit increase menyebabkan karyawan tidak begitu merasakan manfaat kenaikan PTT (penghasilan Tetap Tahunan) yang diterimanya sehingga sulit bagi perusahaan untuk mengharapkan peningkatan kinerja yang signifikan dari para karyawan. Hasil perhitungan koefisien kolerasi sebesar 0.4338 menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara merit system compensation dengan motivasi kerja karyawan.
KOMPETENSI PRAKTISI SDM MENGHADAPI ERA INDUSRI 4.0
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 22 No 2 (2019): ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (461.266 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v22i2.162
Menghadapi perkembangan era Industri 4.0 dengan karakteristiknya meliputi digitalisasi membawa tantangan bagi dunia kerja. Tantangan tersebut harus diantisipasi oleh pihak-pihak yang ahli dibidang SDM atau praktisi SDM. Salah satu factor yang harus diperhatikan dan dikembangkan oleh para praktisi atau para pimpinan adalah ketrampilan dan kompetensi yang harus tetap secara konsisten perlu ditingkatkan sesuai kebutuhan di Industri 4.0 yang mulai berkembang pesat. Para pemimpin atau mereka yang ahli di bidang SDM harus mempertimbangkan sector sumber daya manusia karena perusahaan mencapai survival sangat ditentukan oleh kompetensi para penentu keputusan. Tulisan ini merupakan sutdi literature terhadap beberapa jurnal yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia menghadapi industry 4.0. Dari telaahan pada literature didapatkan bawah Para pemimpin di era digital dituntut untuk memiliki kompetensi yang mampu harus mendorong orang lain, memiliki perspektif yang berbeda, berorientasi pada masa depan, coba pendekatan baru, menjadi inovatif, bertindak berbeda, belajar dan belajar, dan memiliki empati. Selain itu seorang pemimpin di era Industri 4.0 dituntut menjadi 'pemimpin yang pendiam', yang tidak banyak bicara menyelesaikan pekerjaan, memberikan gambaran besar, memfasilitasi kegiatan orang lain, menciptakan konteks dan peluang untuk tindakan kolektif, memiliki sikap pelayanan, menginspirasi, memotivasi orang lain, dan siapa yang bergairah dengan pekerjaannya.
TANTANGAN PERUSAHAAN MENGELOLA PERBEDAAN GENERASI KARYAWAN
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 22 No 3 (2019): ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (187.256 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v22i3.182
Pada dekade terakhir ini perusahaan menghadapi komposisi tenaga kerja yang berbeda secara usia berdasarkan generasinya yang harus dimenej perusahaan agar memiliki kinerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Bila kita melihat rentang penduduk usia kerja yang cukup lebar, merupakan tantangan bagi perusahaan saat ini untuk mengelola dinamika multigenerational dalam lingkungan kerja. Generasi adalah sekelompok individu yang mengidentifikasi kelompoknya berdasarkan kesamaan tahun kelahiran, umur, lokasi, dan kejadian – kejadian dalam kehidupan kelompok individu tersebut yang memiliki pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan mereka. Terdapat tiga generasi yang saat ini dikelola perusahaan sebagai karyawan, yaitu : Baby Boomers (1945-1964), generasi X (1965-1981) dan generasi Y (1982-2000). Terdapat perbedaan karakteristik dari tiga generasi tersebut : perbedaan dalam Sikap terhadap pekerjaan, Sikap terhadap peraturan/otoritas, sikap terhadap penghargaan, Kecenderungan mempelajari soft skill, Kecenderungan mempelajari hard skill, sikap terhadap Umpan balik dan supervise, Sikap pada pemberi kerja, Keseimbangan kehidupan/kerja sikap terhadap Faktor kesuksesan, sikap terhadap Prioritas pengembangan serta sikap terhadap kecenderungan pada gaya kepemimpinan. perusahaan juga perlu menaruh perhatian kepada generasi yang paling muda dalam dunia kerja yaitu generasi Y yang disebut juga sebagai generasi Millenial yang memandang bekerja bukan hanya sekedar menerima gaji tetapi memiliki tujuan mengejar yang dicita-citakan, tidak hanya sekedar mengejar kepuasan kerja tetapi lebih mengejar pengembangan dirinya. Begitu juga sikap mereka terhadap atasan yang tidak suka melihat atasan hanya sekedar memberikan perintah kerja dan menginginkan sesuatu yang sifatnya on going conservation.Keywords : Generasi, Generasi Karakteristik generasi , Generasi Millenials
PANDEMI COVID-19 DAN KINERJA DOSEN (STUDY KASUS KINERJA DOSEN PADA PT XYZ)
Susi Adiawaty
ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis Vol 23 No 2 (2020): ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat (LRPM) Institut Bisnis Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (175.78 KB)
|
DOI: 10.55886/esensi.v23i2.204
Fenomena pada masa Pandemi Covid-19 yang berdampak pada semua sendi kehidupan termasuk dunia kampus adalah diberlakukannya pembelajaran jarak jauh. Mahasiswa dan dosen melakukan proses pembelajaran menggunakan teknologi yang sebelumnya telah menjadi wacana dunia kampus untuk menerapkan teknologi 4.0. Dosen dituntut menjalankan tanggung jawab dan peran sesuai Tridarma perguruan tinggi menggunakan teknologi. Perubahan situasi yang mendadak ini berdampak serta ketidaksiapan dalam menguasai teknologi yang harus dijalankan akan membawa situasi stres tersendiri bagi para dosen serta berdampak pada kinerja dosen. Kajian ini menyajikan temuan empiris berupa data statistik deskriptif yang memberikan gambaran frekuensi jawaban responden. Hasil kajian menunjukkan Dosen Lembaga pendidikan Tinggi XYZ tidak mengalami stres kerja atas situasi perubahan pembelajaran pada masa pandemi covid-19. Meskipun kemampuan teknologi yang dimiliki para dosen belum mampu mengatasi trouble shooting yang terjadi namun semangat yang cukup tinggi mampu mengatasi kendala dalam proses pembelajaran selama masa pandemi covid-19. Dampak penerapan pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi ini tidak menurunkan kinerja para dosen, di mana para dosen masih mampu memenuhi tuntutan kualitas, kuantitas, target waktu dalam menyelesaikan tugas kerja sebagai dosen. Hanya saja komitmen terhadap aspek pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu tridarma yang harus dilakukan masih rendah yang dapat disebabkan belum adanya informasi yang jelas dari pemerintah terkait hal tersebut.