Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

KARAKTERISTIK REAKTOR HIDROGENASI MINYAK BIJI KAPUK UNTUK PEMBUATAN GREEN DIESEL Salamah, Siti; Setyawan, Martomo
SPEKTRUM INDUSTRI Vol 11, No 1: April 2013
Publisher : SPEKTRUM INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Green diesel  merupakan salah satu solusi mengatasi kebutuhan bahan bakar diesel yang semakin meningkat, green diesel merupakan minyak diesel yang berasal dari hidrogenasi minyak nabati yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan biodiesel dan ramah lingkungan. Proses hidrogenasi minyak nabati menjadi green diesel dirancang di reaktor yang beroperasi pada suhu 250 0 C  dan tekanan 10 atm, untuk beroperasi pada suhu dan tekanan tersebut maka perlu diketahui karakter reaktor juga  suhu pemanasnya. Penelitian ini dilakukan dengan merancang reaktor hidrogenasi dan merancang pemanas reaktor juga uji temperatur pemanas.Pemanas listrik disambungkan  dengan regulator tegangan, termokopel dipasang  pada batu penahan panas tepat di atas elemen  pemanas.  Regulator  diputar pada tegangan 100 volt, perubahan suhu dicatat   tiap 5 menit, percobaan  dihentikan apabila suhu sudah konstan , percobaan diulangi  untuk tegangan 125,150,175,200 dan 225  volt. Percobaan diulang untuk mempelajari karakter perpindahan panas ke  reaktor. Hasil dari penelitian ini adalah reaktor hidrogenasi dirancang dari bahan stainless steel,  beroperasi pada temperatur 250 0 C dengan tekanan 10 atm, Spesifikasi reaktor  sebagai berikut : volume cairan 2 liter, tinggi reaktor 31 cm, diameter luar 15 cm dan diameter dalam 10 cm. Reaktor tabung ini dilihat dari persyaratan suhu dan kebutuhan panas dapat digunakan sebagai reaktor untuk hidrogenasi minyak biji kapuk. Pemanasan di reaktor dapat mencapai  suhu  2400  C dengan menggunakan tegangan 175 Volt. .           Kata kunci : Karakteristik , Reaktor hidrogenasi ,  Green diesel
Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dan Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair Jamilatun, Siti; Setyawan, Martomo
SPEKTRUM INDUSTRI Vol 12, No 1: April 2014
Publisher : SPEKTRUM INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.547 KB)

Abstract

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.. Arang aktif akan dibuat dari arang hasil pirolisis tempurung kelapa.dan diimplementasikan untuk menjernihkan asap cairnya.Adapun langkah yang pertama membuat arang aktif dari tempurung kelapa adalah, membuat arang tempurung kelapa dengan membersihkan tempurung kelapa terlebih dahulu dari bahan-bahan pengotor seperti tanah, kerikil. Kemudian mengeringkannya dibawah sinar matahari, selanjutnya membakar tempurung kering pada drum/bak pembakaran dengan suhu 300-500 0C selama 3-5 jam. Langkah yang kedua adalah arang hasil pembakaran direndam dengan bahan kimia CaCl2 dan ZnCl2 (kadar 25 %) selama 12 sampai 24 jam untuk menjadi arang aktif. Selanjutnya melakukan pencucian dengan air suling/air bersih hingga kotoran atau bahan ikutan dapat dipisahkan. Arang aktif basah dihamparkan pada rak dengan suhu kamar untuk ditiriskan, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 110 – 8000C selama 3 jam.Suhu aktivasi mempengaruhi kualitas karbon aktif yang terbentuk. Dari uji kualitas karbon aktif yang dilakukan, kualitas karbon aktif yang terbaik diperoleh pada suhu 800oC dengan kadar air 1,3 %, kadar abu 0,60 % memenuhi standar SII 0258-79 dan memiliki daya serap terhadap kadar iod sebesar 580,0 mg/g  yang memenuhi standar SNI 06-3730. Penjernihan air limbah rumah tangga, air berwarna menggunakan karbon aktif dari suhu aktivasi 800oC menghasilkan air yang jernih, tidak berbau dan memenuhi pH standar air (7,0-7,5). Key words: Asap cair, tempurung kelapa, pirolisis, arang aktif
KARAKTERISTIK REAKTOR HIDROGENASI MINYAK BIJI KAPUK UNTUK PEMBUATAN GREEN DIESEL Salamah, Siti; Setyawan, Martomo
SPEKTRUM INDUSTRI April 2013
Publisher : SPEKTRUM INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.547 KB)

Abstract

Green diesel  merupakan salah satu solusi mengatasi kebutuhan bahan bakar diesel yang semakin meningkat, green diesel merupakan minyak diesel yang berasal dari hidrogenasi minyak nabati yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan biodiesel dan ramah lingkungan. Proses hidrogenasi minyak nabati menjadi green diesel dirancang di reaktor yang beroperasi pada suhu 250 0 C  dan tekanan 10 atm, untuk beroperasi pada suhu dan tekanan tersebut maka perlu diketahui karakter reaktor juga  suhu pemanasnya. Penelitian ini dilakukan dengan merancang reaktor hidrogenasi dan merancang pemanas reaktor juga uji temperatur pemanas.Pemanas listrik disambungkan  dengan regulator tegangan, termokopel dipasang  pada batu penahan panas tepat di atas elemen  pemanas.  Regulator  diputar pada tegangan 100 volt, perubahan suhu dicatat   tiap 5 menit, percobaan  dihentikan apabila suhu sudah konstan , percobaan diulangi  untuk tegangan 125,150,175,200 dan 225  volt. Percobaan diulang untuk mempelajari karakter perpindahan panas ke  reaktor. Hasil dari penelitian ini adalah reaktor hidrogenasi dirancang dari bahan stainless steel,  beroperasi pada temperatur 250 0 C dengan tekanan 10 atm, Spesifikasi reaktor  sebagai berikut : volume cairan 2 liter, tinggi reaktor 31 cm, diameter luar 15 cm dan diameter dalam 10 cm. Reaktor tabung ini dilihat dari persyaratan suhu dan kebutuhan panas dapat digunakan sebagai reaktor untuk hidrogenasi minyak biji kapuk. Pemanasan di reaktor dapat mencapai  suhu  2400  C dengan menggunakan tegangan 175 Volt. .           Kata kunci : Karakteristik , Reaktor hidrogenasi ,  Green diesel
Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dan Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair Jamilatun, Siti; Setyawan, Martomo
SPEKTRUM INDUSTRI April 2014
Publisher : SPEKTRUM INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.547 KB)

Abstract

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.. Arang aktif akan dibuat dari arang hasil pirolisis tempurung kelapa.dan diimplementasikan untuk menjernihkan asap cairnya.Adapun langkah yang pertama membuat arang aktif dari tempurung kelapa adalah, membuat arang tempurung kelapa dengan membersihkan tempurung kelapa terlebih dahulu dari bahan-bahan pengotor seperti tanah, kerikil. Kemudian mengeringkannya dibawah sinar matahari, selanjutnya membakar tempurung kering pada drum/bak pembakaran dengan suhu 300-500 0C selama 3-5 jam. Langkah yang kedua adalah arang hasil pembakaran direndam dengan bahan kimia CaCl2 dan ZnCl2 (kadar 25 %) selama 12 sampai 24 jam untuk menjadi arang aktif. Selanjutnya melakukan pencucian dengan air suling/air bersih hingga kotoran atau bahan ikutan dapat dipisahkan. Arang aktif basah dihamparkan pada rak dengan suhu kamar untuk ditiriskan, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 110 – 8000C selama 3 jam.Suhu aktivasi mempengaruhi kualitas karbon aktif yang terbentuk. Dari uji kualitas karbon aktif yang dilakukan, kualitas karbon aktif yang terbaik diperoleh pada suhu 800oC dengan kadar air 1,3 %, kadar abu 0,60 % memenuhi standar SII 0258-79 dan memiliki daya serap terhadap kadar iod sebesar 580,0 mg/g  yang memenuhi standar SNI 06-3730. Penjernihan air limbah rumah tangga, air berwarna menggunakan karbon aktif dari suhu aktivasi 800oC menghasilkan air yang jernih, tidak berbau dan memenuhi pH standar air (7,0-7,5). Key words: Asap cair, tempurung kelapa, pirolisis, arang aktif
STUDI PENGENDALIAN PEMANAS PADA REAKTOR HIDROGENASI MINYAK NABATI MENJADI GREENDIESEL DENGAN JAKET PEMANAS Setyawan, Martomo
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.638 KB)

Abstract

Greendiesel is the second generation of the biodiesel fuel. The advantages of greendiesel compare  with first generation of biodiesel are higher cetane number, no waste on the production and low CO2 emission. Greendiesel was made from vegetable oil with hydrogenation process at the high temperature and high pressure, this process has high risk to explode. This research was to study about heat transfer mechanism from electric heat source to the reactor with avoid explode, by to avoid hydrogen contact with high temperature above 500 OC.Heat transfer mechanism on the hydrogenation reactor was designed from electric heat source transferred to the oil heater and then to the reactor. At this research was studied effluence of the electric voltage  to the temperature of the heating oil and the water inside at the reactor.The Result of this research was show increasing voltage cause increasing speed of heating. At the all voltage increasing heating speed occur until 40 minutes as linier and after 40 minutes the heating speed decrease as logarithmic. By indirect heating by electric source contact between hydrogen and high temperature surface can be avoided.
KARAKTERISTIK REAKTOR HIDROGENASI MINYAK BIJI KAPUK UNTUK PEMBUATAN GREEN DIESEL Salamah, Siti; Setyawan, Martomo
SPEKTRUM INDUSTRI Vol 11, No 1: April 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.369 KB) | DOI: 10.12928/si.v11i1.1637

Abstract

Green diesel merupakan salah satu solusi mengatasi kebutuhan bahan bakar diesel yang semakin meningkat, green diesel merupakan minyak diesel yang berasal dari hidrogenasi minyak nabati yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan biodiesel dan ramah lingkungan. Proses hidrogenasi minyak nabati menjadi green diesel dirancang di reaktor yang beroperasi pada suhu 250 0 C dan tekanan 10 atm, untuk beroperasi pada suhu dan tekanan tersebut maka perlu diketahui karakter reaktor juga suhu pemanasnya. Penelitian ini dilakukan dengan merancang reaktor hidrogenasi dan merancang pemanas reaktor juga uji temperatur pemanas.Pemanas listrik disambungkan dengan regulator tegangan, termokopel dipasang pada batu penahan panas tepat di atas elemen pemanas. Regulator diputar pada tegangan 100 volt, perubahan suhu dicatat tiap 5 menit, percobaan dihentikan apabila suhu sudah konstan , percobaan diulangi untuk tegangan 125,150,175,200 dan 225 volt. Percobaan diulang untuk mempelajari karakter perpindahan panas ke reaktor. Hasil dari penelitian ini adalah reaktor hidrogenasi dirancang dari bahan stainless steel, beroperasi pada temperatur 250 0 C dengan tekanan 10 atm, Spesifikasi reaktor sebagai berikut : volume cairan 2 liter, tinggi reaktor 31 cm, diameter luar 15 cm dan diameter dalam 10 cm. Reaktor tabung ini dilihat dari persyaratan suhu dan kebutuhan panas dapat digunakan sebagai reaktor untuk hidrogenasi minyak biji kapuk. Pemanasan di reaktor dapat mencapai suhu 2400 C dengan menggunakan tegangan 175 Volt. . Kata kunci : Karakteristik , Reaktor hidrogenasi , Green diesel
Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dan Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair Jamilatun, Siti; Setyawan, Martomo
SPEKTRUM INDUSTRI Vol 12, No 1: April 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1722.51 KB) | DOI: 10.12928/si.v12i1.1651

Abstract

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.. Arang aktif akan dibuat dari arang hasil pirolisis tempurung kelapa.dan diimplementasikan untuk menjernihkan asap cairnya. Adapun langkah yang pertama membuat arang aktif dari tempurung kelapa adalah, membuat arang tempurung kelapa dengan membersihkan tempurung kelapa terlebih dahulu dari bahan-bahan pengotor seperti tanah, kerikil. Kemudian mengeringkannya dibawah sinar matahari, selanjutnya membakar tempurung kering pada drum/bak pembakaran dengan suhu 300-500 0C selama 3-5 jam. Langkah yang kedua adalah arang hasil pembakaran direndam dengan bahan kimia CaCl2 dan ZnCl2 (kadar 25 %) selama 12 sampai 24 jam untuk menjadi arang aktif. Selanjutnya melakukan pencucian dengan air suling/air bersih hingga kotoran atau bahan ikutan dapat dipisahkan. Arang aktif basah dihamparkan pada rak dengan suhu kamar untuk ditiriskan, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 110 – 8000C selama 3 jam. Suhu aktivasi mempengaruhi kualitas karbon aktif yang terbentuk. Dari uji kualitas karbon aktif yang dilakukan, kualitas karbon aktif yang terbaik diperoleh pada suhu 800oC dengan kadar air 1,3 %, kadar abu 0,60 % memenuhi standar SII 0258-79 dan memiliki daya serap terhadap kadar iod sebesar 580,0 mg/g yang memenuhi standar SNI 06-3730. Penjernihan air limbah rumah tangga, air berwarna menggunakan karbon aktif dari suhu aktivasi 800oC menghasilkan air yang jernih, tidak berbau dan memenuhi pH standar air (7,0-7,5). Key words : Asap cair, tempurung kelapa, pirolisis, arang aktif
Analisa Perpindahan Panas dan Pengembunan pada Pengembunan Uap Cair dengan Pengembunan Parsial Bertingkat Setyawan, Martomo
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.292 KB) | DOI: 10.26555/chemica.v2i2.4567

Abstract

Production of charcoal as an alternative fuel have been growth as the solution of the national problem about decreasing energy source from petroleum. Production of charcoal has a useful side product in the form of liquid smoke. The liquid smoke can be used as food preservative in the high grade of liquid smoke and the low grade liquid smoke can be used as wood preservative form termite. The conventional process on production liquid smoke it was using redistillation the raw liquid smoke from direct condensation. This process was consumed lot of energy. Liquid smoke consist of some components which had different boiling point.The aim of this research was to study the influence in using different combination of vertical condensor at the condensation of liquid smoke process fro the making coconut shell charcoal. This research was done by make some coconut shell charcoal and the smoke which was formed was flown passed some condensors.The result of this research shown that condensation of liquid smoke in the vertical condenser occured a contact  between condensation down flow and the vapour. The temperature of  the condensation taking point can be adjust by adjusting heat transfer area of the vertical condenser. The tar can be taken at the temperature above 100 0C. The colour of the liquid smoke was lighter with the lower temperature.
Effect of Devices and Driving Pressures on Energy Requirements and Mass Transfer Coefficient on Microalgae Lipid Extraction Assisted by Hydrodynamic Cavitation Setyawan, Martomo; Mulyono, Panut; Sutijan, Sutijan; Pradana, Yano Surya; Prasakti, Laras; Budiman, Arief
International Journal of Renewable Energy Development Vol 9, No 3 (2020): October 2020
Publisher : Center of Biomass & Renewable Energy, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijred.2020.26773

Abstract

Previous studies of biodiesel production from microalgae have concluded that microalgal biodiesel is not profitable at an industrial scale due to its excessive energy consumption for lipid extraction. Hydrodynamic cavitation lipid extraction is one of the extraction methods which has lower energy consumption. Thismethod enables a fast extraction rate and low energy consumption for cell disruption. In order to achieve optimum process conditions, several influential parameters, which are cavitation generator geometry and driving pressure, need to be scrutinized. The experimental result showed that the maximum yield was obtained at 5 bar driving pressure. The lowest specific extraction energy was obtained at 4.167 bar driving pressure while using one side concave cavitation generator geometry with the ratio of the reduced cross-sectional area of 0.39. The value of the energy extraction requirement 17.79 kJoule/g lipids is less than the biodiesel heating value, and the value of the volumetric mass transfer coefficient is almost 20 times fold greater than the conventional extraction method, therefore this method is promising to be further developed.
KARAKTERISTIK REAKTOR HIDROGENASI MINYAK BIJI KAPUK UNTUK PEMBUATAN GREEN DIESEL Siti Salamah; Martomo Setyawan
Spektrum Industri Vol 11, No 1: April 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.369 KB) | DOI: 10.12928/si.v11i1.1637

Abstract

Green diesel merupakan salah satu solusi mengatasi kebutuhan bahan bakar diesel yang semakin meningkat, green diesel merupakan minyak diesel yang berasal dari hidrogenasi minyak nabati yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan biodiesel dan ramah lingkungan. Proses hidrogenasi minyak nabati menjadi green diesel dirancang di reaktor yang beroperasi pada suhu 250 0 C dan tekanan 10 atm, untuk beroperasi pada suhu dan tekanan tersebut maka perlu diketahui karakter reaktor juga suhu pemanasnya. Penelitian ini dilakukan dengan merancang reaktor hidrogenasi dan merancang pemanas reaktor juga uji temperatur pemanas.Pemanas listrik disambungkan dengan regulator tegangan, termokopel dipasang pada batu penahan panas tepat di atas elemen pemanas. Regulator diputar pada tegangan 100 volt, perubahan suhu dicatat tiap 5 menit, percobaan dihentikan apabila suhu sudah konstan , percobaan diulangi untuk tegangan 125,150,175,200 dan 225 volt. Percobaan diulang untuk mempelajari karakter perpindahan panas ke reaktor. Hasil dari penelitian ini adalah reaktor hidrogenasi dirancang dari bahan stainless steel, beroperasi pada temperatur 250 0 C dengan tekanan 10 atm, Spesifikasi reaktor sebagai berikut : volume cairan 2 liter, tinggi reaktor 31 cm, diameter luar 15 cm dan diameter dalam 10 cm. Reaktor tabung ini dilihat dari persyaratan suhu dan kebutuhan panas dapat digunakan sebagai reaktor untuk hidrogenasi minyak biji kapuk. Pemanasan di reaktor dapat mencapai suhu 2400 C dengan menggunakan tegangan 175 Volt. . Kata kunci : Karakteristik , Reaktor hidrogenasi , Green diesel