Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pola Asuh Positive Deviance dan Kejadian Stunting Balita di Kota Palembang Febriani Dwi Bella
Jurnal Kesehatan Vokasional Vol 4, No 4 (2019): November
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.417 KB) | DOI: 10.22146/jkesvo.45725

Abstract

Latar Belakang: Stunting menjadi permasalahan utama gizi yang harus diselesaikan mengingat ini adalah ancaman bagi masa depan anak-anak Indonesia. Stunting dapat terjadi pada anak manapun yang tidak secara mutlak dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi keluarga. Pada keluarga miskin masih dapat dijumpai anak dengan status gizi baik yang ditandai dengan tinggi badan yang normal. Dengan keadaan tersebut pola asuh keluarga positive deviance berperan besar terhadap status gizi anak. Pola asuh sebagai inti pendekatan positive deviance yaitu kebiasaan pemberian makan, kebiasaan pengasuhan, kebiasaan kebersihan dan kebiasaan mendapatkan pelayanan kesehatan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pola asuh positive deviance dan kejadian stunting balita dari keluarga miskin di Kota Palembang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada ibu balita dari keluarga miskin di Kota Palembang, dengan informan sebanyak 5 (lima) orang ibu dari balita stunting dan 5 (lima) orang ibu dari balita normal (tidak stunting).Hasil: Balita dengan tinggi badan normal (tidak stunting) dari keluarga miskin mendapatkan pola asuh positive deviance yaitu kebiasaan pemberian makan, kebiasaan pengasuhan, kebiasaan kebersihan dan kebiasaan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Sedangkan balita stunting dari keluarga miskin mendapatkan pola asuh yang tidak baik.Kesimpulan: Ibu dari balita dengan tinggi badan normal memiliki pola asuh positive deviance berupa kebiasaan pemberian makan, kebiasaan pengasuhan, kebiasaan kebersihan dan kebiasaan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik terhadap balitanya dibandingkan dengan ibu dari balita stunting dengan latar belakang perekonomian yang sama.