Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN PEMBERIAN LATIHAN PURSED LIPS BREATHING (PLB) TERHADAP KUALITAS HIDUP KLIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) Dewi Astuti Pasaribu
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 2 No 2 (2019): JURNAL MUTIARA NERS
Publisher : Program Studi Ners UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.048 KB)

Abstract

Pursed Lips Breathing atau disingkat dengan PLB, merupakan latihan pernapasan (bernapas) yang terdiri dari dua mekanisme, yaitu menarik napas (inspirasi) dengan mulut tertutup beberapa detik melalui hidung serta mengeluarkan napas (ekspirasi) perlahan-lahan melalui mulut dengan pola mengerucutkan bibir seperti posisi bersiul. Kualitas Hidup merupakan tindakan (derajat) keadaan individu dimana dapat melakukan segala aktivitasnya dan dapat menikmati hasil dari aktivitasnya tersebut.Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau revesibel parsial. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya hubungan pemberian latihan PLB terhadap kualitas hidup klien PPOK.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan studi quasi eksperimen design pretest and posttest.Penelitian dilaksanakan di Poli Paru RSU Siti Hajar Medan.Sampel berjumlah 36 responden dengan memakai teknik purposive sampling.Metode pengumpulan data memakai observasi data dan instrumen kuesioner CAT (COPD Assessment Test). Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian latihan pursed lips breathing (PLB) terhadap kualitas hidup klien PPOK, yang mempunyai nilai kemaknaan p (0,001) < a (0,05). Untuk itu diharapkan latihan PLB dapat digunakan pada pasien PPOK yang mengalami gangguan penurunan kualitas hidup.
PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG RAWAT INAP RA1 DAN RA2 PENYAKIT DALAM RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN Dewi Astuti Pasaribu; Septian Mixrova Sebayang
Indonesian Trust Health Journal Vol 3 No 1 (2020): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37104/ithj.v3i1.45

Abstract

Diabetic foot ulcers (DFUs) are a serious complication of diabetes mellitus (DM) that can be slow to heal, result in repeated hospitalizations, require intense and costly treatment, and reduce the quality of life. The purpose of this study was to investigate the effect of foot exercises on wound healing in type 2 diabetic patients with a diabetic foot ulcer. Quasi-experimental study using before and after changes to wound healing in between February until May 2019.Thirty patients from an inpatient rooms with ulcers who met study criteria agreed to participate. Subjects were recruited by the researchers in the hospital where they received treatment. Data were collected using investigator-developed forms: patient information form and the diabetic foot exercises log. Patients in the intervention group received standard wound care and performed daily foot exercises for 3 week. Diabetic wound healing of the patients in the intervention were examined and measured at the 3rd weeks. To analyze and compare the data, frequency distribution, mean (standard deviation), and the paired samples t test were used. The mean of diabetic wound healing were 3.50, 2.90, and 2.40 in the study intervention group in 1st, 2nd, and 3rd weeks, respectively. Significant differences were found between diabetic wound healing in pre-test and post-test group (p=0.041). An important finding in this study was the DFU area decreased more in those who exercised more. Findings suggest foot exercises should be included in the treatment plan when managing patients with diabetic foot ulcers. Abstrak Luka kaki diabetic adalah suatu komplikasi yang serius pada diabetes mellitus dimana dapat memperlambat penyembuhan, hospitalisasi berulang, membutuhkan pengobatan yang mahal dan menurunkan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek senam kaki terhadap penyembuhan luka pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Jenis penelitian Quasi eksperimen digunakan untuk melihat perubahan sebelum dan sesudah penyembuhan luka dari Februari sampai Mei 2019. Tiga puluh pasien dari ruang inap dengan luka menjadi kriteria inklusi sebagai responden. Responden direkrut oleh peneliti di rumah sakit dimana pasien sedang menjalani perawatan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner data demografi dan lembar observasi penyembuhan luka. Pasien akan diberikan latihan selama 3 minggu. Penyembuhan luka diabetic pada pasien akan dikaji dan diukur sampai minggu ke tiga. Untuk menganalisis dan membandingkan data, distribusi frekuensi, mean (standar deviasi), dan paired t test dilakukan. Mean penyembuhan luka diabetik diantaranya 3.50, 2.90 dan 2.40 pada kelompok intervensi pada minggu pertama, kedua, dan ketiga secara berurutan. Perbedaan signifikan penyembuhan luka diabetic antara kelompok pre-test dan post-test (p=0.041). Suatu temuan penting bahwa area luka kaki diabetic semakin menurun pada orang yang melakukan senam. Temuan ini juga senam kaki sebaiknya dimasukkan dalam rencana perawatan ketika merawat pasien dengan luka kaki diabetik.
Hubungan Pengawasan Perawat IPCN (Infection Prevention Control Nurse) Dengan Kepatuhan Perawat Membuang Sampah Medis Dan Non Medis di RSUD Padang Lawas: Hubungan Pengawasan Perawat IPCN (Infection Prevention Control Nurse) Dengan Kepatuhan Perawat Membuang Sampah Medis Dan Non Medis di RSUD Padang Lawas Dewi Astuti Pasaribu
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 1 No. 2 (2019): Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.844 KB)

Abstract

Abstract : Prevent and infection control nurse is a professional and practitioner in hospital dan other health facility. Based on health ministry, every hospital must prevent transmission of infection. Nurse adherence is a intervention to separate medical garbage exactly. This research is quantitative correlational research aimed to analyze correlation supervision of infection prevention control nurse with adherence manage medical and non medical waste in Padang Lawas Hospital year 2018 with samples was 37 respondents. Result of research obtained that 28,6% or 18 respondents of supervision performed by IPCN nurse was moderate and 18.9% or 7 respondents of supervision performed by IPCN nurse was less good. Nurses adherence good medical and nonmedical waste management was 22 respondents (59,5%). It was concluded that any correlation between the infection Prevention Control Nurse supervision and nurse adherence medical and nonmedical waste management (p value = 0.001). it is recommended that IPCN nurse more provide supervision until low infection rate in hospital. Keywords: Role, infection Prevention and Control Nurse, Supervision Abstrak: Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi (IPCN) merupakan tenaga professional dan praktisi dalam pelaksanaan PPI di RS dan fasilitas kesehatan lainnya. Berdasarkan SK Menkes tahun 2007 bahwa setiap RS harus melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan memiliki IPCN dengan perbandingan 1 IPCN terhadap 100-150 tempat. Kepatuhan perawat yaitu tindakan yang dilakukan perawat dalam proses pemilahan sampah dengan benar. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasi dengan desain cross sectional yaitu untuk menganalisis Hubungan pengawasan perawat IPCN (Infection Prevention Control Nurse) dengan kepatuhan perawat membuang sampah medis dan non medis di RSUD Padang Lawas Tahun 2018 dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang. Hasil penelitian diperoleh Pengawasan perawat IPCN di RSUD Padang Lawas tahun 2018 mayoritas cukup sebanyak 18 responden (28,6%) dan minoritas kurang baik sebanyak 7 orang (18,9%). Kepatuhan Membuang Sampah Medis Dan Non Medis di RSUD Padang Lawas Tahun 2018 mayoritas patuh sebanyak 22 orang (59,5%). Dan Hubungan Pengawasan Perawat IPCN (Infection Prevention Control Nurse) Dengan Kepatuhan Perawat Membuang Sampah Medis Dan Non Medis diperoleh nilai p value 0,001. Disarankan agar perawat IPCN lebih baik lagi dalam melakukan pengawasan pembuang sampah sehingga tingkat terjadinya infeksi di rumahsakit dapat berkurang. Kata Kunci : Peran, IPCN, Pengawasan
Skrining Ketajaman Visual pada Anak Usia Sekolah di Medan Maita Sarah; Basri Basri; Martina Martina; Dameria Br Ginting; Mazly Astuti; Dewi Astuti Pasaribu
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Peduli Masyarakat, Juni 2021
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v3i2.516

Abstract

Gangguan visual pada mata anak usia sekolah dapat menyebabkan gangguan terhadap aktifitas, baik dalam proses pembelajaran maupun interaksi sosialnya sehingga dapat mempengaruhi perkembangan alamiah anak, baik dari intelegensia maupun perkembangan akademisnya. Untuk mengetahui secara dini, diperlukan skrining gangguan kesehatan mata pada anak usia sekolah dasar tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melakukan skrining gangguan ketajaman visual pada anak usia sekolah di SD Negeri 065015 dengan populasi 135 siswa dan sampel sebanyak 57 siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil skrining menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan visual mata kanan anak usia sekolah berada dalam kategori baik yaitu 89,5%, sebagian kecil dalam kategori sedang dan buruk masing-masing 5,3%. Visus mata kiri sebagian besar dalam kategori baik (93,0%), sebagian kecil dalam kategori sedang dan buruk masing-masing 3,5%. Dapat disimpulkan bahwa visus mata siswa kebanyakan dalam kategori baik dalam kategori baik, walaupun ditemukan kategori sedang dan buruk. Disarankan pada kepala sekolah SD Negeri 065015 untuk bekerjasama dengan pihak Puskesmas Medan Tuntungan melakukan pemeriksaan mata secara rutin pada semua siswa, sehingga diketahui ketajaman mata anak dan dapat diketahui cara mengatasi masalah kesehatan mata anak.
Efektivitas Metode 5 S terhadap Respon Nyeri pada Bayi Usia 2-6 Bulan saat Imunisasi Pentavalen Dewi Astuti Pasaribu; Septian Mixrova Sebayang
Jurnal Riset Hesti Medan Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit Barisan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34008/jurhesti.v6i1.225

Abstract

Pentavalent immunization is an immunization developed from a combination of vaccines so that there are eight antigens that can be given to children, namely Hepatitis B, BCG, Oral Polio, Diphtheria, Pertussis, Tetanus, Hib and Measles. The act of immunization can cause pain in babies, so that the baby becomes fussy. The aim of this study is to determine the effectiveness of the 5 S Method (Swaddling, Side / Stomach Position, Shushing, Swinging, Sucking) on Pain Response in Infants aged 2-6 Months during Immunization. Pentavalent. The design of this research is experimental research with the design of Post Test Only Control Group Design. The total sample in this study was 36 babies. This research was conducted at Puskesmas Bestari, Medan. Sampling using consecutive sampling. Collecting data using a FLACC scale questionnaire. Data analysis using paired t-test. The results showed that the effect of the 5S method on the pain response of infants aged 2-6 months during pentavalent immunization was shown by the statistical t-test with p = 0.007 and significantly reduced the pain response of infants at 15 seconds, second. 30, 45 seconds, and can reduce the length of crying babies after injection of pentavalent immunization. The results of this study are expected that nurses can use the 5 S method in relieving the pain response and the duration of crying in infants during immunization or when inserting sharp objects into the baby's body.
Hubungan Fatigue dengan Kejadian Excessive Daytime Sleepiness pada Perawat Septian Mixrova Sebayang; Dewi Astuti Pasaribu
Jurnal Riset Hesti Medan Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit Barisan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34008/jurhesti.v6i1.227

Abstract

Nurses hold an important responsibility for maintaining patients’safety. It has been known that fatigue and sleepiness may result in errors with negative consequences for patient safety. The purpose of this study was to examine the relationship between fatigue and excessive daytime sleepiness among nurses. This research design is descriptive correlation. The total sample in this study was 36 nurses. This research was conducted at the Special Eye Hospital Medan. Sampling using purposive sampling. Data collection using the Three-Dimensional Work Fatigue Inventory (3D-WFI) and The Epworth Sleepiness Scale. Data analysis using the Chi-Square test. The results of this study indicate that the majority of nurses experience tired fatigue as many as 22 respondents (61.1%) compared to 14 respondents (38.9%) not tired. Chi Square test showed an association between fatigue and excessive daytime sleepiness (EDS) in nurses (P = 0.000 <α 0.05). This study recommends nurses to optimize the work hours of nurses to overcome daytime sleepiness, and for nurses to maintain conditions in order to avoid excessive sleepiness which can cause adverse event.
The Relationship between Nurse Oversight and the Compliance of Nurses to Dispose Medical and Non-Medical Waste in Padang Lawas Hospital Dewi Astuti Pasaribu
Science Midwifery Vol 7 No 2, April (2019): Science Midwifery
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.126 KB)

Abstract

Prevent and infection control nurses are a professional and practitioner in hospitals and other health facilities. Based on the health ministry, every hospital must prevent transmission of infection. Nurse adherence is an intervention to separate medical garbage exactly. This research is quantitative correlational research aimed at analyzing correlation supervision of infection prevention control nurses with adherence managing medical and non-medical waste in Padang Lawas Hospital year 2018 with samples was 37 respondents. The results of the research obtained that 28.6% or 18 respondents of supervision performed by IPCN nurses were moderate and 18.9% or 7 respondents of supervision performed by IPCN nurses were less good. Nurses adherence good medical and nonmedical waste management was 22 respondents (59.5%). It was concluded that any correlation between the infection Prevention Control Nurse supervision and nurse adherence medical and nonmedical waste management (p value = 0.001). it is recommended that IPCN nurses provide more supervision until the low infection rate in hospitals.
Pengaruh Terapi Musik Air Mengalir Dengan Brainwave Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia Elderly Di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Dewi Astuti Pasaribu
Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara Vol 11, No 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48134/jurkessutra.v11i1.132

Abstract

Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya yang merupakan suatu proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik serta penurunan fungsi organ tubuh. Salah satu masalah yang sering muncul adalah masalah gangguan pola tidur pada lansia atau insomnia. Terapi musik air mengalir adalah merupakan salah satu cara untuk menurunkan insomnia dan meningkatkan kualitas tidur lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi Musik Air Mengalir Dengan Brainwave Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia Elderly dengan desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan metode onegroup pre and post test design. Populasi adalah seluruh lanjut usia yang berjumlah 34 orang dengan menggunakan total sampling di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan.Hasil penelitian kategori insomnia sebelum dilakukan intervensi adalah insomnia berat sebanyak 29 responden (85,3%), insomnia sangat berat sebanyak 5 responden (14,7%). Kategori insomnia sesudah dilakukan intervensi adalah tidak ada keluhan insomnia sebanyak 12 responden (35,3%), insomnia ringan sebanyak 20 responden (58,8%), dan insomnia sangat berat sebanyak 2 responden (5,9%). Hasil penelitian ini menggunakan Uji Paired Samples T-Test yang menunjukkan pengaruh terapi musik air mengalir dengan brainwave terhadap penurunan insomnia pada lansia elderly dengan nilai (p = 0,000). Hal ini menunjukkan ada pengaruh terapi musik air mengalir dengan brainwave terhadap penurunan insomnia pada lansia elderly.Disarankan untuk dapat menurunkan insomnia pada lansia elderly di Panti jompo yayasan guna budi bakti Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan dan meningkatkan kualitas tidur lansia.
Skrining Ketajaman Visual pada Anak Usia Sekolah di Medan Maita Sarah; Basri Basri; Martina Martina; Dameria Br Ginting; Mazly Astuti; Dewi Astuti Pasaribu
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Peduli Masyarakat, Juni 2021
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v3i2.516

Abstract

Gangguan visual pada mata anak usia sekolah dapat menyebabkan gangguan terhadap aktifitas, baik dalam proses pembelajaran maupun interaksi sosialnya sehingga dapat mempengaruhi perkembangan alamiah anak, baik dari intelegensia maupun perkembangan akademisnya. Untuk mengetahui secara dini, diperlukan skrining gangguan kesehatan mata pada anak usia sekolah dasar tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melakukan skrining gangguan ketajaman visual pada anak usia sekolah di SD Negeri 065015 dengan populasi 135 siswa dan sampel sebanyak 57 siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil skrining menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan visual mata kanan anak usia sekolah berada dalam kategori baik yaitu 89,5%, sebagian kecil dalam kategori sedang dan buruk masing-masing 5,3%. Visus mata kiri sebagian besar dalam kategori baik (93,0%), sebagian kecil dalam kategori sedang dan buruk masing-masing 3,5%. Dapat disimpulkan bahwa visus mata siswa kebanyakan dalam kategori baik dalam kategori baik, walaupun ditemukan kategori sedang dan buruk. Disarankan pada kepala sekolah SD Negeri 065015 untuk bekerjasama dengan pihak Puskesmas Medan Tuntungan melakukan pemeriksaan mata secara rutin pada semua siswa, sehingga diketahui ketajaman mata anak dan dapat diketahui cara mengatasi masalah kesehatan mata anak.
Skrining Ketajaman Visual pada Anak Usia Sekolah di SD Negeri 065015 Kota Medan Maita Sarah; Basri Basri; Martina Martina; Dameria Br Ginting; Mazly Astuti; Dewi Astuti Pasaribu
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat: Oktob
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Bekerjasama dengan CV Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan visual pada mata anak usia sekolah dapat menyebabkan gangguan terhadap aktifitas, baik dalam proses pembelajaran maupun interaksi sosialnya sehingga dapat mempengaruhi perkembangan alamiah anak, baik dari intelegensia maupun perkembangan akademisnya. Untuk mengetahui secara dini, diperlukan skrining gangguan kesehatan mata pada anak usia sekolah dasar tersebut. Tujuan kegiatan ini untuk melakukan skrining gangguan ketajaman visual pada anak usia sekolah di SD Negeri 065015 dengan populasi 135 siswa dan sampel sebanyak 57 siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil skrining menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan visual mata kanan anak usia sekolah berada dalam kategori baik yaitu 89,5%, sebagian kecil dalam kategori sedang dan buruk masing-masing 5,3%. Visus mata kiri sebagian besar dalam kategori baik (93,0%), sebagian kecil dalam kategori sedang dan buruk masing-masing 3,5%. Dapat disimpulkan bahwa visus mata siswa kebanyakan dalam kategori baik dalam kategori baik, walaupun ditemukan kategori sedang dan buruk. Disarankan pada kepala sekolah SD Negeri 065015 untuk bekerjasama dengan pihak Puskesmas Medan Tuntungan melakukan pemeriksaan mata secara rutin pada semua siswa, sehingga diketahui ketajaman mata anak dan dapat diketahui cara mengatasi masalah kesehatan mata anak.