Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PONDOK PESANTREN AL MAS’UDIYAH PUTERI 2 BLETER KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019 Wahdah, Rabia; Setyowati, Heni; Salafas, Eti
Journal of Holistics and Health Science Vol 1 No 1 (2019): Journal of Holistics and Health Science, September
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v1i1.10

Abstract

Asupan pola makan yang tidak sesuai dengan pola makan seimbang menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi yang dibutuhkan tubuh terutama zat gizi yang pembentuk sel darah merah. Jumlah asupan yang rendah menyebabkan pembentukan sel darah merah menurun sehingga terjadi anemia. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan sekitar 25-40% remaja puteri menjadi penderita anemia. Sedangkan kejadian anemia pada kelompok usia remaja di Jawa Tengah Tahun 2014 sebanyak 26,5%. Mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian anemia di Pondok Pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang. Desain penelitian yaitu deskriptif korelasi dengan pendekatan secara cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh santriwati Pondok Pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang, teknik sampling menggunakan simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji kendall’s tau. Berdasarkan uji kendall’s tau nilai p-value sebesar 0,001 (<0,05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia di pondok pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang. Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia di pondok pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang
Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kecemasan terhadap Ketidakteraturan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bergas Sangging, Ni Kadek Marta Ayunita; Setyowati, Heni; Mardiyaningsih, Eko
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 09 No. 2 (2014)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2014.9.2.567

Abstract

Ketidakteraturan siklus menstruasi dialami oleh 20% remaja di Indonesia yang mengalami masalah menstruasi. Depresi rentan terjadi pada perempuan yang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi karena situasi tersebut menimbulkan ketidakpastian yang mengakibatkan kecemasan. Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti berkonsentrasi, mengingat dan pemecahan masalah. Faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu stressor, maturitas, keadaan fisik, usia, jenis kelamin, pengetahuan dan sosial ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan kecemasan terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas yang memiliki ketidakteraturan siklus menstruasi, teknik sampling dengan sampel jenuh sejumlah 60 siswi. Hasil analisis dengan Kendall Tau (?) ada hubungan antara pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan kecemasan terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas dengan hubungan yang kuat (0.000
Perbedaan produksi ASI pada ibu post partum setelah pemberian pijat oksitosin Setyowati, Heni; Andayani, Ari; Widayati,
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 10 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2015.10.3.624

Abstract

ASI eksklusif sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan bayi, meningkatkan jalinan kasih sayang, dan untuk memenuhi kebutuhan bayi. Pada peride awal kelahiran bayi secara fisiologis ASI belum keluar pada hari 1 dan 2 kelahiran, sedangkan bayi akan rewel sehingga orang tua dengan pengetahuan kurang akan berupaya untuk memberikan MPASI bagi bayinya. Banyak orang tua yang tidak mengetahui tentang pijat oksitosin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produksi ASI pada ibu post partum yang di lakukan pijat oksitosin dengan tidak dilakukan pijat oksitosin. Penelitian dilaksanakan di bidan-bidan di wilayah kerja puskesmas Ambarawa dengan melibatkan 15 orang ibu post partum yang dilakukan tindakan pijat oksitosin dan 15 orang ibu post partum tidak dilakukan tindakan pijat oksitosin. Rancangan penelitian yang dipergunakan yaitu quasi experiment design dengan rancangan posttest only design control group perbedaan yang dilakukan pijat oksitosin dengan yang tidak dilakukan pijat oksitosin. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa ibu post partum yang dilakukan pemijatan oksitosin memproduksi ASI lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu yang tidak dilakukan pemijatan oksitosin.  Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan bagi ibu post partum juga bagi penolong persalinan untuk memberikan edukasi agar dapat menerapkan beberapa teknik pemijatan untuk meningkatkan produksi ASI, khususnya pijat oksitosin.
Pelatihan Pendidik Sebaya tentang Generasi Berencana (GenRe) di SMP N 24 Kota Semarang Sofiyanti, Ida; Astuti, Fitria Primi; Setyowati, Heni
Jurnal Pengabdian Dharma Bakti VOL 3, NO 1 (2020) : FEBRUARI 2020
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jpdb.v3i1.97

Abstract

The true teenager is the hope of a nation, the country will become strong if it has teenagers who are spiritually intelligent, intellectually and have a strong emotional. As the rapid development of the world makes changes in behavior in adolescents, but these changes are more likely to lead to negative activities rather than positive activities. Problems that often arise are usually related to sexuality issues, such as unwanted pregnancy, abortion, HIV / AIDS, and drug abuse. Adolescents with these behavioral deviations need a treatment and also get information about reproductive health for young women and men, need to organize a good future by leaving unwholesome behavior that can damage the future of adolescents. Going through adolescence far from deviant behavior would certainly be our common concern. Teenagers will not be able to walk on their own without the assistance of parents, the school, home and etc. Realizing this, the Community Service Study Program of the Midwifery Study Program at the Faculty of Health, Ngudi Waluyo University, felt responsible for facilitating adolescents to learn to understand and be able to practice healthy behaviors to become adolescents who had strong hopes for the nation. Community Service is carried out in 5 stages, namely the first phase of selecting active groups of students who are willing to be agents of change for GenRe / willing to be peer educators, the second stage of counseling and training of peer educators. The third stage of mentoring is increasing peer group skills in providing information to peers. Stage four peer educators independently socialize GenRe to peers. The Fifth stage evaluates the delivery of information from peer educators to their peers, explores the usefulness of the existence of peer educators, limitations and new things that arise when becoming a peer educator.Keywords: Generation planning, peer educators
PERBEDAAN ANTARA DILAKUKAN PIIJATAN OKSITOSIN DAN TIDAK DILAKUKAN PIJATAN OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA Firriantin Ayu Widiyanti; Heni Setyowati; Kartika Sari; Rini Susanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.19 KB)

Abstract

Masalah yang sering timbul pada ibu post partum adalah sindrom ASI kurang dan ibu bekerja. Masalah sindrom ASI kurang diakibatkan oleh kecukupan bayi akan ASI tidak terpenuhi sehingga bayi mengalami ketidakpuasan setelah menyusu, bayi sering menangis atau rewel, tinja bayi keras dan payudara terasa membesar. Namun kenyataannya, ASI sebenarnya tidak kurang sehingga terkadang timbul masalah bahwa ibu merasa ASInya tidak tercukupi dan ada keinginan untuk menambah susu formula. Kecukupan dapat dinilai dari penambahan berat badan bayi secara teratur, frekuensi BAK paling sedikit 6x sehari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment design dengan rancangan post test only design control group. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas bulan Mei-Juni 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 20 responden di mana 10 responden dilakukanpijat oksitosin dan 10 responden tidak dilakukan pijat oksitosin, pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive sampling.Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa ada perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa 2014 dengan menggunakan uji t independen, didapatkan nilai t hitung = -3,331 dengan p-value sebesar 0,004, dengan demikian hipotesis kerja (Ha) diterima p-value 0,004 <a (0,05) yang berarti ada perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa. Produksi ASI pada ibu yang dilakukan pijat oksitosin lebih banyak dibandingkan ibu yang tidak dilakukan pijat oksitosin. Diharapkan bagi keluarga dan ibu post partum dapat melakukan tindakan pijat oksitosin dalam upaya peningkatan produksi ASI melalui petugas kesehatan.Kata Kunci : pijat oksitosin, produksi ASI
Penerapan Hypnoparenting Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Anak Usia Dini Fitria Primi Astuti; Ida Sofiyanti; Heni Setyowati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v1i2.4915

Abstract

Latar belakang: penerapan Hypnoparenting di KB dan TK Pertiwi 01 Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati, adalah sebagian besar orangtua siswa bekerja, dan pengasuhan dilakukan oleh nenek. Permasalahan yang muncul pada siswa yaitu kurangnya kemandirian anak, tantrum, sering menangis, dan masih banyak lagi. Akhir-akhir ini muncul beberapa metode untuk mengarahkan anak berperilaku baik. Salah satu metode dalam rangka membawa anak menjadi sesuatu yang diharapkan tanpa harus memaksa apalagi dengan ancaman dan kekerasan adalah dengan metode Hypnoparenting, yaitu metode yang menggabungkan praktek pengasuhan anak dengan pengetahuan hypnosis. Hypnoparenting adalah teknik hypnotherapy yang secara khusus diterapkan oleh orangtua dalam mengasuh anak. Secara garis besar, teknik ini bermanfaat meningkatkan kualitas komunikasi dan kecerdasan spiritual orangtua dan anak. Bekerja langsung pada alam bawah sadar anak, membuat orangtua dapat menerapkan pola asuh tanpa paksaaan. Tujuan: kegiatan ini adalah menerapkan pola asuh yang baik dengan hypnoparenting. Metode: pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 3 tahapan yaitu seminar dan worksop tentang pola asuh, bahasa cinta dan hypnoparenting, pendampingan penerapan selama satu bulan, dan evaluasi penerapan hypnoparenting oleh orang tuasiswa dan guru. Hasil: hasil awal saat diberikan kuesioner pola asuh 53% memiliki pola asuh yang kurang baik, orangtua antusias dalam workshop penerapan hypnoparenting. Pendampingan penerapan dilakukan selama satu bulan dengan hasil evaluasi yaitu terjadi perubahan sikap anak setelah dilakukan hypnoparenting. Kesimpulan: kesimpulan dari kegatan ini anak menjadi baik dan mudah diarahkan apabila orangtua menggunakan bahasa-bahasa cinta tanpa bentakan.
Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental Anak dengan Yoga di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Ida Sofiyanti; Fitria Primi Astuti; Heni Setyowati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 2 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment November Vol.2 No.2
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.795 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i2.765

Abstract

The condition of the Covid-19 Pandemic will affect social restrictions, including small groups, namely families and children. This change will affect the daily life of the child, namely physical activity and mental health in the child because it changes too fast. These social restrictions make children bored because they have to stay at home and not interact with their friends. A study says the problems that often arise when having to stay at home or stay at home are stress, increased sensitivity in children, temper tantrums. spoiled and not independent One easy method to overcome problems in children in the adaptation of new habits through child yoga. Yoga. This community service helps children to improve their physical abilities and optimal emotional abilities. This stage in community service consists of, stage 1, which is looking for groups of school-age children who will be the targets of implementing children's yoga activities. Stage 2 is the implementation of children's yoga practice activities which are carried out for one month and are divided into 4 sessions. Stage 3 is the children's testimony after doing the children's yoga postures.Yoga is very useful for helping children in facing the adaptation period of new habits by doing physical exercise with yoga where yoga can improve physical and mental health in children. Yoga is done in a fun way because children are invited to play and develop their imagination in doing yoga postures.AbstrakKondisi Pandemi Covid-19 ini akan berpengaruh kepada pembatasan sosial masyarakat termasuk kelompok kecil yaitu keluarga dan anak. Perubahan ini akan berpengaruh pada keseharian anak yaitu aktivitas fisik dan kesehatan jiwa pada anak karena terjadi perubahan terlalu cepat. Pembatasan sosial ini membuat anak menjadi bosan karena mereka harus berdiam di rumah dan tidak berinterkasi dengan teman-temanya. Sebuah penelitian mengatakan problema yang sering muncul ketika harus stay at home atau tinggal di rumah adalah stress, sensitifitas pada anak meninggi, temper-tantrum. manja dan tidak mandiri. Salah satu metode yang mudah untuk mengatasi masalah pada anak di masa adaptasi kebiasaan baru melalui yoga anak. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membantu anak meningkatkan kemampuan fisik dankemampuan emosianal secara optimal. Tahapan dalam pengabdian masyarakat ini terdiri dari, tahap 1 yaitu mencari kelompok anak usia sekolah yang akan menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan yoga anak. Tahap 2 yaitu pelaksanaan kegiatan praktek yoga anak yang dilakukan selama satu bulan dan dilakukan 4 sesi setiap akhir minggu. Tahap 3 yaitu testimoni anak-anak setelah melakukan postur yoga anak.Yoga sangat bermanfaat untuk membantu anak-anak dalam menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru dengan melakukan olah fisik dengan yoga dimana yoga mampu meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada anak. Yoga dilakukan secara menyenangkan karena anak diajak untuk bermain, dan mengembangkan imajinasinya dalam melakukan postur yoga.