Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Permasalahan Sosial dalam Antologi Cerkak “Pulo Asu” Setyowati, Herlina; Pamilih, Laksito Wening
LOKABASA Vol 10, No 1 (2019): Vol. 10, No. 1, April 2019
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v10i1.16932

Abstract

The author can isolate the un-ideal condition of a society in his view through literature. The goal is to open-mind the readers and make them touched by the conflict arise. The story of “Pulo Asu” contains various stories that are very easy to find in the community but are often ignored because they are considered ordinary tales. These stories contain social problems that are examined by descriptive methods with content analysis techniques. As a result, several social problems were raised by the author i.e. the problem of poverty, anti-critic leaders, the practice of KKN (corruption, collusion, nepotism), less critical of new cultures, stigma against late married women, stigma against inmates family, vigilante, belief in mysticism, psychiatric disorder people  abuses, and stigma against adopted children.AbstrakPengarang dapat mengisolasi keadaan masyarakat yang tidak ideal menurut pandangannya melalui karya sastra. Tujuannya agar pembaca dapat terbuka matanya dan tergugah hatinya akan masalah tersebut. Cerita pada kumpulan cerita cekak “Pulo Asu” memuat berbagai kisah yang sangat mudah ditemui di masyarakat tetapi sering kali diabaikan karena dianggap umum. Kisah-kisah tersebut mengandung permasalahan sosial yang dikaji dengan metode deskriptif dengan teknik analisis isi. Hasilnya, ditemukan beberapa permasalahn sosial yang diangkat pengarang yaitu, masalah kemiskinan, pemimpin yang anti kritik, praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), kurang kritis terhadap budaya baru, stigma terhadap wanita yang terlambat menikah, stigma terhadap keluarga narapidana, perbuatan main hakim sendiri, kepercayaan terhadap mistik, perbuatan sewenang-wenang terhadap orang gila, dan stigma terhadap anak adopsi.
Javanese language host training for village officials in Panggungharjo Village, Bantul Regency Aryanto, Aris; Santosa, Eko; Qurniawati, Zuly; Setyowati, Herlina
Community Empowerment Vol 6 No 6 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.865 KB) | DOI: 10.31603/ce.4929

Abstract

The use of the Javanese language in daily communication, especially in meeting activities and ceremonial events, is still not properly used. In fact, Javanese is the mother tongue. In addition, there is still a lack of public knowledge, especially for village officials regarding the use of the Javanese language properly and correctly. Observing the existing condition, it is necessary to have training activities to become a master of ceremony (MC) in Javanese. The purpose of the Javanese MC training activity for village officials is to provide skills and mastery of appropriate Javanese grammar in daily communication. This training activity was carried out using lecture and practical methods. The Javanese MC training activities for village officials in Panggungharjo Village can take place well, smoothly and as expected. The motivation of village officials to practice being an MC in Javanese is getting stronger and better.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK BERBAHASA JAWA SISWA KELAS X TKR B SMK YPT PURWOREJO MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL Herlina Setyowati
Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE) Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)
Publisher : UM Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.597 KB) | DOI: 10.37729/jpse.v1i1.2860

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini mengambil subjek siswa kelas X TKR B SMK YPT Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei tahun ajaran 2011/2012 dengan dua siklus dan melalui empat tahap, meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Fokus penelitian adalah keterampilan menulis cerita pendek berbahasa Jawa melalui pendekatan kontekstual. Instrumen pengumpulan data adalah lembar observasi, wawancara, lembar angket respon siswa, dan penugasan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa. Hal ini ditandai dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan peningkatan hasil menulis cerita pendek berbahasa Jawa. Pada proses pembelajaran motivasi belajar siswa meningkat dan proses pembelajaran tidak lagi didominasi ceramah. Peningkatan kemampuan menulis siswa dapat dilihat dari nilai tugas menulis cerita pendek berbahasa Jawa dalam setiap siklus. Nilai rata-rata pada siklus 1 pertemuan 1 adalah 56,765. Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan nilai rata-rata pretest sebesar 55,529. Nilai rata-rata siklus 1 pertemuan 2 adalah 60,393. Nilai rata-rata siklus 2 adalah 63,800. Sementara itu, nilai rata-rata posttest adalah 67,636. Dengan demikian, keterampilan menulis cerita pendek berbahasa Jawa pada siswa kelas X TKR B SMK YPT Purworejo dapat ditingkatkan melalui pendekatan kontekstual.
KAJIAN FEMINISME DALAM LAYANG PANUNTUN KAMULYANING BOCAH WADON KARYA RADEN WIRAWANGSA Herlina Setyowati; Djoko Sulaksono; Apriliani Ekaningsih
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep fundamental Jawa mengenai kedudukan seorang wanita di masyarakat masih menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Keberadaan karya sastra yang adapun, sedikit banyak terpengaruh oleh feminism atau konsep kesetaraan gender. Begitupun karya sastra tulis Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon karya Raden Wirawangsa. Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon diartikan sebagai buku penuntun kemuliaan bagi anak perempuan. Teks sastra ini berisi nasehat pengarang mengenai pentingnya memuliakan anak perempuan agar menjadi wanita yang mandiri. Sebagai salah satu teks sastra klasik yang menyampaikan kebangkitan wanita Jawa dalam status sosial budayanya, Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon menjadi bukti bahwa teks sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang atas pengaruh situasi sosial budaya pada masa itu. Bagaimanapun juga, karya sastra merupakan perpaduan harmonis antara lingkungan dan faktor kehidupan pengarang. Kata Kunci : Feminisme, Relevansi, Layang
Workshop Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Guru MI Muhammadiyah di Kecamatan Gombong Rochi mansyah; Herlina Setyowati; Yuli Widiyono
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 13, No 1 (2019): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.321 KB)

Abstract

Abstrak: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 Januari 2019. Pelaksanaannya di gedung MI Semondo, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen. Metode yang dilakukan yakni ceramah, diskusi dan tutorial. Permasalahan belum maksimalnya pemanfaatan internet dalam pembelajaran, dan belum paham penulisan aksara jawa dengan media netbook pada guru MI Muhammadiyah di Kecamatan Gombong. Workshop ini memberikan solusi permasalahan tersebut. Guru menjadi paham pentingnya media pembelajaran dan pemanfaatan internet dalam pembelajaran. Guru dapat membuat media pembelajaran berbasis online. Guru paham pedoman penulisan aksara Jawa dan penulisannya menggunakan netbook. Pelaksanaan kegiatan meliputi tiga tahap penjelasan konsep, diskusi dan tutorial, evaluasi produk media pembelajaran.   kata kunci: media pembelajaran, teknologi informasi
ANALISIS NILAI MORAL DALAM CERITA BERSAMBUNG “MBURU PUSAKA” KARYA AL ARIS PURNOMO Herlina Setyowati; Eko Santosa
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 1 (2017): Juni
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3594.105 KB) | DOI: 10.47269/gb.v3i1.2

Abstract

Karya sastra sebagai salah satu hasil kebudayaan manusia tentunya sangat menarik untuk dikaji kandungan pesan moralnya. Nilai-nilai pesan moral yang terdapat dalam cerita bersambung tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Dalam penelitian ini, cerita bersambung yang diteliti berjudul “Mburu Pusaka” karya Al Aris Purnomo yang dimuat di Majalah Jaya Baya. Cerita bersambung “Mburu Pusaka” ini dimuat bagian demi bagian dari episode 1 sampai 23, yaitu sejak edisi nomor 06  Bulan Oktober 2014 sampai dengan edisi nomor 27 Bulan Maret 2015. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan kandungan nilai moral di dalam cerita bersambung “Mburu Pusaka” karya Al Aris Purnomo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka dan teknik catat. Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan metode content analysis (analisis isi). Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa cerbung “Mburu Pusaka” karya Al Aris Purnomo mengandung nilai moral baik meliputi sopan, ramah, percaya adanya Tuhan, menghormati perbedaan pendapat, peduli, rendah hati, akrab antara atasan dan bawahan, menghormati orang lain, mempunyai prinsip hidup, mengutamakan orang lain, bijaksana, jujur, dan cerdik; sedangkan nilai moral buruk meliputi mudah percaya pada orang lain, sakit hati pada orang lain, menukar barang milik orang lain, dan licik. Kata kunci: nilai moral, cerita bersambung Literary work is one people cultures which is very interesting to be analyzed in terms of its moral values. Moral values found inside this serial story can become life guidance and it can be applied in daily life. In this research, the serial story which is going to be analysed entitles Mburu Pusaka (hunting for heritage) written by al Aris Purnomo contained in Jaya Baya magazine. This story is contained part by part from episode 1 until episode23, since edition number 06 month of October 2014 until edition number 27 month of March 2015. The aim of this research is to describe the moral values found in serial story of Mburu Pusaka written by Al Aris Purnomo. Data collecting tecniques used are literary and documentary note-taking analysis. Data analysis technique used is content analysis method. Based on reserach result, it is found out that the Mburu Pusaka story contains good moral values such as polite, friendly, respecting different opinions, care, humble, being chummy between boss and staff, respecting others, accentuating others, wise, honest, and smart while bad moral values such as easily believing in others, resentful to othres, exchange other’s goods, and sly.
SPIRITUALITAS DAN KEKUASAAN DALAM LAKON WAYANG ARJUNAWIWAHA KARYA KI NARTOSABDO: ANALISIS WACANA KRITIS MICHEL FOUCAULT Aris Aryanto; NFN Rochimansyah; Khabib Sholeh; Herlina Setyowati
Widyaparwa Vol 49, No 2 (2021)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.729 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v49i2.799

Abstract

The Arjunawiwaha puppet play does not only convey discourse on Arjuna’s attempt to meditate on Mount Indrakila, but there is an ulterior motive behind it. Therefore, the purpose of this study is to describe the hidden motives contained in the Arjunawiwaha puppet play by Ki Nartosabdo. This research includes literary research in the form of qualitative descriptive with collection techniques, namely content analysis. Michel Foucault's theory of knowledge power discourse is applied in this study to see the implicit motives in the Arjunawiwaha story. In his hermitage, Arjuna received two divine gifts, first, the Pandavas would excel in the great war of Bharatayuda and the Pandavas would become rulers in the country of Astina; second, Arjuna received the gift of Batara Guru in the form of an arrow named Kyai Pasupati. The hidden motive in the Arjunawiwaha puppet play is due to the basic human psychic impulses that the researcher identifies as the motive for power hiding in the motive of spirituality. Arjuna's naivety who only asked for victory for the Pandavas had to be paid handsomely by the death of the Pandava children on the battlefield. Arjunawiwaha puppet plays can provide moral teaching on the importance of self-control in relation to the human ego or will.Lakon wayang Arjunawiwaha tidak sekadar menyampaikan wacana tentang usaha Arjuna melakukan tapa di Gunung Indrakila, tetapi ada motif tersembunyi dibaliknya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan motif tersembunyi yang terdapat dalam lakon wayang Arjunawiwaha karya Ki Nartosabdo. Penelitian ini termasuk penelitian sastra berbentuk kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data, yaitu kajian isi. Teori wacana kuasa pengetahuan Michel Foucault diterapkan dalam penelitian ini untuk melihat motif tersirat dalam cerita Arjunawiwaha. Dalam pertapaannya, Arjuna mendapat dua anugerah dewa, pertama, Pandawa akan unggul dalam perang besar Bharatayuda dan Para Pandawa akan menjadi penguasa di negara Astina; kedua, Arjuna mendapatkan anugerah Batara Guru berupa anak panah bernama Kyai Pasupati. Motif tersembunyi dalam lakon wayang Arjunawiwaha karena adanya dorongan dasar psikis manusia yang dapat ditengarai sebagai motif kekuasaan yang bersembunyi dalam motif spiritualitas. Kenaifan Arjuna yang hanya meminta kemenangan bagi Pandawa harus dibayar mahal dengan kematian anak-anak Pandawa di medan Perang. Lakon wayang Arjunawiwaha dapat memberikan pengajaran moral tentang pentingnya pengendalian diri kaitannya dengan ego atau kehendak manusia.
Analisis Perbandingan Struktural Cerbung "Kuburan Tanpa Tenger" Karya Margareth Widhy Pratiwi dengan Film Thailand "Alone" Dwi Anjani Wulan Ndari; Herlina Setyowati; Eko Santoso; Aris Aryanto
Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa Vol 10 No 2 (2022): Sutasoma: Jurnal Sastra Jawa
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sutasoma.v10i2.53816

Abstract

The purpose of this study is to describe the instrinsic elements of the serial story Kubur Tanpa Tenger and the Thailand film Alone, describe the comparison of themes in the serial story Kubur Tanpa Tenger with the Thailand film Alone, describe the comparison of the characterizations in the serial story Kubur Tanpa Tenger with the Thailand film Alone, and describe the comparison of the setting in the serial story Kubur Tanpa Tenger with the Thailand film Alone. The research method is descriptive qualitative. The data sources of this research are the serial story Kubur Tanpa Tenger by Margareth Widhy Pratiwi and the Thailand film Alone 2007. The data collection technique was obtained by the listening method followed by the note-taking technique. The data analysis technique used the diachronic comparison method. The results of the research are stories from the serial story Kubur Tanpa Tenger and the Thailand film Alone, which tells the life story of one twin sister who was terrorized by the spirit of the other twin after he died. The similarity of the contents of the two stories is what makes the intrinsic elements in the form of themes, characterizations and settings have similarities and differences, this is because these two stories come from different countries. Keywords: Comparative Literature; Serial; Films