Agus Prihanto
Universitas Negeri Surabaya

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Penyisipan Data Diagnosa Pasien Covid-19 Dalam Citra Medis Digital X-Ray Agus Prihanto; Aditya Prapanca; dedy rahman prehanto
JIEET (Journal of Information Engineering and Educational Technology) Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jieet.v4n2.p53-59

Abstract

Salah satu contoh penggunaan steganografi adalah untuk kepentingan medis yaitu penyisipan pesan diagnosa pasien kedalam citra digital hasil scan X-Ray. Kita ketahui bahwa saat ini sudah mulai banyak penggunaan citra digital karena kemudahan dalam pengelohaan data, penyimpanan dan pendistribusiannya. Untuk menjaga kerahasian hasil diagnosa pasien merupakan masalah tersendiri dalam rekam medis karena data tersebut tidak boleh diketahui oleh orang yang tidak berkepentingan. Metode konvensional biasanya menggunakan map berkas rekam medis dan dituliskan kata rahasia. Metode ini sangat rawan sekali untuk masih dapat diketahui orang yang tidak berkepentingan sehingga diperlukan perbaikan pola penyimpanan data rekam medis tersebut. Penelitian ini berfokus pada penyembuyian dan kerahasian informasi diagnosa pasien Covid-19 pada citra medis dengan teknik steganografi PVD (Pixel Value Differencing) sehingga data rekam medis pasien tetap aman dari orang-orang yang tidak berkepentingan. Ide dasar adalah citra akan diklasifikasikan dengan Tabel Contiues Range yang telah ditentukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan nilai antara 2 pixel yang saling berdekatan. Dari nilai tersebut nantinya akan ditentukan seberapa banyak bit informasi yang akan disisipkan. Dengan semakin besar selisih nilai 2 pixel yang berdekatan maka peluang penyisipan informasi tersembuyi akan semakin besar. Untuk lokasi penyisipan akan menggunakan teknik yaitu horisontal scanning. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 1) Kapasitas metode PVD lebih besar jika dbandingkan dengan metode LSB 1 Bit dengan peningkatan rata-rata 311 % (3,11 kali), 2) Kualitas gambar stego hasil PVD dan LSB 1 Bit tergolong sangat baik dengan ditunjukkan nilai PSNR > 60%, 3) Hasil analisa histogram antara gambar asli, gambar stego PVD dan gambar stego LSB 1 Bit secara kasat mata memiliki kemiripan yang cukup tinggi dan 4) Hasil penyisipan pesan dengan kriptografi memberikan keamanan lebih jika dbandingkan dengan penyisipan tanpa kriptografi.
Strategi Identifikasi Resiko Keamanan Informasi Dengan Kerangka Kerja ISO 27005:2018 Wiyli Yustanti; Anita Qoiriah; Rahadian Bisma; Agus Prihanto
JIEET (Journal of Information Engineering and Educational Technology) Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jieet.v3n2.p51-56

Abstract

Penelitian ini membahas hasil kajian penerapan ISO 27001:2013 dengan melihat aspek manajemen resiko yang diatur dalam standar ISO 27005:2018. Namun demikian , karena pada dokumen standar tidak dijelaskan secara rinci bagaimana metodologi penilaian resiko sebagai proses yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dari apa yang telah dinyatakan dalam kontrol sistem manajemen keamanan informasi (SMKI), maka digunakan pendekatan operasional dalam penilaian resiko yang disebut sebagai Factor Analysis Information Risk (FAIR). Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa dengan menggunakan metode FAIR, maka proses penilaian resiko yang ditetapkan dalam ISO 27005:2018 sebagai bentuk kelengkapan untuk SMKI klausul 6 pada ISO 27001:2013 dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Analisa Learning Rate dan Batch Size pada Klasifikasi Covid Menggunakan Deep Learning dengan Optimizer Adam Naim Rochmawati; Hanik Badriyah Hidayati; Yuni Yamasari; Hapsari Peni Agustin Tjahyaningtijas; Wiyli Yustanti; Agus Prihanto
JIEET (Journal of Information Engineering and Educational Technology) Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jieet.v5n2.p44-48

Abstract

Deep learning semakin berkembang pesat dan banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satunya bisa dimanfaatkan untuk klasifikasi image medis penderita covid. Keras adalah salah satu framework deep learning yang paling banyak digunakan. Dalam Keras, terdapat beberapa macam algoritma optimizer. Salah satunya adalah optimizer Adam. Untuk menggunakan optimizer Adam ini, perlu menentukan angka learning rate. Penentuan angka learning rate sangat penting karena salah dalam menentukan angka learning rate akan berdampak pada hasil deep learning yang dilakukan. Batch size juga salah satu hyperparameter penting dalam deep learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan beberapa learning rate dan batch size agar diketahui efek dan dampaknya pada hasil loss dan akurasi training dan validasi pada proses deep learning yang dilakukan. Ada 6 learning rate dan 3 batch size yang akan dibandingkan. Hasil yang optimal diantara 6 learning rate dalam penelitian ini adalah 0.0001 dan 0.00001. Sedangkan batch size yang paling bagus hasilnya dari tiga angka yang dibandingkan adalah batch size 5
Modifikasi Cipher Kriptografi Caesar yang Dapat Dibaca dengan Menggunakan Kamus Bahasa Indonesia Nissa Cahyaningtyas Safitri; Agus Prihanto
Journal of Informatics and Computer Science (JINACS) Vol 1 No 01 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1269.636 KB) | DOI: 10.26740/jinacs.v1n01.p34-41

Abstract

Abstrak— Saat ini kita ketahui bahwa kemajuan komunikasi telah didorong oleh perkembangan teknologi yang primitif hingga teknologi yang lebih maju, namun keamanan, keutuhan serta mutu informasi merupakan hal yang masih perlu kita perhatikan. Tentunya agar informasi tidak jatuh ke tangan orang yang tidak berkepentingan, maka menuntut perlunya diterapkan suatu mekanisme yang baik dalam mengamankan data. Oleh karena itu, dibutuhkan pengamanan agar pesan yang dikirimkan dapat terjaga kerahasiaannya sampai pada penerima. Pada kenyataannya, penggunaan kriptografi sering dapat dipecahkan/diterjemahkan oleh kriptanalis[6]. Saat kita mengetahui pola dan mengetahui konstruksi bentuk untuk memecahkan kriptografi sebenarnya cukup mudah, yaitu cukup memperhatikan susunan huruf dan kata dalam teks yang tampaknya tidak bermakna namun sebenarnya mengandung sebuah pesan tertentu. Tentunya pesan yang nampak tak bermakna tersebut membuat sesesorang curiga bahwa pesan teks tersebut sebenarnya mengandung arti tertentu [13]. Hal ini membuat kriptanalis terpicu untuk memecahkan pesan terenkripsi. Dalam penelitian ini, penulis melakukan modifikasi Caesar Cipher yaitu dengan menghasilkan ciphertext yang dapat dibaca, sehingga harapannya pesan ciphertext tersebut tidak menimbulkan kecurigaan terhadap orang asing yang tidak memiliki hak menerima pesan tersebut. Dengan mengadaptasi metode Caesar Cipher Monoalfabetik, penulis melakukan substitusi dari 3 jenis alfabet yaitu: vokal, konsonan dan huruf yang jarang digunakan, maka akan dihasilkan 70 tabel hasil substitusi yang nantinya akan dicocokan dengan Kamus Bahasa Indonesia (KBI), sehingga ciphertext yang dihasilkan dapat dibaca dan tidak menimbulkan kecurigaan.Kata Kunci— Kriptografi; Caesar Cipher Monoalfabetik; Kamus Bahasa Indonesia.
Perbandingan Efisiensi Algoritma RSA dan RSA-CRT Dengan Data Teks Berukuran Besar Sulistiyorini Sulistiyorini; Agus Prihanto
Journal of Informatics and Computer Science (JINACS) Vol 1 No 02 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.183 KB) | DOI: 10.26740/jinacs.v1n02.p84-90

Abstract

Abstrak— RSA (Rivest Shamir Adleman) merupakan algoritma asimetris yang paling banyak digunakan dalam kriptografi. Dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa proses RSA memakan waktu yang cukup lama. Untuk mempercepat waktu proses dari RSA dilakukan penambahan suatu algoritma CRT (Chinese Remainder Theorem) untuk mengurangi perhitungan aritmatika modular dengan modulus besar dalam RSA yang disebut RSA-CRT. Dalam penelitian ini penulis akan membandingkan dua algoritma asimetris yaitu RSA (Rivest Shamir Adleman) dengan modifkasi RSA yaitu RSA-CRT (Rivest Shamir Adleman-Chinese Remainder Theorem) pada data teks berukuran besar dari segi efisiensi waktu. Algoritma RSA dan RSA-CRT digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi suatu data teks berukuran 5 mb, 10 mb, 15 mb dan 20 mb untuk dibandingkan efisiensi waktu atau segi kecepatan prosesnya. Hasil pengujian waktu dari penilitian ini menunjukkan bahwa nilai waktu dari proses enkripsi antara algoritma RSA dan RSA-CRT tergolong sama sebab kunci publik yang digunakan rumusnya memang sama. Sedangkan dari proses dekripsi menunjukkan bahwa algoritma RSA-CRT lebih cepat dari pada algoritma RSA biasa. Dari pengujian kecocokan kunci menunjukkan bahwa kunci yang bangkitkan dan digunakan untuk proses enkripsi dekripsi harus berpasangan antara kunci publik dan kunci privatnya. Hasil pengujian ukuran file dari proses enkripsi mengalami kenaikan dengan rata-rata 42.757 kb, sedangkan dari proses dekripsi berkurang dengan rata-rata 0,007 kb dikarenakan terdapat karakter yang tidak dikenali sistem yaitu simbol bullets list yang mengakibatkan file tidak dapat kembali 100% seperti semula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam proses dekripsi suatu data teks berukuran besar algoritma RSA- CRT memiliki efisiensi waktu 50% dibandingkan dengan algoritma RSA biasa.Kata Kunci— Algoritma Elgamal, Kriptografi, Enkripsi, Dekripsi, Gambar Warna.
Penerapan Algoritma Kriptografi Asimetris Elgamal dengan Modifikasi Pembangkit Kunci terhadap Enkripsi dan Dekripsi Gambar Warna Nonik Indahwati; Agus Prihanto
Journal of Informatics and Computer Science (JINACS) Vol 1 No 02 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.813 KB) | DOI: 10.26740/jinacs.v1n02.p97-103

Abstract

Abstrak— Perkembangan yang terjadi pada teknologi digital diikuti pula dengan perkembangan perilaku pada masyarakat yang dengan mudahnya menciptakan data maupun mengakses data pada media digital, kemudahan menggunakan media digital untuk mendokumentasikan momen dalam bentuk foto maupun video. Hal tersebut bukan hanya menimbulkan sebuah peluang dalam pengembangan aplikasi, namun juga akan membuka peluang adanya ancaman terhadap manipulasi, perusakan hingga pencurian data tersebut. Pentingnya nilai dari data dan informasi mengakibatkan data hanya boleh diakses oleh orang tertentu, apalagi jika data dan informasi tersebut merupakan aset bernilai yang diharuskan untuk dilindungi dengan perlindungan yang aman. Pada keamanan jaringan sangat diperlukan untuk menanggulangi ancaman pencurian data tersebut sehingga membutuhkan sebuah penerapan mekanisme keamanan jaringan menggunakan teknik-teknik penyandian. Penelitian ini mencoba untuk membuat sistem yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi gambar warna yang menggunakan algoritma asimetris elgamal dengan modifikasi pada pembangkit kunci. Adapun metode yang digunakan adalah algoritma elgamal.Pada penelitian ini algoritma elgamal dengan modifikasi pembangkit kunci mampu dengan baik memproses enkripsi dan dekripsi pada gambar warna. Perbandingan antara gambar asli dan gambar yang telah dienkripsi menggunakan PSNR (Peak Signal Noise Ratio). Secara keseluruhan sistem yang dihasilkan dari penelitian ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai dalam melakukan enkripsi dan dekripsi. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses bergantung pada ukuran file serta untuk proses enkripsi lebih lama dibandingan dengan waktu yang dibutuhkan untuk proses dekripsi. Hasil perbandingan dari gambar yang diuji coba menghasilkan beberapa perbedaan yaitu gambar asli dengan gambar setelah dienkripsi terdapat perbedaan, sedangkan perbandingan gambar asli dengan gambar setelah didekripsi tidak terdapat perbedaan.Kata Kunci— Algoritma Elgamal, Kriptografi, Enkripsi, Dekripsi, Gambar Warna.
Penerapan Algoritma Least Significant Bit Untuk Menyembunyikan Vigenere Cipher Text pada Citra Digital Fino Ardiansyah Prayudi; Agus Prihanto
Journal of Informatics and Computer Science (JINACS) Vol 1 No 03 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.012 KB) | DOI: 10.26740/jinacs.v1n03.p144-149

Abstract

Abstrak— Pengamanan data menggunakan metode kriptografi bersifat mengacak pesan sehingga tidak mudah dimengerti, namun masih menimbulkan kecurigaan sedangkan Steganografi merupakan seni menyembunyikan informasi sehingga tidak terlihat dengan tanpa mengacak informasi tersebut. Penelitian ini bertujuan menyisipkan pesan yang dienkripsi dengan vigenere cipher dengan metode penyisipan 2 bit LSB (Least Significant Bit) pada cover gambar RGB. Hasil pengujian PSNR pada media cover gambar dengan 3 jenis yaitu: gambar background, gambar alam dan gambar rongsen dengan penyisipan data teks berukuran 10kb, 50kb, 100kb, 340kb menunjukkan bahwa PSNR pada gambar background rata-rata 51,8 persen, gambar alam rata-rata 50,6 persen, dan pada gambar rongsen rata-rata 50,7 persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode 2 LSB (Least Significant Bit) yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori bagus atu baik karena nilai PSNR > 40 persen. Kata Kunci— Kriptografi, Steganografi, Vigenere Cipher, Least 2 LSB, RGB, PSNR.
Penerapan Steganografi dengan Menggunakan Metode Least Significant Bit (LSB) dan Pixel Value Differencing (PVD) pada Citra Warna Zaim Nabil Alif Tirta Putra; Agus Prihanto
Journal of Informatics and Computer Science (JINACS) Vol 1 No 03 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.736 KB) | DOI: 10.26740/jinacs.v1n03.p165-173

Abstract

Abstrak - Steganografi merupakan teknik penyembu-nyian pesan kedalam suatu media telah menjadi salah satu Teknik yang banyak digunakan dalam melakukan keamanan terhadap pesan, karena pada zaman modern seperti sekarang ini keamanan suatu informasi menjadi isu yang penting. Sebuah informasi akan menjadi sangat penting untuk dijaga kerahasiaannya apabila hal tersebut berkaitan dengan bisnis maupun keamanan negara. Pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pesan dan sekaligus berusaha menjaga kulitas gambar dengan menggabungkan metode LSB (Least Significant Bit) untuk 2 pixel yang memiliki perbedaan nilai rendah dan metode PVD (Pixel Value Differencing) untuk 2 pixel yang memiliki perbedaan nilai tinggi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa setelah dilakukan perbandingan kapasitas metode yang diusulkan memiliki kapasitas lebih tinggi dari pada metode single PVD dengan angka peningkatan berada diantara 280-300 kb. Sedangkan pada pengujian PSNR diperoleh hasil bahwa metode yang diusulkan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan metode single PVD dengan rata-rata selisih 1 (dB). Kata Kunci— Steganografi, Least Significant Bit (LSB), Pixel Value Differencing (PVD).
Peningkatan Kapasitas Pesan Tersembunyi dengan Tetap Menjaga Kualitas Gambar Menggunakan 4 Pixel Value Differencing (4 PVD) pada Citra Grayscale Umar Faruk; Agus Prihanto
Journal of Informatics and Computer Science (JINACS) Vol 2 No 02 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.179 KB) | DOI: 10.26740/jinacs.v2n02.p105-112

Abstract

Steganografi merupakan sebuah teknik penyisipan pesan ke dalam media, dimana media yang sering digunakan dalam penyisipan pesan yaitu citra digital, video dan audio. Dalam perkembangannya teknik Steganografi yang banyak digunakan dan dikembangkan untuk ruang lingkup pesan rahasia, metode yang sering digunakan dalam penyisipan pesan diantaranya Pixel Value Differencing (PVD) dan Last Significant Bit (LSB). Pada penelitian sebelumnya hanya berfokus pada peningkatan kapasitas atau hanya berfokus pada peningkatan kualitas citra, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pengembangan dari peneliti sebelumnya dengan menggunakan metode 4 Pixel Value Differencing (4 PVD), metode yang diusulkan oleh peneliti merupakan pengembangan dari metodePerbedaan Nilai Piksel (PVD). Dengan menggunakan 4 PVD selain dapat meningkatkan kapasitas penyisipan juga tetap memperhatikan kualitas citra dari media yang disisipkan. Penelitian ini menggunakan citra digital sebagai media penyisipan, citra yang digunakan dalam menyisipkan pesan berupa citra grayscale , alasan yang dipilihnya citra grayscale oleh peneliti dalam penyisipan sebuah pesan karena citra grayscale dalam perubahan nilai RGB turut berubah sehingga perubahan terhadap citra tersebut tidak terlalu mencolok. Dalam proses penggunaan metode 4 Pixel Value Differencing menggunakan 5 piksel, piksel pertama digunakan sebagai patokan dari metode piksel lainnya ini untuk pengujiannya menggunakan PSNR dan Kapasitas.Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode 4 PVD memiliki citra tersembunyi yang lebih besar dari metode PVD dengan peningkatan angka 602,24% - 873,66%, namun kualitas metode 4 PVD lebih rendah jika dibandingkan dengan metode PVD dengan penurunan angka 5,32% - 10, 5%. Kata Kunci— Steganografi, 4 PVD, Kapasitas Pesan, Kualitas Citra, Citra Grayscale.
Analisis Kualitas Suara Stego Audio Penyisipan Informasi Tersembunyi dengan Metode Least Significant Bit Agitiya Dwi Hendrata; Agus Prihanto
Journal of Informatics and Computer Science (JINACS) Vol 2 No 03 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.534 KB) | DOI: 10.26740/jinacs.v2n03.p178-184

Abstract

Abstrak—Keamanan data telah menjadi kebutuhan dalam komunikasi pada era yang sudah serba digital. Teknik mengamankan data dapat dilakukan pada lintasan komunikasi data maupun dari data yang dikirimkan. Saat ini telah banyak berkembang teknik yang dapat digunakan untuk mengamankan data yang dikirimkan, salah satunya adalah teknik steganografi. Steganografi merupakan teknik mengamankan data dengan cara menyisipkan pesan utama kedalam sebuah media. Sehingga, pengirim dan penerima akan tampak seperti berkirim file biasa. Kelebihan teknik steganografi dibandingkan dengan teknik mengamankan data lainnya, seperti enkripsi dan watermarking adalah, pihak selain pengirim dan penerima kemungkinan besar tidak menyadari bahwa terdapat pesan rahasia di dalam suatu file yang dikirimkan. Teknik steganografi dapat dilakukan pada semua jenis media pembawa (audio, video, dan audio video) dengan berbagai jenis pesan rahasia (text, audio, video, dan audio video). Teknik steganografi yang diterapkan pada media pembawa berupa audio dinilai lebih sulit karena Human Auditory System dianggap sebagai indera yang paling peka pada manusia. Sehingga pada penerapannya, dibutuhkan algoritma yang dapat menghasilkan perbedaan paling kecil pada file hasil steganografi. Algoritma Least Significant Bit (LSB) dianggap sebagai algoritma yang paling sederhana dan mudah dalam penerapannya. Steganografi dengan LSB ini dilakukan dengan mengganti bit paling kanan (20) dari media pembawa dengan bit pesan rahasia. Perubahan pada bit yang dinilai kurang signifikan akan membuat hasil steganografi tidak jauh berbeda dengan file asli. Pada penelitian ini, dibangun sebuah sistem yang menerapkan algoritma LSB untuk menyisipkan pesan rahasia bertipe txt kedalam file audio WAV. Melalui pengamatan nilai PSNR dan MSE setelah menyisipkan pesan berukuran 50% dari kapasitas maksimal menghasilkan audio dengan rata-rata nilai PSNR sebesar 56.3571 dB dan rata-rata nilai MSE sebesar 0.15044, sedangkan rata-rata nilai PSNR setelah penyisipan pesan dengan ukuran maksimal adalah 53.2277 dB dan rata-rata nilai MSE sebesar 0.3092. Penyisipan pesan kedalam audio tidak banyak mempengaruhi kualitas signal audio, dibuktikan dengan perbandingan grafik signal audio asli dengan grafik signal audio hasil stego-audio yang hamir serupa. Kata Kunci — Steganografi, Audio, WAV, LSB, PSNR, MSE