Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Hermeneutika Pesantren: Eksplorasi atas Pandangan Kyai Pesantren Terhadap Hermeneutika Sebagai Manhaj Tafsir Abdul Wahab
Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Asosiasi Ilmu Alqur'an dan Tafsir se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6915.766 KB) | DOI: 10.32495/nun.v2i2.58

Abstract

Penelitian sederhana ini berawal dari fakta yang menyebutkan bahwa kajian tafsir–apalagi tafsir kontemporer—di dunia pesantren belum sedominan fiqh, tasawuf dan ilmu alat, maka penulis beranggapan bahwa minimnya karya atau penelitian yang berkonsentrasi pada kajian dan respon pesantren terhadap tafsir kontemporer berawal dari sikap spekulasi “kebanyakan orang” yang menganggap bahwa kebanyakan pesantren tidak mengkaji apalagi merespon pemikiran tafsir kontemporer, sehingga penelitian tentang tafsir kontemporer dilingkungan pesantren dinilai sebagai penelitian yang sia-sia. Akan tetapi tidak demikian bagi penulis, karena penulis menemukan tidak sedikit kyai, ustadz atau pimpinan pesantren yang secara intens dalam pengajian tafsir yang mereka lakukan selalu menyinggung dan merespon isu-isu kontemporer. Spekulasi tersebut berlanjut ketika kebanyakan kyai menolak hermeneutika sebagai manhaj tafsir, dibuktikan dengan penolakan para kyai terhadap hermeneutika sebagai salah satu metode istinbāṭ al-ḥukm dalam komisi bahtsul masa’il pada Muktamar NU XXXI di Boyolali, Solo. Akan tetapi dari penelitian ini, didapatkan data bahwa pesantren memiliki potensi yang luar biasa dalam pengembangan tafsir kontemporer termasuk kebijakan para kyainya dalam merespon hermeneutika sebagai manhaj tafsir. Pada intinya adalah kecerdasan dalam memilah, mana konsep hermeneutika yang dapat digunakan dalam penafsiran Alquran dan mana yang tidak dapat digunakan, sehingga persandingan hermeneutika dengan berbegai manhaj tafsir yang telah digagas oleh para ulama Alquran bahkan semakin memperkaya khazanah kajian Alquran di pesantren.
Program Pelatihan Jurnalistik Sekolah di MA NU Tengguli Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Murniati Murniati; Khoirul Muslimin; Abdul Wahab; Mahfudlah Fajrie
Journal of Dedicators Community Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.546 KB) | DOI: 10.34001/jdc.v3i2.868

Abstract

The journalistic school service activities were carried out at MA NU Tengguli. This school has students who have the potential to write, both writing short stories, poetry, and poetry but are not structured and do not meet the standard rules of writing. Besides the ability to write news or opinions and articles not yet seen. The aim of this services is to increase the journalism skill of the students there. Based on the analysis, the activities carried out are 1) News writing training; 2) Training on making press releases; 3) Training on layout and editing of scripts. The results obtained are 1) Students are able to arrange interview questions and write in the form of reportage; 2) students are able to make news; 3) students are able to make press releases and understand the functions of public relations; 4) students are able to make simple layouts for wall magazines and do editing of scripts.
PROGRAM RPJPD DALAM MEWUJUDKAN KOTA SAMARINDA SEBAGAI KOTA METROPOLITAN Mahfudlah Fajrie; Abdul Wahab; Durrotul Maghfiroh
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/an-nida.v13i1.2174

Abstract

The RPJPD program in realizing the city of Samarinda as a metropolitan city is the third stage of long-term regional development by the mandate of regional regulation no.4 of 2005 concerning the regional long-term development plan (RPJPD) of Samarinda city for 2005-2025. The VISION of this programming in the 2016-2021 period is to realize Samarinda as a competitive and environmentally friendly metropolitan city. The relationship between elements of the VISION of the city of Samarinda with sustainable development is seen from three important aspects, namely social aspects, economic aspects, and environmental aspects. The MISSION and nine priority agendas that emphasize governance, strengthen Samarinda city finances, create a livable city space, strengthen the service and trade sector as a leading sector, create Samarinda city people who are characterized, healthy, smart, and have national competitiveness and international life and create a harmonious, cultural, and religious climate of life for the people of Samarinda City. Keywords: Development, Metropolitan City, Long Term Program Progaram RPJPD dalam mewujudkan kota Samarinda sebagai kota metropolitan merupakan tahap ketiga pembangunan jangka panjang daerah yang sesuai dengan amanat peraturan daerah no.4 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) kota Samarinda tahun 2005-2025. VISI dari pemrograman ini dalam periode 2016-2021 adalah untuk mewujudkan kota Samarinda sebagai kota metropolitan yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan. Keterkaitan elemen VISI kota Samarinda dengan pembangunan berkelanjutan ini dilihat dari tiga aspek penting, yaitu aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Adapun MISI dan sembilan agenda prioritas yang menekankan pada tata kelola pemerintahan, memantapkan keuangan kota Samarinda, mewujudkan ruang kota yang layak huni, memantapkan sektor jasa dan perdangan sebagai sektor unggulan, mewujudkan masyarakat kota Samarinda yang berkarakter, sehat, cerdas, serta berdaya saing nasional dan internasional dan mewujudkan iklim kehidupan masyarakat kota Samarinda yang harmoni, berbudaya, dan religius. Kata Kunci : Pembangunan, Kota Metropolitan, Program Jangka Panjang
KOMUNIKASI MULTIKULTUR ANTAR SANTRI JAWA DAN MADURA DI PONDOK PESANTREN AMTSILATI JEPARA Mahfudlah Fajrie; Abdul Wahab; Durrotul Maghfiroh
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/an-nida.v13i1.2175

Abstract

The intercultural life of female students at the Darul Falah Amtsilati Bangsri Islamic Boarding School in Jepara occurs almost every day, cultural differences in them lead to differences in social interaction and communication. With a research focus on Javanese and Madurese female students, this study uses qualitative methods, data collection by observation, interviews, and documentation. Data analysis with interactive Miles Huberman. The results obtained in this study are that the intercultural communication behavior of female students in Islamic boarding schools in communicating using verbal (Indonesian) and non-verbal language (facial expressions, gestures). Mutual openness, understanding in the process of social interaction between Javanese and Madurese santri does not show discrimination, prejudice, or ethnocentrism. So, communication behavior and social interaction in intercultural communication are interrelated, both of which become a glue tool for students including caregivers with cultural differences, language makes intercultural communication effective. Keywords: intercultural communication, santri, social interaction. Kehidupan antarbudaya santri putri di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati Bangsri Jepara terjadi hampir setiap hari, perbedaan budaya pada mereka menimbulkan perbedaan pula dalam melakukan interaksi sosial dan berkomunikasi. Dengan fokus penelitian santri putri jawa dan madura, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan interaktif Miles Huberman. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa perilaku komunikasi antar budaya pada santri putri di Pondok Pesantren dalam berkomunikasi menggunakan bahasa verbal (bahasa Indonesia) dan non verbal (ekspresi wajah, gerak tubuh). Sikap saling terbuka, memahami dalam proses interaksi sosial antara santri Jawa dan Madura tidak menunjukkan diskriminasi, prasangka, maupun etnosentrisme. Jadi, perilaku komunikasi dan interaksi sosial dalam komunikasi antar budaya ini saling berhubungan, keduanya menjadi alat perekat para santri termasuk juga dengan pengasuh dengan perbedaan budaya, bahasa menjadikan terjalinya komunikasi antar budaya efektif. Kata Kunci: komunikasi antarbudaya, santri, interaksi sosial
ANALISIS METODE DAKWAH DALAM FILM AYAT-AYAT CINTA 2 Abdul Wahab; Nurul 'Ainin Nafi'ah
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.95 KB) | DOI: 10.34001/an.v12i1.1212

Abstract

Ayat-Ayat Cinta 2 the movie is a continuation of the previous film, Ayat-Ayat Cinta. This religious genre film is an adaptation of a novel by Habiburrahman El Shirazy with the same title. This research was conducted to examine the Analysis of Da'wah Method conducted by Fahri in Ayat-Ayat Cinta 2 the movie. This study uses a type of qualitative research with Roland Barthes's semiotic analysis method that examines the meaning of denotation, connotation and myth. The data collection technique used is documentation by analyzing scenes and dialogs on film scene footage. From the results of this study, it was found that the method of da'wah in Ayat-Ayat Cinta 2 the movie is the method of bil hikmah, bil mauidzah hasanah, mujadalah and exemplary (demonstration). The dominant method of da'wah is the da'wah method of wisdom and example (demonstration). Keywords : Method of Da'wah, Movie, Roland Barthes's Semiotic Film Ayat-ayat Cinta 2 merupakan kelanjutan dari film sebelumnya, Ayat-ayat Cinta. Film yang bergenre religi ini merupakan film adaptasi dari novel karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama. Penelitian ini dilakukan untuk menelaah tentang Analisis Metode Dakwah yang dilakukan oleh Fahri dalam Film Ayat-Ayat Cinta 2. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotik Roland Barthes yang mengkaji makna denotasi, konotasi dan mitos. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dengan cara menganalisa adegan dan dialog pada cuplikan scene film. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa metode dakwah dalam film Ayat-ayat Cinta 2 yaitu metode bil hikmah, bil mauidzah hasanah, mujadalah dan keteladanan (demonstrasion). Adapun metode dakwah yang dominan adalah metode dakwah bil hikmah dan keteladanan (demonstrasion). Kata Kunci : Metode Dakwah, Film, Semiotik Roland Barthes
Konsep Pernikahan Dan Keluarga Ideal Dalam Pandangan Hadratusy Syaikh KH.Hasyim Asy`ari ; Telaah Terhadap Risalah Dlau`al-Mishbah fi Bayani Ahkam al-Nikah Abdul Wahab Wahab
Isti`dal : Jurnal Studi Hukum Islam Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/istidal.v2i2.639

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk membedah pemikiran Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari mengenai konsep pernikahan dan keluarga ideal dalam risalahDlau' al-Misbahfi Bayani Ahkam al-Nikah. Untuk lebih mendalami isi dari risalah tersebut, artikel ini menggali aspek teknis penulisannya, yakni meliputi latar belakang serta sistematika penulisannya. Dalam pemikahan, banyak hal yang harus diperhatikan agar tujuan dan esensi sebuah pernikahan dapat diwujudkan. Namun, masih banyak dari masyarakat yang belum begitu paham apa tujuan dan esensi dari pernikahan itu sendiri. Inilah yang kemudian menggerakkan hasrat Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari menulis sebuah risalah kecil yang diberi nama Dlau' al-Misbah fi Bayani Ahkam al-Nikah. Tulisan ini menghasilkan kesimpulan bahwa risalah ini memuat tiga ranah kajian. Pertama, ranah kajian sosial, yaitu berisi tentang bagaimana membangun interaksi yang ideal dalam masyarakat yang diawali dari pembangunan keluarga yang ideal. Kedua, ranah kajian hadits, karena risalah ini dalam setiap ulasannya, terutama bab pertama dan penutup, diperkaya dengan hadits-hadits Nabi. Dan ketiga, ranah kajian fiqh, karena risalah ini terutama bab dua- menjelaskan rukun-rukun yang harus dipenuhi dalam pernikahan dengan analisis fiqh.
TREN SOSIO-SUFISTIK DALAM TAFSIR JAWA: (Pemikiran dan Tren Tafsir Kiai Saleh Darat Semarang Dalam Kitab Faidl al-Rahman) Abdul Wahab
Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat Vol. 15 No. 2 (2019): Juli - Desember 2019
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.465 KB) | DOI: 10.24239/rsy.v15i2.487

Abstract

Tafsir Faidl al-Rahma>n is a work of tafsir written by one of the archipelago scholars of the namely Kiai Saleh Darat, this tafsir is written using the Java language and Arabic pegon script, the goal, in addition as a mean of communication between writers and readers who are Javanese, Java language and the writing of this pegon is also a symbol of resistance against the invaders. The method used in Tafsir Faidl-al-Rahma>n is the analytical method (tah}li>li>) with the Sufistic genre or isya>ri, the Sufistic genre promoted by Kiai Saleh is very unique, because Kiai Saleh is very firm in holding principle, ie incompatibility with the Sufistic genre which is symbolic, even the genre of Sufistik that is carried by Kiai Saleh can be said as "socio-sufistik" genre, which means the nuances of sufistik contained in his tafsir always associated with the dynamics of social life that is pervasive and always applicable in the midst of social life in order to form moral religious society towards the realization of the whole human being (insa>n ka>mil). Interpreted verses are presented with a comprehensive meaning and then are explained by using the meaning of isya>ri contained in certain verses. Tradition history and also interteks also colored nuances in the interpretation of one of the scholars of this very inspiring archipelago. By using the hermeneutic approach, this research was conducted to reveal deeper thoughts and genres of Kiai Saleh's commentary in the book Faidl al-Rahma>n. A very proud and extraordinary academic work.
Kurikulum Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Berbasis Wasathiyah Abdul Wahab; Muslih Hidayat; Ahmad Saefudin; Dian Rahmawati
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 04 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i04.4440

Abstract

This article discusses the curriculum content based on wasathiyah (moderation) in Nahdlatul Ulama (NU) College. This study uses a qualitative research approach, relying on documentation, observation, and surveys. The research identifies the content of wasathiyah values in the PAI Unisnu Jepara’s curriculum and explains values are internalized in the teaching process. The study finds that the content of wasathiyah values supporting the university curriculum includes tolerance (tasamuh), democracy (syura), peace (islah), nationalism (muwathanah), moderation (tawassuth), and respect for tradition and culture (i'tiraf bi al-'urf). These values are instilled through the use of cooperative learning methods. The results is confirm that NU, as a representation of moderate Muslim organizations in Indonesia, prioritizes the principle of religious moderation. NU has resolved the relationship between religion and the state. By adhering to the principle of muwathanah, Indonesia, based on Pancasila, is final and cannot be replaced by any other ideology, including Islamism. This study has important implications for education and Indonesian society. Wasathiyah-based education can help promote the formation of tolerant, democratic, peaceful, nationalist, moderate, and respectful characters. In addition, wasathiyah education can strengthen Indonesia as a country based on Pancasila and prevent society from radicalism