Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN JENIS LAMUN DI PERAIRAN DESA MANDIRI KABUPATEN PULAU MOROTAI Sandra Hi Muhammad; Djainudin Alwi; Mahrudin Fang
Aurelia Journal Vol 3, No 1 (2021): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v3i1.10513

Abstract

Lamun merupakan salah-satu ekosistem yang sangat tinggi produktivitas organiknya, lamun juga memiliki manfaat secara ekonomi dan ekologis.  Fungsi lamun tidak banyak dipahami, banyak padang lamun yang rusak oleh berbagai aktivitas manusia terutama penangkapan ikan, pengerukan, penambangan pasir dan sebagainya. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dirasa masih kurang untuk dijadikan sebagai rujukan untuk menggambarkan potensi sumberdaya lamun di Kabupaten Pulau Morotai. Olehnya itu perlu  kiranya dilakukan penelitian ini sebagai tambahan informasi dan data potensi bagi pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut terutama ekosistem  lamun secara berkelanjutan terutama dari aspek ekologinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman jenis lamun. Penelitian ini dilaksanakan di perairan desa Mandiri Kabupaten Pulau Morotai dimulai pada bulan Januari-Februari 2021 menggunakan metode transek kuadrat. Analisis data indeks ekologi meliputi; komposisi jenis dan indeks keanekareagaman (Shannon-Winner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis lamun paling tinggi persentasenya yaitu Cymodocea rotundata ditemukan disemua stasiun yaitu stasiun I sebesar (94%), stasiun II (84 %) dan stasiun III (72%). Indeks keanekaragaman jenis (H') lamun yang ditemukan pada stasiun I yaitu (0,22), stasiun II (0,58), dan stasiun III yaitu (0,59) menunjukan bahwa nilai indeks keanekaragaman lamun di lokasi penelitian termasuk kategori rendah.
POLA SEBARAN DAN INDEKS EKOLOGI TERIPANG DI PERAIRAN ARMY DOCK DESA PANDANGA KABUPATEN PULAU MOROTAI Nurafni Nurafni; Sandra Hi Muhammad; Nurilfa Sari Kurung
Aurelia Journal Vol 1, No 2 (2020): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v1i2.8952

Abstract

Teripang atau yang lebih dikenal dengan timun laut merupakan salah satu organisme dari filum echinodermata kelas Holothuroidea. Teripang (Holothuroidea) dapat di temukan atau dijumpai di seluruh perairan pantai mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola Sebaran dan Indeks Ekologi Teripang di perairan Desa Pandanga Kabupaten Pulau Morotai.Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2019 dengan menggunakan Metode Transek Kuadrat. Dimulai dengan pengambilan data teripang di Perairan Army Dock Desa Pandanga Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai.Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan formula pola distribusi internal dan indeks ekologi keanekaragaman jenis, indeks dominasi, indeks kemerataan). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai keanekaragam stasiun I sampai III (0,68-0,90), kemerataan 0.618-0,985 dan dominasi 0,69-0,564. Penyebaran teripang pada semua stasiun penelitian menunjukkan pola penyebaran bersifat mengelompok dengan nilai >1.
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS PADA EKOSISTEM MANGROVE DESA DARUBA PANTAI KABUPATEN PULAU MOROTAI Djainudin Alwi; Sandra Hi. Muhammad; Henderson Herat
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.899 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.64-77

Abstract

Ekosistem mangrove berperan sebagai habitat berbagai jenis satwa, salah satunya yaitu makrozoobenthos. Makrozoobenthos berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, Makrozoobenthos merupakan makanan alami bagi berbagai satwa perairan yang berukuran besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan makrozoobenthos dan menganalisis struktur komunitas makrozoobenthos di kawasan ekosistem mangrove Daruba Pantai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019 yang berlokasi di kawasan Mangrove Desa Daruba Pantai. Pengambilan data menggunakan metode sampel kuadrat (Quadrat Sampling) dengan ukuran plot 1x1 m2. Metode analisis data menggunakan analisis indeks ekologi seperti kelimpahan individu, kelimpahan relatif, keanekaragaman jenis, keseragaman dan dominasi. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan individu makrozoobenthos tertinggi berada pada stasiun ke I yaitu 33,333 (Ind/m2) dan terendah berada di stasiun I dan II yaitu Polymesoda bengalensis 1,111 (Ind/m2). Sedangkan Kelimpahan Relatif tertinggi ada di stasiun II yaitu Episesarma (0,200 %) dan terendah ada di stasiun I dan II yaitu Polymesoda bengalensis (0,007 %). Hasil analisis indeks ekologi Keanekragaman (H’) stasiun I yaitu (2,146), stasiun II (2,158) dan stasiun III (2,131) termasuk dalam kategori sedang. Indeks Keseragaman (E) pada stasiun I berkisar (0,895), stasiun II (0,900), sedangkan pada stasiun III (0,925) termasuk dalam kategori tinggi. Indeks Dominasi pada stasiun I yaitu (0,132), stasiun II (0,132) dan pada stasiun III yaitu (0,130) termasuk dalam kategori rendah.THE DIVERSITY AND ABUNDANCE OF MACROZOOBENTHOS IN MANGROVE ECOSYSTEMS AT DARUBA VILLAGE COASTAL PULAU MOROTAI REGENCY. Mangrove ecosystems play a role as a habitat for various species of animals, one of which is macrozoobenthos. Macrozoobenthos acts as the primary consumer and some have a role as secondary consumers or consumers who occupy a higher place. In general, Macrozoobenthos is a natural food for a variety of large aquatic animals. This research aims to analyze the abundance of macrozoobenthos and analyze the structure of the macrozoos community in the area of the Daruba Coastal mangrove ecosystem. This research was conducted from November to December 2019 located in the Mangrove area of Daruba Pantai Village. Retrieval of data using the method of quadratic sampling (Quadrat Sampling) with a plot size of 1x1 m2. Data analysis methods use ecological index analysis such as individual abundance, relative abundance, species diversity, uniformity, and dominance. The results showed the highest abundance of macrozoobenthos individuals were at a station I which was 33,333 (Ind / m2) and the lowest was at stations I and II namely Polymesoda bengalensis 1.111 (Ind / m2). While the highest relative abundance in at station II, Episesarma (0.200%) and the lowest are at a station I and II, Polymesoda bengalensis (0.007%). The results of the analysis of the Ecological diversity index (H ') of Station I, namely (2,146), Station II (2,158) and Station III (2,131) are included in the medium category. The Uniformity Index (E) at a station I ranges (0.895), station II (0.900), while at station III (0.925) is included in the high category. The Domination Index at a station I (0.132), station II (0.132) and at station III (0.130) are in a low category.
Pelatihan Diversifikasi Produk Ikan Tuna untuk meningkatkan Kreativitas Masyarakat di Desa Kolorai Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai Septiana Sulistiawati; Asy’ari Asy’ari; Rinto M Nur; Iswandi Wahab; Titien Sofiati; Djainudin Alwi; Kismanto Koroy; Nurafni Nurafni; Sandra Hi Muhammad
Journal Of Khairun Community Services Vol 1, No 2 (2021): Journal Of Khairun Community Services
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jkc.v1i2.3731

Abstract

The meat of tuna, cobs, cakalang are raw materials that can be processed into food products such as meatballs, nuggets, sausages, and other processed. Surimi is used as an intermediate material in the processing diversification of products from dark red fleshy fish commodities such as tuna, cobs, and cakalang. Community service activities were held in June 2021 at Kolorai Village Hall of South Morotai District of Morotai Island Regency. The implementation of devotional activities through 3 stages includes preparation, socialization, and training—community service activities in the form of training in processing diversification of tuna products. The training begins with socialization aimed at transferring knowledge to participants about principles, procedures, materials, equipment, and factors that affect the processing of fishery products. The core activities of this equipment are carried out in the form of direct training in the form of practice of making nugget products, dragon legs, and empek-empek. Together with the team, the speaker introduces and explains the ingredients used in the manufacture of the product. Then start making the product in order from processed fish into nuggets, dragon legs, and chips. This activity lasts for 1x24 hours and ends with the provision of parcels of processing materials for trainees.
Pengaruh Perbedaan Umpan Buatan (Artificial bait) Terhadap Hasil Tangkapan Dengan Pancing Coping (Hand line) Di Perairan Desa Daeo Majiko Kabupaten Pulau Morotai Djainudin Alwi; Sandra Hi Muhammad
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v2i2.1422

Abstract

Secara umum nelayan di Kabupaten Pulau Morotai dalam memanfaatkan sumberdaya ikan masih bersifat tradisional, rata-rata nelayan masih mengunakan alat tangkap yang sederhana dengan menggunakan umpan alami sebagai pemikat ikan dalam operasi penangkapan ikan tuna dan cakalang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengembangan teknologi perikanan tangkap yang ramah lingkungan. Sementara manfaat lain yang ingin diperoleh yaitu memberikan informasi kepada nelayan tentang penggunaan umpan buatan (artificial bait) sebagai umpan alternatif, untuk itu tujuan penelitian ini yaitu; 1) Membandingkan hasil tangkapan ikan berdasarkan jenis umpan buatan yang digunakan dan; 2) Mempelajari pengaruh perbedaan jenis umpan buatan terhadap hasil tangkapan dengan pancing coping (hand line).Penelitian ini berlokasi di Perairan Desa Daeo Majiko Kabupaten Pulau Morotai. Waktu pelaksanaan pada bulan Juni-September 2019.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental fishing yaitu pembuatan perlakuan yang diujicobakan untuk memperoleh informasi tentang persoalan yang diteliti. Data dianalisis dengan menggunakan analisis keragaman ANOVA satu arah (one way anova),analisis respon yang dilihat ialah nilai rata-rata dari pengulangan setiap perlakuan.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 5 jenis ikan yang tertangkap selama operasi penangkapan yakni; tuna sirip kuning (Thunus albacares),cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis thazard), selayang (Elagatis bipinnulata) dan Lemadang (Coryphaena hippurus). Jumlah total hasil tangkapan pada masing-masing perlakuan selama penelitian menunjukkan bahawa perlakuan UB1(Almunium) relatif lebih banyak yaitu sebesar 348 kg dibandingkan dengan 2 (dua) perlakuan lainnya masing-masing UB2 (serat sutera) sebesar 292 kg dan UB3(Kepingan CD) sebesar 128 kg. Hasil uji ANOVA satu arah (one way anova) menunjukan bahwa perbedaan umpan buatan berpengaruh nyata terhadap jumlah berat hasil tangkapan.Kata kunci : Umpan buatan , pancing coping, hasil tangkap
Keanekaragaman Echinodermata di Perairan Pulau Ngele Ngele Kecil, Kabupaten Pulau Morotai Nurafni Nurafni; Sandra Hi Muhammad; Ikbal Sibua
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v2i2.1427

Abstract

Echinodermata merupakan hewan invertebrata yang memiliki duri pada permukaan kulit, filum ini terbagi atas lima kelas yaitu Bintang laut (Asteroidea), Bintang mengular (Ophiuroidea), Teripang (Holothuroidea) Bulu babi (Echinoidea) dan Lili laut (Crinoidea).. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman Echinodermata diperairan Pulau Ngele-Ngele Kecil. penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2017 – Januari 2018 dengan menggunakan metode Transek Kuadrat. Penarikan contoh sampling berdasarkan keberadaan Echinodermata dan ditentukan sebanyak 4 stasiun penelitian. Hasil perhitungan nilai kepadatan jenis tertinggi pada jenis Laganum laganum sebesar (14,75 - 14,92 ind/m²) dan yang terendah jenis Ophiarachna affinis, Ophiactis sp, Linckia laevigata dan Protoreaster nodosus sebesar (0,58 – 0,83 ind/m²) pada masing-masing jenis dalam tiap stasiun. Nilai indeks keanekaragaman jenis tertinggi pada stasiun III sebesar 1,04 dengan kategori sedang dan terendah pada stasiun I diperoleh 0,54. Nilai indeks keseragaman tertinggi pada stasiun II dan III sebesar 0,10 dengan kategori kecil dan yang terendah pada stasiun I sebesar 0,05. Sedangkan nilai indeks dominasi yang diperoleh pada empat stasiun penelitian sebesar 0,02 – 0,04 dapat dikategorikan dengan kriteria yang rendah.Kata kunci: Keanekaragaman, Echinodermata, Pulau Ngele Ngele
Indeks ekologi makroalga di perairan sagolo Desa Juanga Kabupaten Pulau Morotai Nurafni Nurafni; Sandra Hi Muhammad; Kismanto Koroy; Fahmid Jurame
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v3i1.1858

Abstract

Makroalga memiliki banyak manfaat, baik manfaat sebagai bahan baku industri seperti industri makanan, tekstil, dan kosmetik. Makroalga juga menyediakan habitat untuk beberapa jenis biota laut seperti krustasea, moluska, echinodermata dan ikan. Serta pemanfaatan makroalga sebagai alginat terbesar terdapat pada industri tekstil, pangan, kertas, farmasi dan industri kosmetikPentingnya peranan dan manfaat makroalga, maka perlu dilakukan pendataan jenis Makroalga yang ada di perairan kabupaten pulau Morotai khususnya di Perairan Sagolo. Kehadiran jenis makroalga di Perairan Sagolo berperan penting sebagai tempat berlindung biota kecil (benih ikan dan udang). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis indeks ekologi makroalga di perairan Sagolo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019 di Perairan Sagolo dengan menggunakan metode transek kuadrat. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah kepadatan jenis, keanakeragaman, indeks dominasi dan kemerataan. Jenis makroalga yang ditemukan di lokasi penelitian sebanyak 13 jenis dan hasil analisis struktur komunitas kepadatan, keanakeragaman jenis,indeks kemerataan dan indeks dominasi pada tiga stasiun penelitian menunjukkan kepadatan tertinggi pada stasiun I terdapat pada jenis Padina sp (15,56 ind/m²), terendah Hormophysa triquetra (1,11 ind/m²), stasiun II jenis tertinggi Sargassum echinocarpum (22,33 ind/m²), terendah Dictyota bartayresiana (2,22 ind/m²) dan stasiun III tertinggi Sargassum echincharpum (18,89 ind/m²). Terendah caulerpa sp (4,44 ind/m²). Indeks keanekaragaman jenis tergolong sedang pada ketiga stasiun dengan nilai (1,798,-2,072). Indeks kemerataan jenis tidak tersebar merata dengan nilai (0,078-0,105) dan indeks dominasi tidak ada yang mendekati 1 dengan nilai (0,022,-0,016).Kata kunci: indeks ekologi, makroalga, Morotai
Community Structure of Echinodermata in Juanga Village Water, Morotai Island Regency Nurafni Nurafni; Sandra Hi Muhammad; Isman Dohu
Musamus Fisheries and Marine Journal Volume 2 Number 2, April 2020
Publisher : Faculty of Agriculture Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mfmj.v2i2.2687

Abstract

Echinoderms are animals that are included invertebrates that have thorny skin. The aim of this study was to analyze the structure of the Echinodermata community in Juanga coastal waters, Morotai Island Regency. This research was conducted in November 2019 in the waters of Juanga Village, Morotai Island Regency. By using the quadratic transect method, the transect line is pulled perpendicular to the sea along 100m at low tide or near lowest tide, starting at zero (0) and 1x1m squared are placed at each 10 m distance along the transect that is considered to represent the location for which there are samplesEchinoderms . While the analysis of the data used is the density of species (D), species diversity (H), demination index (C), and evenness (E). The results found 14 types of Echinoderms that were scattered at the study site. The highest density analysis at station I was 0.53 ind/m² ( Holothuria atra ) and the lowest 0.02 ind/m² (Acanthaster planci). Station II with the highest value of 0.33 ind/m² (Holothuria atra) and the lowest type of Stichopus variegatus, Echinothrix calamaris, Ophiaracna affinis, Ophiocoma brevipes with 0.02 ind / m², station III the highest density is still from the type Holothuria atra (0.42 ind/m²), the lowest is the kind Acanthaster planci, Ophiaracna affinis, Ophiocoma brevipes with an average value of 0.02 ind/m². Analysis of community structure (H') of stations I to III is included in the medium category, dominance index (C) no species dominates while the evenness index (E) of species distribution is very evenly distributed in all research locations.
ANALISIS EKOLOGI LAMUN DI PULAU RAO, KECAMATAN MOROTAI SELATAN BARAT, KABUPATEN PULAU MOROTAI Sandra Hi Muhammad; Iswandi Wahab; Ismawati Alican
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i2.3066

Abstract

Salah satu sumberdaya alam yang berperan sebagai produsen primer yaitu ekosistem lamun. Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air. Tujuan penelitian menganalisis Komposisi jenis, dan persentase tutupan lamun. Metode penelitian mengunakan transek kuadran 1x1 m. Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk diagram dan tabel. Hasil pengambilan data komposisi jenis lamun di 3 stasiun pengamatan menunjukan bahwa ada perbedaan di mana yang tertinggi di temukan pada stasiun III sebanyak 5 jenis dengan jumlah 5 individu jenis, kemudian yang tertinggi ke dua pada stasiun II ditemukan 3 jenis dengan jumlah 3 individu, sedangkan yang paling terendah yaitu pada stasiun I sebanyak 2 jenis dengan total 5 individu. Hasil yang di temukan persen penutupan lamun tertinggi berada pada stasiun I sebesar 36 % dan terendah pada stasiun II sebesar 31%.
KEPADATAN JENIS LAMUN DI PERAIRAN DESA JUANGA KABUPATEN PULAU MOROTAI Asrul Mandea; Nurafni; Sandra Hi Muhammad; Kismanto Koroy; Titien Sofiati; Rinto M. Nur
JURNAL LEMURU Vol 4 No 3 (2022): Jurnal LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lamun adalah salah satu tumbuhan dari ekosistem laut dangkal yang memiliki peranan penting bagi kehidupan di laut. Secara ekologis, keberadaan lamun memberikan kontribusi serta peran penting penyumbang nutrisi bagi kesuburan di lingkungan pesisir dan laut. Lamun tumbuh dan tersebar diseluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Pulau Morotai. Salah satu faktor antropogenik dari manusia, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang jenis dan kepadatan lamun di lokasi perairan Desa Juanga. Metode yang digunakan pada pengambilan data adalah transek kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian di lokasi ditemukan enam (6) jenis yaitu Cymodocea serrulata, Chymodocea rotundata, Holodule pinifolia, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides dan Halopila minor sedangkan kepadatan tertinggi dari jenis Thalassia hemprichii pada semua stasiun penelitian.