Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

JENIS-JENIS VEGETASI RIPARIAN SUNGAI RANOYAPO, MINAHASA SELATAN Siahaan, Ratna; Ai, Nio Song
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem riparian terletak di tepian sungai yang terkena banjir. Ekosistem riparian memiliki fungsi ekologis sebagai penyanggah bagi ekosistem teresterial dan akuatik. Pencemar yang masuk ke Sungai Ranoyapo, Minahasa Selatan dapat menurunkan kualitas air Sungai Ranoyapo. Pentingnya fungsi vegetasi riparian dalam mempertahankan kualitas air Sungai Ranoyapo membutuhkan penelitian tentang vegetasi riparian. Penelitian ini bertujuan menganalisis jenis-jenis vegetasi riparian Sungai Ranoyapo, Minahasa Selatan. Hasil penelitian akan sangat bermanfaat sebagai data base dalam penelitian selanjutnya yang terkait dengan DAS Ranoyapo dan kualitas sungai Ranoyapo. Penelitian dilakukan di bagian hulu dan tengah pada Mei-Oktober 2013. Metode yang dilakukan yaitu survei dan analisis data secara deskriptif. Pola penggunaan lahan di sepanjang Sungai Ranoyapo dari hulu hingga tengah bervariasi namun umumnya pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Jenis-jenis tanaman di zona riparia misalnya padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), kelapa (Cocos nucifera), ubi (Manihot utilissima), coklat (Theobroma cacao) dan cengkeh (Syzygium aromaticum). Vegetasi riparian alami termasuk anggota dari berbagai suku antara lain suku Poaceae, Cyperaceae, Asteraceae, Lamiaceae, Campanulaceae, Euphorbiaceae, Malvaceae, Acanthaceae, Amaranthaceae, Commelinaceae, Mimosaceae, Fabaceae, Dryopteridaceae, dan Urticaceae. Jenis vegetasi riparian alami tumbuhan bawah antara lain Wedelia trilobata, Digitaria, Eupatorium odoratum, Ageratum conyzoides dan Mikania micrantha. Tumbuhan berupa pohon yaitu Ficus sp., Macaranga sp., dan Terminalia catappa.Kata Kunci: Vegetasi riparian, zona riparia, Sungai Ranoyapo
KEKAYAAN JENIS VEGETASI MANGROVE DI PANTAI MINANGA, KECAMATAN BINTAUNA, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, SULAWESI UTARA Stion, Kiki Marzuki; Siahaan, Ratna; Baideng, Eva L
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 7, No 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.2.2019.24049

Abstract

Mangrove merupakan suatu tipe vegetasi yang khas terdapat di daerah pantai tropis dan umumnya tumbuh subur di daerah pantai dekat muara sungai dan pantai yang terlindung dan terlindung dari kekuatan ombak. Fungsi mangrove secara ekologis yaitu sebagai tempat pemijahan (spawing), pengasuhan (nursey) dan tempat mencari makanan (feeding) bagi biota tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menganalisis kekayaan jenis vegetasi mangrove di Pantai Minanga, Kecamatan Bintauna, Kabupaten Mangondow Utara, Sulawesi Utara. Metode jelajah dilakukan di ekosistem mangrove dimulai dari batas daratan (teresterial) hingga ke muara. Sebanyak dua petak di bagian belakang yang berbatasan dengan teresterial, tiga petak di bagian tengah dan tiga petak di bagian depan yang berbatasan dengan muara. Sebanyak 18 jenis mangrove ditemukan di Pantai Minanga, Kecamatan Bintauna. Ancaman yang dapat menyebabkan penurunan populasi mangrove yaitu konversi lahan dan penebangan kayu mangrove
Struktur Lamun di Zona Intertidal Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Structure of Seagrass on Intertidal Zone of Southern Tabukan Sub-District, Sangihe Islands District, North Sulawesi) Tumadang, Stevi; Siahaan, Ratna; Maabuat, Pience
JURNAL BIOS LOGOS Vol 9, No 2 (2019): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.9.2.2019.24170

Abstract

Struktur Lamun di Zona Intertidal Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan  Sangihe, Sulawesi Utara(Structure of Seagrass on Intertidal Zone of Southern Tabukan Sub-District, Sangihe Islands District, North Sulawesi) Stevi Tumadang1), Ratna Siahaan1*) , Pience V. Maabuat1*) 1) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi – Manado 95115*Email korespondensi:ratnasiahaan@unsrat.ac.id Diterima 1 Juli  2019, diterima untuk dipublikasi 5  Agustus 2019 Abstrak  Lamun memiliki fungsi ekologis dan nilai ekonomi yang penting. Penelitian berujuan untuk menganalisis struktur lamun di tiga area intertidal yaitu Pantai Karurung (Desa Salurang), Pantai Palareng (Desa Palareng), dan Pantai Galogong (Desa Batuwingkung), Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Metode purposive sampling digunakan dalam penentuan tempat sampling dengan pengambilan sampel yang menggunakan metode line transect. Jenis-jenis lamun yang ditemukan sebanyak tujuh (7) jenis yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus  acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, dan Thalassodendron ciliatum. Lamun S. isoetifolium memiliki nilai Kepadatan Relatif tertinggi di ketiga stasiun berturut-turut, yaitu 48,60%, 43,31%, dan 44,08%. Secara berturut-turut, lamun S. isoetifolium juga memiliki Indeks Nilai Penting tertinggi di ketiga stasiun, yaitu 74,92%, 65,31%, dan 70,75%. Keanekaragaman jenis lamun pada ketiga stasiun tergolong sedang dengan Indeks Keanakeragaman Shannon-Wiener (H’) secara berturut-turut, yaitu 1,52; 1,61; dan 1,23. Secara keseluruhan, keanekaragaman jenis lamun di Kecamatan Tabukan Selatan tergolong sedang (H’:1,59). Kata kunci  :    struktur lamun, Tabukan Selatan, Pantai Karurung, Pantai Palareng, Pantai Galoghong, Kepulauan Sangihe Abstract Seagrasses have important ecological functions and economic values. The study was carried out to analyze structure and distribution of seagrass on three intertidal areas, i.e. Karurung Beach (Salurang Village), Palareng Beach (Palareng Village), and Galogong Beach (Batuwingkung Village), South Tabukan District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi. The purposive sampling method was applied in choosing sampling locations. The line transect method was used for sampling seagrass. Seagrass species found were seven (7) species, i.e. Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, and Thalassodendron ciliatum. Seagrass S. isoetifolium had the highest Relative Density Value in three locations, i.e. 48.60%, 43.31%, and 44.08% perspectively. The seagrass S. isoetifolium also had the highest Important Value Index i.e. 74.92%, 65.31%, and 70.75% perspectively. The diversity of seagrass species in three stations was classified into moderate with Shannon-Wiener Biodiversity Index (H ') i.e. 1.52; 1.61; and 1.23 perspectively. The overall H’ of seagrass of South Tabukan was classified into moderate (H ': 1.59). Key words:      seagrass structure, South Tabukan, Karurung Beach, Palareng Beach, Galoghong Beach, Sangihe Islands
Kehadiran Logam-Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Zn) Pada Air dan Sedimen Sungai Lowatag, Minahasa Tenggara - Sulawesi Utara (The Occurrence of Heavy Metals (Pb, Cd, Cu, Zn) on Water and Sediment in the River Lowatag, Southeast Minahasa - North Sulawesi) Patty, Jesica O; Siahaan, Ratna; Maabuat, Pience V
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 1 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.1.2018.20592

Abstract

Abstrak Kualitas air sungai yang baik dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk keberlanjutan kehidupannya. Kehadiran logam-logam berat di air dan sedimen dapat menurunkan kualitas air sungai. Penelitian ini bertujuan menganalisis kehadiran logam-logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd), tembaga (Cu) dan seng (Zn) di air dan sedimen Sungai Lowatag. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling pada tiga stasiun yang tersebar dari hulu ke hilir. Pengambilan sampel sedimen dilakukan secara komposit di tiap stasiun. Sampel air diulang sebanyak tiga kali di tiap stasiun. Kehadiran logam berat-logam  berat  pada sedimen dengan konsentrasi berbeda-beda yaitu Cu berturut-turut dari Stasiun I, II dan III yaitu 13; 17 dan 13 mg/kg dan Zn yaitu 73; 48 dan 56 mg/kg. Kehadiran logam berat Pb di sedimen dari Stasiun I, II dan III yaitu 28; 19,1 dan 28,2 mg/kg masih di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) menurut RNO/1981 sebesar 10 mg/kg – 70 mg/kg. Kehadiran logam berat Cd berturut-turut 3,83;  2,69 dan 4,03 mg/kg telah melampaui NAB menurut RNO/1981 (0,1 mg/kg – 2,0 mg/kg). Kehadiran logam-logam berat Pb, Cd, Cu, dan Zn di air masih di bawah NAB menurut PP No.82/2001. Kata-kata kunci: logam berat, kualitas air, sedimen, Sungai Lowatag, Sulawesi Utara AbstractThe qualified river water is required by organisms for their sustainability. The occurrence of heavy metals in surface water and sediments can degrade the quality of river water. The aim of this study was to analyze the occurrence of lead metals (Pb), cadmium (Cd), copper (Cu) and zinc (Zn) in water and sediment of Lowatag River. The purposive sampling method was applied to survey three stations from upstream to downstream. Sediment sampling was collected compositely at each station. Water samples were collected three times in each station. The occurrence of heavy metals in the surface sediments with different concentrations of Cu were 13; 17 and 13 mg /kg and Zn were 73; 48 and 56 mg/kg respectively from Station I, II and III. The occurrence of heavy metal Pb in the sediments of Stations I (28 mg/kg), II (19.1 mg/kg) and III (28.2 mg/kg) were below the Threshold Limit Value (TLV) according to Du Reseau National D’ Observation (RNO) year 1981 (10 mg/kg-70 mg/kg). The occurrence of heavy metal Cd in the sediments of Stations I (3.83 mg/kg), II (2.69 mg/kg) and III (4.03 mg/kg) were exceeded TLV according to RNO/1981 (0.1 mg/kg-2.0 mg/kg). The occurrence of heavy metals Pb, Cd, Cu, and Zn in water were still in the standard range of Indonesia Government Regulation No.82 year 2001.Key words: heavy metals, water quality, sediment, Lowatag River, North Sulawesi 
Keanekaragaman Vegetasi Riparian Sungai Polimaan, Minahasa Selatan – Sulawesi Utara (Riparian Vegetation Diversity of Polimaan River, South Minahasa- Sulawesi Utara) Bental, Winda Puspita; Siahaan, Ratna; Maabuat, Pience Vera
JURNAL BIOS LOGOS Vol 7, No 1 (2017): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.7.1.2017.16254

Abstract

Abstrak Degradasi riparian akibat aktivitas manusia dapat menyebabkan penurunan vegetasi riparian yang akan berdampak pada fungsi dalam mempertahankan kualitas air sungai, habitat hidupan liar dan menurunkan jasanya bagi kesejahteraan manusia. Penelitian vegetasi riparian Sungai Polimaan dilakukan untuk menganalisis keanekaragaman vegetasi riparian Sungai Polimaan. Penelitian dilakukan dari Desember 2016 sampai Maret 2017 di sepanjang sungai dari hulu, tengah hingga hilir Sungai Polimaan. Metode analisis vegetasi transek petak sistematik dilakukan pada tingkat rumput, semai, pancang, tihang dan pohon. Vegetasi riparian yang ditemukan di Sungai Polimaan sebanyak 665 individu, 68 spesies, 41 suku. Keanekaragaman vegetasi riparian (H’) secara keseluruhan tergolong sedang untuk tingkat rumput (1,55), pancang (1,53), tihang (1,64) dan pohon (1,76) dan tergolong tinggi pada tingkat semai (3,59).  Upaya pengelolaan zona riparian diperlukan untuk mempertahankan keanekaragaman vegetasi riparian di Sungai Polimaan. Kata kunci: keanekaragaman, Sungai Polimaan, vegetasi riparian. Abstract Riparian degradation due to human activities can lead to decreased riparian vegetation that affects riparian function to maintain river quality, wildlife habitat and riparian services for human well-being. The riparian vegetation research of the Polimaan River was conducted to analyze the diversity of riparian vegetation of the Polimaan River. The study was conducted from December 2016 to March 2017 along river from upper, middle to down the Polimaan River. Method of systematic transect vegetation analysis was carried out at the levels of grass, seedling, stake, banana and tree. The riparian vegetation found in the Polimaan River consisted of 665 individuals, 68 species, 41 families. Riparian vegetation diversity (H ') could be classified into middle diversity for grass (1.55), sapling (1.53), poles (1.64) as well as tree (1.76), and high diversity for seedlings (3.59). Riparian zone management are required to preserve the diversity of riparian vegetation of Polimaan River.Key words: biodiversity, Polimaan River, riparian vegetation
Kepadatan Cacing Tanah pada Lahan Pertanian Tomat Terpapar Pestisida di Desa Ampreng, Kecamatan Langowan Barat - Provinsi Sulawesi Utara (Earthworm Density in Tomato Farming Exposed to Pesticides at Ampreng Village, Langowan Barat Sub District – North S Tribrata, Yulita; Siahaan, Ratna; Pelealu, Johanis J; Mambu, Susan M
JURNAL BIOS LOGOS Vol 5, No 1 (2015): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.5.1.2015.7045

Abstract

Abstrak Penggunaan pestisida dimaksudkan untuk mempertahankan produksi pertnaian tomat namun hal ini dapat mempengaruhi kepadatan cacing tanah. Penelitan bertujuan menganalisis kepadatan cacing tanah pada lahan pertanian tomat terpapar pestisida di Desa Ampreng, Kecamatan Langowan Barat – Provinsi Sulawesi Utara. Hasil menunjukkan bahwa di lahan pertanian ada dua jenis cacing tanah (Pontoscolex sp. dan Amynthas sp.) dan di lahan pekarangan ada empat jenis (Pontoscolex sp., Amynthas sp., Pheretima sp. dan Perionyx sp). Kepadatan relatif cacing tanah di lahan pertanian yaitu Pontoscolex sp. (66, 49 %) dan Amynthas sp. (33,51 %) dan pekarangan yaitu Pontoscolex sp. (68, 10%), Amynthas sp. (29,31 %), Pheretima sp. (1,72 %) dan Perionyx sp. (0,86 %). Kepadatan relatif cacing tanah yang lebih rendah di lahan pertanian dibandingkan lahan pekarangan dapat disebabkan oleh residu pestisida mankozeb (0,035 mg/kg) dan propineb (0,014 mg/kg). Faktor lain yang turut mempengaruhi yaitu serasah yang lebih sedikit di lahan pertanian tomat dibandingkan di lahan pertanian. Kata kunci: cacing tanah, kepadatan relatif, pestisida, tomat, Sulawesi Utara   Abstract The application of pesticides is intended to maintain the production of tomato however this may affect the density of earthworms. The aim of research was to analyze the density of earthworms in tomato farming applied pesticide at Ampreng Village, Langowan West Sub-District - North Sulawesi. The results showed that earthworms in the tomato farming were two taxa i.e Pontoscolex sp.and Amynthas sp and in the front yards were four taxa i.e. Pontoscolex sp Amynthas sp., Pheretima sp. and Perionyx sp). The relative density of earthworms in tomato farming were Pontoscolex sp (66, 49%) and Amynthas sp (33.51%) and front yards were Pontoscolex sp (68, 10%), Amynthas sp (29.31%), Pheretima sp (1, 72%) and Perionyx sp (0.86%). The relative density of earthworms in tomato farming was lower than front yards caused by residue of mancozeb (0.035 mg/kg) and propineb (0,014 mg/kg) and the litter factor. Tomato farming have smaller litter than front yard that reduced the density of earthworm. Keywords: earthworm, relative density, pesticide, tomatoes, North Sulawesi
Keanekaragaman Jenis Mangrove di Pantai Kapeta dan Pantai Tanaki, Kecamatan Siau Barat Selatan, Kabupaten Sitaro - Sulawesi Utara (Mangrove Diversity of Kapeta Beach and Tanaki Beach, South West Siau District, Sitaro Regency - North Sulawesi) Kirauhe, Ivandri Viktor; Siahaan, Ratna; Pelealu, Johanis Julian
JURNAL BIOS LOGOS Vol 6, No 1 (2016): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.6.1.2016.16256

Abstract

Abstrak             Penelitian tentang keanekaragaman mangrove berdasarkan fungsi dan manfaat mangrove di Pulau Siau telah dilakukan untuk menganalisis keanekaragaman jenis vegetasi mangrove di Pantai Kapeta dan Pantai Tanaki, Kecamatan Siau Barat Selatan, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara. Metode garis berpetak berselang digunakan untuk memperoleh kekayaan dan kelimpahan jenis vegetasi. Garis transek diletakkan secara vertikal dari laut ke daratan sebanyak 3 jalur di tiap stasiun dengan jarak antar jalur sekitar 300 m. Data dianalisis secara deskriptif. Indeks keanekaragaman jenis diketahui berdasarkan Indeks Shannon - Wienner (H’). Pantai Kapeta dan Tanaki memiliki kekayaan jenis mangrove sebanyak 10 jenis dari 9 suku dan kelimpahan jenis sebesar 657 individu. Jenis mangrove yang ditemukan di Kecamatan Siau Barat Selatan yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, Nypa fruticans, Croton oblongus, Ficus,  Heritiera littoralis, Intsia bijuga, Ixora talaudensis dan Terminalia catappa. Keanekaragaman jenis mangrove di wilayah penelitian Kecamatan Siau Barat Selatan tergolong rendah dengan indeks H’ sebesar 0,775 yang lebih rendah dari 1. Keanekaragaman mangrove di Pantai Kapeta dan Tanaki juga rendah dengan indeks berturut-turut yaitu 0,654 dan 0,880.Kata Kunci: keanekaragaman mangrove, Pantai Kapeta, Pantai Tanaki, Pulau Siau. Abstract The study on the diversity of mangrove on Siau Island based on the its functions and benefits was conducted to analyze the diversity of mangrove vegetation in Kapeta and Tanaki Beach, District of South West Siau, Sitaro Regency, North Sulawesi. The quadrate line transect method was used to obtain data of species richness and abundance. Three line transects were installed vertically from sea margin to land at each station.  Line spaces were 300 m. Data were analyzed descriptively. Biodiversity index of mangrove was based on  Shannon - Wienner index (H ').  Kapeta Beach and Tanaki Beach had species richness and abundance respectively i.e. 10 species of 9 familes and 657 individu. The mangrove  found in South West Siau District i.e. Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, Nypa fruticans, Croton oblongus, Ficus, Heritiera littoralis, Intsia bijuga, Ixora talaudensis and Terminalia catappa. Mangrove diversity in the study area was low (H ' index = 0.775). The diversity of mangrove in Kapeta Beach and Tanaki Beach were also low, i.e.  0.654 and 0.880 respectively.Keywords: mangrove diversity, Kapeta Beach, Tanaki Beach, Siau Island.
Struktur Makroalga Pada Ekosistem Lamun Di Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Structure of Macroalgae in Seagrass Ecosystems at South Tabukan District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi) Mertosono, Irawaty; Siahaan, Ratna; Maabuat, Pience
JURNAL BIOS LOGOS Vol 9, No 1 (2019): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.9.1.2019.24374

Abstract

Struktur Makroalga Pada Ekosistem Lamun Di Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara(Structure of Macroalgae in Seagrass Ecosystems at South TabukanDistrict, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi) Irawaty A. Mertosono1), Ratna Siahaan1*) Pience V. Maabuat1)1)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115*Email korespondensi:ratnasiahaan@unsrat.ac.id Diterima  15 Februari 2019, diterima untuk dipublikasi 28 Februari  2019 Abstrak Makroalga laut merupakan tumbuhan laut yang tidak memiliki akar, batang, maupun daun sejati. Kegiatan manusia berupa pemanfaatan makroalga, konversi lahan, dan transportasi laut dapat menjadi penyebab penurunan biodiversitas makroalga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur dan distribusi makroalga pada ekosistem lamun di Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Lokasi penelitian di tiga stasiun penelitian yaitu Pantai Karurung - Desa Salurang, Pantai Palareng - Desa Palareng dan Pantai Galoghong – Desa Batuwingkung. Penelitian dilakukan pada November-Desember 2018 dengan pengambilan sampel menggunakan metode garis transek (line transect) dengan teknik pencuplikan kuadrat. Makroalga yang ditemukan sebanyak 36 spesies yang terdiri atas 25 spesies Divisi Chlorophyta, sembilan (9) spesies Divisi Rhodophyta dan dua (2) spesies Divisi Phaeophyta. Makroalga Bornetella nitida memiliki Indeks Nilai Penting 39, 24% mendominasi di lokasi penelitian. Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) spesies makroalga di Stasiun I (H’:3,02) tergolong tinggi sedangkan pada Stasiun II (H’:2,86)  dan Stasiun III (H’:2,63) tergolong sedang. Secara keseluruhan, keanekaragaman spesies makroalga di Kecamatan Tabukan Selatang tergolong tinggi (H’:3,00). Kata kunci:   struktur makroalga, Pantai Karurung, Pantai Palareng, Pantai Galoghong,Tabukan Selatan Abstract Marine macroalgae are marine plant-like organisms that has no true roots, stems, or leaves. The human ativities of macroalgae utilization, land conversion, and sea transportation can cause of macroalgae biodiversity decline. The purpose of this study was to analyze the structure and distribution of macroalgae in seagrass ecosystems at South Tabukan District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi. The research locations were at three research stations, i.e. Karurung Beach - Salurang Village, Palareng Beach - Palareng Village and Galoghong Beach - Batuwingkung Village. The study was conducted in November-December 2018 with line transect method sampling and quadrate sampling technique. Macroalgae were 36 species consists of 25 species of Chlorophyta Division, nine (9) species of Rhodophyta Division and two (2) species of Phaeophyta Division. Macroalga Bornetella nitida had Importance Value Index 39.24% that dominated research locations. The Shannon-Wiener biodiversity Index (H’) of macroalgae species at Station I (H': 3.02) was classified as high while Station II (H': 2.86) and Station III (H ': 2.63) were moderate. Overall, macroalgae species diversity at Tabukan Selatang District was high (H’: 3.00). Keywords: Macroalgae structure, Macroalgae distribution, Karurung Beach, Palareng Beach, Galoghong Beach, South Tabukan
Potensi Produksi dan Pengumpulan Biomasa dari Sampah Daun di Kampus Universitas Sam Ratulangi Kleak Manado dengan Kelompok Mahasiswa Perempuan Pontoh, Julius; Siahaan, Ratna
JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Vol 2, No 2 (2021): JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jpai.2.2.2021.32618

Abstract

Kampus Universitas Sam Ratulangi sebagai ruang perguruan tinggi terdiri dari unsur unsur fisik dan bilogis. Unsur unsur fisik terdiri dari udara, bangunan dan segala peralatan didalamnya. Unsur unsur hidup terdiri dari manusia (trisivitas), tumbuhan, binatang bahkan mikroorganisme. Keserasian antara berbagai unsur di kampus sangat menentukan produktivitas manusia yang hidup didalamnya. Salah satu aspek keserasian tersebut adalah kebersihan halaman. Tingginya perhatian managemen universitas terhadap keserasian lingkungan dikampus terlihat dari pembangunan arsitek dan lanskap kampus yang semakin baik dan serasi serta tersedianya sistim penanganan sampah. Namun demikian, sebagai besar sampah yang dihasilkan di ruang kampus masih dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Untuk itu telah dilakukan suatu kegiatan kelompok mahasiswa pencinta alam FMIPA Universitas Sam Ratulangi dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jenis tanaman penghasil daun utama di kampus universitas Sam Ratulangi Manado dan potensinya sebagai penghasil daun. Selanjutnya para mahasiswa telah dilatih untuk mengumpulkan sampah tersebut dan mengolahnya menjadi kompos. Hasil kegiatan ini menunjukan bahwa tanaman penghasil daun utama di kampus universitas Sam Ratulangi Manado adalah mahoni (Swietenia macrophylla King)) diikuti oleh angsana (Pterocarpus indicus Willd.), flamboyan (Delonix regia Raff) dan ketapang (Terminalia catapa). Tanaman mahoni mempunyai potensi untuk menghasilkan daun sebanyak 1 karung penuh dengan berat sekitar 2 kg per hari sedangkan pohon angsana menghasilkan daun kering yang lebih sedikit dibandingkan dengan daun mahoni.
Keanekaragaman Makrozoobentos Sungai Lowatag Minahasa Tenggara Sulawesi Utara Karuh, Reinaldo E.; Siahaan, Ratna; Singkoh, Marina F.O
Jurnal MIPA Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jmuo.8.3.2019.26162

Abstract

Sungai memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Makrozoobentos menempati habitat di dasar sungai. Keanekaragaman makrozoobentos berperan penting pada ekosistem sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman makrozoobentos Sungai Lowatag berdasarkan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’). Penelitian ini menggunakan metode purposive random sampling di sepanjang Sungai Lowatag. Stasiun penelitian sejumlah tiga stasiun yaitu hulu, tengah dan hilir dengan ulangan di tiap stasiun berjumlah tiga kali ulangan. Makrozoobentos yang ditemukan di Sungai Lowatag memiliki kelimpahan total sebanyak 1.115 individu (35 taksa). Kelimpahan makrozoobentos di Stasiun I, II, dan III berturut-turut yaitu 26,37%, 44,39 % dan 29,24%. Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon (H’) dari Stasiun I, II dan III berturut-turut yaitu 2,97; 2,69; dan 2,61. Nilai H’ untuk Sungai Lowatag yaitu 2, 94Rivers have important role for humans and wildlife. Macrozoobenthos occupies habitat at the bottom of the rivers. Biodiversity of macrozoobentos is important in river ecosystem. This study aimed to analyze biodiversity of macrozoobenthos of Lowatag River based on the Shannon-Wiener Diversity Index (H’). This study used a purposive random sampling method along Lowatag River. There were three research stations, namely upstream, middle and downstream with three replications each station. Macrozoobenthos found in the Lowatag River have total abundance of 1,115 individuals (35 taxa). The abundance of macrozoobenthos at Station I, II, and III were 26.37%, 44.39% and 29.24% respectively. The Shannon Diversity Index (H ') values of Station I, II and III respectively were 2.97; 2.69; and 2.61. The H’ value of Lowatag River was 2. 94