I Nyoman Surianta
Universitas Hindu Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMELAN GONG KEBYAR SEMBILAN BILAH DI DESA KELECUNG I Putu Agustana; I Made Rudita; I Nyoman Surianta
WIDYANATYA Vol 2 No 01 (2020): WIDYANATYA
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v2i01.620

Abstract

Gamelan merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia yang telah berkembang sebagai musik sejak jaman prasejarah hingga saat ini. Perkembangan gamelan di Bali sangat pesat terutama yang dapat kita amati sejak abad XX ini. Gamelan Bali berbentuk seni karawitan instrumental yang memiliki laras pelog dan selendro. Gamelan Jawa, Bali, Sunda sering sekali mewakili Indonesia di pentas dunia sehingga dianggap sebagai musik tradisi Bangsa Indonesia. Kata gambel atau gembel berarti ‘pukul’, jadi digembel sama dengan dipukul. Instrumen musik yang cara memainkannya digembel, namanya gembelan, lalu menjadi gamelan. Gamelan Gong Kebyar merupakan gamelan golongan baru yang lahir dan berkembang pada abad ke XX di Bali utara. Gamelan Gong Kebyar (selanjutnya disebut Gong Kebyar) adalah ansambel perkusi yang diturunkan dari gamelan Gong Kuna terdiri dari berjenis-jenis instrumen. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kini gamelan Gong Kebyar sudah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dan dahsyat. Gamelan Gong Kebyar yang baru muncul pada permulaan abad ke XX pada dewasa ini sudah mampu mengalahkan perkembangan gamelan Bali lainnya yang sudah ada sebelumnya. Sebagai suatu bentuk seni pertunjukan Bali yang paling popular hingga saat ini dan salah satu gamelan yang tergolong sedikit unik ini yaitu Gong Kebyar dengan sembilan bilah nada di Desa Kelecung yang akan di bahas dalam penelitian ini.
KEBERADAAN GAMELAN BATEL DI ERA GLOBALISASI I Nyoman Surianta
WIDYANATYA Vol 3 No 2 (2021): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v3i2.2117

Abstract

Today's art, in terms of quantity, has grown tremendously. However, this tremendous development was not followed by several other arts. On the one hand, there are those that are experiencing tremendous development, on the other hand, there are arts that are experiencing marginalization, which is caused by the lack of attention to these arts. Gamelan Batel is one of the arts that has become an art that is experiencing a shift. The existence of this art is very concerning, where the cause of the shift is the arts that grow and develop in society. The shift in the art of batel is caused by the performers of the arts themselves, one of which is the dalang. The puppeteers in the current era of globalization prefer other gamelan to join and as an accompaniment in wayang performances. The marginalization of the Batel Gamelan in Sibanggede Village can be seen by the decline in the values ​​of traditional arts in the community, the displacement of traditional arts, the secularization of traditional arts, the narrowing of the space for performing traditional arts.
GAMELAN GENDER WAYANG DALAM UPACARA NGABEN DI DESA SIBANGGEDE KECAMATAN ABIANSEMAL I Nyoman Surianta; I Wayan Sukadana; I Putu Agustana
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 4 No 1 (2021): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/vw.v4i1.1703

Abstract

Secara khusus penelitian ini berusaha menguraikan tentang Gamelan Gender Wayang dalam Upacara Ngaben di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Beberapa topik yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni (1) Pola permainan gamelan Gender Wayang dalam upacara Ngaben di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, (2) Proses permainan gender wayang dalam upacara ngaben di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, (3) Proses pendidikan penabuh Gender Wayang di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, (4) Fungsi Gamelan Gender Wayang Dalam Upacara Ngaben di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal.