Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Kurios

Upaya Mereduksi Masalah Psikologis dan Akademis Korban Bullying melalui Implementasi Hidden Curriculum Gambar Diri Allah Fereddy Siagian
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 6, No 2: Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v6i2.161

Abstract

One of the centers in developing Indonesia's human resources is teenagers in junior high school. Adolescents who are used as the center of human resource development are constrained by bullying, as one example of the bullying cases experienced by students of SMP Persada Bekasi, West Java, which is in the quite high category, namely 79.6%. In this study, the research instrument was used to test and non-test instruments. Non-test instruments with observation, interview, and document techniques. As a result, adolescents who are victims of bullying will experience psychological and academic problems. The psychological impact is a decrease in social competence, an attitude of preferring to be alone or to withdraw from social relationships, feelings of sadness, an attitude of condemning their birth, and a desire to end their life. The impact of academics is feeling less comfortable studying and decreasing academic achievement. Victims of bullying and cyberbullying can be overcome by learning the hidden curriculum image of God. Abstrak Salah satu sentral dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia adalah remaja yang saat ini duduk di bangku SMP. Remaja yang dijadikan sentral pembangunan sumber daya manusia mendapat kendala oleh karena adanya perilaku bullying. Sebagai salah satu contoh kasus bullying yang dialami oleh siswa SMP Persada Bekasi, Jawa Barat yang tergolong dalam kategori cukup tinggi yakni 79,6%. Dalam penelitian ini, Instrumen penelitian menggunakan instrumen tes dan non tes. Instrumen non tes dengan teknik observasi, wawancara dan dokumen. Hasilnya, remaja yang menjadi korban bullying akan mengalami masalah psikologis dan akademis. Dampak psikologis adalah berkurangnya kompetensi sosial, sikap lebih memilih menyendiri atau menarik diri dari hubungan sosialnya, perasaan sedih, sikap mengutuk kelahirannya, dan keinginan mengakhiri hidupnya. Dampak akademis merasakan kurang nyamannya belajar dan menurunnya prestasi akademik. Korban bullying dan cyberbullying dapat ditanggulangi melalui pembelajaran hidden curriculum gambar diri Allah.
Ucapan Yesus tentang "Sberbahagialah" dalam Matius 5:1-12 sebagai spirit moderasi beragama Fereddy Siagian
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 8, No 1: April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v8i1.493

Abstract

Religious moderation is still being discussed in order to present ideas or ideas that are able to build a common life in diversity in Indonesia. This article aims to offer the teachings of Jesus which are summarized in the ??Sblessed? sayings in Matthew 5:1-12 as a component in building religious moderation in a Christian context. This study uses a descriptive method with a literature approach to interpreting the reading of the text of Matthew 5:1-12 in a moderation frame. As a result, some of the Christian characteristics mentioned in the text can be taught as components of building religious moderation in a Christian context. In conclusion, the church can teach the material for Jesus' sermon on the hill, about "blessed" sayings to build a spirit of religious moderation among Christians. AbstrakModerasi beragama masih terus diperbincangkan demi menghadirkan ide atau gagasan yang mampu membangun kehidupan bersama dalam keberagaman di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menawarkan ajaran Yesus yang dirangkai dalam ucapan-ucapan ??Sberbahagialah? di Matius 5:1-12 sebagai komponen dalam membangun moderasi beragama dalam konteks Kristen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan literatur untuk memaknai pembacaan teks Matius 5:1-12 dalam bingkai moderasi. Hasilnya, beberapa karakteristik kristiani yang disebutkan dalam teks tersebut dapat diajarkan sebagai komponen bangunan moderasi beragama dalam konteks Kristen. Kesimpulannya, gereja dapat mengajarkan materi khotbah Yesus di bukit, tentang ucapan ??Sberbahagialah? dalam rangka membangun spirit moderasi beragama di kalangan umat Kristen.