Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Prevalensi Defisiensi Vitamin D Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Orang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Maya M Montain; Janto G. Sinulingga; NFN Fatmawati; NFN Herlina; Nursanti Kurniastuti
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 1, No 01 (2013): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v1i01.2

Abstract

Abstract:Most people with HIV AIDS have been found with vitamin D deficiency, which is evidently influence by efavirenz as one of antiretroviral therapy (ART) regimen for HIV AIDS therapy, the characteristics of people with HIV AIDS, vitamin D intake, people with HIV AIDS life style, & drug intake that effect vitamin D level. 25-hydroxyvitamin D (D 25-OH) serumlevel measured vitamin D status at people with HIV AIDS. Vitamin D insufficiency was defined at 50-75 nmol/ml (20-30 ng/ml)D 25 OH , while vitamin D deficiency was defined under 50 nmol/ml (< 20 ng/ml) D 25-OH. Vitamin D is needed to maintain the health of bone and adequate immune function, that controled HIV infection. Vitamin D deficiency can increase the risk of bone fracture and Immune Reconstitution Syndrome(IRIS). Up to now, there has not been any data of the prevalence of vitamin D deficiency and its influencing factors on the people with HIV AIDS in Indonesia. The objective of this research is to understand the prevalence of vitamin D deficiency and its influencing factors on the people with HIV AIDS in Sulianti Saroso communicable disease hospital, that already have or not yet have ART intake . The results indicated that 88,8% people with HIV AIDS suffered vitamin D deficiency, and 11,2% suffered vitamin D insufficiency. The tested factors did not evidently influence the vitamin D deficiency.Abstrak. Defisiensi vitamin D ditemukan pada sebagian besar Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dimana defisiensi ini dipengaruhi salah satunya oleh efavirenz sebagai rejimen NNRTI yang merupakan salah satu rejimen ART (Antiretroviral Therapy) dalam terapi pengobatan ODHA. Faktor-faktor lain yang juga diduga berpengaruh terhadap defisiensi vitamin D pada ODHA adalah karakteristik ODHA, asupan sumber vitamin D, perilaku ODHA, dan juga konsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar vitamin D. Kadar vitamin D diketahui dengan mengukur kadar serum 25-hydroxyvitamin D dan dikategorikan sebagai insufiensi atau ketidakcukupan vitamin D bila kadar D 25-OH mencapai 50-75 nmol/ml (20-30 ng/ml), dan dikategorikan sebagai defisiensi atau kekurangan vitamin D bila jika kadar D 25-OH mencapai < 50 nmol/ml (< 20 ng/ml). Vitamin D dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan tulang dan untuk fungsi imun yang adekuat, yang membantu mengendalikan infeksi HIV. Defisiensi vitamin D pada ODHA dapat meningkatkan resiko fraktur tulang dan terjadinya Immune Reconstitution Syndrome (IRIS). Hingga saat ini belum ada data di Indonesia tentang prevalensi defisiensi D pada ODHA, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi defisiensi vitamin D pada 107 ODHA di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2010, baik yang belum maupun yang sudah mendapat ART dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menyebutkan bahwa 88,8% ODHA mengalami defisiensi vitamin D, dan yang mengalami insufisiensi vitamin D sebanyak 11,2%. Namun faktor-faktor yang diuji tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap defisiensi vitamin D.