Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAKSI LEMAK TERHADAP RENDEMEN DAN KARAKTERISTIK TEPUNG AMPAS KELAPA YANG DIHASILKAN Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 1 No. 1 (2012)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v1i1.32

Abstract

Penelitian dengan judul Pengaruh Fkstraksi terhadap Rendemen dan Karakteristik Tepung Ampas Kelapa yang Dihasilkan, bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Ekstraksi terhadap Rendemen dan Karakteristik Tepung Ampas Kelapa yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Universitas Islam Indragri dan di laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Univertas Andalas Padang pada bulan Juli 2010 - September 2010.Rancangan yang digunakan di dalam penelitian ini Rancangan Acak Lenngkap yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu : A perlakuan tanpa ekstraksi dan B perlakuan ekstraksi yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ pada taraf nyata5 %.Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa Ekstraksit memberikan pengaruh terhadap Rendemen dan Karakteristik Tepung Ampas Kelapa yang Dihasilkan dengan nilai analisi tepung yang dihasilkan berkisar Rendemen 37,15 % - 38,25 %, Kadar Air 4,20 – 4,99 %, Kadar Abu 0,98 – 1,10 %, Protein 2,44 – 2,98 %, Lemak 8,49 % - 9,49 %, Karbohidrat 81,55 – 83,76 %, Serat Kasar 27,21 % – 27,43 %, dan pH 6,40 – 6,55. Penyimpanan tepung ampas kelapa pada waktu 0 – 30 hari, dikatakan masih layak dikonsumsi, sebab tidak memberikan pengaruh pada bilangan peroksida tepung yang dihasilkan. Berdasarkan uji organoleptik, tepung ampas kelapa bisa diterima oleh panelis. dengan nilai organoleptik untuk warna 3,0 – 3,4, rasa 3,0 – 3,10, aroma 3,0 – 3,10 dan tekstur 3,00 – 3,40. Hasil yang terbaik dari perlakuan ini yaitu B dengan perlakuan ekstraksi dengan nilai rendemen 38,25 %,, kadar air 4,20 %, kadar abu 1,10 %, kadar protein 2,44 %, kadar lemak 8,49 %, kadar karbohidrat 83,76 %, kasar serat kasar 27,21 %dan pH 6,55.
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN DAN JENIS GULA DALAM PEMBUATAN “NATA DE COCO” Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 1 No. 1 (2012)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v1i1.34

Abstract

Air kelapa yang dihasilkan di Indonesia berjumlah lebih dari 900 juta liter pertahun. Bahan ini sebagian kecil sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, sedangkan selebihnya sering merupakan bahan yang terbuang begitu saja dan berakibat buruk terhadap kesuburan tanah khususnya tanah lahan pertanian.“nata de coco” merupakan jenis makanan hasil fermentasi air kelapa oleh suatu bakteri Acetobacter Xylinum. Makanan ini membentuk padat,putih,transparan dan rasanya menyerupai kolang kaling. Biasanya disajikan campuran dalam “fruit bowl, ” fruit cocktail”, ice cream atau cukup diberikan sirup saja.Cara kerja pembuatan “nata de coco” sederhana dan mudah dikerjakan, hanya saja memerlukan suasana yang bersih dan kondisi yang aseptis.Penelitian menggunakan ranncangan acak lengkap (RAL) dalam bentuk factorial yang terdiri dari 2 faktor ( A sebagai factor 1 dan B sebagai factor ke -2 ) yang setiap factor terdiri dari 3 taraf ( A1 = a1,a2.a3 dan B = b0,b2,b3 ) dan 3 ulangan, di uji lanjut dengan BNJ pada taraf 5%. Perlakuan yang digunakan adalah a1,b0 (air kelapa tua : glukosa), a1,b1 (air kelapa tua : sukrosa), a1,b2 (air kelapa tua : fruktosa), a2,b0 ( air kelapa ½ tua : glukosa), a2,b1 (air kelapa ½ tua : sukrosa), a2,b2 (air kelapa ½ tua : glukosa), a3,b0 (air kelapa muda : glukosa), a3,b1 (air kelapa muda : sukrosa), a3,b2 (air kelapa muda : fruktosa).Pengamatan yang dilakukan terhadap rendemen, ketebalan, kadar air, total asam, kadar gula dan uji organoleptik terhadap nilai warna, tekstur dan rasa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan kelapa dan jenis gula yang digunakan berpengaruh nyata terjadi aksi dari kedua factor terhadap nilai kadar gula, ketebalan dan kadar air dan berpengaruh nyata terhadap nilai total asam dan rendemen tetapi tidak terjadi interaksi dari kedua factor, terhadap nilai organoleptik terhadap nilai rasa, warna dan tekstur cendrung disukai. Perlakuan yang terbaik yaitu tingkat kematangan kelapa tua dan jenis gula glukosa
PENGOLAHAN NUGGET SAYUR Rujiah Rujiah; Retti Ninsix; Zinatal Hayati
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 2 No. 1 (2013)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v2i1.49

Abstract

Selama ini nugget yang dijual dipasaran berasal dari bahan baku hewani seperti ikan, daging, ayam maupun udang. Dengan memodifikasi bahan dasar pengolahan nugget pada penelitian ini dengan menggunakan sayur seperti wortel diharapkan dapat menghasilkan nugget yang bergizi tinggi namun harganya lebih murah sehingga dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Formulasi Perbandingan Wortel (Daucus carota L) dan Ikan Gabus (Ophiocephalus stiatus) Terhadap Karakteristik Nugget. Dari hasil analisis diperoleh perlakuan yang terbaik yaitu perlakuan E (3:1) dengan Kadar Air (61,75%), Kada Abu (20%), Kadar Protein (8%), Kadar Lemak (13,25%), Kadar B-Karoten (5,50%), Kadar Karbohidrat (17,25%), Warna (3,50), Rasa (3,25), Aroma (3,00), dan Tekstur (3,00).
PENGARUH KONSENTRASI RAGI MERK NKL TERHADAP MUTU TAPE YANG DIHASILKAN Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 2 No. 2 (2013)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v2i2.51

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ragi tape terhadap perubahan komposisi kimia (gula reduksi, alkohol, asam, pH) ubi kayu selama fermentasi, mengetahui pengaruh konsentrasi ragi tape terhadap profil sensoris (ketampakan, bau, rasa, sifat tekstural) tape ubi kayu yang dihasilkan, dan menentukan konsentrasi ragi yang tepat dalam pembuatan tape ubi kayu dengan ragi merk NKL. Penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh pola perlakuan 4 x 3 dengan jumlah 12 perlakuan. Yaitu A = pemberian ragi 0,25% (0,25 gr / 100 gr bahan), B = pemberian ragi 0,50% (0,50 gr / 100 gr bahan), C = pemberian ragi 0,75% (0,75 gr / 100 gr bahan), D = pemberian ragi 1 % (1 gr / 100 gr bahan). Apabila hasil yang diperoleh berbeda nyata atau F. hitung lebih besar dari F tabel maka dilakukan uji lanjut dengan metode Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Dari semua perlakuan bahwa hasil perlakuan yang paling baik pada penelitian ini yaitu konsentrasi ragi merk NKL dengan konsentrasi ragi NKL 25 %, dengan nilai kadar alkohol yang rendah (0.48 %), kadar gula reduksi yang tinggi (28.49%), pH (5.34), total asam yang rendah (0.1467) dengan nilai organoleptik yang diterima panelis dengan nilai aroma (2.86), rasa (2.9067), tekstur (2.9500) dan warna (3.0100).
KARAKTERISTIK CAKE UBI KAYU DENGAN CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN PEMBERIAN BAKING SODA Farida Ariani; Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2014)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v3i1.59

Abstract

Penelitian Karakteristik Cake Ubi kayu (Manihot utilisima) dengan Campuran Tepung Teregu dan Pemberian Bahan Bahan Pengembang Baking Soda (NaHCO3) bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan campuran ubi kayu dengan tepung terigu dan penambahan bahan pengembang baking soda (NaHCO3).terhadap karakteristik cake yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor A (campuran ubi kayu dengan tepung terigu) dan Faktor B (bahan pengembang baking soda). Faktor A terdiri dari tiga taraf perlakuan yaitu a1 = campuran ubi kayu 180 gram dan tepung terigu 20 gram, a2=campuran ubi kayu 160 gram dengan tepung terigu 40 gram, a3=campuran ubi kayu 140 gram dengan tepung terigu 60 gram. Faktor B terdiri dari empat taraf yaitu b0=tanpa pengembang, b1=0,4 gram (setara dengan konsentrasi 0,20%), b2=0,5 gram (setara dengan konsentrasi 0,25%), b3=0,6 gram (setara dengan konsentrasi 0,30%).Hasil terbaik untuk uji organoleptik diperoleh pada perlakuan a3b0 (140 gram ubi kayu dengan campuran tepung terigu 60 gram dan pemberian tanpa bahan pengembang ), rasa diperoleh pada perlakuan a3b0. Aroma a3b0, tekstur a3b0.( 140 gram ubi kayu dan 60 tanpa pengembang). warna 3,15, rasa 3, aroma 2,70 dan tekstur 2,80.
PENGARUH PERSENTASE GULA KELAPA DAN PERBANDINGAN TEPUNG KETAN DENGAN PISANG MULI TERHADAP MUTU DODOL YANG DIHASILKAN Herliza Herliza; Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2014)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v3i2.68

Abstract

Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui pengaruh berbagai perbedaan Persentase gula kelapa dan perbandingan tepung ketan dan pisang muli terhadap dodol pisang. Hasil penelitian menunjukkan Hasil terbaik untuk kadar air diperoleh dari perlakuan T3S3 (campuran pisang muli 250 gram dan tepung ketan 750 gram ditambah gula kelapa 65%) yaitu 22,93%, kadar sukrosa terbaik diperoleh pada perlakuan T1S3 (campuran pisang muli 750 gram dan tepung ketan 250 gram ditambah gula kelapa 65%) yaitu 58,43%, dan nilai pH terendah diperoleh pada perlakuan T3S1 dan T3S2 yaitu 6,4. Perlakuan terbaik dari pengaruh persentasi gula kelapa dan perbandingan tepung ketan dengan pisang muli terhadap mutu dodol adalah perlakuan T1S3 (campuran pisang muli 750 gram, tepung ketan 250 gram, dan gula kelapa 65%) dengan kadar air 26,83%, kadar sukrosa 58,43%, pH 6,53%, uji organoleptik warna 3,90%, aroma 3,30%, rasa 3,80%, dan tekstur 3,65%. Dari penelitian disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai optimasi lama dan suhu pemasakan dodol, dan perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bahan baku pengganti yang berbeda.
PENGARUH KONSENTRASI GULA PADA PEMBUATAN MAHKOTA DEWA (Phaleria Macrocamps) INSTANT Erna Wati; Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2014)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v3i2.70

Abstract

Penelitian pengaruh konsentrasi gula pada proses pembuatan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) instan terhadap mutu yang dihasilkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi gula pada proses pembuatan mahkota dewa instan terhadap mutu yang dihasilkan, untuk mengetahui proses pembuatan mahkota dewa yang dihasilkan dan untuk mengetahui hasil organoleptik ( rasa, aroma, warna dan tekstur ) mahkota dewa yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL) yang terdiri lima perlakuan yaitu G 1 : 60 % gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa, G 1 : 60 % gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa, G2 : 65 % gula dalam 500 ml air rebusan ahkota dewa, G3 : 70 % gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa, 04 : 75 % gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa, Gl : 80 % gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa.Hasil terbaik dari analisa kimia mahkota dewa instan yang meliputi kadar air terdapat pada perlakuan G4 (75% gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa) yaitu 3.25 %, kadar abu terdapat pada perlakuan 03 (70 % gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa yaitu 0.59 % dan kadar sukrosa terdapat pada perlakuan G3 (70% gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa yaitu 74.66 %. Hasil terbaik untuk uji organoleptik yang meliputi aroma terdapat pada perlakuan G5 (75% gula dalam 500 ml air rebusanmahkota dewa) yaitu 3.1 % dan tekstur terdapat pada perlakuan G5 (75% gula dalam 500 ml air rebusan mahkota dewa) yaitu 3.4%.
STUDI PEMBUATAN ROTI MANIS KUKUS DARI CAMPURAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG NANGKA Susmawida Susmawida; Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2015)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v4i1.74

Abstract

Penelitian yang brjudul Studi Pembuatan Roti Manis Kukus Dari Campuran Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Nangka bertujuan untuk mendapatkan komposisi yang tepat pada pencampuran tepung terigu dengan tepung pisang nangka dalam pengolahan roti manis kukus. Penelitian ini telah dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah A(Tepung pisang nangka 10%, tepung terigu 90%), B (Tepung pisang nangka 20%, tepung terigu 80%), C (Tepung pisang nagka 30 %, tepung terigu 70%), D(Tepung pisang nangka 40%, tepung terigu 60%), E(Tepung pisang nangka 50%, tepung terigu 50%).Hasil terbaik untuk kadar air diperoleh pada perlakuan A (Tepung Pisang Nangka 10% : Tepung Terigu 90%) dengan kadar air 29,00 %, kadar abu 0,54 %, dan kadar protein 9,94 %, dan uji organoleftik warna 3,20 %, aroma 3,45 %, tekstur 2,95 % dan rasa 2,90 %.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KETAN HITAM TERHADAP BISKUIT YANG DIHASILKAN Dian Susanti; Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2015)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v4i2.79

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung ketan hitam yang tepat untuk dapat menghasilkan biskuit yang bermutu baik. Rancangan percobaan penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (A : 100 % tepung ketan hitam dan 0 % tepung terigu), (B: 90 % tepung ketan hitam dan 10 % tepung terigu), (C : 80 % tepung ketan hitam dan 20 % tepung terigu), (D: 70 % tepung ketan hitam dan 30 % tepung terigu).Analisa dilakukan untuk menentukan kadar kadar air, kadar abu, kadar protein dan organoleptik (Warna, aroma, tekstur dan rasa). Basil terbaik biskuit yaitu perlakuan D (substitusi tepung ketan hitam 70% + tepung terigu 30%) dengan kadar air 3,1647%, kadar abu O,9855, kadar protein 6,2272%, nilai wama 4,30, aroma 2,60, rasa 3,85 dan tekstur 4,55.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG AMPAS KELAPA DENGAN TEPUNG TAPIOKA TERHADAP COOKIES Sudirman Sudirman; Retti Ninsix
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2015)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v4i2.82

Abstract

Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Tepung Ampas Kelapa dengan Tepung Tapioka Terhadap Mutu Cookies bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penambahan tepung ampas kelapa dengan tepung tapioka terhadap mutu cookies. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknilogi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri dan analisa di lakukan di Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang pada bulan November 2013 sampai Desember 2014.Rancangan percobaan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)yang terdiri dari empat perlakuan yaitu :A = 85% tepung ampas kelapa + 15% tepung tapioka, B = 70% tepung ampas kelapa + 30% tepung tapioka, C = 55% tepung ampas kelapa + 45% tepung tapioka, dan D = 40% tepung ampas kelapa + 60% tepung tapioka. Perlakuan ini diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh pula perlakuan 3x4 dengan jumlah 12 unit percobaan. Hasil analisa dianalisis secara statistik, j ika F hitung > dari F tabel, maka dilakukan uji lanjut BNJ tarafnya 5%.Hasil yang terbaik dari penelitian ini adalah perlakuan Al ( 85 % penambahan tepung ampas kelapa + 15 % tepung tapioka ) ) dengan kadar air 4,42 %, kadar protein 6,67 %, kadar lemak 13,71 %, serat kasar 8,50 %, kadar karbohidrat 73,50 % dan dengan uji organoleptik untuk warna 4,55, rasa 4,30, aroma 4,02, dan tekstur 4,40.