Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

QISAS PUNISHMENT IMPOSED BY SURAMBI COURT IN KASUNANAN OF SURAKARTA POST PALIHAN NAGARI sugiarti kasiran; Reiza D. Dienaputra; Awaludin Nugraha; N. Kartika
Al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam Vol. 11 No. 1 (2021): April
Publisher : Prodi Siyasah (Hukum Tata Negara) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surambi Court began in the time of Sunan Paku Buwono IV ruling in 1788-1820 M. Surambi as the highest court was authorized to pass judgments over serious crimes, including murder cases in Surakarta. Back in the time, soldiers assigned to executing the punishment were established: Nirbaya, Martalulut, and Singanagara. Surakarta was the region under the Dutch colonialism, and this situation did not allow Islamic Law to be fully enforced in the region due to the interference of the invaders. This research employed historical legal approach intended to study the legal history from the perspective of the development and the origin of legal system growing in a certain society and to compare it to another different law. The research methods involved the studies of history such as heuristic, critical, interpretational, and historiographic approaches.  The research found out that qisas punishment was not imposed as what is governed in Islamic Law. The Dutch interference in internal issues in the keraton (palace) took over all court decisions under its control. The Dutch could aggravate or even alleviate punishment imposed on a defendant as long as it benefitted the Dutch.
OPTIMALISASI RENCANA PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERKELANJUTAN: STUDI KASUS DI SITU CIGAYONGGONG Rifki Rahmanda Putra; Reiza D Dienaputra; Awaludin Nugraha; Ute Lies Siti Khadijah; Cecep Ucu Rakhman
MEDIA BINA ILMIAH Vol 14, No 3: Oktober 2019
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.113 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v14i3.372

Abstract

Inisiasi yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Desa Kasomalang Wetan untuk mengelola Situ Cigayonggong sebagai daya tarik wisata sejak awal tahun 2018 masih belum terealisasi sampai saat ini.  Padahal situ yang merupakan aset milik Desa Kasomalang Wetan tersebut memiliki potensi untuk dibuka kembali menjadi daya tarik wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi untuk mengoptimalisasikan rencana pengembangan Situ Cigayonggong sebagai daya tarik wisata dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling yaitu aparatur pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi. Lalu dilakukan juga studi literatur untuk pengumpulan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian, strategi yang dianggap memilki prioritas yang tinggi dan mendesak untuk dilaksanakan adalah strategi turn-around dengan meminimalisir kelemahan internal yang dimiliki guna mendapatkan peluang yang dapat terjadi apabila rencana pengembangan Situ Cigayonggong dapat terealisasikan. Hasil Penelitian ini dapat berkontribusi sebagai guidline bagi pemerintah dan masyarakat setempat, dalam percepatan pembangunan pariwisata di Situ Cigayonggong yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Kasomalang Wetan baik untuk saat ini, maupun generasi mendatang.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI 4.0 UNTUK MENUNJANG PELAYANAN WISATA OLEH USAHA KECIL MENENGAH PARIWISATA; STUDI KASUS PADA ZIGRA WISATA Aping Firman Juliansyah; Awaludin Nugraha
MEDIA BINA ILMIAH Vol 14, No 7: Februari 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.417 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v14i7.453

Abstract

Information technology has been bringing human being into an era called 4.0 technology enabling human life revolution in their various aspects. Tourism is not steril either from it’s influence. Utilization of this technology is so massive, broad, and diverse. Many big corporates has been applying this technology as one of very prominent parts. This has been followed by small and medium entreprises (SMEs). Zigra Wisata is an SME in tour and travel service. Since established from 2010, it has been handling various tourism activities in many cities and countries and servicing many tourists from various age, profession, social status, race and country. Author wants to research utilization of  this technology by Zigra Wisata on it’s operation and service. This research uses qualitative methode by using observation techniques, interview, litterature study. Author concludes that Zigra Wisata as an SME in travel agent industry has been taking advantages of 4.0 technology on the operation and service. Those utilization has been becoming very important and inevitable thing in it’s business. 
Tradisi Lisan dalam Melestarikan Lingkungan Alam di Kampung Adat Dukuh, Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut Nyai Kartika; Reiza D. Dienaputra; Susi Machdalena; Awaludin Nugraha; Nani Sriwardani
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 37 No 3 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v37i3.1982

Abstract

Life in kampung adat is always interesting to study. Not only it has different culture than what is fostered by the community in general, kampung adat also has local wisdom that is ardently upheld by its community. One example is an oral tradition in Kampung Adat Dukuh, Ciroyom Village, Cikelet Subdistrict, Garut District, which is known as Uga Mandeling. The oral tradition contains local wisdom in preserving the natural environment. This study aims to further explore Uga Mandeling oral tradition and the extent to which it affects the life of the community. This study applied a historical method with four stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography, to analyze Uga Mandeling in Kampung Adat Dukuh. The results show that, in addition to maintaining the natural environment, Uga Mandeling also contains an appeal to lead a harmonious life with other communities as well as the government. This study is expected to contribute to the relevant literature, particularly related to Kampung Adat Dukuh.
Motif Batik Ciwaringin sebagai Identitas Budaya Lokal Cirebon Susi Machdalena; Reiza D. Dienaputra; Agus S. Suryadimulya; Awaludin Nugraha; N. Kartika; Susi Yuliawati
PANGGUNG Vol 33, No 1 (2023): Nilai-Nilai Seni Indonesia: Rekonstruksi, Implementasi, dan Inovasi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.87 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v33i1.2476

Abstract

Artikel ini membahas motif-motif Batik Ciwaringin yang mempunyai kekhasan dan keunikan tersendiri. Batik Ciwaringin dibuat tidak menggunakan pola dalam proses membatiknya, dikerjakan para ibu yang sudah berumur lanjut, untuk mewarnai batik digunakan bahan pewarna alam, motif batik kental dengan nilai-nilai Islam, karena awal mulanya terdapat batik di Ciwaringin dibuat oleh para santri di pesantren. Hal-hal tesebut menjadi unggulan Batik Ciwaringin dan menjadi identitas masyarakatnya. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pendekatan ini digunakan untuk memaparkan kearifan lokal dan identitas masyarakat Ciwaringin. Data-data yang berupa motif-motif batik Ciwaringin diperoleh dari sanggar Batik Muhammad Suja’i dan sanggar Batik Risma. Data-data dipilah berdasarkan pola motif batik. Terdapat lima pola motif, yaitu pola geometris, pangkaan, byur, ceplak-ceplok, laseman, dan pola kombinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif-motif batik dengan berbagai ragam hias berasal dari alam di sekitar Desa Ciwaringin. Batik Ciwaringin merupakan hasil ekspresi kultural para perajinnya dengan motif-motif yang tidak keluar dari sosio-kultural Islam karena sejak awal adanya Batik Ciwaringin berpedoman pada ajaran-ajaran Islam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Batik Ciwaringin menunjukkan identitas budaya Ciwaringin yang kaya akan flora dan fauna. Kata kunci: Motif batik, kearifan lokal, identitas Kata kunci: Motif batik, kearifan lokal, identitas.
KAJIAN KONSEP EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN PARIWISATA : SEBUAH STUDI LITERATUR Rifqi Asy'ari; Reiza D. Dienaputra; Awaludin Nugraha; Rusdin Tahir; Cecep Ucu Rakhman; Rifki Rahmanda Putra
PARIWISATA BUDAYA: JURNAL ILMIAH AGAMA DAN BUDAYA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pba.v6i1.1969

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman, terminologi ekowisata terus berkembang tanpa menghilangkan esensial dasar yang ada dalam pengertian ekowisata itu sendiri, yaitu konservasi atau pelastarian baik untuk alam, budaya dan masyarakat itu sendiri. Konsep ekowisata berbasis masyarakat menjadi konsep yang berkembang di tahun 2000-an yang di mana terminologi dari konsep ini lebih menekan pada pelibatan masyarakat yang ada dalam perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh. Penelitian ini mengkaji terkait sejauh mana konsep ekowisata berbasis masyarakat dalam menunjang pengembangan pariwisata dan hal apa saja yang masih menjadi hambatan dalam konsep ekowisata berbasis masyarakat tersebut untuk kemudian dapat menjadi rekomendasi bagi penelitian selanjutnya. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif berupa studi literatur dari 20 artikel yang didapat. Alat bantu pencarian yang digunakan adalah harzing’s publish or perish. Selanjutnya, data dianalisis dengan metode tinjauan pustaka dengan teknik traditional review. Konsep ekowisata berbasis masyarakat dalam konteks pengembangan pariwisata dapat diartikan sebagai wujud pengembangan dalam pemanfaatan sumberdaya dengan pelibatan masyarakat sebagai pemegang kunci. Konsep ekowisata berbasis masyarakat juga menjadi konsep yang masih baru dan membuka peluang untuk memperkaya kajian tersebut.  Indikator yang didapat dari hasil analisis bahwa indikator sumber daya, masyarakat dan wisatawan menjadi faktor dalam pengembangan pariwisata yang menggunakan konsep ekowisata berbasis masyarakat.