Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

APLIKASI PLTS ON GRID PADA USAHA PEMBESARAN LELE Fahru Nurosyid; Agus Supriyanto; Risa Suryana; Yofentina Iriani
Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis Vol 23, No 11 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.472 KB) | DOI: 10.20961/jkb.v22i12.26616

Abstract

Application of on-grid PLTS on the effort of catfish enlargement aims to reduce the cost for the fulfillment of electrical energy, increase knowledge and train the skills to assemble PLTS on grid. Farmers catfish use electrical energy to power the water pump. PLTS on grid enables saving on electricity costs. The use of on-grid PLTS does not require an electric storage battery. The overproduction of electricity from PLTS allows it to be sold to PLN. If there is a shortage of electricity, then electricity is purchased from PLN. Public knowledge about PLTS can be introduced in theory and practice of PLTS installation scale 2000 WP (watt peak). The use of 2000 WP can produce 9.2 KWH / day in sunny conditions.e
Pest Control on Shallots Using Solar-Powered Trap Lights in Srimulyo Village, Sragen Regency Hendri Widiyandari; Yofentina Iriani; Kusumandari Kusumandari; Fahru Nurosyid; Khairuddin Khairuddin; Risa Suryana
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2023): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v6i1.2821

Abstract

Shallots one of a leading vegetable commodity in Central Java. However, the shallot farming industry is frequently confronted with the issue of decreasing yields due to the presence of plant pests. Onion plant pests include the butterfly (Spodoptera exigua) and the leafminer fly (liriomyza). There are two approaches to dealing with this pest problem: pesticides/insecticides and light traps. In terms of organic farming methods, the use of light traps is more profitable. However, the operational costs are quite high because farmers must have a generator to generate electricity, diesel fuel to turn on the generator, oil to lubricate the engine, operators, or must connect to the PLN electricity network. So, we used a solar-powered pest trap lamp system with Li-ion batteries as the energy storage medium to solve this problem. In Srimulyo village, Gondang district, Sragen regency, community service activities such as installing pest trap lights to control pests on shallots were carried out. The onion farmer group association is the service activity's partner (Gapoktan). This activity was well received by shallot farmers because the presence of this light trap can reduce pest attacks.
Edukasi Pengelolaan Sampah Organik di Yayasan Pendidikan Mutiara Insan Menuju Sekolah Berwawasan Mandiri Energi Kusumandari Kusumandari; Risa Suryana; Yofentina Iriani; Fahru Nurosyid; Hendri Widiyandari; Khairuddin Khairuddin
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 12, No 2 (2023): November (Article in Press)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v12i2.77098

Abstract

Sampah selalu menjadi permasalahan yang tak kunjung usai dan menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Kesadaran masyarakat Indonesia dalam pengelolaan sampah masih harus terus ditingkatkan. Secara umum sampah dapat dikategorikan sebagai sampah organik dan non organik. Kedua jenis sampah tersebut sejatinya dapat dimanfaatkan lagi. Sebagai contoh dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang-barang yang bermanfaat seperti vas bunga, pot, tempat pensil dan lain sebagainya Sedangkan sampah organik dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos atau bahkan untuk sampah organik dalam jumlah banyak dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi baru biogas. Oleh karenanya dalam usulan pengabdian ini, akan dilakukan edukasi pengelolaan sampah organik di Yayasan Pendidikan Mutiara Insan Sukoharjo. Yayasan Pendidikan Mutiara Insan membawahi beberapa institusi pendidikan yaitu SMPIT Mutiara Insan, SDIT Mutiara Insan dan TKIT/PAUD Mutiara Insan. Sebagai lembaga Pendidikan dengan kurikulum fullday, yayasan menerapkan kebijakan pemberian katering snack maupun makan siang setiap harinya. Selain berdampak positif, hal tersebut tentunya menimbulkan masalah karena banyaknya sampah organik yang berasal dari potongan sayuran maupun sisa makanan siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan edukasi untuk membangun kesadaran pengelolaan sampah organik tersebut. Edukasi dengan pemberian materi in class tentang pengelolaan sampah menjadi energi alternatif biogas. Kegiatan diikuti oleh pemangku kebijakan dari Yayasan Mutiara Insan dan juga perwakilan pemerintah setempat. Dari hasil pelatihan, peserta merasa mendapatkan pencerahan mengenai sampah organik sebagai sumber energi alternatif dan siap mendukung penerapannya di Yayasan Mutiara Insan sebagai usaha mewujudkan sekolah yang berwawasan mandiir energi. Dari pengabdian ini diharapkan masyarakat mendapatkan kemanfaatan edukasi dan teknologi tepat guna dalam usaha pengelolaan sampah khususnya sampah organik.