Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERKEMBANGAN POLITIK PARTAI KOMUNIS INDONESIA (1948-1965) Uung Runalan Soedarmo
Jurnal Artefak Vol 2, No 2 (2014): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.678 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i2.1061

Abstract

Hasil penelitian ini membahas tentang gambaran umum pemberontakan PKI tahun 1948 pada saat PKI di pimpin oleh Musso, membahas aksi penumpasan pemberontakan PKI 1948 oleh pemerintah, selain itu juga membahas tentang usaha-usaha yang dilakukan PKI untuk menguatkan kembali PKI yang melemah setelah terjadinya pemberontakan di Madiun dengan melakukan Konsolidasi Partai, Kondisi setelah Konsolidasi Partai, dan menyusun program Partai Komunis. Selanjutnya membahas mengenai eksistensi Partai Komunis pada tahun 1950-1965, dimna PKI mulai memperkuat basis keanggotaan dengan mendekati kaum buruh dan mulai melaksanakan kerjasama dengan kaum non Komunis, Usaha PKI ini membawa hasil yang sangat besar dibuktikan padasaat pemilihan umum 1955 PKI mendapat peringkat ke empat terbesar. Danjuga PKI setelah pemilihan umum 1955 mulai mengembangkan kekuatannya dengan cara melakukan pengembangan ideologi Partai, meluaskan pengaruh Partai, pengembangan anggota partai. Disamping itu juga PKI dibahas mengenai peranan PKI dalam persiapan gerakan 30 September. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan diharapkan bangsa Indonesia dapat bercermin dari kejadian masalalu dan dijadikan suatu pembelajaran.Kata Kunci: Partai Politik dan KomunisABSTRACTResults of this study discusses general overview PKI rebellion in 1948 at the time of the PKI led by Musso, discuss a crackdown on the PKI rebellion in 1948 by the government, but it also discusses the efforts undertaken to reinforce PKI PKI weakened after the uprising in Madiun by doing Consolidation Party, condition after the Consolidation of the Party, and preparing the program of the Communist Party. Further discussing the existence of the Communist Party in 1950-1965, dimna PKI began to strengthen the membership base by approaching the workers and began to implement the cooperation with the non-Communist, Enterprise PKI brings tremendous results proved padasaat 1955 elections PKI was ranked fourth largest, Danjuga PKI after the 1955 general election began to develop its power in a way to the development of the ideology of the Party, extend the influence of the Party, the development of party members. Besides, it also discussed the role of PKI PKI in preparation of 30th September movement. This research is expected to be useful for the people of Indonesia as the reflection of events and learning problems.Keywords: Political Party and the Communist
PERANAN SJAM KAMARUZZAMAN DALAM GERAKAN 30 SEPTEMBER TAHUN 1965 Uung Runalan Soedarmo; Rini Sri Muslimin
Jurnal Artefak Vol 2, No 1 (2014): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.501 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i1.1054

Abstract

Keterlibatan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 september 1965, adalah dari latar belakang pendidikannya yang berpindah-pindah tempat hingga akhirnya ia ke Yogyakarta. Disanalah terlihat Keterlibatan Sjam diadalam politik berhaluan kiri (komunis) dimulaai sejak ia ikut kelompok Pathuk dan aktif dalam organisasi buruh dan petani. Kemudian pada tahun 1947 ia bertemu dengan Aidit dan menjadi asisten pribadinya hingga akhirnya resmi menjadi anggota dari partai PKI. Kepercayaan Aidit pada Sjam sangat besar dan kemudian dijadikannya Sjam sebagai ketua Biro Chusus suatu organisasi ilegal dibawah pimpinan Aidit langsung. Adanya Biro Chusus adalah untuk melakukan Infiltrasi terhadap ABRI sebagai usaha strategi untuk melakukan kudeta dengan kekuatan militer. Meletusnya Gerakan 30 September tahun 1965 telah membuat peranan Sjam terlihat semakin jelas dengan ditunjuknya ia sebaga pimpinan pelaksana Gerakan, alasannya karena ia tidak begitu dikenal dikalangan luas dan merupakan ketua Biro Chusus yang mengetahui informasi mengenai perwira-perwira tinggi ABRI. Akhir perjalanan Sjam dalam kariernya setelah kegagalan Gerakan 30 September berakhir di Mahmilub dan memberikan kesaksian-kesaksian mengenai kudeta terseut. Hingga dari kesaksiannya menimbulkan pendapat bahwa ia seorang Agen Ganda. Manfaat penelitian ini adalah dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran sejarah disekolah serta pengembangan nilai-nilai perjuangan bagsa dan implikasinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pribadi peneliti, khusunya bagi kepentingan pembelajaran di sekolah.Kata Kunci: Sjam Kamaruzzaman dan G.30. SABSTRACTSjam Kamaruzzaman involvement in the thirtieth of September movement 1965 was in education background. He move from one place to another place till found Yogyakarta. The involvement of Sjam Kamaruzzaman in Communist Party started when he joined Pathuk group and he took part actively in farmer and lakor organization. In 1947 h7 he met Aidit and met Aidit and became Aidit’s assistant. Then, he became Aidit’s assistant. Then, he became communist party member, Aidit b became communist party member, Aidit belliveived sja sja sjam vem verry much. Then, Aidit took Sjam out as trry much. Then, Aidit took Sjam out as the leader of Chusus Bureau (an illegal organization directed by Aidit) Chusus Bureau did some infiltration to ward Indonesian Army (ABRI) as strategic coup attempt by means of milirattempt by means of military force. Becaming the leader of the thirtieth of september movement 1965 made the role of Sjam appeared. The reason are Sjam was unknow people before. Beside, Sjam knew more information about the leader of millitary officer. Sjam career ender after the failure of the thirtieth of september movement in Mahmilub movement, Sjam told some avidence about the coup attempt. The benefits of this research is expected to be able to be used as the literature source for studying history subject. Besides, it expected to be able to give contribution to arrise students awreness toward the nation fighter. The last, this research is expected to be able to improve the writer’s knowledge. Aspecially, in teaching and learning process.Kata Kunci: Sjam Kamaruzzaman dan G.30. S
SITUS CAGAR BUDAYA SANGHYANG MAHARAJA CIPTA PERMANA PRABUDIGALUH SALAWE DUSUN TUNGGAL RAHAYU DESA CIMARAGAS KECAMATAN CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS Uung Runalan Soedarmo
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.833 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1099

Abstract

Hasil penelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Situs Cagar Budaya Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Galuh Pangauban (Perlindungn) Gara Tengah yang diperintah oleh seorang Raja Cipta Permana (1595-1618 M) yang merupakan penguasa Galuh Pangauban islam pertama, karena sebelumnya islam belum mampu menembus pertahanan Galuh di wilayah pedalaman. Raja-raja Galuh Pangauban ini merupakan keturunan Prabu Siliwangi dari istri Inten Kedaton. Keunikan dari Situs ini yaitu teradapat peninggalan masa hindu dan masa islam seperti terdapat Batu Entog (Trimurti), Batu Panggeresan (Pangcalikan Raja), Patilasan Prabu Silihwangi, Patilasan Ulama Besar Syekh Abdul Kodir Jaelani, Patilasan Raja Cipta Permana Lengkap Dengan Patih, Para Petinggi Kerajaan, Juru Keuangan, Para Duta Besar Kerajaan, Putra Mahkota Raja, Gudang Persenjataan, serta pernah dijadikan tempat pertapaan oleh tokoh Proklamator Bangsa Indonesia. Situs Salawe merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah Galuh Pangauban yang bercorak islam, namun terdapat pula peninggalan arkeologi masa hindhu-budha dan banyak patilasan-patilasan petinggi kerajaan Galuh lainnya serta pernah dijadikan tempat pertapaan oleh Pak Sukarno ketika Indonesia belum merdeka. situs ini perlu dilestarikan dan dirawat serta diperhatikan oleh berbagai pihak, terutama Dinas Kepurbakalaan agar generasi mendatang dapat melihat kebesaran para pendahulunya.Kata Kunci: Cagar budaya dan Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh SalaweABSTRACTThe result of this research in outline can be concluded that Cagar budaya Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe archeological site is an archeological remains history of Galuh Pangauban Gara Tengah Empire which commanded by Cipta Permana King (1595-1618 M), He is the first ruler of Galuh Pangabuan Islam, previously islam couldn’t able to penetrate the defense of Galuh inside. The king of Galuh Pangauban is the descent of Prabu Siliwangi from his wife Inten Kedaton. The uniqueness of this archeological site were archeological remains of hindu period and islam period, that contained like Batu entog (Trimurti), Batu panggeresan (the chair of the king), Patilasan Prabu Siliwangi, Patilasan Ulama Besar Syekh Abdul Kodir Jaelani, functionary of empire, clerk of finances, ambassadors, crown price, weaponry room, and also have used as asceticism by proclamation personage Indonesian. Salawe archeological site is one of proof of archeological remains history of Galuh Pangauban that have the design of islam, however there are also archeological remains history of Hindu-Budha period and many others archeological history that had been used as asceticism by Mr. Sukarno before the independence of Indonesia. This archeological site need to be conserved and treated by all the people as well, especially by Archeological service so that the next generation can see the greatness of their predecessor.Keywords: Cultural heritage and Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe
PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA BERBASIS SITUS SEJARAH LOKAL GUNUNG SUSURU DI KABUPATEN CIAMIS Uung Runalan Soedarmo; Sri Pajriah; Aan Suryana
Abdimas Galuh Vol 3, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v3i2.6006

Abstract

Kegiatan pengabdian dosen kepada masyarakat yang dilakukan mengambil judul “Pengembangan Pariwisata Budaya Berbasis Situs Sejarah Lokal Situs Gunung Susuru di Kabupaten Ciamis”.Sasaran yang dituju dalam pengabdian ini adalah masyarakat yang memiliki pemahaman kurang terhadap pengembangan pariwisata budaya berbasis situs sejarah lokal yang ada di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis. Hal ini dilakukan supaya masyarakat mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah menggunakan metode instruksional, dengan menggunakan pendekatan participatory planning, yaitu suatu pendekatan dimana seluruh unsur yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan kawasan wisata budaya diikutsertakan baik secara teoritis maupun praktis. Selanjutnya menggunakan pendekatan potensi dan karakteristik ketersediaan produk budaya yang dapat mendukung keberlanjutan pengelolaan kawasan wisata budaya.Adapun hasil kegiatan pengabdian  adalah bahwa produk wisata yang dikembangkan di Situs Gunung Susuru adalah berupa kerajinan tangan caping (dudukuy) yang terbuat dari hata, namun dalam proses pemasarannya masih belum optimal dikarenakan faktor SDM, analisis faktor internal dan eksternal pengembangan pariwisata budaya berbasis situs sejarah lokal Gunung Susuru meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Sedangkan strategi pengembangan yang digunakan adalah strategi kekuatan peluang, strategi kekuatan ancaman, strategi kelemhan peluang dan strategi kelemahan ancaman.