Dietriech G. Bengen
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STRATEGI MENGATASI KEMISKINAN UNTUK ANAK BUAH ‘BAGAN’ DI SUMATERA BARAT Richard Stanford; John Haluan; Budy Wiryawan; Dietriech G. Bengen; Rudi Febriamansyah
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 6, No 1 (2014): (Mei 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.428 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.6.1.2014.1-10

Abstract

Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi mengatasi kemiskinan pada anak buah bagan di Sumatra Barat. Metoda kuantifikasi pendekatan Sustainable Livelihoods Approach (SLA) digunakan dalam penelitian ini dan diterapkan di dua kampung nelayan yaitu Sungai Pinang dan Ampang Pulai, di Provinsi Sumatera Barat. Wawancara dilakukan pada 52 rumah tangga nelayan yang bekerja di sektor perikanan bagan sebagai anak buah, kapten atau sebagai pemilik bagan. Analisis data menggunakan multi-dimensional scaling berdasarkan pengelompokkan ke dalam enam jenis sumber daya yaitu alam, keuangan, manusia, sosial, kelembagaan dan sumber daya buatan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pemilik kapal bagan memiliki sumber daya buatan, keuangan dan manusia yang lebih tinggi daripada anak kapal atau buruh tetapi tidak terdapat perbedaan untuk sumber daya alam, sosial dan kelembagaan. Lembaga perikanan kurang mendukung semua dari bagan sektor. Program pemerintah cenderung menargetkan pada sumber daya buatan tanpa meningkatkan keuangan dan sumber daya manusia terlebih dahulu. Penelitian ini menghasilkan empat jalan keluar dari kemiskinan yang dihadapi nelayan. In this paper a new methodology of quantifying the Sustainable Livelihoods Approach (SLA) is presented and applied to two fishing communities, Sungai Pinang and Ampang Pulai, in West Sumatra. Interviews with 52 households from the bagan sector, including crew members, captains and owners, are analysed using a multi dimensional scaling approach according to six asset categories. The analysis demonstrated that owners possess higher physical, financial and human capital than crew members but that there was no difference in the natural, social and institutional fields. Institutional support across all sectors scored poorly. Government programs tend to emphasise bridging the gap between crew members and owners by providing physical capital without necessarily addressing the underlying financial and human capital limitations that crew members face. The paper concludes with an explanation of the main routes out of poverty for a crew member.