Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISA KONDISI KEMANTAPAN JALAN NASIONAL PROVINSI RIAU TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DAN ALOKASI ANGGARAN Fatra, Riddo; purnawan, purnawan; Putri, Elsa Eka
RACIC: Jurnal Teknik Sipil Universitas Abdurrab Vol 2 No 01 (2017): Terbitan Ketiga Bulan Juni 2017
Publisher : Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.643 KB)

Abstract

Kementerian Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas dan fungsinya senantiasa memandang infrastruktur sebagai salah satu elemen penting. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan penyelenggaran jalan memiliki tugas dalam mempertahankan kondisi jalan sehingga dapat berfungsi dengan semestinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi kemantapan jalan, hubungan antara pertumbuhan lalu lintas dengan kondisi jalan serta kebijakan Bina Marga dalam mengatur ketersediaan dana untuk pencapaian kondisi jalan mantap. Persentase kondisi kemantapan jalan sangat penting sebagai indikator kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Tingkat kerataan jalan (IRI) ini merupakan salah satu faktor pelayanan (functional performance) dari suatu perkerasan jalan yang sangat berpengaruh pada kenyamanan (riding quality). Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui kecenderungan (trend) IRI setiap tahun yaitu y= 6,2856e(-0,08x) dengan x adalah tahun dan y adalah IRI. Nilai IRI menurun karena kondisi kemantapan jalan juga meningkat, artinya seiring dengan meningkatnya kondisi mantap jalan dari Tahun 2011 sampai Tahun 2014 maka kondisi IRI juga menurun/semakin baik. Kecenderungan (trend) antara IRI dan kemantapan jalan yaitu y = 1,0497 e-0,036x, dengan x adalah IRI dan y adalah kemantapan jalan. Pertumbuhan lalu lintas (i) meningkat rata-rata 6,56% per tahun. Kecenderungan (trend) kenaikan LHR yaitu y= 4558,8 e(0,0645x) dengan x adalah tahun dan y adalah LHR. Kecenderungan (trend) kenaikan LHR terhadap kondisi kemantapan jalan y= 0,6319 e(7E -05x) dengan x adalah AADT dan y adalah kondisi kemantapan jalan. Kecenderungan (trend) antara alokasi anggaran dan % kondisi kemantapan jalan terlihat dari persamaan y = 76,242e(0,0003x), dengan x adalah DIPA dan y adalah kondisi kemantapan jalan.
ANALISIS TEBAL LAPIS TAMBAH DAN UMUR SISA PERKERASAN AKIBAT BEBAN BERLEBIH KENDARAAN (STUDI KASUS RUAS JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT) ', Suriyatno; ', Purnawan; Putri, Elsa Eka
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Due to limited availability of vehicle load data, estimator often use standard load in order tocalculate the pavement thickness and overlay course thickness. This certainly makes thecalculation of pavement thickness and overlay course thickness become not accurate. Inaccuratecalculation results less capability of the pavement to endure the traffic load, as of the pavementbecome damaged before it reach it life service as planned. The aim of this study is to calculateoverlay course thickness of flexible pavement based on actual load, standard load and remaininglife service. The standard load that has been used based on form letter (Surat Edaran) DirectorateGeneral of Perhubungan Darat, Department of Public Works No. 2, 2008. The actual load wasobtained by vehicle load survey using Portable Weighter instrument. Overlay course thicknesswas calculated using Manual Design of Pavement No. 02/M/BM/2013. The study case wasconducted on four road segments, those are Tanah Badantung – Kiliran Jao road, Batas KotaPadang – Kota Painan road, Batas Provinsi Riau – Payakumbuh road and Sicincin – LubukAlung road. The traffic load estimation shows that the actual traffic load is greater than standardload. This results the overlay course thickness based on actual load is greater than the overlaycourse thickness based on the standard load. The greater distinction is on Tanah Badantung –Kiliran Jao load, wherein the thickness of overlay course that results by actual load is 56.4%greater than the thickness of overlay course that results by standard load. The greater traffic loadalso results reduction on pavement life service. Due to overloading, life service of TanahBadantung - Kiliran Jao road is reduces 56.8 % of 5 years life service (2 years and 10 months).Kata kunci: Overlay, Overload Vehicle, Remaining Life.
STUDI PENGGUNAAN LIMBAH STYROFOAM PADA PERKERASAN ASPAL PORUS Putri, Elsa Eka; Hermistanora, Hermistanora; Adji, Bayu Martanto
Rang Teknik Journal Vol 3, No 2 (2020): Vol. 3 No. 2 Juni 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.453 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v3i2.1705

Abstract

Styrofoam adalah sejenis limbah plastik yang sulit terurai,dan didaur ulang, sehingga limbah Styrofoam akan terus menggunung dan merusak lingkungan. Penelitian ini merupakan studi mengenai “Pengaruh Penggunaan Styrofoam terhadap Kinerja Perkerasan Aspal Porus”. Pemanfaatan limbah untuk meningkatkan kinerja perkerasan jalan dan menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi jumlah limbah terutama limbah Styrofoam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar aspal optimum campuran asphalt porus yang menghasilkan kinerja perkerasan optimum dengan menggunakan metoda Australia Asphalt Pavement Association (AAPA, 2004) serta untuk mengetahui pengaruh subtitusi Styrofoam pada aspal terhadap kinerja perkerasan. Parameter untuk menentukan kadar aspal optimum yaitu; nilai Cantabro Loss (CL), Asphalt Flow Down (AFD) dan Void in Mix (VIM). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai KAO 5,65% dengan nilai kinerja perkerasan optimum yaitu; stabilitas 555,75 kg, flow 5,46 mm, VIM 22,15%, MQ 101,89 kg/mm, CL 16% dan AFD 0,29%. Peningkatan subtitusi kadar Styrofoam pada KAO dan KAO ± 0,5% benda uji meningkatkan nilai stabilitas, vim, mq dan cl benda uji. Nilai flow dan nilai AFD campuran aspal porus menurun dengan meningkatnya subtitusi Styrofoam pada KAO dan KAO ± 0,5%. Keywords: Aspal Porus, Styrofoam, Kinerja Perkerasan
The Effect of The Use of Styrofoam on Performance of Porus Asphalt Mixture Hermis ta nora; Elsa Eka Putri; Bayu Martanto Adji
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 17 No 1 (2020): April 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.387 KB) | DOI: 10.30630/jirs.17.1.285

Abstract

Campuran aspal porus merupakan salah satu jenis cempuran perkerasan yang bergradasi terbuka, dimana persentase agregat kasar besar, dan berpori sehingga dapat mengalirkan air permukaan, dengan demikian air tidak menggenangi bagian permukaan jalan. Aspal porus memiliki stabilitas rendah, sehingga membutuhkan aspal dengan mutu yang baik yang berfungsi sebagai pengikat dalam campuran. Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu aspal adalah dengan mencampurkan bahan tambah seperti styrofoam kedalam aspal yang disebut dengan aspal modifikasi. Styrofoam merupakan sejenis sampah platik yang sulit terurai,dan tidak dapat dengan mudah untuk didaur ulang, sehingga limbah styrofoam akan terus menggunung dan merusak lingkungan, pemanfaatan limbah Styrofoam sebagai bahan subtitusi sebagian aspal pada campuran aspal porus diharapkan diharapkan selain dapat meningkatkan kinerja perkerasan aspal porus, juga dapat menjaga lingkungan dengan mengurangi jumlah limbah styrofoam. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan kadar aspal dan styrofoam makimum yang menghasilkan kinerja perkerasan aspal porus optimum, serta menentukan nilai permeabilitas dan durabilitas campuran perkerasan aspal porus pada kadar aspal dan styrofoam terbaik. Metode AAPA digunakan dalam Penentuan nilai kadar aspal optimum dengan tiga parameter nilai yaitu; nilai Cantabro Loss (CL), Asphalt Flow Down (AFD) dan Void in Mix (VIM). Hasil penelitian diperoleh nilai KAO 5,65% dengan nilai kinerja perkerasan maksimum yaitu; stabilitas 555,75 kg, flow 5,46mm, VIM 22,15%, MQ 101,89 kg/mm, CL 16% dan AFD 0,29%. Subtitusi kadar styrofoam optimum diperoleh sebesar 10% pada kadar aspal 5,65% dengan nilai stabilitas 567,57 kg, CL 19,36%, AFD 0,16%, VIM 22,58%, flow 4,17 mm, dan MQ 137,38 kg/mm. Nilai permeabilitas dan durabilitas pada kadar aspal dan styrofoam optimum diperoleh 0,0952 cm/dtk dan 80%, ini menunjukkan campuran aspal cukup berpori akan tetapi tidak durable (awet), karena nilai durabilitas yang diperoleh masih dari yang disyaratkan yaitu < 90%. Kata kunci : aspal porus, Styrofoam, kinerja perkerasan
ANALISA KONDISI KEMANTAPAN JALAN NASIONAL PROVINSI RIAU TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DAN ALOKASI ANGGARAN Riddo Fatra; purnawan purnawan; Elsa Eka Putri
Racic : Rab Construction Research Vol 2 No 01 (2017): Terbitan Ketiga Bulan Juni 2017
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.643 KB)

Abstract

Kementerian Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas dan fungsinya senantiasa memandang infrastruktur sebagai salah satu elemen penting. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan penyelenggaran jalan memiliki tugas dalam mempertahankan kondisi jalan sehingga dapat berfungsi dengan semestinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi kemantapan jalan, hubungan antara pertumbuhan lalu lintas dengan kondisi jalan serta kebijakan Bina Marga dalam mengatur ketersediaan dana untuk pencapaian kondisi jalan mantap. Persentase kondisi kemantapan jalan sangat penting sebagai indikator kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Tingkat kerataan jalan (IRI) ini merupakan salah satu faktor pelayanan (functional performance) dari suatu perkerasan jalan yang sangat berpengaruh pada kenyamanan (riding quality). Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui kecenderungan (trend) IRI setiap tahun yaitu y= 6,2856e(-0,08x) dengan x adalah tahun dan y adalah IRI. Nilai IRI menurun karena kondisi kemantapan jalan juga meningkat, artinya seiring dengan meningkatnya kondisi mantap jalan dari Tahun 2011 sampai Tahun 2014 maka kondisi IRI juga menurun/semakin baik. Kecenderungan (trend) antara IRI dan kemantapan jalan yaitu y = 1,0497 e-0,036x, dengan x adalah IRI dan y adalah kemantapan jalan. Pertumbuhan lalu lintas (i) meningkat rata-rata 6,56% per tahun. Kecenderungan (trend) kenaikan LHR yaitu y= 4558,8 e(0,0645x) dengan x adalah tahun dan y adalah LHR. Kecenderungan (trend) kenaikan LHR terhadap kondisi kemantapan jalan y= 0,6319 e(7E -05x) dengan x adalah AADT dan y adalah kondisi kemantapan jalan. Kecenderungan (trend) antara alokasi anggaran dan % kondisi kemantapan jalan terlihat dari persamaan y = 76,242e(0,0003x), dengan x adalah DIPA dan y adalah kondisi kemantapan jalan.
TINJAUAN SUBTITUSI STYROFOAM PADA ASPAL PEN. 60/70 TERHADAP KINERJA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE - WEARING COURSE (AC-WC) Elsa Eka Putri; Syamsuwirman Syamsuwirman
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 6, No 1 (2016): Volume 6, Nomor 1, September 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.88 KB)

Abstract

Abstract: Styrofoam is widely used all over the world for various purposes including packing due to its light weight, has high durability and strong, making it an excellent packaging material. Styrofoam is often space-consuming that by volume, it takes much as much as thirty percent of landfills worldwide. This situation adds on to the problem of disposing styrofoam. The use of styrofoam as an AC-WC pavement strengthen showed the good results. The stability of the pavement used styrofoam is higher than the pavement without styrofoam. At the optimum asphalt content, the Marshall Stability of this pavement is 960 kg for 0% styrofoam and the stability of 0.5% styrofoam is slightly decrease by 5 kg. The stability of the 1% styrofoam is increasing to 995 kg, moreover the highest stability is achieved at 1.5% styrofoam that is 1140 kg. Thus, the higher the styrofoam adding to asphalt then the higher the stability of the AC-WC pavementKeywords : Styrofoam; AC-WC; stability; asphalt content.Abstrak: Styrofoam sangat banyak kegunaannya terutama untuk pengaman benda elektronik, karena sifatnya yang ringan, tahan lama dan kuat. Volume Styrofoam sangat besar mencapai 30% dari total sampah di dunia. Sehingga menimbulkan masalah apabila dibuang akan menjadi limbah yang sangat mengganggu dan dapat merusak lingkungan. Penggunaan Styrofoam untuk menambah kekuatan perkerasan AC-WC menunjukan hasil yang menggembirakan. Dimana stabilitasnya meningkat jika dibandingkan dengan perkerasan AC-WC tanpa Styrofoam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan aspal 0% styrofoam pada kadar aspal optimum, menghasilkan stabilitas maksimum 960 kg, 0,5% styrofoam stabilitas maksimumnya 955 kg, 1% styrofoam, menghasilkan  stabilitas maksimum sebesar 995 kg, sedangkan 1,5% styrofoam stabilitas maksimumnya 1140 kg. Jadi penambahan styrofoam membuat stabilitas campuran menjadi naik dan aspal + 1,5% styrofoam mempunyai stabilitas yang paling tinggi diantara keseluruhan persentase Styrofoam pada aspal.Kata kunci: styrofoam; AC-WC; stabilitas; kadar aspal.
IDENTIFIKASI HUBUNGAN KESUKAAN DENGAN RISIKO KECELAKAAN PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI KOTA PADANG Fadhil Sandy Pratama; Yosritzal Yosritzal; Elsa Eka Putri
Jurnal Sains dan Teknologi Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.621 KB) | DOI: 10.31258/jst.v19.n2.p42-49

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara pengguna kendaraan bermotor terbanyak sebagai alat mobilisasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Data yang tercatat pada tahun 2018 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar 146 juta kendaraan dan didominasi oleh sepeda motor sebanyak 120 juta kendaraan. Dengan berbagai macam karekteristik pengemudi yang ada di jalan. ada beberapa faktor – faktor yang dapat mempengaruhi  perilaku pengendara. Pertanyaannya  apakah kebiasaan sehari – sehari memiliki hubungan dengan jumlah kecelakaan yang dialami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor kesukaan dan kebiasaan yang berkorelasi dengan risiko kecalakaan dalam hal ini diindikasikan dari jumlah kecelakaan yang pernah dialami pengendara. Data penelitian ini didapat dari kuesioner online dan kuesioner secara langsung. Pengolahan data dilakukan denga analisis tabulasi silang dan chi square. Hasil penelitian menunjukan genre film favorit, musik favorit, jenis kelamin dan usia pengendara berkorelasi dengan perilaku dalam berkendara sehingga yang dapat diduga memicu kecelakaan. Pengendara dengan penyuka genre film action, pengendara dengan kelompok usia dibawah 35 tahun, dan pengendara laki – laki merupakan kelompok yang rentan mengalami kecelakaan.
Evaluating the effect of using shredded waste tire in the asphalt concrete-binder coarse on Marshall parameters Elsa Eka Putri; Yosritzal Yosritzal; Akhyarul-An Agusyaini; Wiwik Budiawan
SINERGI Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/sinergi.2022.1.014

Abstract

Shredded Waste Tires are industrial materials that can be used in the asphalt mixture. The use of tires increases every day, considering the number of vehicles that grow from year to year. Using used tires is highly recommended for efforts to reduce waste that will harm the environment. The research aims to see the effect of adding shredded tires in a pavement mixture based on Marshall Value. The AC-BC pavement layer is not directly in contact with wheel load. Still, it must have sufficient thickness and stiffness to minimise stress or strain from traffic loads continuously transferred from the top of the pavement. The most important characteristic of the AC-BC is its stability. The optimum asphalt content value in the AC-BC mixture is 6.81%, mixed with various shredded waste tires. The Asphalt Concrete-Binder Course blended with 1.5%, 3.5%, 5.5% and 7.5% of the various shredded waste tire. The optimum shredded tire content was obtained at 3.5%, with the stability value increased by 2.1% from 1581.98 to 1614.88 kg, with a flow value of 5.43 mm, and a Marshall Quotient value of 297.4 kg/mm. 
Perencanaan Integrasi Layanan Operasional Antar Moda Railbus dan Angkutan Umum di Kota Padang Maiyozzi Chairi; Yossyafra Yossyafra; Elsa Eka Putri
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.823 KB) | DOI: 10.25077/jrs.13.1.1-12.2017

Abstract

Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat menyebabkan akses jalan untuk menunjang kelancaran perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan skenario perencanaan secara operasional dalam menyesuaikan moda transportasi Railbus yang terintegrasi dengan moda angkutan umum sehingga diharapkan pemanfaatan dan pelayanannya bisa berjalan dengan baik, diterima oleh semua masyarakat, dan tercipta transportasi multimoda yang efektif dan efisien. Penelitian ini juga didukung oleh parameter analisis perencanaan yaitu waktu tempuh perjalanan dan biaya perjalanan. Di dalam perencanaan menggunakan identifikasi daerah tangkapan (Catchment Area) pada 5 Stasiun/Halte Railbus dengan asumsi radius +2000 m dan daerah tangkapan (Catchment Area) untuk rute angkot dengan asumsi +500 m ke daerah sekitar. Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, deskriptif dan perencanaan yang merujuk pada hasil survey pengamatan operasional kombinasi multimoda dalam kondisi angkot eksisting maupun setelah multimoda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 zona yang telah ditetapkan batasannya dan sudah diidentifikasi, maka didapatkan sekitar 18 zona asal tujuan perjalanan yang berpeluang untuk multimoda dan terbagi menjadi 180 kombinasi asal tujuan perjalanan dengan persentase sekitar 11,83 % dari O-D Matrix secara keseluruhan. Pada analisis variabel waktu perjalanan didapatkan sebanyak 15 zona asal dan 18 zona tujuan yang berpeluang multimoda terdiri dari 77 kombinasi asal tujuan perjalanan atau sekitar 42,77% dari keseluruhan kombinasi asal tujuan perjalanan dan 5,06% dari O-D Matrix secara keseluruhan. Sedangkan pada analisis variabel biaya perjalanan didapatkan sebanyak 15 zona asal dan 14 zona tujuan yang berpeluang multimoda terdiri dari 78 kombinasi asal tujuan perjalanan atau sekitar 43,33% dari keseluruhan kombinasi asal tujuan perjalanan dan 5,13% dari O-D Matrix secara keseluruhan. Tahap akhir dilakukan berupa perencanaan terintegrasi dari semua skenario yang sudah ditetapkan yaitu berupa perencanaan yang diharapkan terintegrasi secara waktu, rute, biaya, dan fasilitas penunjang.Kata kunci : Integrasi, Transportasi, Railbus, Kombinasi perjalanan, Multimoda
Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi Bus Trans Padang Herri Agustiawan; Purnawan Purnawan; Elsa Eka Putri
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.165 KB) | DOI: 10.25077/jrs.13.2.67-78.2017

Abstract

Kemacetan adalah masalah utama dalam transportasi perkotaan, termasuk di Kota Padang. Untuk menanggulangi masalah tersebut, sejak tahun 2007 pemerintah telah merencanakan untuk mengadakan Bus Rapid Transit (BRT), dan pada tanggal 14 Februari 2014, bus Trans Padang secara resmi dioperasikan. Untuk mengelola bus secara maksimal, mengingat pertumbuhan kota padang yang cukup pesat, pemerintah harus bekerja sama dengan pihak swasta agar dapat mengakomodir semua demand dan tetap menciptakan sarana transportasi yang nyaman, aman, dan efisien. Studi analisa kelayakan investasi bus Trans Padang ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan investasi tersebut dari aspek finansial serta analisis resiko dalam investasi bus. Dari hasil analisis didapat bahwa skenario terbaik dalam pengelolaan bus Trans Padang adalah dengan kondisi seperti yang telah berjalan saat ini, dimana bus, kantor dan halte merupakan bantuan dari pemerintah, Biaya Operasional Kendaraan (BOK) tidak mengalami perubahan dan pendapatan berdasarkan hasil permodelan. Apabila investasi dilakukan dari awal oleh investor, dengan memperhitungkan biaya pembelian bus, halte, dan kantor, dengan demand yang ada saat ini maka investasi dikatakan tidak layak secara finansial. Masih terdapat 2 dari 6 skenario yang dikategorikan tidak layak secara finansial. Untuk analisis resiko, bus trans padang ini memiliki probablitas resiko sebesar 0.42 apabila diambil alih oleh investor. Sebuah investasi yang cukup beresiko.