Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Penyusunan Kebutuhan Perancangan Mesin Hemodialisis Menggunakan Kansei Engineering Serta Aplikasi QFD dan TRIZ Siregar, Khawarita; Ginting, Rosnani; Siregar, Ikhsan
Media Teknika Vol 12, No 1 (2017)
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.366 KB) | DOI: 10.24071/mt.v12i1.941

Abstract

Means of public health is a component in accelerating the improvement of public health degree. Hospitals as health facilities have a very strategic role in providing quality services in accordance with established standards and can reach the whole community. One installation that needs improvement is the quality of instalasai Hemodialysis. The number of patients is increasing every year must be accompanied by improvement of quality of service installation. Based on observations, there were some complaints of patients on hemodialysis installation services. This study intends to improve the quality of care in hemodialysis installations by crafting needs hemodialysis machine design using Kansei Engineering, as well as the application of Quality Function Deployment (QFD) and TRIZ. Kansei Engineering is used to ensure that a service fulfills the desired emotional response. Subsequently used QFD to improve customer satisfaction by improving the quality of services installation hemodialysis. Results of QFD point to contradictions, namely repair and maintenance service of the machine with the alert medics and repair and maintenance of the machine with the cleanliness and comfort of installation. The results showed that the installation of Hemodialysis Patients in fact want a friendly atmosphere of doctors, nurses, and the reception clerk and the condition of hemodialysis machines and devices work properly.
PERANCANGAN ALAT PENYADAP KARET DI KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN MODEL KANO Ginting, Rosnani; Siregar, Ikhsan; Ginting, Terang Ukur HS.
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 10, No. 1, Januari 2015
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.515 KB) | DOI: 10.12777/jati.10.1.33-40

Abstract

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia, terlebihnya lagi di Kabupaten Langkat karena sekitar 70% komoditas utama Kabupaten ini adalah dari sektor pertanian dan perkebunan. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1 juta jiwa penduduk Langkat, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dari non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan karet. Untuk menghasilkan karet yang berkwalitas tinggi, maka sangat diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanaman karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan alat penyadapan karet. Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet untuk membuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar lateks cepat mengalir. Kecepatan aliran lateks akan berkurang bila takaran cairan lateks pada kulit berkurang. Untuk memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan tertentu agar diperoleh produksi yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan  dengan  tetap memperhatikan  faktor  kesehatan tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis usaha mikro mendominasi sebanyak 33,5 persen dari total jenis usaha di kota Medan dengan lama usia usaha mencapai lebih dari 10 tahun. Masalah pada perancangan alat penyadapan adalah kadar besi dan kekuatan kayu. Kedua masalah tersebut menyebabkan alat penyadap karet tersebut mudah rusak, sehingga ketika melakukan penyadapan dengan alat tersebut akan menyebabkan kulit pohon karet menjadi rusak.   Kata Kunci: budidaya karet, QFD, kano, perancangan produk Abstract Rubber plantation is a very important commodity that hold role in Indonesia, especially in Langkat, because about 70% of the main commodities in this district are of agriculture and plantation sector. Aside from being a source of employment for about 1 million people in Langkat, these commodities also make a significant contribution as a source of local revenue from non-oil, sector the raw material suppliers of rubber and play an important role in encouraging the growth of new economic centers in the territories rubber development. To produce a high at quality of rubber, it will need the management and technology of rubber cultivation. This study aims at identifing the factors that influence the design of rubber tapping tool. Tapping is one of the main activities of rubber cultivation to open the latex vessels in the bark so that the latex is flowing fast. The speed of latex flow will be reduced when the dose of latex liquid in the skin is reduced. To obtain a good result of tapping, tapping must follow certain rules in order to obtain high production, profitable, and sustainable while maintaining plant health factors. The results showed that the type of micro-enterprises dominate total type of business in the city of Medan about 33,5% by the age of the business more than 10 years. In the design of the rubber tapping tool, the main issues are the level of iron and wood strength. Both of these problems cause the rubber tapper tool easily damaged, so when use the tool, the skin of rubber tree is damaged.   Keywords: rubber cultivation, QFD, kano, product design
IBM BANTUAN PERAHU MOTOR UNTUK KELOMPOK NELAYAN SEJAHTERA DI DESA JARING HALUS KECAMATAN SICANGGANG UNTUK MENINGKATKAN PENGHASILAN DAN TARAF HIDUP NELAYAN Farida Ariani; Ikhsan Siregar
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2017): ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.625 KB) | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v2i2.2316

Abstract

Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatan. Kehidupan nelayan sampai saat ini belum dapat dikatakan layak bahkan jauh dari kata sejahtera. Banyak faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi nelayan Indonesia masih jauh dari sejahtera, seperti cara penangkapan yang masih tergolong tradisional, pendidikan yang rendah dan sistem rantai penjualan hasil tangkapan ikan yang terlalu panjang. Oleh sebab itu perlunya bantuan yang cukup signifikan kepada para masyarakat nelayan di Indonesia pada umumnya. Karena mereka tidak akan bisa berkembang tanpa adanya bantuan dari pihak lain untuk merubah nasibnya. Saat ini juga ada suatu keadaan dimana banyak masyarakat nelayan yang tidak memiliki perahu karena disebabkan oleh satu dan lain hal. Mereka hanya mengandalkan pencarian dari bekerja di perahu nelayan lainnya, mereka harus berbagi penghasilan dari sebuah perahu yang sedikit itu, sehingga taraf kehidupan mereka sangat rendah sekali. Hal inilah yang menjadi perhatian tim pengabdian masyarakat USU, untuk dicarikan solusinya, bagaimana cara menaikkan taraf hidup salah seorang mitra nelayan di desa Jaring Halus. Pada proposal program pengabdian masyarakat ini direncanakan untuk memberikan bantuan kepada mitra nelayan, dengan memberi bantuan perahu dan bimbingan agar terjadi peningkatkan penghasilan, yang diharapkan dapat menaikkan taraf hidupnya.
Determination of Optimal Production Number by Considering the Use of Raw Materials Using Goal Programming Approach Ikhsan Siregar
Computer Engineering and Applications Journal Vol 7 No 3 (2018)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.644 KB) | DOI: 10.18495/comengapp.v7i3.263

Abstract

The company produces PVC pipes in Medan city is experiencing problems in the form of a higher number of requests compared to the production number. This is because the company does not have a good production plan which is the results in not meeting consumer demand. For this reason, a good and integrated production planning is needed by using the goal programming method. Production planning carried out with goal programming aims to maximize company profits. The results shows that by using the goal programming method, the optimal production number was obtained at each type of 2-inch ECO JIS D pipe products of 42851 units, 3-inch ECO JIS D pipe products of 54445 units and 4 inches of ECO JIS D pipe products 24480 units. In addition, by using this method the company profits about Rp. 446,620,100 is greater than the actual method applied by the company.
PERENCANAAN PRODUKSI DAN KAPASITAS JANGKA MENENGAH PADA PT X David Hertanto; Dini Wahyuni; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.072 KB)

Abstract

. Pada era globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan suatu perencanaan produksi dan kapasitas  yang terintegrasi sehingga dapat meningkatkan  kemampuan perusahaan dalam memenuhi tuntutan permintaan dan kualitas produk dari konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk. Dalam menentukan rencana produksi dan kapasitas ini perlu dilakukan perhitungan permintaan untuk menyusun rencana produksi, perhitungan kapasitas tersedia, kapasitas yang dibutuhkan, serta langkah-langkah yang harus diambil terkait dengan pengaturan kapasitas agar perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung rencana produksi tersebut. Metode perhitungan rencana kapasitas dilakukan dengan menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Dari hasil pengolahan yang dilakukan, didapatkan bahwa Work Center II pada lini produksi water based paint dan Work Center III pada lini produksi solvent based paint mengalami bottleneck dan menjadi constraint pada kemampuan produksi perusahaan secara keseluruhan. Akibatnya, kapasitas tersedia pada lini produksi water based paint  pada periode Januari, Februari, September, Oktober, November, dan Desember 2013 tidak mencukupi. Kondisi ini juga terjadi pada lini produksi solvent based paint yaitu pada periode November dan Desember 2013. Antisipasi terhadap kondisi tersebut dilakukan dengan melakukan pengaturan kapasitas yaitu dengan memindahkan beban produksi dari periode yang telah mencapai batas sumber daya perusahaan ke periode dimana sumber daya yang dimiliki berlebih. Dari hasil pengaturan kapasitas, diketahui bahwa kapasitas yang telah disediakan perusahaan masih mampu digunakan untuk memenuhi seluruh permintaan pada periode Januari sampai dengan Desember 2013.
PENYEIMBANGAN LINTASAN PADA PERAKITAN TRANSFORMATOR DENGAN METODE MOODIE YOUNG DAN COMSOAL PADA PT. XYZ Lidia Natalia; Sukaria Sinulingga; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 4 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.328 KB)

Abstract

PT. XYZ yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perakitantransformator, yang berproduksi berdasarkan pesanan (make-to-order). Masalah yang terjadidi perusahaan ini masih adanya pembagian beban kerja dan kapasitas mesin/operator yangtidak seimbang pada proses perakitan masing-masing stasiun kerja yang akan berpengaruhterhadap kelancaran produksi. Selain itu proses produksi yang ada di lantai produksi belumterlaksana secara optimal dimana terdapat penumpukan bahan di beberapa stasiun kerja.Untuk menyelesaikan permasalahan ini dibutuhkan penyeimbangan lintasan perakitan.Penyeimbangan lintasan perakitan dilakukan dengan menggunakan metode heuristik MoodieYoung dan COMSOAL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangankeseimbangan lintasan yang baik dan memberikan gambaran adanya perbedaan kondisi daristasiun kerja sebelum dan sesudah dilakukan penyeimbangan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa metode Moodie Young dan metode COMSOAL memiliki nilai balance delay danefisiensi lintasan produksi yang sama baiknya yaitu masing-masing sebesar 46,89% dan53,21%. Nilai smoothness index untuk metode Moodie Young sebesar 367,86 sedangkanuntuk metode COMSOAL sebesar 368,42. Maka yang menjadi metode usulan adalah metodeMoodie Young. Dalam penelitian ini, dilakukan penentuan jumlah operator dan mesin.Hasilnya dilakukan penambahan 1 mesin dan 1 opertaor pada stasiun kerja VI (PenggulunganCoil), VII (Koneksi Kumparan), dan IX (Proses Akhir).
USULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ Devi Costania Siagian; Humala Napitupulu; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 5 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.874 KB)

Abstract

PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahancrumb rubber. Untuk menjaga agar mesin-mesin produksi mampu beroperasi ataupunberfungsi sebagaimana mestinya maka dibutuhkan perawatan mesin yang baik. PT. XYZselama ini menerapkan perawatan korektif tanpa memperhatikan faktor keandalan darikomponen-komponen mesin produksi, akibatnya sering terjadi kerusakan mesin secara tibatiba.Pada penelitian ini digunakan model preventive maintenance terhadap mesin SlabCutter. Metode yang digunakan untuk mendapatkan komponen kritis adalah penerapankonsep pareto. Penentuan MTTF, fungsi keandalan, cost of failure, serta cost of preventivedilakukan sehingga diperoleh selang waktu penggantian komponen dengan biaya perawatanterendah. Untuk tiga komponen kritis yang diperoleh, didapat selang waktu penggantianblade cutter 11 hari dengan keandalan 0.90097, untuk komponen clutch disc diperoleh selangwaktu penggantian 36 hari dengan keandalan 0.68850, sedangkan untuk komponen chain TGdiperoleh selang waktu penggantian 37 hari dengan keandalan 0.76905. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa dengan menerapkan preventive maintenance diperoleh biayapenggantian komponen kritis sebesar Rp 3.865.506,- sedangkan biaya corrective maintenancesebesar Rp 5.314.127,-. Penurunan biaya yang diperoleh dngan penerapan preventivemaintenance adalah sebesar 27,25%.
PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Lia Maretty P.; Rosnani Ginting; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 5, No 1 (2014): JURNAL TEKNIK INDUSTRI USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.808 KB)

Abstract

Every company wants to earn product with optimal function but takes low production cost. Designs that more easily assembled will increase time efficiency and cause reduction in production costs. This study aimed to evaluate the product design of spring bed 6 feet by using the concept of QFD (Quality Function Deployment). Quality Function Deployment is a systematic method for identifying consumer desires and meet the requirements of the customers as one of the stages of product development from design to final product . Research with the QFD method generates the attribute most significant effect on the cost of assembly and long product assembly is the number of component which shown with the highest performance measurement is number of components. It is also supported with the highest relative weight namely number of component that used to joint the parts of spring bed. Spring bed has many constituent components , one of which is the use of nails that many so spend a lot of time in assembling a spring bed. It causes the company can not fulfil the customer demand. The number of components of the spring bed products serve as the main focus in the repairing of spring bed to reduce the assembly time so that can help company to fulfil the customer demands.
IDENTIFIKASI KEINGINAN EMOSIONAL PERAWAT PADA ALAT HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT DELI SERDANG Khawarita Siregar; Rosnani Ginting; Ikhsan Siregar
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 2 (2016): JSTI Volume 18 Number 2 July 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.088 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i2.354

Abstract

Fasilitas kesehatan masyarakat adalah komponen dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai sarana kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam memberikan layanan berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh masyarakat. Satu instalasi yang membutuhkan peningkatan kualitas adalah instalasi Hemodialisis. Jumlah pasien meningkat setiap tahun harus diikuti dengan peningkatan kualitas layanan instalasi. Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit tidak dapat dipisahkan dari setiap instalasi atau bagian yang terdapat di rumah sakit, salah satunya adalah fasilitas hemodialisis. Penelitian ini berfokus pada kebutuhan emosional operator mesin hemodialisis (perawat) untuk desain mesin hemodialisis melalui Kansei Engineering.
PERANCANGAN PRODUK TEMPAT TISU MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Ikhsan Siregar; Kevin Adhinata
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 19 No. 2 (2017): JSTI Volume 19 Number 2 July 2017
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.211 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v19i2.370

Abstract

Changes in human mindset along with the development of technology, trends and the need for quality products increasingly require the development of more complex product functions to meet the expectations and needs of consumers as users of the product. Merging several functions in a single product is often become the main focus for managers in research and product development departments to produce product design concepts in the present. The success of a product can be measured by how much the existence of the product can be accepted by the consumer so as to increase profit for the company or producer. Product design is an idea, concept development, testing that done before the production process of an object or product is done. The product designer evaluates the ideas and realizes them through the product. The design of products to be made in this research is multifunctional tissue box. Ideas for product design are obtained through brainstorming. The next step is to make a questionnaire based on the results of brainstorming to obtain information and know the consumer requirement for the product. In designing the tissue box, clarifying objectives is done in the form of objective trees and the functional analysis in the form of block diagrams. Then Quality Function Deployment is done to improve product quality based on consumer needs. Alternative generation with Morphological Chart is done to achieve solutions to product design problems. There were 4 alternatives with relative importance value for alternative 1 = 4.8719; alternative 2 = 3.7723; alternative 3 = 3.4941 and alternative 4 = 2.8785. The next step is to do value engineering on the product through improving details to increase the value of the product and decrease the production cost. The cost incurred in making the product before improving details is Rp 152.352, - while the cost incurred after improving details is Rp. 130602, -