Novita Panambe
Fakultas Kehutanan Universitas Papua

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Teknik Pemanfaatan Biji Buah Pohon Raja (Pangium edule) Sebagai Bahan Makanan Oleh Masyarakat Kampung Kumurkek, Distrik Aifat, Maybrat-Papua Barat Sepus M. Fatem; Novita Panambe; Novita Kosamah; Melanesia B. Boseran
EnviroScienteae Vol 16, No 1 (2020): EnviroScienteae Volume 16 Nomor 1, April 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v16i1.9009

Abstract

In rural forest areas, plants and animals provide communities’ daily needs as well as marketable products that generate income for local communities. Healthy forests not only provide important ecological functions but also contribute to an indigenous population’s economy and culture. Papua is an important region in the world to study the social importance of tropical rainforests, as this vast region contains over 250 ethnic groups, most of whom depend on forest ecology for their livelihood. This research was aims to understand the process and utilization technique of Raja’s seeds (Pangium edule) as a traditional food source according to the indigenous knowledge of the Aifat people in Kumurkek, Aifat sub-District, Maybrat Regency. The study uses descriptive methods, field observations, and semi-structured interviews. Results indicate that there are six stages of Raja’s seeds processing, including seed harvesting, poaching, slicing, soaking in a river, and culminating in consumption. Tools and materials used in processing the seeds include machetes, wood, stone, and metal pans.  As of now, there is no conservation scheme to preserve the Raja plant. However, the knowledge of Raja plant production is still bequeathed among relatives according to local tradition. Further research is needed in order to find other benefits of this species, such as use as a natural pesticide and other potential products that can provide additional income for the Aifat sub-District.
EKOLOGI TEMPAT TUMBUH SARANG SEMUT PADA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI Endria Sada; Rima Herlina S. Siburian; Novita Panambe
EnviroScienteae Vol 14, No 3 (2018): EnviroScienteae Volume 14 Nomor 3, November 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.67 KB) | DOI: 10.20527/es.v14i3.5690

Abstract

The ant-plant Sarang Semut is one of the medicinal antimicrobial plants that is very beneficial to human health. As such the plant has widely been exploited in their natural habitat. The silviculture of this plant is not available due to limited knowledge about the existence in nature. Therefore, it is imperative to undertake the ecological study on the growth site of this plant in nature to collect the basic information for the culture and cultivation of this plant. The method used in this research was the descriptive method with the survey technique in Gunung Meja Nature Tourism Park, Manokwari.  The research showed that one species of ant-plant was found namely Myrmecodia cf. schlechteri Valeton. The plant is epifit to selective host plants such as  Garcinia picrorrhiza, Sterculia macrophylla, Intsia bijuga, Pometia coreacea, and Antiaris toxicaria. The ideal growth zone of this plant is in Zone 2 and 3.
Aspek Ekologi Pigafetta filaris (Giseke) Becc pada Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari Kemal Dokumalamo; Novita Panambe; Mariana H. Peday; Reinardus L Cabuy
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss1.291

Abstract

Pigafetta filaris (Giseke) Becc merupakan jenis palem yang telah dinyatakan langka oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2001. Tujuannya untuk mengetahui aspek ekologi P. filaris di lokasi TWA Gunung Meja untuk menentukan kebijakan pengelolaan TWA Gunung Meja selanjutnya. Sasaran utama penelitian ini yaitu untuk mengamati aspek ekologi palem P. filaris dan juga jumlah individu palem berdasarkan fase pertumbuhan, dan jenis vegetasi yang tumbuh di sekitar palem. Hasil penelitian menemukan hanya hanya 2 individu pada fase dewasa. Hasil analisa sifat kimia tanah didapatkan hasil pH 5,5, P 3,31, K 1,13, Ca 3,61, Na 2,04, Mg 0,87, KPK 49,45 dan tingkat kesuburan tanah P. filaris sedang dengan warna tanah hitam, tekstur lempung liat berdebu, dan struktur remah. Faktor klimatis menunjukan suhu rata-rata 29° C, kelembaban 69%, dan tutupan tajuk 57,5%. Faktor topografi P. filaris tumbuh pada kisaran ketinggian 100-120 mdpl, kelerengan dan kemiringan 15-40%. Tumbuhan berkayu yang berasosiasi dengan P. filaris cenderung tumbuh Pometia coreacea dan Pometia pinnata. Status konservasi potensi P. filaris dikhawatirkan akan punah secara ekologi pada kawasan hutan TWA Gunung Meja.
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN BERKAYU PADA PLOT MONITORING TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI Novita Panambe; Ronggo Sadono; Djoko Marsono
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss2.37

Abstract

Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja Manokwari memiliki keanekaragaman spesies tumbuhan berkayu yang tinggi dengan keunikan spesies yang berbeda dengan spesies di daerah lainnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan berkayu pada plot monitoring biodiversitas flora TWA Gunung Meja. Penelitian ini dilakukan di plot monitoring biodiversitas flora TWA Gunung Meja seluas 25 ha pada plot yang dibuat tahun 2005, 2006 dan 2008. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi. Hasil penelitian pada plot monitoring biodiversitas flora menunjukan bahwa tumbuhan berkayu terdiri dari 134 jenis dan 39 famili untuk tingkat semai, 162 jenis dan 47 famili tingkat pancang, 169 jenis dan 38 famili tingkat tiang, 148 jenis dan 34 famili tingkat pohon. Dominansi jenis pada fase semai adalah Pometia coreacea, fase pancang jenis Aglaia odorata, fase tiang jenis Medusanthera laxiflora dan fase pohon jenis Pometia coreacea. Indeks keanekaragaman jenis pada setiap fase pertumbuhan tinggi, yaitu fase semai 3,8064, fase pancang 4,4828, fase tiang 4,3044 dan fase pohon 4,2270.
ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN BERKAYU PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DATARAN RENDAH CAGAR ALAM PEGUNUNGAN WONDIWOI Fahrid Gian Cinda; Novita Panambe; Mariana H. Peday
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss1.115

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis tumbuhan berkayu pada kawasan hutan dataran rendah Cagar Alam Pegunungan Wondiwoi. Metode yang gunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survei dan observasi lapang melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang dikumpulkan meliputi struktur dan komposisi tumbuhan berkayu dengan menggunakan teknik jalur berpetak lanjut. Hasil penelitian didapatkan 260 jenis tumbuhan berkayu yang terdiri dari 57 famili. Pada fase semai terdapat 168 jenis terdiri dari 52 famili, pancang 172 jenis terdiri dari 51 famili, tiang 138 jenis terdiri dari 39 famili dan pohon 136 jenis terdiri dari 39 famili. Pada fase semai didominasi oleh jenis Pometia pinnata dengan INP 11,247%, fase pancang didominasi oleh jenis Pometia pinnata dengan INP 9,727%, fase tiang didominan oleh jenis Litsea timoriana dengan INP 14,603% dan fase pohon didominasi oleh jenis Pometia pinnata dengan INP 20,248%.
TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN MARGIN KEUNTUNGAN DAN ALUR PEMASARAN KAYU LOKAL DI DISTRIK MANOKWARI UTARA Febriyanti Dedan Paririe; Jonni Marwa; Novita Panambe
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.161

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan di tingkat pengusaha kayu (pemilik hak ulayat, penampung kayu, dan pengusaha kayu), menilai margin keuntungan di masing-masing pengusaha kayu dan mendeskripsikan alur dan mekanisme/sistem penebangan dan pemanfaatan kayu. Penelitian ini dirancang menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei lapangan dan objek dalam penelitian ini adalah pengusaha kayu gergajian yang mengolah hasil hutan di Distrik Manokwari Utara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan hak ulayat sekaligus pengusaha kayu sebesar Rp. 29.400.000/tahun, pemilik hak ulayat sekaligus penampung kayu Rp. 13.100.000/tahun dan pengusaha kayu Rp. 28.000.000/tahun. Margin keuntungan pemilik hak ulayat sekaligus pemilik stand kayu adalah 56,112%, pemilik hak ulayat yang juga penampung kayu 35,85% dan pegusaha kayu 30,82%. Alur perdagangan kayu yang berasal dari Distrik Manokwari Utara dijual ke pasar lokal di Distrik Manokwari Utara dan dalam kota Manokwari dengan margin keuntungan tertinggi adalah saluran pemasaran dari stand kayu ke konsumen akhir di kota Manokwari dan sekitarnya.
KONTRIBUSI AGROFORESTRI HERBAL TERHADAP PENERIMAAN TUNAI MASYARAKAT LOKAL DI SEKITAR MANOKWARI UTARA (STUDI KASUS DI KAMPUNG BREMI, NYOOM I, DAN LEBAU) MARYANCE I. IHALAUW; ADITYA RAHMADANIARTI; NOVITA PANAMBE
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss2.206

Abstract

Sistem agroforestri merupakan pengelolaan lahan dan system pemanfaatan yang mengkobinasikan tanaman kehutan dan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan komposisi pemanfaatan tanaman herbal dan tanaman hutan dengan tujuan memperoleh dan meningkatkan pendapatan ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan di distrik Mnokwari Utara dengan focus pada tiga kampung antara lain Bremi, Nyoom I, and Lebau dengan menggunakan metode studi kasus melalaui teknik pengamatan. Hasil penelitian memperihatkan bahwa tercatat ada 6 (enam) spesies tanaman herbal yang didominasi oleh serai (Cymbopongon nardusi) dan kunyit (Curcuma longa), sedangkan tanaman non herbal tercatat sebanyak 12 (duabelas) spesies yang didominasi oleh pisang (Musa sp) dan cabe (Capsicum annum). Berdasarkan komponen penyusun agroforestry lahan kebun yang dikembangkan oleh masyarakat tergolong Agrisilviculture dengan pola tanam acakcampur (random mixture) dan trees along border pada system perladangan berpindah (shifting cultivation). Penerimaan tunai yang diperoleh masyarakat lokal pada agroforestry berkisar antara Rp. 10.597 – Rp. 36.684 dengan rata-rata Rp. 13.043 (kk/Thn), sedangkan non herbal berkisar antara Rp. 1.465.937 – Rp. 1.549.677(kk/ Thn) dengan rata-rata Rp. 1.489.173 (kk/ Thn). Tanaman herbal memberikan kontribusi terhadap penerimaan tunai masyarakat yaitu berkisar antara -0,71-2,37% dengan rata-rata 0,85%.