Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STUDY OF THE GREEN COVER FULFILLMENT IN THE TOMB OF SULTAN SURIANSYAH TOURIST AREA ON THE RIVERBANK AREA OF THE KUIN Dienny Redha Rahmani; Hanny Maria Caesarina
SINTA Journal (Science, Technology, and Agricultural) Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda (PDM) Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/sinta.1.2.81-87

Abstract

Sultan Suriansyah tomb tourism area is a multi-role cultural heritage area classified in the religious, social and cultural aspects which is also a tourist attraction, economically it is an area that generates income for the residents because of the presence of tourists. Ecologically it has an important role as part of the city and supporting the Kuin riverbank. Therefore, it is necessary to study related to the fulfillment of green cover near the area to be able to assess the optimal functioning of this area both as a support for river banks and the function of the sustainable city of Banjarmasin. The green coverage was estimated by two methods, survey and Geographic Information System (GIS). The survey is an estimation of the canopy width formed on the condition of the trees. Estimation results show the average width of the canopy is around 5 meters that have not met good ecological criteria. The GIS result is still far from the minimum standard requirement. The difference in deficiency reaches ± 60% deficiency that has not yet reached the minimum green space requirement. A deeper study and revitalization of vegetation are needed for the sustainability of the Sultan Suriansyah tombs tourism area.
VALUASI URBAN FLOATING FARMING SEBAGAI MEDIA KEMANDIRIAN PANGAN MASYARAKAT DAN PEMENUHAN RUANG HIJAU BANTARAN SUNGAI PERKOTAAN Dienny Redha Rahmani; Hanny Maria Caesarina
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.10.2.13432

Abstract

Permasalahan yang muncul pada permukiman bantaran sungai tertama sungai Kuin yang tergolong permukiman tua adalah minimnya ruang hijau dan tentunya kondisi ekonomi masyarakat yang dominan menengah kebawah. Permasalahan ini diharapkan dapat ditangangi dengan Urban Floating Farming. Oleh karena itu perlu dilakukan studi valuasi baik sosial maupun lingkungan untuk memastikan bahwa konsep ini dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Hasil valuasi sosial dengan perangkat persepsi dan preferensi masyarakat menunjukan bahwa daya terima masyarakat tergolong tinggi terhadap konsep pertanian terapung perkotaan ini. Valuasi lingkungan dengan perangkat Indeks kenyamanan menunjukan urgensi pemenuhan ruang hijau tinggi di tengah minimnya lahan dan dominannya Kawasan terendam air. Sehingga, karakteristik Urban Floating Farming berpotensi menjadi alternatif kemandirian pangan untuk meningkatkan ekonomi masyarakaat sekaligus meningkatkan luasan ruang hijau di permukiman bantaran sungai.
Green Space Conceptual Design for the Neighbourhood of Settlements along Martapura River in Banjarmasin Hanny Maria Caesarina
Ruang Vol 6, No 1 (2020): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.6.1.1-10

Abstract

Banjarmasin still struggles to improve the environmental quality of the settlements in some riparian areas that built directly above Martapura river. The settlements are densely populated with limited pathways without any open space. The local government implemented waterfront development to improve the environmental quality, such as a green village concept by installing some greeneries along the settlements to create a greener neighbourhood. The main problem was there were no available land for greenspace. The aim of this research was to design a conceptual design for green space along the river based on the evaluation of the existing condition after the green village concept already implemented. Series of field observations, interviews, and literature review was done to get an actual condition of the study area. The data analyzed with a descriptive-qualitative approach and resulted that the quality of the green space in the neighbourhood can be improved with a special green space design for the limited space. We produce a conceptual design that fulfil the criteria of green space for settlements along the Martapura river which are vertical garden, floating communal space and floating garden These concepts may suitable for green space in limited space and connected with the river as blue space
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau dengan Pendekatan Kota Hijau pada Perkotaan Martapura Hanny Maria Caesarina; Dienny Redha Rahmani
Jurnal Planoearth Vol 4, No 1: Februari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.897 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i1.712

Abstract

Seiring meningkatnya urbanisasi, meningkat pula berbagai permasalahan yang dihadapi perkotaan terutama penurunan kualitas lingkungan. Konversi lahan dari ruang terbuka hijau menjadi lahan terbangun memunculkan efek urban heat island. Konsep kota hijau  dengan penyediaan ruang terbuka hijau publik yang memadai merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi efek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan penyediaan ruang terbuka hijau publik pada perkotaan Martapura. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan kota hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan perkotaan Martapura memerlukan penambahan ruang terbuka hijau dalam bentuk rth aktif dan rth pasif.
Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Ruang Terbuka Hijau Pada Kota Berbasis Sungai Hanny Maria Caesarina; Dienny Redha Rahmani
EnviroScienteae Vol 16, No 3 (2020): EnviroScienteae Volume 16 Nomor 3, November 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v16i3.9679

Abstract

Banjarmasin is dominated with the combination of land and river, which resulted many riverside areas in the city. These areas are functioned as settlements area, as well as commercial and public areas as the focus of the city’s development and the local’s daily activities. However, the rapid development in Banjarmasin still giving less attention to the development of green open spaces, despite the local connection with the river. Therefore, this research aimed to identify the local perception of green open space in the riverside areas of Banjarmasin through descriptive qualitative analysis. Questionnaires and observations in five study areas were done to obtain the local perception. The results show that the highest local perception index is for the  social aspects for 87,2 points and the lowest local perception index is the spatial planning aspects for 42,6 points. Banjarmasin needs to focus more on the spatial planning of green open spaces in riverside areas and enhancing the opportunity for locals to participate in any spatial planning process (participatory planning).
VALUASI VEGETASI POHON RUANG TERBUKA HIJAU OBJEK WISATA RELIGI MAKAM SULTAN SURIANSYAH DI TEPIAN SUNGAI KUIN KOTA BANJARMASIN Dienny Redha Rahmani; Hanny Maria Caesarina
EnviroScienteae Vol 15, No 2 (2019): EnviroScienteae Volume 15 Nomor 2, Agustus 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.667 KB) | DOI: 10.20527/es.v15i2.6947

Abstract

The value of vegetation for the community and the environment shows by the criteria of comfort and economic values that can be estimated. Sultan Suriansyah tomb tourist area located on the Kuin riverbank has vegetation that value as shade and aesthetics. Vegetation value in this area needs to be assessed to find out its ecological and economic values. Valuation of tree vegetation is conducted in two methods, the valuation of Convenience using the Thermal Humidity Index (THI) method and the stored Carbon Valuation method. Valuation of Vegetation shows that tree vegetation in the tourist area of the tomb of Sultan Suriansyah Kuin Banjarmasin is not good enough. This is based on the value of the resilience with HTI (>26) categorized as uncomfortable. Furthermore, the average value of carbon stored per day for one tomb area is still low.
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM PERENCANAAN KOTA SEBAGAI POTENSI PEMBENTUK SMART CITY Hanny Maria Caesarina; Nahdi Saubari
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 5, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.269 KB) | DOI: 10.20527/jukung.v5i1.6202

Abstract

Ruang terbuka hijau telah dikenal memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan. Ruang terbuka hijau dalam perencanaan kota kerap dianggap sebagai elemen pendukung terwujudnya smart city. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan seberapa jauh peran ruang terbuka hijau lewat penyediaan wifi corner dalam perencanaan kota menuju konsep smart city. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif berdasarkan observasi, survey lapangan dan serangkaian wawancara. Studi kasus yang diambil dalam penelitian ini adalah dua kota di Kalimantan Selatan, yaitu Banjarmasin dan Banjarbaru yang telah memiliki konsep smart city. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang terbuka hijau dalam perencanaan kota memiliki potensi yang kuat sebagai elemen pembentuk smart city. Apabila ruang terbuka hijau suatu kota telah direncanakan dengan baik dari berbagai segi fasilitas dan terkoneksi dengan jaringan internet yang berkualitas, maka dengan sendirinya konsep smart city akan lebih mudah dicapai. Kata kunci: perencanaan kota, ruang terbuka hijau, smart city, wifi corner. Green space has an important role in enhancing environmental quality of a city. Green space often considered as a supporting element for the concept of smart city. This research intended to acknowledge the role of green space through the installation of wifi corner in urban planning towards smart city. The methods that has been used was descriptive qualitative through observation, field survey and interviews. The case study in this research were Banjarmasin and Banjarbaru which already has the smart city concepts. The result shows that green space in urban planning is a potential element towards smart city. A well good planned green space with all the facilities that connected to a good internet network in a city might help forming the concept of smart city. Keywords: green space, smart city, urban planning, wifi corner.
PENYULUHAN PENTINGNYA TINJAUAN KEBIJAKAN SPASIAL UNTUK ARAHAN KESESUAIAN TATA RUANG DI KABUPATEN TANAH LAUT Hanny Maria Caesarina; Ratih Yuliandhari AR; Muhammad Yusuf Ridhani; Desy Puspitasari; Syarfiatul Uzma
Bakti Banua : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2021): BAKTI BANUA : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.801 KB) | DOI: 10.35130/bbjm.v2i2.256

Abstract

Kabupaten Tanah Laut merupakan wilayah di Kalimantan Selatan yang pada tahun 2021 termasuk salah satu Kabupaten yang diharuskan melakukan peninjauan kembali dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)nya. Sebagai landasan kegiatan tersebut, maka diperlukan tinjauan terhadap kebijakan spasial terkait Kabupaten Tanah Laut sesuai dengan hirarki perencanaan yang dimulai dari tingkat nasional, regional, hingga lokal. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan SKPD dan masyarakat Kabupaten Tanah Laut akan pentingnya tinjauan kebijakan untuk evaluasi kesesuaian rencana struktur dan pola ruang di wilayah Tanah Laut. Kegiatan ini dilakukan di kota Pleihari pada bulan September 2021 dengan melibatkan segenap SKPD (Satuan Kinerja Perangkat Daerah), dan masyarakat Kabupaten Tanah Laut. Kebijakan spasial yang ditinjau meliputi RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) tingkat Nasional dan Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri terbaru. Dari hasil penyuluhan didapatkan bahwa Kabupaten Tanah Laut termasuk dalam kebijakan nasional sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Metropolitan BanjarBakula sehingga memerlukan perencanaan yang lebih bersinergi untuk struktur dan pola ruang di Tanah Laut. Sebelum penyuluhan dilakukan, rata-rata hanya 44% dari keseluruhan peserta kegiatan yang memahami pentingnya tinjauan kebijakan, dan setelah pelaksanaan kegiatan meningkat menjadi 86%. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan memberikan manfaat yang cukup siginifikan dengan meningkatnya pemahaman peserta sebesar 42%.
Klasifikasi Wilayah Peri Urban Berdasarkan Aspek Fisik di Perbatasan Kabupaten Barito Kuala-Kota Banjarmasin (Studi Kasus: Kecamatan Alalak) Desy Puspita Sari; Hanny Maria Caesarina; Miftahul Ridhoni
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 2 (2022): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.85 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i2.57557

Abstract

Kecamatan Alalak adalah wilayah peri urban yang terletak di daerah perbatasan Kabupaten Barito Kuala terhadap Kota Banjarmasin.Seiring dengan perkembangannya Kecamatan Alalak banyak mendapatkan pengaruh dari aktivitas perkotaan, diiringi dengan pertumbuhan permukiman dan perumahan yang tidak terkendali dan tidak merata. Ada beberapa kawasan yang sangat padat dengan perumahan, ada pula yang masih didominasi oleh lahan pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi wilayah peri urban di Kecamatan Alalak yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis skoring dan overlay, sehingga diperoleh klasifikasi wilayah peri urban di Kecamatan Alalak yang terdiri dari peri urban primer, peri urban sekunder dan rural peri urban. Hasil analisis menunjukkan bahwa daerah yang termasuk dalam klasifikasi peri urban primer yaitu pada Kelurahan Handil Bakti dan Desa Berangas Timur. Daerah yang termasuk dalam klasifikasi peri urban sekunder yaitu pada Desa Pulau Sugara, Desa Pulau Alalak, Desa Semangat Karya, Desa Semangat Dalam, Desa Tatah Masjid Kelurahan Berangas, Kelurahan Berangas Barat, Desa Sungai Lumbah, dan Desa Beringin. Dan daerah yang termasuk dalam klasifikasi rural peri urban yaitu pada Desa Pulau Sewangi, Desa Semangat Bakti, Desa Balandean Muara, Desa Sungai Pitung, Desa Balandean, Desa Tanjung Harapan, dan Desa Panca Karya.
Perumusan Karakteristik Fisik Peri Urban Primer di Kota Banjarmasin Syarfiatul Uzma; Miftahul Ridhoni; Hanny Maria Caesarina
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 2 (2022): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.455 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i2.57596

Abstract

Wilayah peri urban merupakan wilayah yang memiliki karakteristik kekotaan dan kedesaan. Wilayah Peri urban memiliki karakteristik pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk yang tinggi, sektor ekonominya yang didominasi non-pertanian, dan kesadaran penduduk sebagai penduduk kota pada daerah tersebut. Adanya interaksi yang terjadi dengan wilayah kota maupun desa dapat mempengaruhi perkembangan wilayah peri urban. Perkembangan tersebut dapat menimbulkan perkembangan dan pembangunan wilayah yang tidak terarah dan terkendali. Kota Banjarmasin merupakan perkotaan yang mengalami pertumbuhan terutama sektor perdagangan dan jasa dan Kawasan permukiman.  Merujuk dari Teori Singh (2011) yang membagi 3 klasifikasi peri urban, yaitu peri urban primer (ciri kekotaan lebih mendominasi), peri urban sekunder (ciri kekotaan dan kedesaan saling mempengaruhi) dan rural peri urban (ciri kedesaan lebih mempengaruhi). Lokasi penelitian ini adalah kelurahan yang berada di Kota Banjarmasin yang berbatasan langsung dengan kabupaten/kota lain disekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah perumusan karakteristik peri urban primer berdasarkan aspek fisik di Kota Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif terhadap penelitian terdahulu dan metode expert judgement (pendapat para ahli). Variabel karakteristik fisik peri urban primer yang didapakan berupa karakteristik pemanfaatan lahan pertanian, kepadatan bangunan, persentase permukiman dan persentase jalan aspal. Karakteristik fisik yang didapat kemudian akan di lakukan verifikasi kepada narasumber ahli untuk menguji variable dan memilih karakteristik yang paling banyak dipilih oleh narasumber ahli yang bisa diterapkan di Kota Banjarmasin. Dari rangkaian analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 4 (empat) karakteristik fisik peri urban primer yang dapat diterapkan di Kota Banjarmasin, yaitu karakteristik pemanfaatan lahan pertanian, kepadatan bangunan, persentase permukiman dan persentase jalan aspal.